Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam percobaan Heat Conduction Apparatus ini kita mempelajari tentang


peristiwa perpindahan panas dari satu material ke material lain melalui kontak
langsung atau yang lebih kita kenal sebagai perpindahan panas secara konduksi.
Panas yang merambat melalui media menyebabkan pergerakan molekul-molekul
logam yang semakin cepat dan menimbulkan benturan-benturan sehingga terjadilah
perpindahan panas tersebut. Perpindahan panas konduksi percobaan ini ditunjukkan
dengan dalam dua sistem yaitu sistem linier dan sistem radial.
Pada percobaan sistem linier yang dihitung adalah laju perpindahan panas
secara linier sepanjang batang logam yang diasumsikan panas yang berpindah hanya
satu arah. Material logam yang digunakan terdiri dari kuningan besar, kuningan kecil
dan stainless steel. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laju
perpindahan panas yaitu antara lain luas penampang, panjang penampang dan juga
jenis bahan.
Material logam diletakkan di bagian tengah, yaitu diantara suatu bahan yang
lebih panas (karena dibagian bawah bahan tersebut terdapat heater) dan bagian
lainnya bersifat lebih dingin (karean terdapat cooler). Dapat kita lihat bahwa panas
akan berpindah dari material yang panas atau temperatur yang tinggi menuju ke
temperatur yang lebih rendah. Air pendingin dialirkan ke dalam sistem bertujuan
untuk mendistribusikan temperatur agar tidak terjadi overheated. Melalui air
pendingin ini pula perbedaan temperatur di setiap titik dapat dicapai. Oleh karena
itulah perubahan temperatur yang didapatkan hasilnya terus menurun. Aliran air pada
alat ini adalah co-current, dimana arah aliran air searah dengan aliran panas pada
peralatan. Pada praktiknya aliran co-current tidaklah efisien, tetapi arah aliran cross-
current atau counter-current yang memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Harga
T1 lebih besar dari harga T2, harga T2 lebih besar dari harga T3, harga T3 lebih besar
dari harga T4, dan begitulah seterusnya sampai dengan T9. Pada percobaan sistem
linier ini kita mengetahui profil temperatur secara linier sehingga kita bisa
menghitung laju panas perpindahan panas.
Sedangkan pada percobaan sistem radial, panas yang mengalir lebih merata.
Dikarenakan poros pada sistem radial ini terdapat di bagian tengah sehingga distribusi
temperaturnya dapat menyebar ke segala arah tidak seperti pada sistem linier yang
hanya searah. Dengan mengetahui profil temperatur sistem radial, kita bisa
menghitung laju perpindahan panas. Sama halnya dengan perpindahan panas
konduksi pada sistem linier, harga yang didapat untuk T1 lebih besar dari harga T2 dan
seterusnya sampai T9. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh aliran panas dari
heater (T1, T2, T3) menuju ke arah yang lebih dingin yaitu cooler (T7, T8, T9) melalui
material logam (T4, T5, T6). Pada sistem radial ini, perubahan panas di titik T4, T5, dan
T6 ini tidak lagi diperhitungkan karena sudah dianggap konstan. Hal ini berkenaan
dengan sumbu pada sistem radial ini yang berbentuk silinder sehingga pada saat
melewati titik di bagian tengah yaitu T4, T5, dan T6, perubahan temperaturnya konstan.
Untuk harga Q dihitung pada setiap perubahan temperatur dari percobaan.
Ternyata harga Q yang didapatkan dari perhitungan jauh lebih besar dari harga Q
yang disupply. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan pada saat pembacaan
temperatur ketika harga Q pada watt meter belum cukup stabil dan juga laju panas
selalu tak menentu atau selalu berubah-ubah. Atau mungkin juga karena adanya
pengaruh jenis bahan dan ketebalan bahan yang dipakai.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan luas
penampang, tebal penampang, jarak material dari sumber panas dan jenis bahan
terhadap profil temperatur sepanjang konduktor panas. Ternyata semua hal tersebut
memberi pengaruh yang cukup besar dalam perhitungan laju perpindahan panas,
dimana pada teori luas penampang tidaklah mempengaruhi hasil perhitungan laju
perpindahan panas. Terjadinya perbedaan ini disebabkan oleh laju alir Q supply yang
selalu berubah-ubah sehingga pembacaan temperatur menjadi sulit.
BAB VI
PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Panas akan berpindah dari material yang panas atau temperatur yang tinggi menuju
ke temperatur yang lebih rendah.
2. Air pendingin dialirkan ke dalam sistem bertujuan untuk mendistribusikan
temperatur agar tidak terjadi overheated. Melalui air pendingin ini pula terjadi
perbedaan temperatur di setiap titik.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju perpindahan panas, yaitu:
a. Luas Permukaan Penampang.
b. Panjang Penampang (jarak material dari sumber panas)
c. Jenis Bahan.
4. Perbedaan temperatur pada setiap bahan menunjukkan konduktivitas masing-
masing bahan tersebut.
5. Konduktivitas termal merupakan sifat atau ukuran kemampuan suatu bahan dalam
mendistribusikan panas.
6. Pada sistem linier panas mengalir satu arah sedangkan pada sistem radial panas
terdistribusi lebih merata ke segala arah.
2. Saran
Sebaiknya pembacaan temperatur pada alat haruslah benar-benar teliti agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations. Edisi Ketiga.
USA : A Simon & Schuster Company.

Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. USA: McGraw-Hill Company.

Treyball, Robert E.1987. Mass Transfer Operation. Edisi Ketiga. USA: McGraw-Hill
Company.

White, Frank M. 1984. Heat Transfer. USA: Addison Wesley Publishing


Company.

Welty, James R. et.al. 1999. Fundamental of Momentum, Heat and Mass Transfer.
Edisi Keempat. USA: John Wiley & Sons Inc.

Anda mungkin juga menyukai