Anda di halaman 1dari 6

‫‪Renungan Surat Al-Ashr‬‬

‫‪khotbahjumat.com/5238-renungan-surat-al-ashr.html‬‬

‫‪October 15, 2018‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ان َواﻟ َﻌ ْﺪ ِل‪ ،‬اِ ْﻣﺘَ ﱠﻦ َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ َﺷﺎ َء ﻣ ْ‬


‫ِﻦ‬ ‫َر‪َ ،‬وﺑَ ﱠﺸ َﺮ َوأَ ْﻧ َﺬ َر‪ ،‬أَ َﻗﺎ َم َﻫ َﺬا اﻟ َﻜ ْﻮ َن َﻋﻠَﻰ اﻟ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﺰ ِ‬ ‫اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ اﻟﱠﺬ ْ‬
‫ِي َﺣ َﻜ َﻢ َو َﻗﺪ َ‬
‫ﺎﻫ َﺮةِ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ‬ ‫ْﻖ ﺑِ ِﺤ ْﻜ َﻤﺘِ ِﻪ اﻟﺒَﺎﻟِ َﻐ ِﺔ َو ُ‬
‫اﻟﻘ ْﺪ َرﺗِ ِﻪ اﻟﺒَ ِ‬ ‫ﻀ ٍﻞ‪ ،‬أَ ْﺣ َﻤ ُﺪ ُه – ُﺳﺒ َ‬
‫ْﺤﺎﻧَ ُﻪ – َﺣ ْﻤ ًﺪا ﯾَﻠِﯿ ُ‬ ‫ِﻋﺒَﺎ ِد ِه ﺑِ َﻔ ْ‬
‫ِ ِ‬
‫ﺎط ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء ُﻗ ْﺪ َر ًة َو ُﺣ ْﻜ ًﻤﺎ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن َﻣ ُﺤ ﱠﻤ ًﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه‬
‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ َو ِﺳ َﻊ ُﻛ ﱡﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َر ْﺣ َﻤ ًﺔ َو ِﻋ ْﻠ ًﻤﺎ‪َ ،‬وأَ َﺣ َ‬
‫َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ َ‬
‫ِ‬
‫اﻟﺼ َﺤﺎﺑَ ِﺔ أُ ْوﻟِﻲ‬
‫اﻟﺴﺎ َدةِ‪َ ،‬و ﱠ‬
‫ْﻦ َ‬ ‫اﻵل ﱠ‬
‫اﻟﻄﯿﱢﺒِﯿ َ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬ ‫اج َ‬
‫اﻷ ْز َﻫ ُﺮ‪َ ،‬‬ ‫ان َ‬
‫اﻷ ْﻛﺒَ ُﺮ‪َ ،‬و ِ‬
‫اﻟﺴ َﺮ ُ‬ ‫َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ اﻟ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﺰ ُ‬
‫اﻟﺨ َﻼﺋ ُ‬
‫ِﻖ‬ ‫اﻷ ْﻓ َﻼ ُك اﻟﺪَاﺋ َ‬
‫ِﺮ ُة‪َ ،‬و َ‬ ‫ﱠﺤ ِﺖ َ‬ ‫ﺎن َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِ ْﯿ ًﻤﺎ َﻛﺜِﯿ ً‬
‫ْﺮا َﻣﺎ َﺳﺒ َ‬ ‫ْﻦ ﻟَ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ ٍ‬
‫اﻟﺮﯾَﺎ َدةِ‪َ ،‬واﻟﺘﱠﺎﺑِ ِﻌﯿ َ‬
‫ﺎر َو ﱢ‬ ‫اﻟﻘ ﱠﻮ ِة َو ْ َ‬
‫ُ‬
‫ْﺼ ِ‬
‫اﻷﺑ َ‬
‫ِﺮ ُة‬
‫‪.‬اﻟ ُﻤﺘَ َﻜﺎﺛ َ‬

‫‪:‬أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ‬

‫ُﻮا أَﻧﱠ ُﻜ ْﻢ إِ ْن ﺗَﺘﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ﯾَ ْﺠ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ُﻓ ْﺮ َﻗﺎﻧًﺎ َوﻧُ ْﻮ ًرا ﺗَ ْﻤ ُﺸ ْﻮ َن ﺑِﻪِ‪َ ،‬وﯾَ ْﻐﻔ ْ‬
‫ِﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ‬ ‫اﻋﻠَﻤ ْ‬ ‫َﻓﺎﺗﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ِ‬
‫–ﻋﺒَﺎ َد اﷲِ – َو َرا ِﻗﺒ ْ‬
‫ُﻮهُ‪َ ،‬و ْ‬
‫‪َ .‬واﷲُ ُذ ْو اﻟ َﻔ ْ‬
‫ﻀ ِﻞ اﻟ َﻌ ِﻈﯿ ِْﻢ‬

‫‪1/6‬‬
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-‘Ashr:

َ ‫اﺻ ْﻮا ﺑِ ْﺎﻟ َﺤ ﱢﻖ َوﺗَ َﻮ‬


‫اﺻ ْﻮا‬ َ ‫ﺎت َوﺗَ َﻮ‬
ِ ‫ِﺤ‬ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َو َﻋﻤِﻠُﻮا ﱠ‬
َ ‫اﻟﺼﺎﻟ‬ َ ‫﴾إِﱠﻻ اﻟﱠﺬ‬٢﴿‫ﺎن ﻟَﻔِﻲ ُﺧ ْﺴ ٍﺮ‬ ْ
َ ‫اﻹ ْﻧ َﺴ‬ ْ ‫َو ْاﻟ َﻌ‬
ِ ‫﴾إِ ﱠن‬١﴿‫ﺼ ِﺮ‬
‫ْﺮ‬
ِ ‫ﺎﻟﺼﺒ‬
‫ﺑِ ﱠ‬

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [Al-‘Ashr/
103: 1- 3]

Dalam Surat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersumpah dengan masa, yang
merupakan ajang dan medan perlombaan manusia dalam beramal. Masa atau waktu, di
mana sangat beragam manusia dalam menggunakannya. Ada yang menggunakan
waktunya dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memperbaiki umat.
Mereka inilah kaum yang beruntung. Ada pula yang waktu berlalu begitu saja dengan sia-
sia. Kelompok lain menghabiskan waktunya dalam kemaksiatan dan merusak umat. Dan
dua kelompok terakhir adalah kaum yang merugi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan masa, bahwa setiap manusia berada
dalam kerugian. Meskipun ia berlimpah harta, keturunan dan menjulang tinggi
kedudukannya. Kecuali mereka yang mempunyai 4 kriteria berikut:

Iman. Yaitu iman yang tidak dinodai dengan keraguan. Ini mencakup semua hal yang
bisa mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala; yang berupa aqidah yang
shahih dan ilmu yang bermanfaat. Iman ini bukan sekedar membenarkan saja. Namun
harus disertai dengan sikap menerima dan tunduk.

Amal shalih. Yaitu semua ucapan atau perbuatan yang mendekatkannya kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, seperti shalat, zakat, bakti pada dua orang tua, menyambung
silaturahim dan lainnya. Dan amal shalih harus memenuhi dua syarat, yaitu: ikhlas
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan ittiba’ mengikuti tuntunan Nabi Muhammad. Bila
salah satunya tidak terpenuhi, maka amal pun tidak diterima Allah.
Saling berwasiat untuk mengikuti kebenaran. Satu sama lain nasihat-menasihati untuk
melakukan kebaikan, dan memotivasi sesama untuk merealisasikannya. Ini artinya ia
berupaya untuk keshalihan dirinya dan juga keshalihan orang lain.

Saling berwasiat untuk bersabar. Yaitu saling menasihati untuk bersabar dalam
melakukan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, bersabar dalam meninggalkan larangan-
Nya, serta bersabar dalam menanggung ketentuan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mengenai saling menasihati untuk mengikuti kebenaran dan menasihati untuk bersabar,
terkandung di dalamnya amar ma’ruf nahi munkar; memerintahkan hal yang baik dalam
tinjauan Syariat, dan melarang yang mungkar. Dua unsur inilah yang menjadi penopang
dan kebaikan umat ini. Dengan amar ma’ruf nahi mungkar umat ini mendapat

2/6
pertolongan dan kemuliaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah menjadikan kita sebagai umat terbaik yang dimunculkan untuk sekalian manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan sebab dari hal tersebut dalam firman-Nya:

‫ﻮن ﺑ ﱠ‬ ُ ‫ﺎس ﺗَ ْﺄﻣ‬ ُ ُ َ ‫ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ َﺧﯿ‬


ِ‫ﺎﷲ‬ِ َ ُ‫وف َوﺗَ ْﻨ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ ْاﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َوﺗُ ْﺆ ِﻣﻨ‬
ِ ‫ون ﺑِ ْﺎﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ‬
َ ‫ُﺮ‬ ِ ‫ْﺮ أ ﱠﻣ ٍﺔ أ ْﺧ ِﺮ َﺟ ْﺖ ﻟِﻠﻨﱠ‬

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. [Ali Imran/ 3: 110]

Maka dari itu wahai Kaum Muslimin! Bertakwalah selalu kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala ! Wujudkanlah keutamaan umat ini; keutamaan yang menjadi keistimewaan kita
dibanding segenap umat lainnya. Wujudkanlah amar ma’ruf nahi munkar, berhimpunlah
untuk mewujudkannya. Buatlah perbaikan dan wujudkanlah keshalihan untuk diri kita,
keluarga dan orang-orang sekitar. Ketahuilah, bahwa tidaklah suatu kaum berhimpun di
atas kebenaran, dengan niat ikhlas dan amal shalih, melainkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala akan menjadikan usaha ini berbuah manis, dan mereka pun bisa mewujudkan
tujuan mereka.

Keberhasilan tidak akan luput dari mereka kecuali karena disebabkan satu dari dua hal:

Karena tidak ikhlas, di mana salah seorang dari mereka tidak bertindak karena Allah
Subhanahu wa Ta’ala , atau punya maksud lain selain maksud tujuan yang mereka
rumuskan bersama. Bisa juga karena ada kesalahan dan kekeliruan dalam upaya yang
mereka jalani. Di mana mereka tidak menempuh jalan yang benar untuk mewujudkannya.

Bila hal di atas benar-benar dijaga, dan jalan yang ditempuh pun diterapkan dengan
hikmah dalam rangka untuk mewujudkan tujuan, maka maksud tujuan pun bisa dicapai
insya Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan yang diharapkan, bahkan mungkin lebih
bagus dari yang diperkirakan.

Maka menjadi hal yang wajib, agar kaum Muslimin bersatu padu, satu barisan, dengan
satu hati, dalam setiap hal yang terkandung di dalamnya kebaikan dan keistiqamahan
agama dan dunia mereka. Dengan demikian mereka pun akan menggapai kemuliaan
yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan untuk mereka. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:

‫ض أَ َﻗﺎﻣُﻮا ﱠ‬
‫اﻟﺼ َﻼ َة َوآﺗَ ُﻮا‬ َْ َ ‫﴾اﻟﱠﺬ‬٤٠﴿‫ﯾﺰ‬
ُ ‫ِﯾﻦ إِ ْن َﻣ ﱠﻜﻨﱠ‬ ‫ﺼ ُﺮ ُه ۗ إ ﱠن ﱠ‬
ٌ ‫اﷲَ ﻟَ َﻘ ِﻮ ﱞي َﻋ ِﺰ‬ ُ ‫ﺼ َﺮ ﱠن اﷲﱠُ َﻣ ْﻦ ﯾَ ْﻨ‬
ُ ‫َوﻟَﯿَ ْﻨ‬
ِ ‫ﺎﻫ ْﻢ ﻓِﻲ اﻷ ْر‬ ِ
ُْ ُ ‫ﱠ‬ ْ ِ ‫اﻟﺰ َﻛﺎ َة َوأَ َﻣ ُﺮوا ﺑِ ْﺎﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ‬
ِ ‫وف َوﻧَ َﻬ ْﻮا َﻋ ِﻦ اﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ ۗ َوِﷲِ َﻋﺎ ِﻗﺒَﺔ اﻷﻣ‬
‫ُﻮر‬ ‫ﱠ‬

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya


Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat,

3/6
menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah -lah kembali segala urusan. [Al-Hajj/ 22: 40-41]

Maka, eratkanlah jalinan tangan kita wahai kaum Muslimin! Jadilah seperti yang Rasul
gambarkan, yaitu seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain, dan Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa salam menjalin jari-jermarinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda:

‫ِﻦ‬ ْ ‫ِﻦ ﻟ ِْﻠﻤ‬


ِ ‫ُﺆﻣ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻗ‬
ْ ‫ﺎل ْاﻟﻤ‬
ُ ‫ُﺆﻣ‬ َ ‫ﺿ َﻲ اﷲﱠُ َﻋ ْﻨ ُﻪ َﻋ ْﻦ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ‬ ِ ‫ُﻮﺳﻰ َر‬ َ ‫ُﺮ َد َة َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ﻣ‬ ْ ‫َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ﺑ‬

َ َ‫ْﻦ أ‬
‫ﺻﺎﺑِ ِﻌ ِﻪ‬ َ ‫ﻀﺎ َو َﺷﺒ‬
َ ‫ﱠﻚ ﺑَﯿ‬ ُ ‫ﺎن ﯾَ ُﺸ ﱡﺪ ﺑَ ْﻌ‬
ً ‫ﻀ ُﻪ ﺑَ ْﻌ‬ ِ َ‫َﻛ ْﺎﻟﺒُ ْﻨﯿ‬

Dari Abu Burdah dari Abu Musa Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda: “Seorang Mukmin bagi Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang menguatkan
satu sama lainnya” dan Beliau menyilangkan jari jemari Beliau. [Muttafaq alaih].

Mengingat hal-hal di atas, maka marilah kita bimbing orang-orang yang kurang lurus,
bingkai mereka dalam bingkai kebenaran. Ini artinya kita menyayangi sekaligus berbuat
baik kepada mereka. Karena berbuat baik dan menyayangi mereka yang hakiki adalah
dengan mencegah mereka dari hal yang membahayakan mereka, dan membimbing
mereka menuju kebaikan dan istiqamah dalam agama. Dan dengan istiqamah dalam
agama, akan lurus pula dunia dan agamanya.

Dan perlu diketahui, bahwa tidaklah seseorang melakukan sesuatu dengan mengharap
pahala Allah Subhanahu wa Ta’ala, melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan
memberikan pahala yang ia harapkan. Sama saja apakah maksudnya tercapai ataupun
tidak. Jadi, sudah seharusnya agar kita tidak berleha-leha, tidak bermalas-malas dalam
mewujudkan kebaikan umat manusia. Dengan mengharapkan pahala Allah Subhanahu
wa Ta’ala, untuk memperbaiki kondisi manusia. Sebab bila kita menempuh hal tersebut,
maka dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala kitapun akan beruntung, dan selamat dari
adzab siksa-Nya insya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

،‫ أَُﻗ ْﻮ ُل َﻗ ْﻮﻟِﻲ َﻫ َﺬا‬،‫اﻟﺤ ِﻜﯿ ِْﻢ‬ ‫ﺎت َو ﱢ‬


َ ‫اﻟﺬ ْﻛ ِﺮ‬ َ ‫ َوﻧَ َﻔ ْﻌﻨَﺎ ﺑِ َﻤﺎ ِﻓ ْﯿ ِﻪ ﻣ‬،‫آن اﻟ َﻌ ِﻈﯿ ِْﻢ‬
ِ َ‫ِﻦ اﻵﯾ‬ ِ ‫اﻟﻘ ْﺮ‬ ْ ‫ﺎر َك اﷲُ ﻟ‬
ُ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ‬ َ َ‫ﺑ‬

َ ‫ِﺮ ْوهُ؛ إِﻧﱠ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر‬


‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬ ْ ‫ َﻓ‬،‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َذ ْﻧ ٍﺐ‬
ُ ‫ﺎﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ْﻦ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬
ْ ‫ِﺮ اﻟﻤ‬ َ ‫ْﻞ ﻟِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻟ‬
ِ ‫ِﺴﺎﺋ‬
َ ‫اﻟﺠﻠِﯿ‬ ُ ‫ َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ‬.
َ ‫ِﺮ اﷲَ اﻟ َﻌ ِﻈ ْﯿ َﻢ‬

Khutbah Kedua:

‫اﻟﺼ َﻼ ُة‬
‫ َو ﱠ‬،‫ﺻ ْﺪ ًﻗﺎ َو َﻋ ْﺪ ًﻻ‬
ِ ‫ﱠﺖ َﻛﻠِ َﻤﺎﺗُ ُﻪ‬ َ ‫ أَ ْﻛ َﻤ َﻞ ﻟَﻨَﺎ اﻟ ِﺪﯾ‬،‫ﻗﺎ‬ ‫اﻟﺸ ْﻜ ُﺮ ﻟَ ُﻪ ﺗَ َﻌﺒﱡ ًﺪا َو ِر‬
ْ ‫ْﻦ َوﺗَﻤ‬ ِ ‫ﻘﺎ َو‬ ‫اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َﺣ‬
‫ َو ﱡ‬،‫ﺻ ْﺪ ًﻗﺎ‬

‫ﺎع دَاﺋِ ًﻤﺎ َوأَﺑَ ًﺪا‬ ْ َ ِ ‫ﺻ َﺤ‬


ِ َ‫ﺎب َواﻷﺗﺒ‬
َ ‫اﻵل َو‬
ْ ‫اﻷ‬ ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫ﻘﺎ‬ ‫ُﻮ ِث ﺑِﺎﻟ ُﻬﺪَى ﯾَ ِﻘ ْﯿﻨًﺎ َو َﺣ‬
ْ ‫اﻟﺴ َﻼ ُم َﻋﻠَﻰ اﻟ َﻤ ْﺒﻌ‬
‫ َو ﱠ‬.

4/6
‫… َوﺑَ ْﻌ ُﺪ‬.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Sekiranya Allah tidak menurunkan hujjah atas
hamba-Nya selain surat ini, tentu itu sudah mencukupi mereka.” Artinya itu sudah
mencukupi mereka sebagai nasihat dan wejangan untuk berpegang teguh pada iman dan
amal shalih, untuk berdakwah kepada Allah, dan bersabar dalam itu semua. Bukan
dalam arti bahwa surat ini cukup dalam semua isi syariat.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik kepada kita semua untuk bisa
melakukan hal yang di sana terdapat kebaikan kita dan umat kita. Moga saja Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita semua termasuk orang yang beruntung
memanfaatkan waktu dan menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala ; agar Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari kerugian, menjauhkan
kita dari dosa dan kefasikan.

‫اﻟﺴ َﻼ ِم‬ ‫ َﻗ ْﺪ أَ َﻣ َﺮﻧَﺎ ﺑِ ﱠ‬-‫–ﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ‬


‫ﺎﺻ َﻼ ِة َو ﱠ‬ َ َ‫ َﻓﺈِ ﱠن اﷲ‬،‫ْﺮ‬ ْ ‫ﺻﻠﱡ ْﻮا َو َﺳﻠﱢﻤ‬
ِ ‫ُﻮا َﻋﻠَﻰ َﺳﯿﱢ ِﺪ اﻟﺒَ َﺸ ِﺮﯾَ ِﺔ َو ِﺳ َﺮ‬
ُ ‫اﺟ َﻬﺎ اﻟ ُﻤﻨِﯿ‬ َ ‫ﺛُ ﱠﻢ‬
َ ‫ْﺚ َﻗ‬
‫ﺎل‬ ُ ‫ﻋﻠَ ْﯿﻪِ؛ َﺣﯿ‬:
َ

‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿ ًﻤﺎ‬ َ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ۚ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا‬ َ ‫ُﺼﻠﱡ‬ ‫( إ ﱠن ﱠ‬QS:Al-Ahzab |
َ ‫اﷲَ َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ ﯾ‬ ِ
Ayat: 56).

‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َﻋ ْﺸ َﺮ‬


َ ‫اﺣ َﺪ ًة‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَ ﱠﻲ‬
ِ ‫ﺻ َﻼ ًة َو‬ َ ‫ أَﻧﱠ ُﻪ َﻗ‬-‫–ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َوآﻟِ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬
َ ‫ َﻣ ْﻦ‬:‫ﺎل‬ َ ‫َوﺛَﺒَ َﺖ َﻋ ْﻨ ُﻪ‬
‫ﺎت‬ َ ‫ َو َر َﻓ َﻊ َﻋ ْﺸ َﺮ د‬،‫ َو ُﺣ ﱠﻂ َﻋ ْﻨ ُﻪ َﻋ ْﺸ َﺮ َﺧ ِﻄ ْﯿﺌَﺎت‬،‫ات‬
ٍ ‫َر َﺟ‬ ٍ ‫ﺻﻠَ َﻮ‬.
َ

َ ‫اﺟ ِﻪ َو ُذ ﱢرﯾﱠﺎﺗِ ِﻪ‬


َ ‫اﻟﻄﯿﱢﺒِﯿ‬
‫ْﻦ‬ َ َ ‫ﺎر ْك َوأَ ْﻧ ِﻌ ْﻢ َﻋﻠَﻰ َﺣﺒِﯿْﺒِﻨَﺎ َو َﺳﯿﱢ ِﺪﻧَﺎ ﻣ‬
ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َوأ ْز َو‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬ ‫َﻓﺎﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َ ﱢ ﱢ‬
ِ َ‫ﺻﻞ َو َﺳﻠ ْﻢ َوﺑ‬
ُ ‫ َو ُﻋ َﻤ َﺮ اﻟ َﻔ‬،‫ْﻖ‬
،‫ﺎر ْوق‬ ‫ أَﺑَﺎ ﺑَ ْﻜ ِﺮ ﱢ‬:‫ﺺ ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ‬
َ ‫اﻟﺼ ﱢﺪﯾ‬ ‫ َو ُﺧ ﱠ‬،‫ﺎر‬ َْ
ِ ‫ار اﻷﻃ َﻬ‬
ِ ‫ْﺮ‬
َ ‫ِﺮام‬
َ ‫اﻷﺑ‬ َ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫ْﻦ‬
ِ َ ‫ﺻ َﺤﺎﺑَﺘِ ِﻪ اﻟﻜ‬ َ ‫ﺎﻫ ِﺮﯾ‬ َ
ِ ‫اﻟﻄ‬
َ ‫ﺎن إِﻟَﻰ ﯾَ ْﻮ ِم اﻟ ﱢﺪﯾ‬
‫ْﻦ‬ ٍ ‫ْﻦ ﻟَ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ‬
َ ‫ َواﻟﺘَﺎﺑِ ِﻌﯿ‬،‫ْﻦ‬ َ ‫ﺎ أَﺑَﺎ‬‫ َو َﻋﻠِﯿ‬،‫ْﻦ‬
ِ ‫اﻟﺤ َﺴﻨَﯿ‬ َ ‫ َو ُﻋ ْﺜ َﻤ‬.
ِ ‫ﺎن َذا اﻟﻨُ ْﻮ َرﯾ‬

،‫ﱢﻚ‬ ُ ‫ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ اﻟ ْﻨ‬،‫ْﻦ‬


َ ‫ َو ُﺳﻨﱠ َﺔ ﻧَﺒِﯿ‬،‫ َو ِﻛﺘَﺎﺑَ َﻚ‬،‫ﺼ ْﺮ ِد ْﯾﻨَ َﻚ‬ ْ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬ َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ‬
ِ ‫ اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ‬،‫ْﻦ‬ ْ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ‬ َ ‫ﱠ‬
ِ ‫اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ‬
َ ‫ِﺤﯿ‬
‫ْﻦ‬ ِ ‫اﻟﺼﺎﻟ‬
‫َك ﱠ‬َ ‫ َو ِﻋﺒَﺎد‬.

5/6
‫اﻟﺸﺎم‪َ ،‬وﻓِﻲ‬ ‫ْﻦ ﻓِﻲ ﻓِﻠَ ْﺴ ِﻄﯿ َ‬
‫ْﻦ‪َ ،‬وﻓِﻲ َ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ِﺢ أَ ْﺣ َﻮ َ‬
‫ال اﻟﻤ ْ‬ ‫ﺎن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫ْﻦ ﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﻣ َﻜ ٍ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ِﺢ أَ ْﺣ َﻮ َ‬
‫ال اﻟﻤ ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬
‫ْﻦ‬ ‫ِﺮاق‪َ ،‬وﻓِﻲ اﻟﯿَ َﻤﻦ‪َ ،‬وﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﻣ َﻜ ٍ‬
‫ﺎن ﯾَﺎ َر ﱠب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬ ‫‪.‬اﻟﻌ َ‬

‫ﺿﺎهُ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻘ ُﻪ َوﻧَﺎﺋِﺒَ ُﻪ ﻟِ َﻤﺎ‬


‫ِﻲ أَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ ﻟِ َﻤﺎ ﺗُ ِﺤﺒﱡ ُﻪ َوﺗَ ْﺮ َ‬
‫ﺿﺎهُ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻖ َوﻟ ﱠ‬
‫ِﻲ أَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ ﻟِ َﻤﺎ ﺗُ ِﺤﺒﱡ ُﻪ َوﺗَ ْﺮ َ‬
‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻖ َوﻟ ﱠ‬
‫اﺣ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ِﻚ ﯾَﺎ أَ ْر َﺣ َﻢ ﱠ‬
‫اﻟﺮ ِ‬ ‫ِﻖ ﻟ ِْﻠ َﺸ ﱢﺮ ﺑِ َﺮ ْﺣ َﻤﺘ َ‬
‫ْﺮ َﻣ َﻐﺎﻟ َ‬ ‫اﺟ َﻌ ْﻠ ُﻬ ْﻢ َﻣ َﻔﺎﺗِﯿ َ ْ‬
‫ْﺢ ﻟِﻠ َﺨﯿ ِ‬ ‫ﺻ َﻼ ُح اﻟﺒِ َﻼ ِد َواﻟ ِﻌﺒَﺎدِ‪َ ،‬و ْ‬
‫‪ِ .‬ﻓ ْﯿ ِﻪ َ‬

‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َو ْ‬
‫ار َﺣ ْﻤﻨَﺎ‪َ ،‬و َﻋﺎ ِﻓﻨَﺎ‬ ‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻊ اﻟﻤ ْ‬ ‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﻟِ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾﻨَﺎ َوﻟ َ‬
‫ِﺠ ِﻤﯿ ِ‬ ‫ار َﺣ ْﻤﻨَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬ ‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َو ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬
‫ﻀ ْﻌﻨَﺎ‪َ ،‬وأَ ْﻛ ِﺮ ْﻣﻨَﺎ َو َﻻ ﺗُ ِﻬﻨﱠﺎ‪َ ،‬و ُﻛ ْﻦ َﻣ َﻌﻨَﺎ َو َﻻ ﺗَ ُﻜ ْﻦ َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ‪،‬‬
‫ار َﻓ ْﻌﻨَﺎ َو َﻻ ﺗَ َ‬
‫ُﺮﻧَﺎ‪َ ،‬و ْ‬ ‫ار ُز ْﻗﻨَﺎ َو ْ‬
‫اﺟﺒ ْ‬ ‫اﻋ ُ‬
‫ﻒ َﻋﻨﱠﺎ‪َ ،‬و ْ‬ ‫َو ْ‬

‫ﺼ ْﺮﻧَﺎ َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ َﻋﺎدَاﻧَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬


‫ﺼ ْﺮﻧَﺎ‬ ‫ﺼ ْﺮﻧَﺎ َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ َﻇﻠَ َﻤﻨَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ﺼ ْﺮ َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ﺼ ْﺮﻧَﺎ َو َﻻ ﺗَ ْﻨ ُ‬
‫َوا ْﻧ ُ‬
‫اﺣ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ِﻚ ﯾَﺎ أَ ْر َﺣ َﻢ َ‬
‫اﻟﺮ ِ‬ ‫ﺎﺳ ًﺪا ﺑِ َﺮ ْﺣ َﻤﺘ َ‬ ‫‪.‬ﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ ﺑَ َﻐﻰ َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻻ ﺗُ ْﺸﻤ ْ‬
‫ِﺖ ﺑِﻨَﺎ َﻋ ْﺪ ًوا َو َﻻ َﺣ ِ‬ ‫َ‬

‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻧَﺒِﯿﱢﻨَﺎ ﻣ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤﺪٍ‪َ ،‬وآﻟِ ِﻪ َو َ‬ ‫‪َ .‬و َ ﱠ ُ ﱠ‬
‫ﺻﻠﻰ اﷲ َو َﺳﻠ َﻢ َوﺑَ ِ‬

‫‪[Diadaptasi dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XXI/1438H/2017M].‬‬

‫‪6/6‬‬

Anda mungkin juga menyukai