Anda di halaman 1dari 6

PRODUKSI ETANOL MENGGUNAKAN DIMETIL ETER

RECYCLE

1. Pendahuluan

Paten ini berhubungan dengan proses pembentukan etanol, yang mana


feednya berasal dari karbon monoksida, gas hydrogen, dan dimetil eter. Zona operasi
pada reaksi sesuai kondisi sebagai berikut:
1. Bagian dimana karbon monoksida bereaksi dengan hydrogen untuk
memproduksi metanol
2. Bagian dimana karbon monoksida bereaksi dengan dimetil eter untuk
memproduksi metil asetat
3. Bagian dimana gas hidrigen bereaksi dengan metil asetat untuk memproduksi
methanol dan etanol
Dari zona reaksi ke-3 etanol dipisahkan sebagai produk utama dan methanol
didehidrasi untuk memproduksi dimetil eter, yang mana akan di recycle kembali
untuk menghasilkan etanol.
Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa reaksi campuran antara
karbon monoksida, hydrogen, dan dimetil eter dapat dikonversikan menjadi methanol
dengan menggunakan single multi-component catalyst system. Methanol akan
menjadi produk samping yang ana apabila di dehidrasi akan menghasilkan sejumlah
dimetil eter, yang dapat digunakan kembali sebagai feed dimetil eter.
2. Blok Diagram dan Flowchart Pembuatan Etanol

2.1 Blok Diagram

Reaktor Reaktor
Separator Destilasi
Dehidrasi
Synthesis

Fresh
Product
Feeds

2.2 Flowchart
3. Uraian Proses

1. Fresh feed
Fresh feed terdiri dari komponen senyawa berupa gas hydrogen, karbon
monoksida, dan dimetil eter masuk kedalam reaktor hidrogenasi. Sebelum fresh feed
masuk ke reaktor dikondisikan temperaturnya dan tekanan sesuai dengan kondisi
operasi reaktor agar reaksi dalam reaktor berjalan dengan cepat. Berdasarkan patent,
temperature reaksi berkisar antara 100-400oC, dan yang paling optimal pada 200-
300oC dan tekanan berkisar antara 500-15000 kPa dan yang paling optimum 3000-
10000 kPa.
CO dan H2 merupakan synthesis gas yang diperoleh dari reaksi antara natural
gas yang masih mengandung mengandung komponen inert dengan steam pada
reaktor reforming dengan reaksi sebagai berikut:
CH4 + H2O CO + H2

CO dan H2 juga dapat diperoleh melalui reaksi oksidasi parsial. Keuntungan


utama reaksi oksidasi parsial metana ini adalah :

1. Dalam reaksi ini terjadi reaksi eksotermik


2. Memberikan perbandingan H2/CO. yang lebih rendah (H2/CO=21i )
3. Lebih selektif.

Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:

CH4 + 3/2 O2 CO + 2H2O

CO + 2H2O CO2 + H2

2. Reaktor Synthesis
Reaktor yang digunakan dalam pembentukan etanol adalah reaktor
hidrogenasi, mekanisme reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah :
a. Reaksi sintesis methanol
Reaksi antara karbon monoksida dan gas hydrogen membentuk methanol
CO + 2H2 CH3OH
b. Reaksi karbonilasi
CH3OCH3 + CO CH3COOCH3
c. Reaksi hidrogenasi
Perbandingan molar methanol dan etanol pada reaksi ini adalah 1:2
dengan mekanisme reaksi sebagai berikut:
CH3COOCH3 + 2H2 C2H5OH + CH3OH
Katalis yang digunakan pada proses reaktor ini adalah oksida logam, biasanya
digunakan adalah zink oxide, kombinasi dengan couper, couper oxide, iron, iron
oxide, nikel, nikel oxide, titanium, titanium oxide, silica dan alumina. Reaktor
beroperasi secara isothermal dengan kondisi operasi pada temperature 427oF atau
219oC dan tekanan 217 Psia atau 1496 kPa, dengan asumsi konversi 100% dari DME
(Dimetil Eter) dan metil asetat.
3. Separator
Separator yang digunakan pada patent ini ialah berupa distillation column.
Distillation column merupakan suatu unit operasi dalam pemisahan suatu zat
berdasarkan perbedaan titik didih zat yang ingin dipisahkan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menuju atas kolom dan keluar sebagai light product,
sedangkan zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan menuju bawah kolom
dan keluar menjadi bootom product.
Pada proses pemisahan ini, komponen-komponen yang memiliki titik didih
yang lebih rendah berupa gas hidrogen, karbon monoksida, dan dimetil eter akan
menuju atas kolom dan komponen yang memiliki titik didih yang lebih tinggi seperti
metanol dan etanol akan keluar dari bagian bawah kolom sebagai bottom product.
Light product berupa gas hidrogen, karbon monoksida, dan dimetil eter akan
dialirkan kembali ke reaktor untuk di recycle, sedangkan bottom product berupa
metanol dan etanol akan dipisahkan kembali untuk mendapatkan etanol yang lebih
murni kandungannya.
4. Kolom Distilasi
Kolom distilasi pada proses ini berguna untuk memisahkan campuran
missible antara metanol dan etanol hasil pemisahan sebelumnya. Metanol akan
menjadi light product karena titik didihnya lebih rendah daripada titik didih etanol
dan tentunya etanol yang titik didihnya lebih tinggi akan menjadi bottom product.
Etanol yang diperoleh dapat mencapai tingkat persentase hingga 90% karena
melakukan pemisahan menggunakan kolom distilasi sangatlah efektif.
Metanol sebagai side product tidak serta merta dibuang begitu saja. Didalam
proses ini metanol dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan untuk membentuk
dimetil eter. Metanol didehidrasi dengan kondisi operasi tertentu sehingga metanol
tersebut akan terkonversi menjadi dimetil eter. Setelah terbentuk dimetil eter, zat ini
akan direcycle kembali kedalam reaktor synthesis untuk menyintesis etanol lagi.
5. Reaktor Dehidrasi
Reaktor dehidrasi merupakan suatu tempat untuk proses dehidrasi dimana
metanol didehidrasi untuk diubah menjadi dimetil eter. Adapun reaksinya dapat
dituliskan sebagai berikut
CH3OH CH3OCH3 + H2O
Dalam proses dehidrasi, digunakan beberapa katalis dalam prosesnya. Katalis
yang digunakan ialah besi klorida, tembaga sulfat, tembaga klorida, mangan klorida,
alumunium klorida, alumunium sulfat, kromium sulfat, alums, thorium, alumunium
oksida, titanium oksida, barium oksida, silaka gel alumunium sulfat, dan ion asam
liquid. Katalis yang lebih efektif ialah katalis heterogen, seperti alumunium oksida
dan alumunium silikat.

Anda mungkin juga menyukai