Anda di halaman 1dari 50

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’atala atas


limpahan Rahmat dan Nikmat-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi
wassalam.
Terjemahan dari kitab ‘Asyru Mujibaat Linnajah, karya Syaikh
Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr hafizhahullah ini dibuat sebagai
bahan dalam Dauroh Syar’iyah yang ke-3 Al Hikam Bersama Ustadz
Afifi Abdul Wadud, BA Hafidzahullah yang diselenggarakan pada
tanggal 25 – 28 Mei 2023 di Kota Pontianak.
Sekian pengantar dari kami, semoga risalah kecil ini bisa bermanfaat
bagi penulis sendiri serta kaum muslimin pada umumnya. Aamiin

Pontianak, Syawal 1444 H


Perkumpulan Amal Bersama Al Hikam

Soewaldi Abu Salim, S.Pd


Alih Bahasa

‘Asyru Mujibaat Linnajah


MUQADDIMAH

Segala puji hanya milik Allah, tuhan semesta alam. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada hamba Allah, rasul dan kekasihNya
nabi kita Muhammad beserta keluarga, seluruh sahabat, dan orang-
orang yang mengikutinya dengan kebaikan hingga hari kiamat.

Amma ba’du.

Sesungguhnya seorang hamba yang mendapatkan taufiq akan


bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri dan membersihkannya
dan menyelamatkan jiwanya didunia dan akhirat dari segala macam
kejelekan dan segala yang bisa membinasakannya. Inilah cita-cita yang
agung, tujuan mulia dimana orang-orang mukmin bersemangat untuk
mencapainya. Mereka sibuk memikirkan perkara keselamatan ini,
mereka mencari faktor-faktor keselamatan dan kesuksesannya, sampai-
sampai perkara ini ada pada sebaik-baik generasi umat ini setelah nabi
shallallahu ‘alayhi wasallam, merekalah tiga khalifah pertama umat ini
radiyallahu ‘anhum.

Dari utsman bin Affan radhiyallahu’anhu beliau berkata, kami pernah


duduk-duduk ditempat yang ada naungan tinggi maka lewatlah umar bin
k hattab radhiyallahu’anhu kepadaku dan beliau mengucapkan salam,
sementara aku tidak menyadari beliau lewat dan menyampaikan salam,
kemudian umar radhiyallahu’anhu pun berlalu menuju ke abu bakar
radhiyallahu’anhu dan umar berkata kepadanya, apakah tidak
mengherankanmu, saya melewati usman dan memberi salam
kepadanya dan dia tidak menjawab!

‘Asyru Mujibaat Linnajah 1


Maka umar dan abu bakar (saat itu pada masa pemerintahan abu bakar
radhiyallahu’anhu) mereka berdua mengucapkan salam bersama
kepadaku, kemudian abu bakar radhiyallahu’anhu berkata, “telah datang
kepadaku saudaramu - umar, dan dia bercerita bahwa dia melewatimu
dan memberi salam kepadamu sementara kamu tidak menjawab
salamnya, apa yang menjadikanmu seperti itu?”

Maka aku berkata, demi Allah aku tidak merasakan engkau lewat dan
memberi salam kepadaku, maka abu bakar radhiyallahu’anhu
menjawab, sungguh benar usman, pasti ada sesuatu yang
menyibukkanmu dari hal itu!?

Maka usman berkata, benar.

Apa itu, tanya abu bakar.

Utsman berkata, Allah azza wajalla mewafatkan nabinya shallallahu


‘alayhi wasallam sebelum saya menanyakan kepada beliau tentang
jalan keselamatan.

Maka abu bakar radhiyallahu’anhu berkata, sungguh aku telah


menanyakan hal tersebut. Maka aku kemudian berdiri dihadapan abu
bakar, dan berkata kepadanya, tukas usman, bapak dan ibuku sebagai
tebusannya, engkau memang lebih layak untuk menanyakannya. Abu
bakar menjawab, aku berkata kepada nabi, wahai rasulullah apakah
jalan keselamatan dari perkara (fitnah) ini? Maka rasulullah shallallahu
‘alayhi wasallam menjawab, barangsiapa yang menerima dariku

‘Asyru Mujibaat Linnajah 2


sebuah kalimat yang aku tawarkan kepada pamanku (abu thalib)
sementara pamanku menolaknya, maka baginya keselamatan.1

Maka barangsiapa yang memperhatikan kisah yang agung ini, maka dia
akan mengetahui bahwa sebab keselamatan merupakan perkara yang
agung sampai-sampai hal tersebut menyibukkan fikiran orang-orang
yang beriman dan orang-orang yang jujur. Inilah usman
radhiyallahu’anhu, beliau betul-betul memikirkan perkara keselamatan,
padahal beliau telah dikabarkan nabi shallallahu ‘alayhi wasallam “dan
usman di surga”2, dan sabda nabi shallallahu ‘alayhi wasallam “tidak ada
yang akan membahayakan usman atas apa yang telah beliau amalkan
hari ini”.3

Disebutkan dari Abdullah bin rawahah radhiyallahu’anhu, bahwa beliau


pernah berada dirumahnya dan disisinya ada istrinya, maka Abdullah
menangis, maka istrinya bertanya, apa yang membuatmu menangis,
maka Abdullah berkata, saya teringat firman Allah azza wajalla “Dan
tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi
neraka itu. Yang demikian itu di sisi Rabb kalian adalah kepastian
yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang
zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” Surah Maryam 71-

1
Dikeluarkan imam ahmad dalam musnadnya dengan sanad yang hasan
2
Dikeluarkan imam abu dawud dalam sunannya, serta dishahihkan al albani dalam ar
raudhun nadhir
3
Dikeluarkan imam tirmidzi dan di hasankan al albani di dalam al Misykat
‘Asyru Mujibaat Linnajah 3
72”, sementara aku tidak tau, apakah aku akan selamat darinya ataukah
tidak!?”4

Apabila demikian keadaan orang-orang awal dari kalangan sahabat


dalam mencari sebab-sebab keselamatan didua alam, sementara
mereka telah dikabarkan bahwa mereka akan masuk surga, maka
bagaimana keadaan orang-orang yang belakangan?!

Ini adalah risalah ringkas yangmana aku bersemangat menunjukkan


didalamnya sepuluh perkara sebab keselamatan, semestinya setiap
muslim mempelajarinya dan mengamalkannya, berahlak dengannya,
serta mengajarkannya bagi orang-orang yang mampu untuk dia ajari
dari kalangan keluarga dan saudaranya, agar mereka meraih
keselamatan di dunia dan di hari kiamat, dan dia beroleh kenikmatan
abadi didalam surga yang penuh kenikmatan.

Karena sesungguhnya menyeru para hamba kepada keselamatan dan


memudahkan jalan-jalannya, mengingatkan sebab-sebabnya
merupakan petunjuk yang lurus dan Sunnah yang telah berlalu,
sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an Hai kaumku, bagaimanakah
kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu
menyeru aku ke neraka? Surah Ghafir: 41

Telah dikatakan:

Mengapa engkau ridha agama kalian terkotori

4
Dikeluarkan al hakim dalam mustadrak
‘Asyru Mujibaat Linnajah 4
Sementara sepanjang hari pakaianmu engkau bersihkan dari semua
kotoran
Engkau berharap keselamatan sementara engkau tidak menempuh
jalannya
Sesungguhnya kapal tidak berlayar diatas daratan
Sesungguhnya Allah azza wajalla telah menerangkan pada hamba-
hambanya jalan-jalan keselamatan, dan membuka pintu-pintu
keselamatan, memperkenalkan sebab-sebab memperoleh
kebahagiaan, dan memberikan sebab-sebabnya, serta memperingatkan
tentang bahaya maksiat dan Dia mempersaksikan atas diriNya dan
selainNya tentang keburukan dan akibat dosa tersebut.

Sungguh bagus apa yang diucapkan seseorang:

Alangkah meruginya umur terus berkurang dan telah terpangkas


Waktunya senantiasa berada antara kehinaan malas dan kelalaian
Sementara kaum telah mengambil sebab-sebab keselamatan
Mereka telah mencapai cita-cita tertinggi meskipun dengan perlahan
Semoga shalawat, salam dan keberkahan dan nikmat atas hamba dan
rasulNya, nabi kita Muhammad dan keluarga serta sahabatnya semua.
5

5
Asal risalah ini adalah ceramah yang disampaikan di Jami’ Birul walidain di tabuk
pada 22/8/1435 H dan sungguh sebagian jamaah telah bersungguh-sungguh untuk
mengumpulkan dan menyusunnya serta memintaku untuk mengecek dan
menambahkan catatan penting didalamnya. Dan kepada Allah aku memohon agar
membalas siapa saja yang telah mengerahkan usahanya dalam menyebarkan
kebaikan yang ada didalamnya ditengah-tengah kaum muslimin dengan sebaik baik
balasan, terkhusus kepada teman-teman di maktabah itqan di daulah Kuwait.
‘Asyru Mujibaat Linnajah 5
DAFTAR ISI

MUQADDIMAH ................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................... 6
SEBAB PERTAMA .............................................................................. 7
SEBAB KEDUA ................................................................................. 14
SEBAB KETIGA ................................................................................ 20
SEBAB KEEMPAT ............................................................................ 24
SEBAB KELIMA ................................................................................ 27
SEBAB KETUJUH ............................................................................. 34
SEBAB KEDELAPAN ........................................................................ 37
SEBAB KESEMBILAN ....................................................................... 40
SEBAB KESEPULUH ........................................................................ 43
PENUTUP ......................................................................................... 48

‘Asyru Mujibaat Linnajah 6


SEBAB PERTAMA
TAUHID KEPADA ALLAH DAN MEMURNIKAN IBADAH HANYA
UNTUKNYA

Sebesar-besar sebab keselamatan pada hari kiamat, bahkan tidak ada


keselamatan tanpanya, yakni tauhid kepada Allah azza wajalla dan
memurnikan ibadah hanya untukNya. Dan telah berlalu kisah yang
agung sebagaimana dalam sabda nabi shallallahu ‘alayhi wasallam,
barangsiapa yang menerima dariku sebuah kalimat yang aku
tawarkan kepada pamanku (abu thalib) sementara pamanku
menolaknya, maka baginya keselamatan. Dan maksud dari kalimat
diatas yakni kalimat tauhid (laa ilaha illaallah)6

Bukanlah maksudnya hanya mengucapkannya sebatas di lisan, bahkan


yang diinginkan yakni, merealisasikan apa yang dituntut darinya berupa
memurnikan ibadah hanya kepada Allah dan mentauhidkannya.

Tauhid merupakan tujuan yang dengannya Allah menciptakan


mahlukNya, karena sebab tauhid Allah menghadirkan mereka,
sebagaimana firman Allah Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Adz
Dzariyat : 56) dan firman Allah Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia (Al Isra:23), dan firman
Allah Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah

6
Dikeluarkan imam ahmad dalam musnadnya dengan sanad yang hasan
‘Asyru Mujibaat Linnajah 7
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus (Al Bayyinah: 5)

Maka pondasi keselamatan dan kesuksesan dihari kiamat yakni tauhid


kepada Allah. Keselamatan yang diperoleh dengannya mencakup dua
macam,

❖ Keselamatan dari masuk neraka

Seseorang yang merealisasikan tauhid dengan konsekuensi yang


sempurna, maka dia tidak akan masuk neraka, bahkan masuknya dia
ke surga di sesi pertama, tanpa hisab dan adzab.

❖ Keselamatan dari kekal di neraka

Keselamatan jenis ini bagi mereka yang belum sempurna dan


menyempurnakan tauhidnya. Bahkan mereka yang terjatuh pada
sejumlah maksiat dan dosa-dosa besar yang melemahkan iman dan
tauhidnya, serta dengan sebab-sebab tersebut berhak masuk neraka,
maka tauhid akan menyelamatkannya dari kekal di neraka, kemudian
tempat kembalinya adalah surga.

Adapun orang yang datang pada hari kiamat tanpa tauhid, maka tidak
ada harapan baginya untuk selamat selama-lamanya, dan tidak ada
jalan baginya untuk mendapatkan rahmat dan ampunan Allah.

Allah azza wajalla berfirman melalui lisan rasulnya, Isa alayhissalam


Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka (Al-Maidah : 72)
‘Asyru Mujibaat Linnajah 8
Dan Firman Allah Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka
Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan
tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami
membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di
dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami
akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah
kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu
dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau
berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi
orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Fathir: 36-37)

Dan sungguh Allah azza wajalla telah menyebutkan tiga pembagian –


orang yang selamat dari masuk neraka, orang yang selamat dari kekal
di neraka, dan orang yang tidak selamat sama sekali – secara berurutan
dalam firmanNya Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-
orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara
mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara
mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang
lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu
adalah karunia yang amat besar (Fathir : 32) sampai kepada
firmanNya Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam.
Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula)
diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas
setiap orang yang sangat kafir. (Fathir:36-37)

‘Asyru Mujibaat Linnajah 9


Maka golongan yang pertama dalam firmanNya subhanahu wataala dan
di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan merekalah yang selamat
dari masuk neraka, mereka masuk surga di sesi pertama tanpa hisab
dan adzab.

Perbedaan antara muqtashid dan pendahulu kebajikan, muqtashid yakni


mereka yang menunaikan kewajiban dan meninggalkan keharaman,
adapun pendahulu kebajikan yakni mereka yang menambah dengan
mengerjakan hal-hal yang dicintai dan disunnahkan.

Adapun golongan yang kedua dalam firmanNya subhanahu wataala di


antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri merekalah
yang selamat dari kekal di neraka ketika mereka masuk kedalamnya
karena dosa-dosa mereka.

Adapun orang-orang yang mendholimi dirinya yakni mereka yang


mendholimi dirinya dengan maksiat dan dosa-dosa selain kekufuran,
maka orang ini layak mendapat hukuman dan masuk neraka, akan tetapi
apabila dia masuk ke neraka maka dia tidak akan kekal didalamnya,
bahkan dia akan selamat dengan karunia Allah subhanahu wataala
atasnya karena adanya tauhid dan memurnikan ibadah kepadaNya.

Adapun golongan yang ketiga, sebagaimana disebutkan dalam firman


Allah, Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka
tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula)
diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas
setiap orang yang sangat kafir (Fathir ayat 37)

‘Asyru Mujibaat Linnajah 10


Maka mereka inilah yang tidak ada harapan untuk selamat pada hari
kiamat, karena mereka tidak mentauhidkan Allah, bahkan mereka
datang dengan perkara-perkara yang membatalkan tauhidnya baik syirik
maupun kufur.

Abdullah bin mas’ud radhiyallahu’anhu bercerita ketika turun Orang-


orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (surah al An’am : 82) maka membuat para sahabat
nabi merasa berat sehingga mereka berucap, siapa diantara kita yang
tidak pernah mendholimi dirinya? Maka nabi shallallahu ‘alayhi wasallam
menjawab, bukanlah ayat tersebut sebagaimana kalian sangka, bahkan
yang dimaksud sebagaimana ucapan lukman kepada anaknya, "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar (Lukman ayat 13) maka nabi menjelaskan kedholiman tersebut
dengan kesyirikan, maka inilah bentuk keamanan dari kekalnya adzab.

Dari umar radhiyallahu’anhu bahwa beliau menafsirkan dholim yakni


dosa, maka pelakunya akan memperoleh keamanan dari setiap siksa.

Syaikhul Islam ibn taimiyah rahimahullah berkata, para shahabat


merasa berat dengan ayat diatas karena mereka menyangka bahwa
kedholiman yang disyaratkan yakni kedholiman sang hamba atas
dirinya, dan bahwasannya keamanan dan hidayah tidak akan
didapatkan kecuali bagi orang yang tidak pernah mendholimi dirinya.
Maka nabi shallallahu ‘alayhi wasallam menjelaskan kepada mereka
bahwa kesyirikan itulah yang diistilahkan sebagai kedholiman dalam

‘Asyru Mujibaat Linnajah 11


kitabullah azza wajalla. Maka pada saat itulah, keamanan dan hidayah
tidak akan didapatkan kecuali bagi mereka yang tidak mencampur
adukkan keimananannya dengan kedholiman ini. Maka siapa saja yang
yang tidak mencampur adukkan keimananannya dengan kedholiman,
maka dialah pemilik keamanan dan hidayah, sebagaimana golongan
terpilih yang Allah sebutkan Kemudian Kitab itu Kami wariskan
kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
(Fathir: 35).

Dan perkara ini tidak menolak bahwa orang tersebut akan bebas dari
hukuman lantaran dosa-dosa yang dilakukannya ketika dia belum
bertaubat, sebagaimana firman Allah Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula (Al Zalzalah: 8).

Abu bakar radhiyallahu’anhu pernah bertanya kepada nabi tentang hal


yang demikian, siapa diantara kita yang tidak pernah melakukan
keburukan sedikitpun? Maka nabi shallallahu ‘alayhi wasallam
menjawab, wahai abu bakar, tidakkah engkau pernah ditimpa keletihan?
Tidakkah engkau pernah merasakan kesedihan? Tidakkah engkau
pernah menderita sakit berat? Maka yang demikian itu merupakan
balasan bagi keburukan yang pernah kita lakukan. 7

7
Dikeluarkan imam ahmad dalam musnadnya, asalnya dalam jami’ at tirmidzi,
dishahihkan al Albani
‘Asyru Mujibaat Linnajah 12
Maka jelaslah bahwa seorang mukmin apabila dia bertaubat kemudian
dia masuk surga maka boleh jadi kejelekan-kejelekannya telah dibalas
didunia dengan musibah yang menimpanya. Barangsiapa yang selamat
dari tiga jenis kedholiman maka baginya keamanan dan hidayah yang
sempurna.

Barangsiapa yang dirinya tidak selamat dari kedholiman, maka baginya


keamanan yang mutlak dengan maksud dia pasti masuk surga
sebagaimana yang dijanjikan dalam ayat yang lain. Allah ta’ala telah
memberikan dia hidayah kepada jalan yang lurus, dimana penghujung
jalan tersebut adalah surga. Dia mendapat keamanan dan hidayah
sekadar iman dan kedholimannya. 8

8
Al Iman karya Ibnu Taimiyyah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 13
SEBAB KEDUA
MENELADANI SUNNAH NABI

Memberikan perhatian kepada Sunnah nabi dan petunjuk beliau yang


mengandung keberkahan yang mana rasulullah shallallahu ‘alayhi
wasallam berada diatasnya dengan mempelajari dan mengamalkannya
termasuk sebab yang agung untuk selamat pada hari kiamat. Oleh
karenanya imam malik bin anas rahimahullah mengatakan, barangsiapa
yang ingin selamat maka wajib baginya berpegang kepada kitabullah
dan Sunnah nabinya shallallahu ‘alayhi wasallam.9

Beliau rahimahullah juga berkata, Sunnah itu ibarat bahtera nabi nuh,
barangsiapa yang naik keatasnya maka dia selamat, dan barangsiapa
yang tertinggal darinya maka dia akan tenggelam.10

Sesungguhnya dunia permisalannya bagaikan lautan dimana semua


manusia harus melewatinya agar mereka bisa menyeberanginya
menuju pantai yang disana ada pemukiman, rumah dan tempat tinggal
mereka. Dan mereka tidak mungkin menyeberanginya kecuali dengan
bahtera penyelamat, maka Allah mengutus para rasulnya untuk
mengenalkan kepada umatnya bagaimana cara menaiki bahtera
penyelamat, dan memerintahkan mereka untuk mengejarnya dan
mengendarainya, itulah mentaati Allah dan para rasulNya, dan
beribadah hanya kepada Allah, dan memurnikan ibadah hanya

9
Dzammul hawa wa ahlihi karya abu ismail al harowi
10
Dikeluarkan oleh Al khotib al Baghdadi dalam Tarikh
‘Asyru Mujibaat Linnajah 14
kepadaNya, mengerahkan segala kemampuan untuk meraih akhirat dan
bersemangat mengejarnya. Maka orang-orang yang mendapatkan
taufik bangkit dan menaiki bahtera tersebut. Serta mereka benci untuk
tenggelam dalam lautan, dimana mereka meyakini tidak mungkin
mereka menyeberangi lautan dengan memasuki dan berenang
didalamnya.

Adapun orang-orang dungu maka mereka merasa sulit membuat


bahtera, mempersiapkan peralatan dan mengendarainya. Mereka
berkata, kita masuk saja ke dalam lautan, apabila kita letih maka kita
berenang saja didalamnya. Demikianlah kebanyakan yang terjadi pada
penghuni dunia, mereka masuk kedalamnya dan tatkala mereka lemah
dan tak berdaya, mereka berusaha berenang lantas kemudian mereka
tenggelam didalamnya. Sementara pengendara bahtera akan selamat
sebagaimana pengikut nabi Nuh alaihissalam yang selamat
bersamanya, sementara penduduk bumi semuanya tenggelam. Maka
perhatikanlah permisalan ini dan kondisi pecinta dunia, sehingga jelas
bagimu demikianlah kenyataan yang ada. 11

Maka diantara sebab keselamatan yakni perhatian terhadap Sunnah


nabi yang mulia shallallahu ‘alayhi wasallam, dan kokoh diatas petunjuk
beliau yang lurus. Sungguh Allah azza wajalla berfirman, Sungguh,
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

11
Dikutip dari ucapan ibnul qayyim dalam uddatush shobirin
‘Asyru Mujibaat Linnajah 15
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Al
Ahzab : 21)

Allah juga berfirman, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi


perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab
yang pedih (surah nur: 63), serta ayat lainnya yang semakna dengan
ini sangat banyak.

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, dan yang dimaksud yakni


meneladani rasulullah berbanding lurus dengan kemuliaan, kecukupan
serta pertologan yang akan didapatkan seseorang, sebagaimana pula
meneladani rasulullah berbanding lurus dengan kuantitas hidayah,
kesuksesan, dan keselamatan. Allah azza wajalla mengaitkan
kebahagiaan didua negeri, dengan meneladani beliau. Allah menjadikan
pula kesengsaraan dua negeri dengan sebab menyelisihi beliau. Maka
bagi mereka yang meneladani beliau akan mendatangkan hidayah,
keamanan, kemuliaan, kecukupan, pertolongan, kekuasaan, kekuatan,
serta kehidupan yang baik dunia dan akhirat. Sebaliknya, menyelisihi
beliau akan mendatangkan kehinaan, kerendahan, ketakutan,
kesesatan, penderitaan, serta kebinasaan dunia dan akhirat.12

Adapun barangsiapa yang beramal tidak diatas petunjuk rasulillah


shallallahu ‘alayhi wasallam, maka sesungguhnya dia jauh dari
keselamatan, dan amal-amalnya akan tertolak. Amal yang diterima yang
pelakunya akan selamat kelak pada hari kiamat, itulah amal yang sesuai
dengan petunjuk nabi yang mulia. Sebagaimana sabda beliau,

12
Zaadul ma’ad juz 1 hal 39
‘Asyru Mujibaat Linnajah 16
barangsiapa yang mengerjakan amalan yang tidak sesuai dengan
tuntunan kami, maka amalannya tertolak13

Maka barangsiapa yang mencari keselamatan hendaknya dia


menguatkan pondasinya yakni berpegang teguh dengan petunjuk
beliau, serta berhati-hati dari perkara bid’ah dalam beragama, maupun
mengganti sunnah penutup para nabi alayhishsholatu wassalam. Oleh
karenanya diantara nasehat nabi shallallahu ‘alayhi wasallam kepada
umatnya apabila beliau berkhutbah yakni memperingatkan mereka dari
bid’ah dan memotivasi mereka untuk berpegang kepada petunjuk
beliau. Beliau berkata kepada mereka, sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad. Seburuk-buruk perkara yakni perkara yang diada-
adakan dalam agama, dan setiap bid’ah adalah sesat.14

Beliau juga mengabarkan bahwa siapa saja yang berpegangteguh


dengan petunjuk beliau, maka ia akan mendatangi telaganya nabi yang
mulia pada hari kiamat, ia akan minum darinya. Adapun orang yang
mengganti sunnahnya, serta mengisi agama beliau dengan berbagai
bid’ah maka ia akan diusir dari telaganya, dan akan dikatakan kepada
beliau shallallahu ‘alayhi wasallam, sesungguhnya engkau tidak tau
apa yang telah mereka ada-adakan sepeninggalmu, maka beliau

13
Dikeluarkan imam muslim dalam shohihnya
14
Dikeluarkan imam muslim dalam shohihnya
‘Asyru Mujibaat Linnajah 17
berkata: celaka-celaka, bagi orang yang mengubah agama
setelahku.15

Oleh karena itu semestinya bagi orang yang menginginkan kebaikan


untuk dirinya, berharap agar selamat kelak, untuk menjauhi perkara
bid’ah dan hawa nafsu serta berpegang kepada petunjuk beliau dalam
semua urusan agamanya sebagaimana yang difahami para sahabat
yang mulia ridhwanallahu ‘alayhim jami’an.

Dari Abdullah bin umar radhiyallahu’anhu, ia berkata, nabi shallallahu


‘alayhi wasallam bersabda, sesungguhnya bani israil terpecah
menjadi 72 golongan, dan umatku ini akan berpecah menjadi 73
golongan, semuanya terancam masuk neraka, kecuali 1 golongan,
maka para sahabat berkata, siapa itu wahai rasulullah? Maka nabi
menjawab, siapa saja yang berada diatas, aku dan para sahabat
diatasnya. 16

Jalan untuk merealisasikan meneladani nabi yakni bersungguh-


sungguh belajar ilmu agama, yang dibangun diatas Al Qur’an dan
Sunnah beliau sehingga seorang hamba bisa menyembah tuhannya
diatas bashirah dan petunjuk nabi shallallahu ‘alayhi wasallam yang
terpercaya.

Dengan ilmu seorang akan selamat dari kehinaan


Dengan kebodohan akan membawa kepada kehinaan dan kerendahan

15
Dikeluarkan Imam Bukhari dalam shahihnya
16
Dikeluarkan at tirmidzi dalam jami’ nya, dishahihkan al albani dalam silsilah
shohihah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 18
Ilmu itulah yang menunjukkan kepada perkara-perkara yang mulia
Serta lentera yang dengannya menerangi kegelapan
Demikianlah yang datang dari rasul dan penghormatan serta
keselamatan dari Allah

‘Asyru Mujibaat Linnajah 19


SEBAB KETIGA
TAKUT DAN TAKWA KEPADA ALLAH AZZA WAJALLA

Allah berfirman, Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya


serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan (An-Nur : 52)

Allah azza wajalla menyebutkan didalam ayat ini beberapa perkara yang
tidak akan didapatkan keselamatan dan kesuksesan kecuali dengannya,
yakni taat kepada Allah ta’ala, taat pada rasulNya shallallahu ‘alayhi
wasallam, dan mengikuti petunjuknya sebagaimana pembahasan yang
telah berlalu.

Dua perkara lainnya yakni takut kepada Allah ta’ala dan takwa
kepadaNya.

Adapun rasa takut kepada Allah subhanahu wata’ala merupakan


pondasi yang sangat agung pada hari kiamat. Allah telah mensifati
orang-orang yang selamat dan ahli iman, bahwasannya mereka karena
takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati (al Mu’minun : 57)

Dan Allah mensifati mereka pula dalam firmanNya, Sesungguhnya


orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetar hatinya (Al Anfal: 2)

Oleh karena itu, rasa takut kepada Allah jalla wa’ala akan menggiring
seseorang untuk meninggalkan hal-hal yang jelek serta mengerjakan
ketaatan, dan mendirikan berbagai macam ibadah.

‘Asyru Mujibaat Linnajah 20


Karena itu, hasan al bashri rahimahullah berkata, orang mukmin itu
menggabungkan antara berbuat baik dan rasa khawatir, adapun orang
munafiq menggabungkan antara berbuat dosa dan aman dari siksa,
kemudian al hasan membaca ayat orang-orang yang karena takut
(azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati (al mu’minun :57)

Takut kepada Allah jalla wa’ala akan terwujud dengan cara mempelajari
nama-nama Allah yang indah dan semua sifat-sifatnya yang tinggi, serta
memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah secara kauni (alam
semesta) dan syar’i (dalil). Setiap kali seorang hamba semakin kenal
dengan Allah jalla wa’ala, maka rasa takutnya kepada Allah akan
bertambah besar. Sebagaimana firman Allah Di antara hamba-hamba
Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama (Fathir : 28)

Adapun takwa kepada Allah yang ada pada seorang hamba, maka inilah
yang akan mengumpulkan segala kebaikan. Dan ia merupakan sebab
yang agung untuk mencapai keselamatan pada hari kiamat,
sebagaimana firman Allah Dan Allah menyelamatkan orang-orang
yang bertakwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh
oleh azab dan tidak bersedih hati (Az Zumar : 61). Serta firman Allah
Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman karena mereka
adalah orang-orang yang bertakwa (Fushilat :18). Juga firman Allah
Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman1 dan mereka
selalu bertakwa (an naml : 53)

Takwa asalnya diambil dari kata wiqoyah, dan makna yang paling indah
dari definisi takwa yakni perkataan Talq bin Habib rahimahullah ketika

‘Asyru Mujibaat Linnajah 21


beliau ditanya, sifatkan kepada kami apa itu takwa? Maka beliau
menjawab, takwa yakni melakukan ketaatan kepada Allah seraya
berharap rahmatNya diatas cahaya dari Allah, takwa juga bermakna
meninggalkan maksiat kepada Allah karena takut hukuman Allah diatas
cahaya dari Allah. 17

Tak diragukan lagi bahwa barangsiapa yang menunaikan hal-hal yang


fardhu dalam Islam, kewajiban-kewajiban agama, menjauhi perkara
yang haram dan dosa-dosa, maka dialah yang selamat serta beruntung
didunia dan di akhirat.

Telah shahih dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu, bahwasannya


Nu’man bin Qouqal radhiyallahu’anhu mendatangi nabi shallallahu
‘alayhi wasallam dan bertanya, wahai rasulullah, apakah pendapatmu
jika aku sholat lima waktu, mengharamkan yang haram,
menghalalkan yang halal, akankah aku masuk surga. Maka nabi
menjawab, iya18

Maka setiap orang yang memotivasi jiwanya dan menyabarkan jiwanya


untuk mengerjakan kewajiban serta meninggalkan perkara yang
diharamkan maka Allah akan menyelamatkannya, memberikannya
hidayah kepada jalan yang lurus, sebagaimana firmanNya Dan orang-
orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan

17
Dikeluarkan Hanad bin as Sariy dalam az Zuhd
18
Dikeluarkan oleh Muslim dalam shahihnya
‘Asyru Mujibaat Linnajah 22
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik (al Ankabut : 69)

Dan apa apa yang diperintahkan maupun apa-apa yang dilarang mesti
diatas cahaya dan ilmu, agar seorang hamba mengetahui apa yang
mesti dia jauhi sebagaimana firman Allah Dan demikianlah Kami
wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami.
Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran)
dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan
Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami (Asy Syura : 52)

Abu Bakar bin Khunais berkata, bagaimana seorang akan bertakwa


sementara dia tidak mengetahui apa yang harus dia jauhi?!19

19
Jamiul Ulum Wal Hikam karya Ibnu Rojab
‘Asyru Mujibaat Linnajah 23
SEBAB KEEMPAT
MENJAGA LISAN

Maka diantara sebab keselamatan adalah menjaga lisan dan


membentenginya dari segala keburukan. Dalam hadits yang
diriwayatkan Uqbah bin Amir radhiyallahu’anhu beliau mengatakan, aku
berkata: wahai rasulullah apa itu keselamatan? Maka nabi
shallallahu ‘alayhi wasallam menjawab, jagalah lisanmu,
hendaknya engkau suka menetap dirumahmu, tangisilah dosa-
dosamu.20

Maka sabda beliau shallallahu ‘alayhi wasallam, jagalah lisanmu


merupakan peringatan akan pentingnya menjaga lisan, yakni dengan
cara seorang hamba melihat apa yang dia ucapkan, jika kebaikan maka
ucapkanlah, dan apabila kebalikannya maka berhentilah. Sebagaimana
sabda nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia ucapkan
perkataan yang baik atau dia diam.21

Sesungguhnya bahaya lisan sangat besar, daya rusaknya sangat besar


pada agama seseorang, masyarakat dan orang-orang disekitarnya.
Oleh karenanya ancaman padanya sangat besar, sebagaimana sabda
nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, sesungguhnya seorang hamba
berucap dengan satu ucapan yang tidak dia fikirkan akibatnya,

20
Dikeluarkan at-Tirmidzi dalam jami’ nya, dishahihkan al Albani dalam ash Shohihah
21
Dikeluarkan Al Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya
‘Asyru Mujibaat Linnajah 24
maka dia dijebloskan kedalam neraka yang jaraknya lebih jauh dari
timur dan barat.22

Tatkala keselamatan erat kaitannya dengan lisan, maka kebaikan


seluruh anggota badan pun tergantung padanya. Nabi bersabda
shallallahu ‘alayhi wasallam, jika anak adam berada dipagi hari maka
semua anggota tubuh tunduk kepada lisan dan berkata,
bertakwalah kepada Allah pada kami, karena kami tergantung
kepada engkau, jika engkau lurus maka kamipun demikian, jika
engkau bengkok maka kamipun bengkok.23

Maka menjaga lisan dan membentenginya adalah pokok seluruh


kebaikan dunia dan akhirat. Sementara membiarkannya dan
melepaskannya merupakan sebab kebinasaan dan kerugian.

Oleh karenanya tatkala nabi shallallahu ‘alayhi wasallam menyebutkan


tentang pokok agama dan pintu kebaikan kepada Muadz bin Jabal
radhiyallahu’anhu dalam hadits yang panjang, maka diakhir hadits
beliau shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, maukah aku kabarkan
kepada engkau tentang kunci kebaikan dari itu semua? Maka
muadz menjawab, tentu wahai nabi Allah. Maka beliau memegang
lisannya dan bersabda, tahanlah ini, maka aku menjawab, wahai nabi
Allah, akankah kita di siksa dengan sebab apa yang kita ucapkan? Maka
beliau menjawab, ibumu kehilanganmu wahai muadz, bukankah
manusia akan di seret diatas wajah-wajah mereka dalam neraka –

22
Dikeluarkan Al Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya
23
Dikeluarkan at-Tirmidzi dalam jami’ nya, dishahihkan al Albani dalam ash Shohihah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 25
atau pada lubang-lubang hidung mereka – kecuali karena kejahatan
lisan mereka. 24

Maka semestinya seorang mukmin bersemangat untuk tidak


melepaskan lisannya pada sesuatu yang tidak bermanfaat. Karena diam
saat demikian itu adalah keselamatan dan kesuksesan sebagaimana
telah sahih dari nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bahwa beliau
bersabda, barangsiapa yang diam, dia akan selamat.25

24
Dikeluarkan at-Tirmidzi dalam jami’ nya, dishahihkan al Albani dalam Silsilah ash
Shohihah
25
Dikeluarkan at-Tirmidzi dalam jami’ nya, dishahihkan al Albani dalam Silsilah ash
Shohihah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 26
SEBAB KELIMA
MENJAUH DARI FITNAH

Sesungguhnya lari dari fitnah dan menjauhinya, serta menutup pintu-


pintunya merupakan perkara yang menyelamatkan seorang hamba baik
didunia maupun diakhirat. Demikianpula hal itu menyelamatkan agama
dan dunia seseorang. Sungguh banyak dalil yang menerangkan hal
tersebut, diantaranya apa yang telah lewat pada hadits Uqbah bin Amir
radhiyallahu’anhu ketika dia bertanya, wahai rasulullah apa itu
keselamatan? Maka nabi shallallahu ‘alayhi wasallam menjawab,
jagalah lisanmu, hendaknya engkau suka menetap dirumahmu,
tangisilah dosa-dosamu.26

Dan sabda beliau shallallahu ‘alayhi wasallam, hendaknya engkau


menetap dirumahmu maknanya yakni hendaknya seseorang berusaha
untuk menetapi rumahnya terlebih lagi ketika fitnah itu tersebar agar dia
tidak terjatuh padanya. Karena sesungguhnya rumah-rumah yang ada
merupakan penjaga dan penyelamat bagi seseorang dari fitnah. Apabila
seseorang keluar dari rumahnya, kemudian dia terpapar fitnah maka
sungguh dia telah terpapar sebab-sebab kebinasaan. Oleh karenanya
disyariatkan bagi seorang muslim untuk memperbanyak berlindung dari
fitnah, sebagaimana telah sahih perkataan nabi shallallahu ‘alayhi

26
Dikeluarkan at-Tirmidzi dalam jami’ nya, dishahihkan al Albani dalam ash Shohihah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 27
wasallam kepada sahabatnya, berlindunglah kalian kepada Allah dari
berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang tersembunyi.27

Dan dimasa ini banyak hal-hal baru berupa smartphone yang menyertai
seseorang terlebih dirumahnya, maka berbagai fitnah dan kerusakan
masuk melaluinya, baik melalui pintu berbagai kesenangan hawa nafsu
demikian pula pintu berbagai kerancuan pemikiran. Dan kebanyakan
hal ini menjerumuskan manusia kepada kerusakan karena sebab
bermudah-mudahan dalam penggunaan smartphone ini, mereka masuk
ke berbagai situs dan channel yang rusak. Oleh karenanya keselamatan
bergantung pada menetapnya seseorang dirumah sebagaimana
pembicaraan diatas serta mewaspadai smartphone yang mana fitnah
dan kerusakan menyelinap padanya, berpotensi menyia-nyiakan
ahlaknya, dunia dan akhiratnya, dan kerugian pada yang demikian
sangat besar.

Maka jauhnya seorang dari fitnah merupakan sumber kebahagiaan,


kesuksesan, dan keselamatan dari berbagai kejelekannya.
Sebagaimana sabda nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, sesungguhnya
orang yang berbahagia yakni mereka yang dijauhkan dari berbagai
fitnah.28

27
Dikeluarkan Muslim dalam Shahihnya
28
Dikeluarkan Abu Dawud dalam Sunannya, dishahihkan al Albani dalam ash
Shohihah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 28
SEBAB KE ENAM
MEMPERBANYAK DO’A DAN MENGADU KEPADA ALLAH

Do’a itu merupakan kunci semua kebaikan dunia dan akhirat. Apabila
seorang hamba mengetahui bahwasannya tidak ada keselamatan
didunia dan tidak pula diakhirat kecuali bagi mereka yang Allah ta’ala
selamatkan. Maka wajib bagi seseorang untuk memintanya kepada
Allah. Karena keselamatan itu hanya ditangan Allah semata, maka
mintalah keselamatanmu kepada Nya. Allah telah berfirman, Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.
Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman
kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran (Al Baqoroh : 186).

Allah juga berfirman, Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-


Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (Ghofir : 60)

Maka siapa yang menginginkan keselamatan untuk dirinya, hendaknya


dia banyak berdo’a kepada Allah azza wajalla, pada setiap kebaikan,
mohon kepada Allah keteguhan, minta kepadaNya keselamatan dari
berbagai penyimpangan, minta kepada Allah berbagai kebaikan, dan
berbagai kebaikan dunia dan akhirat.

Do’a yang paling agung secara umum, yakni do’a yang tercantum dalam
pembukaan Al Qur’an, Tunjukilah kami jalan yang lurus (al Fatihah :
6) sampai akhir surat. Sesungguhnya jika Allah ta’ala memberikan

‘Asyru Mujibaat Linnajah 29


hidayah kepada seorang hamba kepada jalanNya yang lurus, maka
sungguh pasti dia akan selamat mengarungi dunia dan kelak di akhirat.

Karena begitu pentingnya do’a ini serta besarnya hajat seorang hamba
kepadanya maka Allah mewajibkan untuk membaca do’a ini dalam
sehari semalam sebanyak tujuh belas kali, sepanjang rokaat di sholat
lima waktu. Maka selayaknya bagi seorang muslim ketika dia membaca
surah al fatihah benar-benar menghadirkan perasaan tentang agungnya
permohonan ini, serta terus menerus menghadirkan rasa butuhnya
kepada do’a ini. Karena keberuntungan dan kesuksesan lantaran
hidayah itu didapatkan dengan kebaikan dan kesuksesan serta
keberuntungan yang sangat besar di dua negeri.

Maka do’a dan bersandar kepada Allah ta’ala serta terus merengek
ketika meminta merupakan sebesar-besar sebab keselamatan dunia
dan akhirat. Oleh karenanya para nabi alayhimussalam, mereka terus
berdo’a kepada Allah meminta keselamatan maka Allah ta’ala
memperkankan do’a-do’a mereka, serta Allah menyelamatkan mereka
dari apa yang Allah turunkan kepada kaumnya. Diantaranya,

Do’a nabi nuh, Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku


telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan
antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-
orang yang mukmin besertaku, maka Allah ta’ala berfirman Maka
Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam
kapal yang penuh muatan (asy syu’ara: 117-119)

‘Asyru Mujibaat Linnajah 30


Do’a nabi Allah, luth (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku
beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan".
Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, (asy syu’ara :
169 -170)

Do’a nabi Allah, yunus maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat
gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau,
sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim" maka
Allah ta’ala berfirman Maka Kami telah memperkenankan doanya dan
menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman. (al anbiya: 87-88)

Allah pun mengabarkan tentang keadaan Musa dan Harun


alayhimassalam, Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan
nikmat atas Musa dan Harun. Dan Kami selamatkan keduanya dan
kaumnya dari bencana yang besar. (ash shofat : 114-115)

Demikianlah, siapa yang memperhatikan Al-Qur’an yang mulia, maka ia


akan mendapati banyak didalamnya do’a para nabi alayhimussalam,
serta permintaan mereka kepada robbNya, serta kepasrahan mereka
dihadapanNya dalam seluruh keadaan mereka, maka Allah
mengabulkan permohonan mereka, Allah wujudkan permintaan mereka.
Demikianlah seluruh keadaan orang-orang yang bersandar kepada
Allah rabb semesta alam serta memohon kepadaNya. Sesungguhnya
Allah jalla wa’ala tidak akan mengecewakan do’a seorang hamba, dan
Allah tidak pula akan menolak orang yang berharap kepadaNya. Maka

‘Asyru Mujibaat Linnajah 31


barangsiapa yang bertekad kuat untuk selamat didunia dan akhirat
maka wajib baginya untuk berdo’a.

Maka wajib bagi seorang hamba untuk selalu mengingat di setiap


malam, bahwa keselamatannya di tangan Allah jalla wa’ala, dan tidak
ada keselamatan kecuali bagi siapa yang di selamatkan oleh Allah jalla
wa’ala. Dia mengadu kepada rabbnya benar-benar berharap,
merendahkan diri, tamak kepada rabbnya, agar Allah menjadikan dia
dalam rombongan orang yang beruntung dan selamat.

Dari Bara’ bin Azib radhiyallahu’anhu, ia berkata, nabi shallallahu ‘alayhi


wasallam bersabda, apabila engkau mendatangi pembaringanmu,
maka berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk sholat,
kemudian berbaringlah di atas lambung kanan kemudian
ucapkanlah, Ya Allah aku pasrahkan wajahku kepadaMu, aku
sandarkan urusanku kepadaMu, aku letakkan punggungku
kepadaMu, berharap rahmatMu dan takut adzabMu, tidak ada
tempat bersandar dan berlindung dariMu kecuali hanya kepadaMu.
Ya Allah aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan, dan juga
aku beriman kepada nabi yang telah Engkau utus. Apabila engkau
mati di malam itu, maka engkau mati diatas fitrah, maka jadikanlah
dia ucapan terakhir yang engkau ucapkan. 29

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, maka Dialah Allah yang


menyelamatkan dari diriNya dengan diriNya, yang melindungi dari
diriNya dengan diriNya, demikian juga berlari seorang hamba berlari, lari

29
Dikeluarkan Imam Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya, lafadz ini milik Bukhari
‘Asyru Mujibaat Linnajah 32
dariNya menuju kepadaNya. Ini seluruhnya merupakan perealisasian
dari tauhid dan takdir, dan bahwasannya tidak ada rabb selain Dia, tidak
ada pencipta selainNya, dan tidak ada seorang mahluk yang menguasai
manfaat dan kecelakaan bagi mahluk selain diriNya, tidak pula urusan
kematian, kehidupan dan kebangkitan. Bahkan seluruh urusan disisi
Allah jalla wa’ala, tidak ada bagi seorangpun selain Dia. 30

30
Syifaul ‘alil hal 273
‘Asyru Mujibaat Linnajah 33
SEBAB KETUJUH
MELANGGENGKAN TAUBAT DAN ISTIGHFAR

Sungguh telah banyak nash dari Al Qur’an dan Sunnah yang


menerangkan tentang keutamaan taubat dan istighfar. Bahwa
keduanya merupakan sebab yang agung untuk keselamatan pada hari
kiamat. Oleh karenanya, sahabat yang mulia Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu’anhu berkata, sungguh aku heran kepada orang yang
binasa sementara sebab keselamatan berada disisinya! Dikatakan
kepadanya, apa itu? Maka Ali radhiyallahu’anhu menjawab, istighfar.31

Ketika Uqbah bin Amir radhiyallahu’anhu bertanya kepada rasulullah


shallallahu ‘alayhi wasallam tentang sebab keselamatan, maka beliau
shallallahu ‘alayhi wasallam menjawab, jagalah lisanmu, hendaknya
engkau suka menetap dirumahmu, tangisilah dosa-dosamu.32

Maka sabda beliau shallallahu ‘alayhi wasallam, tangisilah dosa-


dosamu merupakan petunjuk kepada taubat dan istighfar. Adapun
maksud dari dosa yakni seluruh dosa dan kesalahan yangmana
seseorang terjerumus kepadanya. Maka penyebutan sesuatu yang
tunggal jika disandarkan kepada sesuatu mengandung makna yang
umum. Dalam hadits ini terdapat bimbingan kepada seorang hamba
agar ketika beristighfar dan bertaubat menghadirkan banyaknya dosa

31
Dikeluarkan Ad-Diynuwari dalam Al Mujalasah wa Jawahirul Ilmi
32
Dikeluarkan imam Tirmidzi dalam Jami’ nya dan di shahihkan al Albani dalam Ash
Shohihah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 34
dan kesalahan yang telah dia perbuat, baik dosa yang tersembunyi
maupun yang terang-terangan dia lakukan, apa yang telah berlalu dari
dosanya maupun dosa yang baru saja dia perbuat. Kemudian dia
berisitighfar dan bertaubat dari semua dosanya, agar dia memperoleh
keselamatan dan kesuksesan yang besar.

Oleh karenanya diantara do’a nabi shallallahu ‘alayhi wasallam ketika


beliau sujud, yakni Ya Allah ampunilah semua dosaku, kecil maupun
besar, yang terdahulu maupun yang belakangan, yang nampak
maupun yang tersembunyi. 33

Ketika seorang hamba benar-benar bertaubat kepada tuhannya dengan


taubat yang jujur, berhenti dari semua dosanya, menyesal karena
berbuat dosa, serta bertekad untuk tidak melakukannya lagi dan
memperbanyak istighfar kepada Allah jalla wa’ala, maka Allah akan
menyelamatkannya didunia dan akhirat. Sebagaimana firmanNya,
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab
mereka, sedang mereka meminta ampun (Al Anfal : 33), maka taubat
dan istighfar mereka merupakan sebab keselamatan mereka dan
dipalingkan adzab dari mereka.

33
Dikeluarkan Muslim dalam Shahihnya
‘Asyru Mujibaat Linnajah 35
Sungguh nabi shallallahu ‘alayhi wasallam telah bersabda, sungguh
beruntung seorang yang mendapatkan buku catatannya
bertaburan istighfar didalamnya. 34

Oleh karenanya nabi shallallahu ‘alayhi wasallam senantiasa


memperbanyak taubat dan istighfar baik disiang maupun malamnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata, aku mendengar
nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, demi Allah aku
beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepadaNya lebih dari tujuh
puluh kali dalam sehari semalam. 35

Dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, beliau berkata, sesungguh


kami menghitung dalam satu majelis, rasulullah nabi shallallahu ‘alayhi
wasallam mengulang seratus kali, wahai tuhanku ampunilah aku,
karuaniakanlah taubat kepadaku, sesungguhnya engkau maha
penerima taubat lagi maha penyayang. 36

34
Dikeluarkan Ibnu Majah dalam sunannya, di shahihkan al Albani dalam Shohihul
Jami’
35
Dikeluarkan Imam Bukhari dalam Shahihnya
36
Dikeluarkan Abu Dawud dalam Sunannya
‘Asyru Mujibaat Linnajah 36
SEBAB KEDELAPAN
WASPADA DARI UJUB DAN TERTIPU

Diantara sebab keselamatan, adalah seseorang tidak bangga dengan


amal sholeh yang telah diperbuatnya, jangan tertipu dengan dirinya,
ketaatan yang telah dilakoninya. Dan hendaknya dia waspada dengan
kewaspadaan yang tinggi dari hal tersebut, karena sikap waspada
tersebut merupakan sebab keselamatannya. Adapun siapa yang
meremehkan hal ini bahkan sampai dirinya terjangkiti ghurur dan
bangga diri maka pasti dia akan binasa. Syaikh hafidz al Hakami
rahimahullah berkata

Waspadailah Sifat Ujub, karena ujub itu menghanyutkan


amal-amal pelakunya pada arus yang sangat deras

Diantara manusia ada yang memiliki berbagai amal sholeh, serta


beraneka ragam ketaatan, maka ujub dan ghurur menghinggapinya,
sehingga dia mengandalkan amalnya. Maka hal ini menghapus seluruh
pahala amalnya.

Maka wajib bagi setiap orang mengetahui bahwa tatkala dia beramal
selalu saja ada kekurangan dalam amalnya, dan bagaimanapun
hebatnya amalannya maka dia belum menunaikan kesyukuran terhadap
nikmat Allah kepadanya. Sebagaimana sabda nabi shallallahu ‘alayhi
wasallam, tidak ada seorangpun yang masuk surga dengan
amalnya, para sahabat bertanya, tidak pula engkau wahai rasulullah?

‘Asyru Mujibaat Linnajah 37


Maka beliau menjawab, tidak pula saya, kecuali Allah telah meliputi
diriku dengan karunia serta rahmatNya. 37

Demikian kondisi orang-orang terbaik umat ini dari kalangan shahabat


dan mereka yang datang setelahnya. Oleh karena itu Abdullah bin Abi
Mulaikah rahimahullah –ulama dari kalangan tabi’in – pernah berujar,
aku telah berjumpa tiga puluh orang sahabat nabi shallallahu ‘alayhi
wasallam, mereka semuanya khawatir nifaq menjangkiti dirinya. 38

Apabila Abu Bakar radhiyallahu’anhu saja – orang yang paling jujur dari
umat ini, sebaik-baik manusia setelah para nabi – tatkala beliau meminta
kepada nabi shallallahu ‘alayhi wasallam do’a yang dapat beliau baca
ketika sholatnya, maka nabi shallallahu ‘alayhi wasallam mengajarkan
beliau agar berucap, ya Allah sesungguhnya aku mendholimi diriku
dengan kedholiman yang banyak, sementara tidak ada yang
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku
dengan ampunan dari sisiMu, rahmatilah aku. Sesungguhnya
Engkau maha pengampun lagi maha penyayang.39

Maka bagaimana lagi keadaan orang dibawah beliau?!

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, tidak boleh seorang


itu menyangka bahwasannya dia tidak butuh dengan taubat kepada

37
Dikeluarkan Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya
38
Dikeluarkan Bukhari dalam Shahihnya secara muallaq
39
Dikeluarkan Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya
‘Asyru Mujibaat Linnajah 38
Allah dan permohonan ampun dari dosa-dosa, bahkan setiap orang
selalu butuh pada perkara-perkara tersebut.40

Maka kesimpulannya bahwa seorang hamba apabila dia diberi taufik


untuk melakukan ketaatan, maka dia janganlah bergantung dan
mengandalkan amalan-amalannya, dan janganlah dia tertipu dan
bangga dengan amal tersebut, akan tetapi dia merasa takut amalannya
tidak di terima. Sebagaimana firman Allah Dan orang-orang yang
memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan
kembali kepada Tuhan mereka, (al mu’minun : 60)

Ketika Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada


rasul shallallahu ‘alayhi wasallam tentang makna ayat ini, maka Aisyah
radhiyallahu ‘anha bertanya apakah mereka orang-orang yang
meminum khamar dan mencuri? Maka nabi shallallahu ‘alayhi wasallam
menjawab, bukan wahai putri ash shiddiq, akan tetapi mereka
adalah orang-orang yang berpuasa, orang-orang yang sholat,
orang-orang yang bersedekah sementara mereka takut jikalau amal
mereka tidak diterima.41

40
Al Furqon bayna Auliyair Rohman wa Auliyaisy Syaithon
41

‘Asyru Mujibaat Linnajah 39


SEBAB KESEMBILAN
MENGINGAT HISAB DAN BERDIRI DIHADAPAN ALLAH

Diantara sebab keselamatan yakni mengingat hari yang agung tersebut


dimana semua mahluk akan berdiri di hadapan rabb semesta alam
untuk dihisab dan diberikan ganjaran. Tidak ada seorangpun yang
mampu memberikan keselamatan, manfaat, mudhorot kecuali Allah.
Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahukah
kamu apakah hari pembalasan itu? (Yaitu) hari (ketika) seseorang
tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala
urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah (al Infithor : 17-19).

Maka seorang mukmin jika dia mengingat hari tersebut, kengerian hari
itu serta kesulitan-kesulitan padanya maka akan mewariskan rasa takut
sehingga dia akan mempersiapkan dirinya untuk akhiratnya, dan pasti
dia akan mengambil sebab-sebab untuk keselamatan dan
kesuksesannya.

Oleh karena itu Allah jalla wa’ala menjelaskan bahwa orang-orang yang
selamat nanti pada hari kiamat, yakni mereka yang menghadirkan pada
dirinya tatkala didunia saat-saat ketika dia akan di hisab dan dibalas. Hal
itu merupakan sebab keselamatan dan kesuksesannya, Allah berfirman
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari
sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku
(ini). Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan
menemui hisab terhadap diriku." (al Haqqoh : 19-20)

‘Asyru Mujibaat Linnajah 40


Allah juga berfirman, Dan sebahagian mereka menghadap kepada
sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata:
"Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah
keluarga kami merasa takut (akan diazab). Maka Allah memberikan
karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka.
Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya
Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang (Ath
Thuur : 25-28)

Maka siapa yang meyakini bahwa dia akan berdiri dihadapan Allah azza
wajalla, dan bahwasannya Allah ta’ala akan bertanya tentang amalan-
amalannya, maka hendaknya dia mempersiapkan diri untuk menjumpai
hari tersebut, dan mempersiapkan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan, dan hendaknya seorang itu bersemangat agar jawabannya
adalah jawaban yang benar.

Dari Ibrahim bin Basyar rahimahullah beliau berkata, aku mendengar


Ibrahim bin Adham rahimahullah berujar, ingatlah penghujung dirimu
dengan sebenar-benarnya, dan fikirkanlah apa yang telah berlalu dari
umurmu, apakah engkau yakin dengannya, apakah engkau
mengharapkan keselamatan dari adzab Allah?! maka jika engkau dalam
kondisi seperti itu, maka engkau akan menyibukkan hatimu untuk
memperhatikan jalan keselamatan dari jalan orang-orang yang lalai,
orang-orang yang merasa aman yaitu orang yang senantiasa
memperturutkan hawa nafsunya. Maka hal tersebut menjatuhkan
mereka kepada jalan kebinaasan, kelak mereka pasti akan
mengetahuinya, kelak mereka pasti akan bersedih, dan kelak mereka
‘Asyru Mujibaat Linnajah 41
pasti akan menyesal. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan
mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy Syuara:
227)

Dari Mu’alla bin Ziyad, beliau berkata, al Mughirah bin Mukhodisy


pernah bertanya kepada Hasan al Bashri, wahai Abu Said bagaimana
sikap kita ketika duduk bersama suatu kaum, sehingga seolah-olah hati
kita terbang? Maka beliau menjawab, wahai syaikh, sesungguhnya demi
Allah, engkau berteman dengan orang-orang yang menakut-nakuti
engkau hingga kelak engkau merasa aman itu lebih baik daripada
engkau berteman dengan orang-orang yang membuatmu aman
sehingga kelak engkau menjumpai ketakutan. 42

42
Dikeluarkan Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd
‘Asyru Mujibaat Linnajah 42
SEBAB KESEPULUH
MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN DAN MELARANG DARI
KEMUNGKARAN

Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan syiar Islam yang paling mulia,
amal yang sangat agung, bahkan ia merupakan penyumbat dari
kebinasaan umat. Bahkan dia termasuk diantara sebab keselamatan
mereka dari kebinasaan. Dengan amar ma’ruf nahi mungkar akan
berkurang kejelekan, semakin tersebar kebaikan, merata keberkahan,
rahmat akan diturunkan. Amar ma’ruf nahi mungkar juga akan
memberikan pengaruh pada kebaikan para hamba dan masyarakat.
Yang mana tidak ada yang mengetahuinya kebaikannya kecuali rabb
langit dan bumi.

Dan sangat banyak nash-nash yang mendorong untuk mengamalkan


dan menunjukkan urgensi syiar ini, diantaranya firman Allah azza wajalla
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar
(ali Imran :110).

Demikian juga firman Allah, Dan hendaklah ada di antara kamu


segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung (ali Imran :104)

Dan Allah juga berfirman, Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi

‘Asyru Mujibaat Linnajah 43


sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma´ruf, mencegah dari yang munkar, (at Taubah : 71)

Demikian juga firman Allah, (yaitu) orang-orang yang jika Kami


teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat
ma´ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan (al Hajj : 41)

Dan diantara perkara yang menunjukkan bahwasannya amar ma’ruf


nahi mungkar termasuk sebab keselamatan yakni firman Allah, Maka
tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka,
Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat
dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang
keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (al A’raf :165)

Demikian pula sabda nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, perumpamaan


orang yang tegak didalam batasan-batasan Allah dan orang-orang
yang terjatuh didalamnya bagaikan suatu kaum yang mengundi
untuk menaiki sebuah kapal, maka sebagian mereka itu
mendapatkan bagian atas, dan sebagian mendapatkan bagian
bawahnya. Mereka yang mendapatkan bagian bawah, jika mereka
hendak mengambil air mereka harus melewati orang yang berada
diatas mereka. Merekapun kemudian berkata, seandainya kita
melubangi satu lubang saja bagian bawah untuk mengambil bagian
kita agar tidak mengganggu orang yang diatas. Jikalau tidak ada
yang mencegah mereka maka mereka akan binasa semuanya.

‘Asyru Mujibaat Linnajah 44


Maka jika ada yang mencegahnya, maka mereka akan selamat dan
selamat semuanya. 43

Maka manusia senantiasa berada diatas kebaikan selama mereka


memperhatikan syiar ini. Jika manusia telah meninggalkannya,
bahayanya sangat besar dan akibatnya sangat mengerikan.

Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, sesungguhnya manusia


apabila mereka melihat kemungkaran lalu tidak ada diantara
mereka yang mengubahnya, maka hampir-hampir Allah meratakan
siksaan kepada mereka. 44

Maka semestinya seorang muslim bersemangat untuk menegakkan


syiar yang agung ini, dan hendaknya dia jujur kepada Allah azza wajalla
dalam menegakkannya, serta melazimi jalan orang-orang yang benar
dan berada diatas hidayah.

Oleh karenanya sahabat yang mulia, Jundub bin Abdillah


radhiyallahu’anhu tatkala melihat suatu kaum yang merupakan ulama-
ulama pilihan dari bashrah yangmana mereka membicarakan tentang
amar ma’ruf nahi mungkar dalam obrolan mereka, maka dia berkata,
saya belum pernah melihat suatu kaum pun semisal mereka yang
berhak mendapatkan keselamatan dengan syarat mereka jujur. 45

43
Dikeluarkan Bukhari dalam Shahihnya
44
Dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan di shahihkan oleh al Albani
dalam silsilah shahihah
45
Dikeluarkan Ibnu Abi Ashim dalam Al Ahad Wal Matsaaniy
‘Asyru Mujibaat Linnajah 45
Hendaknya seorang muslim berhati-hati dalam masalah ini, jangan
sampai dia menempuh jalannya orang-orang yang tersesat, jalannya
pembela kebatilan. Hendaknya seorang itu memperhatikan kaidah-
kaidah syiar yang lurus ini, adab-adabnya yang penuh berkah, serta
prinsip-prinsipnya yang kokoh, yang bersumber dari Al Qur’an dan
Sunnah nabiNya shallallahu ‘alayhi wasallam. Karena apabila amar
ma’ruf nahi mungkar ditegakkan diatas kaidah dan prinsipnya maka
akan terwujud kebaikan dan kesuksesan.

Adapun apabila amar ma’ruf nahi mungkar diarahkan kepada jalan yang
menyelisihi kaidah dan prinsip syariat yang telah dikenal, maka hal itu
akan berubah menjadi kerusakan di tengah masyarakat kaum muslimin.
Keamanan akan hilang, kekacauan tersebar, harta-harta dirampas,
darah-darah tertumpah, kehormatan-kehormatan ternodai, dan
berbagai kekacauan dan bahaya yang muncul dari orang yang tidak
mengilmui dan memahami kaidah dan pokok dari syariat ini. Maka dia
menghalangi kebaikan pada dirinya dan kepada umat ini.

Ketika segolongan orang bertanya kepada Huzaifah bin Yaman


radhiyallahu’anhu, apakah kita ini melakukan kebaikan dan mencegah
dari kemungkaran? Beliau mengatakan, iya akan tetapi bukan termasuk
sunnah, engkau menghunus pedang untuk penguasamu. 46

Syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menukil dari Imam Abu


Hanifah. Bahwa ada seorang yang bertanya kepada beliau tentang
seorang yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran,

46
Dikeluarkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf
‘Asyru Mujibaat Linnajah 46
sekelompok manusia berkumpul bersamanya lalu dia keluar dari
jama’ah, maka abu hanifah ditanya tentang perbuatan ini, apakah hal ini
dibenarkan? Maka abu hanifah menjawab, tidak. Maka dikatakan
kepada beliau, bukankah tatkala Allah azza wajalla dan rasulNya
memerintahkan untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran maka hal ini merupakan perkara yang wajib? Maka beliau
menjawab, iya benar akan tetapi apa yang mereka lakukan ini lebih
banyak kerusakannya daripada kebaikannya. Diantaranya yakni
menumpahkan darah dan menghalalkan yang haram. 47

47
Al Fatawa Al Hamawiyah
‘Asyru Mujibaat Linnajah 47
PENUTUP

Ada seorang teman dari Sufyan ats Sauri yang mengirim surat
kepadanya, beri nasehat kepadaku, nasehat yang ringkas. Maka dia
membalas suratnya,

Semoga Allah menjaga kami dan engkau dari segala keburukan wahai
saudaraku. Sesungguhnya dunia kegalauannya takkan pernah habis,
kegembiraannya takkan pernah langgeng, memikirkannya takkan
pernah berhenti. Maka beramallah untuk dirimu sehingga engkau
selamat, dan jangan engkau berangan-angan hingga engkau binasa,
wassalam.48

Muhammad bin Sammak berkata, cita-citanya orang yang cerdas ada


pada keselamatan dan lari dari perkara yang buruk. Cita-citanya orang
dungu ada pada senda gurau dan permainan yang melalaikan. 49

Kita mohon kepada Allah kesempurnaan nikmat-nikmatnya berupa


keselamatan, surga dan dijauhkan dari neraka. Dan agar Allah
mengokohkan hati-hati kita diatas agamaNya, sesungguhnya Dia maha
dekat dan Maha mengabulkan. Semoga sholawat dan salam tercurah
kepada hamba dan rasulNya nabi kita Muhammad, keluarga dan semua
sahabatnya.

48
Dikeluarkan abu Nu’aim dalam Hilyah Auliya
49
Rujukan sebelumnya
‘Asyru Mujibaat Linnajah 48

Anda mungkin juga menyukai