PENGUSAHA
MUSLIM
Karya: Ustadz Ammi Nur Baits hafidhohullah
﷽
KATA PENGANTAR
Tidak lupa ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ustadz Ammi
Nur Baits dan tim, semoga Allah selalu menjaga beliau serta tim dan selalu
memberkahi semuanya.
Penulis,
Hamba Allah
Link Playlist: https://www.youtube.com/playlist?
list=PLy6kwIr7M03lyThc99XA4GfsQMGtJO9HJ
Pertemuan 1
Kita mempelajari ini, karena kita sadar bahwasannya semua yang kita
miliki akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala. Seorang muslim
meninggalkan yang haram karena dia sadar akhirat. Karena itu saat membahas
harta haram Allah kaitkan dengan akhirat.
Dzhonna disni bermakna yakin. Karena selain itu dzonna juga bisa
bermakna dugaan.
Halal haram itu bukan hanya murni urusan dunia, tapi juga menyangkut
akhirat.
Dalam urusan harta kita akan ditanya dari dua hal. Bagaimana kita
mendapatkannya dan bagaimana cara kita menggunakannya.
Disnilah kita bisa lihat arti penting aqidah dan tauhid yang kuat.
QS. Al-an’am 42
Mendapat kemanan dan hidayah karena beriman dan tidak mengotori
imannya dengan noda kesyirikan. Jaminan keamanan itu 2:
1) Jaminan keamanan fisik. Sehingga fisik kita aman tidak terganggu. Ini
diberikan oleh Allah kepada seluruh hambanya baik mu’min atau kafir.
Siapa yang dalam kondisi sehat wal ‘afiyat maka dia mendapatkan ini.
2) Jaminan keamanan bathin. Ini lebih tinggi dari yang pertama. Muncul
dari iman, karena mempunyai ketergantungan hati kepada Allah.
seseorang akan lebih berani menghadapi segala bentuk resiko, bahkan
sampai rasa takut yang mengancam nyawa. Inilah yang diberikan
kepada para Nabi dan orang-orang shalih di masa silam.
Boleh. Dalilnya hadits ‘Aisyah yang memberi Bariroh. Semua persyaratan yang
bukan dari kitab Allah maka bathil.
Diperbolehkan melakukan akad yang mudab, meskipun disitu ada salah satu
kaluse yang bathil. Dengan catatan (syarat):
1. Akad mubah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Jika tidak ada maka
sangat mengalami kesulitan. Seperti wifi, telepon, listrik dll
2. Kaluse bathil itu sifatnya sepihak, bukan permintaan kita. (akad ‘id’an
yaitu akad yang semua perjanjiannya ditetapkan oleh satu pihak sedangkan
pihak yang kedua tidak memiliki andil sama sekalii) akad ‘id’an
diperbolehkan oleh para ulama dengan ketentuan tidak boleh ada klause
yang dzolim.
3. Klause yang haram itu mungkin dihindari. Yaitu jika bayar tepat waktu
tidak mendapat denda.