***
Kaedah dan pelajaran di atas sangat bermanfaat sekali dalam perkara seputar pakaian dan
penutup kepala. Moga yang singkat ini bermanfaat.
Haram, yakni pakaian yang menyerupai pakaian orang-orang kafir dan menjadi
simbol agama mereka, semisal pakaian biksu atau para pastor.
Yang jelas, kopiah tidaklah wajib, karena kepala yang ditutupi oleh kopiah
bukanlah aurat bagi laki-laki, dan kita sama mafum, dalam shalat, yang wajib
ditutupi hanya aurat. Sebaliknya, kopiah juga tidak mungkin dihukumi haram
untuk dipakai, karena ia bukanlah pakaian yang menjadi ciri khas atau identitas
orang-orang kafir. Terkecuali, model peci yang lazim dikenakan para pastor dan
pendeta yahudi, maka ini haram, karena ada larangan tasyabbuh (menyerupai)
orang kafir yang ditegaskan dalam hadit Nabawi :
Barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka ia termasuk ke dalam golongan
mereka. (HR Abu Dawud)
Berarti yang tersisa kemungkinan hukum kopiah adalah antara sunnah dan
mubah. Nah, ini lah area yang sering diperdebatkan sebagian kalangan dalam
memandang hukum memakai kopiah. Antara yang berpendapat bahwa kopiah
ada kesunnahnnya, dengan yang hanya menghukumi mubah saja.
Pendapat yang menghukumi mubah
Menurut kelompok ini, Menutup kepala ketika shalat, tidak ada hadits shahih
yang menunjukkan kesunnahannya. Sehingga mereka menghukumi semua
hadits-hadits yang berbicara tentang hukum kopiah adalah dhaif.
Bahkan ada sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Asakir yang menyebutkan
bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah membuka penutup
kepalanya (seperti surban) dan menjadikannya sebagai sutrah (pembatas) di
hadapannya, dan beliau shalat sehingga tidak ada seorang pun yang lewat di
depannya.
Syaikh Syaikh Athiyah Shaqr Rahimahullah berkata : Tidak memakai kopiah
ketika shalat hanyalah meninggalkan kebiasaan saja. Jika telah dikenal secara
baik bahwa menutup kepala merupakan adab secara umum, maka hal itu
dianjurkan untuk dipakai dalam shalat sebagai konsekuensi hukum Al Urf
(tradisi) terhadap apa-apa yang tidak memiliki dalil syara. Jika tradisinya tidak
seperti itu, maka tidak mengapa membuka kepala. apa-apa yang dipandang
baik oleh kaum muslimin, maka di sisi Allah itu juga baik. (Fatawa Al Azhar,
9/107)
Pendapat ini pada umumnya diikuti oleh kalangan Hanafiyah. Sayyid Sabiq
mengatakan dalam Fiqhus Sunnahnya : Tak ada dalil tentang keutamaan
menutup kepala ketika shalat. (Fiqhus Sunnah, 1/128)
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah Saw selalu memakai kopiah
putih. Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Umar, dan Imam Suyuthi
dalam Jamius Shagir hal 21 mengatakan hadits ini hasan.
Hasan al Bisri mengatakan : "Dahulu kaum itu (para sahabat) bersujud pada
surban, dan songkok (peci), sedang kedua tangannya pada lengan bajunya".
(HR.
Al-Bukhari)
Abdullah bin Said-rahimahullah- berkata, "Aku lihat pada Ali bin Al-Husain ada
sebuah songkok putih buatan Mesir". [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf
(24855)
Pendapat ini adalah yang dipegang oleh jumhur mazhab syafiiyah dan mazhabmazhab yang lain. Bahkan dalam Al Mausuah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 22/5
dinyatakan : Tidak ada perbedaan pendapat diantara para ahli fiqih tentang
kesunahan menutup kepala ketika shalat bagi laki-laki baik dengan surban atau
yang semakna dengan itu karena begitulah shalatnya Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam.
Sedangkan Imam Ibnu Taimiyah berkata : Ada pun membuka kepala adalah
makruh, apalagi melakukannya ketika ibadah, hal tersebut adalah munkar dan
tidak boleh beribadah seperti itu. (Fatawa Al Kubra, 1/6)
Kesimpulan
Ulama telah berbeda pendapat tentang hukum memakai penutup kepala
(kopiah)
dalam
shalat.
Antara
yang
mensunnahkan
dengan
yang
menganggapnya hanya sebagai perkara mubah. Namun meskipun demikian,
mereka sama sepakat, bila memakai kopiah telah menjadi adat kebiasaan
disuatu masyarakat (urf) maka makruh meninggalkannya.
Dalam pandangan jumhur ulama, dan yang kami ikuti wallahualam- pendapat
yang kuat adalah yang menghukumi kesunnahannya dan makruhnya (dibenci)
meninggalkan dari memakai penutup kepala ketika shalat terlebih saat shalat
berjamaah. Hal ini berdasarkan pada dalil-dalil berkut ini:
1. Banyak sekali hadits-hadits Nabawi, atsar (*kisah) Sahabat, dan riwayat tabiin,
tabiut tabiin, yang menyebutkan bahwa menutup kepala, baik dengan sorban
atau kopiah adalah kebiasaan berpakaian Nabi Saw dan juga kebiasaan
salafunas shalih. Meskipun Sayid Sabiq mengatakan, Tak ada dalil tentang
keutamaan menutup kepala ketika shalat. Tetapi, memakai kopiah adalah
termasuk sunnah Mustamirrah atau sunnah al-zawaid (mengikuti kebiasaan
sehari hari nabi sebagai manusia) dan tidak bisa dipungkiri, itupun sunnah
namanya.
2. Tidak ada perbedaan pendapat ulama tentang ketentuan : apabila hal tersebut
adalah kebiasaan suatu masyarakat, maka makruh meninggalkannya.
Wallahualam.