Anda di halaman 1dari 12

‫‪Khutbah Idul Fitri‬‬

‫‪Makna Idul Fitri‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫هللاُ َأ ْكبَر )‪(9X‬‬


‫ان هللاِ بُ ْك َرةً‬ ‫هللاُ َأ ْكبَر َكبِ ْيرًا‪َ ،‬وال َح ْم ُد هلِل ِ َكثِ ْيرًا َو ُس ْب َح َ‬
‫ص َر َع ْب َدهُ‪،‬‬ ‫ق َو ْع َدهُ‪َ ،‬ونَ َ‬ ‫ص َد َ‬ ‫ص ْياًل ‪ ،‬اَل إله ِإاَّل هللاَ َوحْ َدهُ‪َ ،‬‬ ‫َوَأ ِ‬
‫اب َوحْ َدهُ‪ ،‬اَل إله ِإاَّل هللاَ َواَل نَ ْعبُ ُد‬ ‫َوَأ َع َّز ُج ْن َدهُ‪َ ،‬وهَ َز َم اَألحْ َز َ‬
‫صي َْن لَهُ ال ِّدي َْن َولَ ْو َك ِرهَ ال َكافِر ُْو َن‬ ‫‪ِ.‬إاَّل ِإيَّاهُ ُم ْخلِ ِ‬
‫ي لَ ْواَل َأ ْن هَ َدانَا‬ ‫َوال َح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذي هَ َدانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد َ‬
‫ي لَهُ‪،‬‬ ‫ض َّل لَه‪َ ،‬و َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد َ‬ ‫هللاُ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم ِ‬
‫ك لَهُ َشهَا َدةَ َع ْب ٍد لَ ْم‬ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل إله ِإاَّل هللاَ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫ش ِإاَّل هللاَ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ الَّ ِذي‬ ‫يَ ْخ َ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫اختَا َرهُ هللاُ َواصْ طَفَاهُ‪ ،‬اللهم َ‬ ‫ْ‬
‫صحْ بِ ِه َو َم ْن َوااَل هُ‪َ ،‬أ َّما بَ ْع ُد ‪ :‬فَيَا َأيُّهَا النَّاسُ‬ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُم ْوتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪َ ،‬وا ْعلَ ُموا‬ ‫اتَّقُوا هللاَ َح َّ‬
‫َأ َّن يَ ْو َم ُك ْم هَ َذا يَ ْو ٌم َع ِظ ْي ٌم َو ِع ْي ٌد َك ِر ْي ٌم‪َ ،‬أ َح َّل هللاُ لَ ُك ْم فِ ْي ِه‬
‫ْح َوتَحْ ِم ْي ٍد‬ ‫الطَّ َعا َم َو َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم فِ ْي ِه الصِّ يَا َم فَهُ َو يَ ْو ُم تَ ْسبِي ٍ‬
‫ظ ُم ْوهُ َوتُ ْوبُوا ِإلَ ْي ِه َوا ْستَ ْغفِر ُْوهُ‬ ‫ْظي ٍْم َوتَ ْم ِج ْي ٍد فَ َع ِّ‬‫َوتَحْ لِي ٍْل َوتَع ِ‬
‫‪Saudara Saudara Kaum Muslimin yang berbahagia, marilah‬‬
‫‪kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah swt Tuhan yang‬‬

‫‪1‬‬
Maha Besar tiada tuhan selain Allah dan hanya baginya lah
segala puji dan puja.

3x ‫هللاُ َأ ْك َبر‬
Tidak terasa kita sudah pada puncak hari kebahagiaan,
waktu yang istimewa setelah kita menjalani puasa dan
mujahadah selama sebulan penuh lamanya, tibalah kita
pada puncak hari kebahagiaan setelah menjalani ibadah di
bulan penuh keberkahan.

Ied Fitri, atau idul fitri, diambil dari kata Ied / ‫ عيد‬yang
artinya adalah tempat dan waktu bahagia, sedangkan fitri
artinya adalah lawan kata dari puasa, yaitu
diperbolehkannya makan dan minum, jadi idul fitri adalah
sebuah moment bahagia, tempat dan waktu bahagia.

3x ‫هللُ َأ ْك َبر‬
Dari sini kita memahami, esensi atau hakekat makna idul
fitri adalah hari dimana kaum muslimin merayakan eforia
kebahagiaan sebagai bentuk rasa syukur sudah menjalani
dan mengoptimalkan waktu ibadah selama sebulan
lamanya.
Maka kita telah mengetahui bahwa secara terminologi
linguistik makna ied adalah tempat dan waktu dimana
orang orang berkumpul bahagia.
Dalam sebuah syair disebutkan :

َ ِ‫ْس ال ِع ْي ُد لِ َم ْن لَب‬
‫س ال َج ِديْد‬ َ ‫لَي‬
2
‫ِإنَّ َما ال ِع ْي ُد لِ َم ْن طَا َعتُهُ تَ ِزيْد‬
Bukanlah Ied bagi mereka yang memakai pakaian baru
Namun Ied sebenarnya adalah untuk mereka yang
ketaatannya selalu bertambah.

‫ بِال َم ْلبُوس َوال َمرْ ُكوب‬ ‫ْس ال ِع ْي ُد لِ َم ْن تَ َج َّم َل‬


َ ‫لَي‬
‫ت لَهُ ال ُّذنُ ْوب‬
ْ ‫ِإنَّ َما ال ِع ْي ُد لِ َم ْن ُغفِ َر‬
Bukanlah Ied bagi mereka yang berhias diri dengan pakaian
dan kendaraan
Namun Ied adalah bagi mereka yang telah diampuni dosa
dosanya.

‫ْس ال ِع ْي ُد لِ َم ْن َأ َك َل الطَّيِّبَات َوتَ َمتَّ َع بِال َّشهَ َوات َواللَّ َذات‬ َ ‫لَي‬
‫ت َسيَِّئاتُهُ َح َسنَات‬ ْ َ‫لَ ِك ِن ال ِع ْي ُد لِ َم ْن قُبِل‬
ْ َ‫ت تَ ْوبَتُهُ َوبُ ِّدل‬

Bukanlah ied bagi mereka yang makan makanan enak dan


menikmati dengan hasrat dan kelezatan.
Akan tetapi ied adalah bagi mereka yang taubatnya
diterima dan keburukan keburukannya diganti dengan
kebaikan kebaikan.
Syair ini senada dengan sebuah kisah tentang Sayyidina Ali
bin Abi Thalib Karomallahu Wajhahu.
Cerita ini disebutkan dalam Kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh
Karya Al Habib Ali bin Hasan Baharun.

3
Suatu saat ada seseorang mengunjungi Sayyidina Ali bin Abi
Thalib pada hari ied, ia menemui beliau dalam keadaan
beliau sedang menikmati hidangan sebuah roti khoskar,
yaitu roti biasa biasa saja, roti yang tidak mewah padahal
kala itu di hari ied selalu ada suguhan roti roti enak bahkan
dibarengi dengan daging daging yang lezat.
Orang ini pun bertanya “wahai amirul mu’minin, hari ini
hari eid, sedangkan engkau  makan roti ini ?” dan Sayyidina
Ali Karamallahu Wajhah pun berkata

ِ ‫ َو ُكلُّ يَ ْو ٍم اَل نَع‬،‫ َو َغ ًدا لَنَا ِع ْي ٌد‬ ،‫هَ َذا اليَ ْو ُم لَنَا ِع ْي ٌد‬
‫ْصى‬
‫هللاَ تَ َعالَى فِ ْي ِه فَهُ َو لَنَا ِع ْي ٌد‬
“hari ini bagi kami adalah ied, esok pun bagi kami adalah
adalah ied, dan setiap hari tidak ada maksiat adalah ied
maka itu bagi kami adalah ied”

3x ‫هللاُ َأ ْكبَر‬
Jauh hari sebelum para pakar psikologi mengatakan
“setiap hari dimana tidak ada energi negatif pada jiwa maka
hari itu adalah kebahagiaan”, maka Sayyidina Ali sudah
jauh jauh hari mendefinisikan hari kebahagiaan adalah hari
dimana kita tidak melakukan dosa.
Maka kesimpulan sederhana, jauhi dosa maka kita pun
bahagia, baik dosa tangan, mulut, kaki serta hati dan
pikiran.

4
Lantas bagaimanakah kita menjauhi dosa tersebut ?, agar
kita bisa merasakan kebahagiaan layaknya hari ied
sepanjang hidup kita ?
Ibnu Athoillah Assakandari dalam Kitab Beliau Taajul
Aruush Al Hawii Litahdzifin Nufus.
Beliau mengatakan “Seyogyanya kamu merenungkan
setiap harimu, renungkanlah apa yang sudah kamu lakukan
pada siang harimu, jika kamu mendapati hari itu dalam
kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, Jika kamu
mendapati pada hari itu kamu sedang bermaksiat maka
bertaubatlah kepada Allah, sesalilah dirimu dan
beristighfarlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada Allah
swt’
 
Ibnu Athoillah Assaknadari kemudian memberikan
pendekatan pemahaman antara taubat dan maksiat dalam
Kitab Beliau Taajul Aruush Al Hawii Litahdzifin Nufus.
“Permisalan Hamba jika melakukan maksiat adalah
sebagaimana wajan / alat masak, yang saban hari selalu
kena panasnya api, jika wajan tersebut segera dicuci, maka
bercak hitam efek dari panasnya api tersebut akan segera
hilang, namun jika tidak segera dicuci dan selalu digunakan
trus menerus tanpa dicuci, maka efek hitam tersebut akan
menumpuk dan membuat wajan tersebut retak,
mencucinya kemudian tidaklah berguna”
Bagitu pula kita menjalani hari hari setelah ied fitri ini, agar
kita selalu menajaga diri kita dan tetap berevaluasi diri,

5
bermuhasabah, agar kita terhindar dari pekatnya dosa yang
menghitam di hati kita.
Perlu kita ketahui, syarat syarat penting diterimanya
taubat, sebagaimana dijelaskan Oleh Dr Al Habib Segaf bin
Hasan Baharun.
Syarat taubat ada 3, ditambah 1 jika terkait dengan hak
adami.

1. Harus menjauhinya langsung saat itu.


2. Berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukannya
kembali.
3. Menyesali, Menyesali perbuatan dosa tersebut, bahkan
setiap kali kita mengingatnya kita menyesalinya.

yang keempat jika itu berhubungan dengan hak adami,


yaitu hak yang berhubungan dengan orang lain, maka kita
harus mengembalikannya.
Maka kita beruntung berada di Indonesia ini adalah kita
memiliki budaya yang indah, budaya yang istimewa, yaitu
saling bermaaf maafan dan saling memaafkan, karena ini
bagian terpenting dari hak adami, mungkin kita pernah
melukai hatinya, baik tanpa sengaja atau tidak, pernah
mengghibah atau pernah memfitnah, pernah menghianati,
pernah menipu dan lain lainnya.
Budaya yang sangat bagus ini juga kerap disebut dengan
istilah halal bi halal, yaitu saling menghalalkan atau
memaafkan kesalahan
Di Indonesia, kita memiliki budaya unik, yaitu bermaaf
maafan dan saling memaafkan di hari raya idul fitri, oleh
6
karena itu, di hari raya idul fitri selalu ada kesejukan hati
yang tidak bisa digambarkan, bahkan sering kali di hari raya
idul fitri yang sakral ini, kebanyakan orang menangis, yang
perempuan menangis sesegukan, yang laki laki dengan
wibawanya berkaca kaca menahan air mata tumpah, yaa,
tidak bisa dipungkiri lagi, inilah moment moment saling
memaafkan saling silaturahmi, saling memaklumi, moment
mengharu biru, moment saling membangung bonding atau
ikatan emosional yang baik dalam keluarga.
Dalam moment silaturahmi halal bi halal ini, dalam
moment open house keluarga, terpenuhilah syarat taubat
yang terakhir, syarat taubat yang sulit dipenuhi, karena
syarat taubat ini berhubungan dengan hak adami yaitu hak
manusia.
Maka dalam Ied Fitri ini terdapat nilai nilai ibadah yang
sangat penting, yang pertama nilai nilai rasa syukur kita
telah sampai pada hari ied fitri yang mulia ini, rasa syukur
kita telah dipanjangkan umur kita untuk menunaikan
ibadah puasa sebulan lamanya
Nilai nilai ibadah selanjutnya adalah taubat, taubat diri kita
dari dosa dosa, terutama lagi pada hak adami, syarat taubat
yang sulit dilakukan dan hari idul fitri ini adalah moment
yang tepat untuk mengungkapkannya.
Nilai nilai ibadah selanjutnya adalah Silaturahmi, pada saat
idul fitri selalu kita gunakan untuk berkunjung, saling
silaturahmi, dari hari pertama idul fitri hingga hari kesekian
setelah idul fitri digunakan untuk berkunjung ke sanak
kerabat terutama kerabat yang jauh lama tidak berkunjung.

7
Nabi Bersabda :

‫َم ْن َس َّرهُ َأ ْن يَ ْب ُسطَ لَهُ فِى ِر ْزقِ ِه َو َأ ْن يُ ْن َسأ لَهُ فِى َأثَ ِر ِه‬
‫صلْ َر ِح َمه‬ ِ َ‫فَ ْلي‬
Barangsiapa yang ingin rezekinya dilapangkan dan
umurnya dipanjangkan maka hendaklah ia menyambung
tali silaturahmi.
Sangat logis jika rezeki seseorang bertambah dengan
silaturahmi, karena bagian dari alur rezeki mengalir adalah
dengan cara kita mengenali atau kita dikenali, baik itu
rezeki berupa harta benda, jodoh atau kenikmatan
kenikmatan hissiyah maupun maknawiyah.
namun apa hubungannya antara rezeki dan panjang
umur ?, Wallahu A’lam, Allah dan Rasulnya yang lebih tau
prihal ini,
Namun jika kita merenung sejenak, acap kali kita
silaturahmi, adalah untuk melebur sifat sifat buruk yang
kita miliki, baik itu sombong, hasud, iri dengki dan lain
lainnya, dengan cara saling memaafkan bersama,
peleburan sifat buruk inilah yang menentramkan diri kita,
menenangkan pikiran kita, karena jika sifat sifat buruk di
hati sudah sirna, sejuklah pikiran kita, jika pikiran dan hati
kita tentram, siklus darah pun lancar dengan sehat, tidak
ada yang mengganjal di hati dan mengusik pikiran kita,
kedamaian terjalin, sifat buruk digantikan dengan sifat baik
dan menuai kebahagian bersama, jika memiliki
kebahagiaan dan kesehatan seperti ini, maka tidak

8
menutup kemungkinan, umur kita lebih panjang karena
jauh dari penyakit penyakit hati dan pikiran. 
Maka pada hari ied ini, semoga Allah leburkan dosa dosa
kita seluruhnya, baik itu hak kita kepada Allah dan hak kita
kepada Manusia, sembari kita berusaha meminta maaf dan
mengembalikan hak hak orang lain yang kita ambil.
Semoga rasa bahagia di hari ied fitri ini akan trus terjaga
dan silaturahmi antara keluarga akan selalu terjalin, hingga
di kemudian hari setelah idul fitri ini, kita selalu evaluasi diri
kita agar kita selalu menjaga diri kita hingga setiap hari
yang kita jalani adalah ied bagi kita, sebagaimana Sayyidina
Ali berkata

ِ ‫ َو ُكلُّ يَ ْو ٍم اَل نَع‬،‫ َو َغ ًدا لَنَا ِع ْي ٌد‬ ،‫هَ َذا اليَ ْو ُم لَنَا ِع ْي ٌد‬
‫ْصى‬
‫هللاَ تَ َعالَى فِ ْي ِه فَهُ َو لَنَا ِع ْي ٌد‬
“hari ini bagi kami adalah ied, esok pun bagi kami adalah
adalah ied, dan setiap hari tidak ada maksiat adalah ied
maka itu bagi kami adalah ied”
Semoga Allah berikan kita taufiq dan hidayahnya dan Allah
panjangkan umur kita agar bertemu di bulan Ramadhan
selanjutnya di hari bahagia idul fitri selanjutnya

‫ِم َن ال َعاِئ ِدي َْن َوالفَاِئ ِزي َْن ُكلُّ َع ٍام َوَأ ْنتُ ْم بِ َخي ٍْر‬
‫نَ ْسَأ ُل هللاَ َأ ْن ي ُِط ْي َل َأ ْع َما َرنَا َوَأ ْن يُ َوفِّقَنَا َوِإيَّا ُك ْم لِطَا َعتِ ِه‬
َ ‫ َوَأ ْن يَرْ ُزقَنَا َوِإيَّا ُك ْم َرحْ َمتَهُ َو ِر‬  ‫َوطَا َع ِة َرس ُْولِ ِه‬
ُ‫ضاه‬
‫ضبِ ِه َونِ ْق َمتِ ِه َويُ ْد ِخلَنَا َوِإيَّا ُك ْم فِي‬
َ ‫َويُ ِع ْي َذنَا َوِإيَّا ُك ْم ِم ْن َغ‬
9
‫َجنَّتِ ِه َوهللاُ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى يَقُ ْو ُل َوبِقَ ْولِ ِه يَ ْهتَ ِدي‬
‫َّجي ِْم‪َ ،‬وَأ َّما َم ْن‬
‫ان الر ِ‬ ‫ال ُم ْهتَ ُد ْو َن َوَأ ُع َو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّش ْيطَ ِ‬
‫س َع ِن الهَ َوى فَِإ َّن ال َجنَّةَ ِه َي‬ ‫اف َمقَا َم َربِّ ِه َونَهَى النَّ ْف َ‬ ‫َخ َ‬
‫ت َخ ْي ُر الر ِ‬
‫َّاح ِمي َْن‬ ‫‪.‬ال َمْأ َوى َوقُلْ َربِّ ا ْغفِرْ َوارْ َح ْم َوَأ ْن َ‬
‫‪Khutbah Kedua Idul Fitri‬‬

‫هللاُ َأ ْكبَر )‪(7x‬‬


‫ح َوال ُّسر ُْو ِر‪،‬‬ ‫ر‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ال‬‫ِ‬ ‫ب‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ي‬‫ع‬ ‫ْ‬ ‫َأل‬ ‫ا‬ ‫ل‬‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ج‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫ذ‬
‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ال َح ْم ُد هلِل ِ ال‬
‫ِ‬
‫ان َم ْن َح َّر َم‬ ‫ف لِل ُمتَّقِي َْن َج ِز ْي َل اُألج ُْو ِر‪ ،‬فَ ُس ْب َح َ‬ ‫ضا َع َ‬ ‫َو َ‬
‫ط َرهُ َو َح َّذ َر فِ ْي ِه ِم َن ال ُغر ُْو ِر‪َ ،‬أحْ َم ُدهُ‬ ‫ب فِ ْ‬‫ص ْو َمهُ َوَأ ْو َج َ‬ ‫َ‬
‫ق َمحْ ُم ْو ٍد َوَأ َجلُّ َم ْش ُك ْو ٍر‬ ‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى فَهُ َو َأ َح ُّ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬شهَا َدةً‬ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل إله ِإاَّل هللاَ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫يَ ْش َر ُح هللاُ لَنَا بِهَا الصُّ ُد ْو ُر َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا‬
‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪ ،‬الَّ ِذي َأقَا َم َمنَا َر اِإل ْساَل ِم بَ ْع َد ال ُّدثُ ْو ِر‪،‬‬
‫صاَل ةً َو َساَل ًما‬ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫اللهم َ‬
‫ث َوالنُّ ُش ْو ِر‪َ ،‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫‪َ .‬داِئ َمي ِْن ُمتَاَل ِز َمي ِْن ِإلَى يَ ْو ِم البَ ْع ِ‬
‫فَيَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هللاَ َوا ْعلَ ُموا َأ َّن يَ ْو َم ُك ْم هَ َذا يَ ْو ٌم‬
‫صاَل ِة َعلَى النَّبِ ّي ال َك ِري ِْم‪،‬‬ ‫َع ِظ ْي ٌم‪ ،‬فََأ ْكثِر ُْوا فِ ْي ِه ِم َن ال َّ‬
‫صحْ بِ ِه‬ ‫صلِّ َو َسلِّم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫اللهم َ‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‬ ‫َأجْ َم ِعي َْن‪َ ،‬والتَّابِ ِعي َْن لَهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫ك يََأرْ َح َم الر ِ‬
‫َّاح ِمي َْن‬ ‫‪َ .‬وارْ َح ْمنَا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬
‫‪10‬‬
‫هللاُ َأ ْكبَر )‪(3x‬‬
‫َوهلِل ِ ال َح ْمد‪ ‬‬
‫صتَ ُك ْم فِي هَ َذا اليَ ْو ِم ال َّس ِع ْي ِد‬ ‫فَيَا َأيُّهَا النَّاس‪ ،‬اِ ْنتَ ِه ُزوا فُرْ َ‬
‫ار ال ُّد َعا ِء ِإلَى هللاِ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى فَِإ َّن ال ُّد َعا َء فِي‬ ‫بِِإ ْكثَ ِ‬
‫ار ِإلَ ْي ِه‬‫اال ْستِ ْغفَ ِ‬ ‫ار التَّ ْوبَ ِة َو ِ‬ ‫هَ َذا اليَ ْو ِم ُم ْستَ َجابٌ ‪َ ،‬وبِِإ ْكثَ ِ‬
‫ب َواَأل ْخطَا ِء فَِإ َّن هللاَ ي ُِحبُّ التَّ َّوابِي َْن‬ ‫ِم ْن َج ِمي ِْع ال ُّذنُ ْو ِ‬
‫ال الصَّالِ َح ِة‬ ‫َوي ُِحبُّ ال ُمتَطَه ِِّري َْن‪َ ،‬وَأ ْكثِرُوا ِم َن اَأل ْع َم ِ‬
‫ص َدقَ ِة لِ ْلفُقَ َرا ِء َوال َم َسا ِكي ِْن َولَِأل ْيتَ ِام‪َ  ‬واَأل َرا ِم ِل‬ ‫ِم َن ال َّ‬
‫َو َسا ِع ُدوا ُك َّل َم ْن يَحْ تَا ُج ِإلَى ُم َسا َع َدتِ ُك ْم فَِإ َّن َج ِم ْي َع‬
‫َأ ْع َمالِ ُك ْم ِفي هَ َذا اليَ ْو ِم َم ْقبُولَةٌ َوهللاُ ي ُِحبُّ ال ُمحْ ِسنِي َْن‪ ،‬ثُ َّم‬
‫صاَل ِة َعلَى النَّبِ ّي‬ ‫آن َوال َّ‬ ‫َأ ْكثِرُوا ِم َن ال ِّذ ْك ِر َوقِ َرا َء ِة القُرْ ِ‬
‫ف َأ ْع َمالِ ُك ْم‬ ‫ك ُكلُّهُ َم ْكتُ ْوبٌ فِي َ‬
‫ص َحاِئ ِ‬ ‫‪َ .‬و َذلِ َ‬
‫َج َعلَنَا هللاُ َوِإيَّا ُك ْم ِم ْن ِعبَا ِد ِه الصَّالِ ِحي َْن ‪ ‬ال ُمتَّقِي َْن آ ِمي َْن يَا‬
‫َربَّ ال َعالَ ِمي َْن‪ ،‬اللهم ا ْغفِر لِل ُم ْسلِ ِمي َْن َوال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‬
‫ك‬ ‫ت ِإنَّ َ‬ ‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُم َواَأل ْم َوا ِ‬ ‫َوال ُمْؤ ِمنِي َْن َوال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِج ْيبُ ال َّد َع َوا ِ‬
‫ت‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫صرْ َم ْن نَ َ‬ ‫اللهم ا ْن ُ‬
‫ال ُم ْسلِ ِمي َْن َو َد ِّمرْ َأ ْع َدا َء ال ِّدي َْن‪َ ،‬وَأ ْهلِ ِك ال َكفَ َرةَ‬
‫‪11‬‬
‫ك ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‪ ،‬اللهم ا ْكفِنَا‬ ‫َوال ُم ْش ِر ِكي َْن َوَأ ْع ِل َكلِ َمتَ َ‬
‫اس ِدي َْن َو َش َّر َم ْن يُْؤ ِذ ْينَا يَا َأرْ َح َم‬ ‫َش َّر الظَّالِ ِمي َْن َو َش َّر ال َح ِ‬
‫َّاح ِمي َْن‪َ ،‬ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذي َْن َسبَقُ ْونَا‬‫الر ِ‬
‫ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُ ْوبِنَا ِغاًّل لِلَّ ِذي َْن آ َمنُوا َربَّنَا‬ ‫بِاِإل ْي َم ِ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬‫ك َرُؤ ْو ٌ‬ ‫‪ِ.‬إنَّ َ‬
‫هللاُ َأ ْكبَر )‪(3x‬‬
‫َوهلِل ِ ال َح ْم ُد‪ ‬‬
‫ِعبَا َد هللاِ ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِال َع ْد ِل َواِإل حْ َس ِ‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي‬
‫القُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن الفَحْ َشا ِء َوال ُم ْن َكر َوالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ ،‬فَ ْاذ ُكر ُْوا هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكم‪،‬‬
‫َوا ْش ُكر ُْوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم‪َ ،‬وا ْسَألُ ْوهُ ِم ْن فَضْ لِ ِه‬
‫ْط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَر‬
‫‪.‬يُع ِ‬

‫‪12‬‬

Anda mungkin juga menyukai