RECYCLE
1. Pendahuluan
Reaktor Reaktor
Separator Destilasi
Dehidrasi
Synthesis
Fresh
Product
Feeds
2.2 Flowchart
3. Uraian Proses
1. Fresh feed
Fresh feed terdiri dari komponen senyawa berupa gas hydrogen, karbon
monoksida, dan dimetil eter masuk kedalam reaktor hidrogenasi. Sebelum fresh feed
masuk ke reaktor dikondisikan temperaturnya dan tekanan sesuai dengan kondisi
operasi reaktor agar reaksi dalam reaktor berjalan dengan cepat. Berdasarkan patent,
temperature reaksi berkisar antara 100-400oC, dan yang paling optimal pada 200-
300oC dan tekanan berkisar antara 500-15000 kPa dan yang paling optimum 3000-
10000 kPa.
CO dan H2 merupakan synthesis gas yang diperoleh dari reaksi antara natural
gas yang masih mengandung mengandung komponen inert dengan steam pada
reaktor reforming dengan reaksi sebagai berikut:
CH4 + H2O CO + H2
CO + 2H2O CO2 + H2
2. Reaktor Synthesis
Reaktor yang digunakan dalam pembentukan etanol adalah reaktor
hidrogenasi, mekanisme reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah :
a. Reaksi sintesis methanol
Reaksi antara karbon monoksida dan gas hydrogen membentuk methanol
CO + 2H2 CH3OH
b. Reaksi karbonilasi
CH3OCH3 + CO CH3COOCH3
c. Reaksi hidrogenasi
Perbandingan molar methanol dan etanol pada reaksi ini adalah 1:2
dengan mekanisme reaksi sebagai berikut:
CH3COOCH3 + 2H2 C2H5OH + CH3OH
Katalis yang digunakan pada proses reaktor ini adalah oksida logam, biasanya
digunakan adalah zink oxide, kombinasi dengan couper, couper oxide, iron, iron
oxide, nikel, nikel oxide, titanium, titanium oxide, silica dan alumina. Reaktor
beroperasi secara isothermal dengan kondisi operasi pada temperature 427oF atau
219oC dan tekanan 217 Psia atau 1496 kPa, dengan asumsi konversi 100% dari DME
(Dimetil Eter) dan metil asetat.
3. Separator
Separator yang digunakan pada patent ini ialah berupa distillation column.
Distillation column merupakan suatu unit operasi dalam pemisahan suatu zat
berdasarkan perbedaan titik didih zat yang ingin dipisahkan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menuju atas kolom dan keluar sebagai light product,
sedangkan zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan menuju bawah kolom
dan keluar menjadi bootom product.
Pada proses pemisahan ini, komponen-komponen yang memiliki titik didih
yang lebih rendah berupa gas hidrogen, karbon monoksida, dan dimetil eter akan
menuju atas kolom dan komponen yang memiliki titik didih yang lebih tinggi seperti
metanol dan etanol akan keluar dari bagian bawah kolom sebagai bottom product.
Light product berupa gas hidrogen, karbon monoksida, dan dimetil eter akan
dialirkan kembali ke reaktor untuk di recycle, sedangkan bottom product berupa
metanol dan etanol akan dipisahkan kembali untuk mendapatkan etanol yang lebih
murni kandungannya.
4. Kolom Distilasi
Kolom distilasi pada proses ini berguna untuk memisahkan campuran
missible antara metanol dan etanol hasil pemisahan sebelumnya. Metanol akan
menjadi light product karena titik didihnya lebih rendah daripada titik didih etanol
dan tentunya etanol yang titik didihnya lebih tinggi akan menjadi bottom product.
Etanol yang diperoleh dapat mencapai tingkat persentase hingga 90% karena
melakukan pemisahan menggunakan kolom distilasi sangatlah efektif.
Metanol sebagai side product tidak serta merta dibuang begitu saja. Didalam
proses ini metanol dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan untuk membentuk
dimetil eter. Metanol didehidrasi dengan kondisi operasi tertentu sehingga metanol
tersebut akan terkonversi menjadi dimetil eter. Setelah terbentuk dimetil eter, zat ini
akan direcycle kembali kedalam reaktor synthesis untuk menyintesis etanol lagi.
5. Reaktor Dehidrasi
Reaktor dehidrasi merupakan suatu tempat untuk proses dehidrasi dimana
metanol didehidrasi untuk diubah menjadi dimetil eter. Adapun reaksinya dapat
dituliskan sebagai berikut
CH3OH CH3OCH3 + H2O
Dalam proses dehidrasi, digunakan beberapa katalis dalam prosesnya. Katalis
yang digunakan ialah besi klorida, tembaga sulfat, tembaga klorida, mangan klorida,
alumunium klorida, alumunium sulfat, kromium sulfat, alums, thorium, alumunium
oksida, titanium oksida, barium oksida, silaka gel alumunium sulfat, dan ion asam
liquid. Katalis yang lebih efektif ialah katalis heterogen, seperti alumunium oksida
dan alumunium silikat.