Anda di halaman 1dari 15

2.

Metanol
2.1.Introduksi
1.1.2. Sifat fisik dan penggunaan
• Metanol disebut juga metil alkohol adalah senyawa
dari jenis alkohol yang paling sederhana sifatnya.
• Rumus kimia : CH3OH
• Sifat – sifat metanol :
- cairan tidak berwarna
- Mudah menguap
- Mudah terbakar
- Mudah bercampur dengan air
- Sg = 0,7923
- Titik didih 64,5 oC
- Flash point 12,2 oC
1.1.3.Penggunaan Metanol :
Metanol digunakan sebagai bahan baku utama industri
:
- formaldehyde
- dimethyl terepthalate
- Hexamine
- Methyl tertiary Butil Ether
- Sebagai pelarut di berbagai sektor idustri
Di Indonesia digunakan sebagai bahan utama
formaldehyde.
1.1.4.Produsen Metanol
- Kilang Methanol Bunyu Milik Pertamina ,
berproduksi tahun1986.
- Kapasitas produksi : 330.000 ton per tahun.
PT Kaltim Metanol Industri (KM) , berlokasi di
kawasanIndustri Pupuk Kaltim Bontang
Kalimantan Timur.
Kapasitas produksi : 660.000 ton pertahun
2.2. Metanol plant
Kilang metanol Pertamina
Kapasitas produksi 1000 ton per hari.
Bahan baku : campuran CO,CO2 dan H2.
Asal bahan baku : Steam Reforming Natural Gas.
Uraian Proses : Proses pembuatan metanol melalui lima
tahap :
2.2.1.Desulfurisasi
Untuk menghilangkan impurities sulfur yang
terkandung di dalam bahan baku.
Bila tidak dihilangkan akan meracuni katalis
proses reforming berikutnya.
• Kondisi operasi desulfurisasi :
Temperatur : 400oC
Tekanan : 29 atmosfir.
Senyawa sulfur : H2S dan RSH
Pada proses ini digunakan katalis Zinc Oxida dan Cobalt
Molybdate.
H2S dihilangkan dengan fix bed katalis sedangkan RSH
dihilangkan dengan Hydrogenasi dengan katalis Cobalt
Molybdate.
Proses Desulfurisasi :
Terdiri dari single bed cobalt molybdate dan doble
bed zinc oxide .
Bed I ZnO sebagai katalis dan adsorbent senyawa –
senyawa sulfur, H2S.
Senyawa sulfur merkaptan diurai menjadi hidrokarbon
dan hidrogen sulfida.
Senyawa Thiopen ( senyawa hidrokarbon lingkar yang
mengandung sulfur ) dihidrogenasi menjadi hidrogen
sulfida oleh COBALT MOLYBDATE, Kemudian Diabsorpsi
oleh oleh Zinc oxide dari Bed II dan diubah menjadi
ZnS.
Reaksi desulfurisasi :
ZnO + H2S  ZnOS + H2
RSH + H2  RH + H2S
2.2.2. Sintetis gas dengan proses reforming ,
Gas alam (CH4) dengan steam (H2O) di dalam katalis
NiO( Nikel oksida ) dengan proses reforming
membentuk campuran gas ( reformat gas ) CO, CO2
dan H2 .
Proses berlangsung dalam reaktor tube dan kondisi
operasi temperatur dijaga dengan pemanas api (
burner ) dari luar.
Temperatur 870 Oc
Tekanan 19,3 Atm. Katalis : nikel oxide
Reaksi utama reforming :
CH4 + H2O  CO + 3 H2
CO + H2O CO2 + H2

Reaksi samping :
2CO  CO2 + C
2C +2 H2O   CO2 + CH4
2.2.3. Sintesa Metanol
Gas reformer didinginkan kemudian dikompresi
bersama gas recycle kemudian dialirkan ke reaktor .
Reaktor berupa tubular reactor, yaitu berupa shell dan
tube, dan katalis ada di dalam tube.
Gas mengalir di dalam tube, masuk dari bagian atas
reaktor dan keluar dari bagian dasar kolom.
Reaksinya eksoterm sehingga tekanan naik menjadi
277,5 atm, temperatur 200 -300 Oc
Katalis : Cooper Zinc Oxide ( CuZnO) .
Hasil reaksi reforming :
berupa metanol, gas sintetis yang tidak bereaksi dan
hasil samping.
Reaksi pembentukan metanol:
2H2 + CO  CH3OH + Q
3H2 + CO2   CH3OH + H2 + Q
Reaksi samping :
4H2 + 2 CO  CH3 + CH3O + H2O
2.2.4. Distilasi Metanol
Gas hasil sintesa proses 3 didinginkan , kemudian
dikenakan proses distilasi untuk memisahkan
metanol dari produk samping.
Produk samping mempunyai titik didih yang lebih
rendah atau lebih tinggi sehingga dapat dipisahkan
dengan distilasi.

Anda mungkin juga menyukai