Anda di halaman 1dari 10

KHUTBAH JUM’AT

JUM’AT, 5 OKTOBER 2018

OLEH

IKHWAN SOLEMAN, S.Pd.I,.M.Pd

MAKNA DIBALIK PERISTIWA GEMPA BUMI


Ma’asyiral Muslimin jsj Rahimakumullah

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Maha Segala – galanya


atas segala limpahan nikmat kepada kita semua, sehingga betapa
hinanya kita jika tiada ucapan syukur atas segala pemberianNya.
Dan diantara nikmat – nikmat yang diberikan Allah kepada kita,
adalah nikmat yang begitu mahal harganya. Nilainya tak dapat
ditukar dengan dunia dan seisinya. Jika nikmat tersebut hilang dari
diri kita, maka hilanglah kemuliaan kia, baik di dunia maupun di
akhirat. Itulah nikmat iman dan Islam, nikmat tundukya hati kita
untuk beribadah hanya kepada Allah semata. Oleh karena mahalnya
nilai iman dan taqwa ditekankan kepada setiap khatib jum’at, dan
merupakan rukun hutbah untuk senantiasa berwasiat dengan iman
dan taqwa sebagai bentuk tanashu atau saling menasehati dalam
kebaikan dan taqwa, bentuk solidaritas bahwa umat Nabi
Muhammad saw, adalah umat yang satu. Umat yang terkumpul di
atas jalan iman dan ketakwaan.

Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan


kita, panglima besar umat Islam, Rasulullah Muhammad saw,
beserta para keluarga, para sahabatnya, para tabi’in, para tabiut
tabi’in, dan setiap orang saleh yang senantiasa gigi berjuang
menegakan kalimat Allah di muka bumi ini. Semoga kita semua
yang hadir dalam majlis hutbah dan sholat jum’at siang ini.
Dikumpulkan oleh Allah SWT. bersama Rasulullah saw, ketika di
akhirat kelak. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.

2
Jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah

Masi terngiang dalam ingatan dan pikiran kita, berbagai macam


musibah yang melanda Indonesia. Dimulai dari peristiwa sunami di
Ace, Erupsi gunung merapi dan banjir Lahar di Yogyakarta,
tenggelamnya kapal Very di Danau Toba, Gempa bumi di Lombok
Utara, dan yang terbaru adalah musibah gempa dan sunami yang
menimpa saudara – saudara kita di Kota Palu dan Donggala. Untuk
itu dalam mengawali hutbah jum’at kita pada kesempatan siang ini
marila kita bacakan Surat Al – Fatihah untuk dikirimkan kepada
saudara – saudara kita yang terkena musibah tersebut. Semoga
mereka mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT. dan
keluarga korban yang masih hidup, diberikan ketabahan dalam
menghadapi musibah ini. AL – FATIHAH.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Beberapa waktu yang lalu saudara – saudara kita di daerah Palu


dan Donggala sedang diuji oleh Allah SWT, berupa musibah gempa
bumi berkekuatan 7.7 SR, yang disusul kemudian dengan
gelombang sunami setinggi 1.5 meter. Gempa bumi yang
berkekuatan cukup besar tersebut atas takdir Allah SWT, telah
menelan korban lebih dari 1000 orang meninggal dunia, dan banyak
yang mengalami luka fisik. Selain itu, banya sekali rumah penduduk
dan fasilitas umum yang roboh rata dengan tanah, sehingga tak
dapat dihuni kembali. Waktu menjelang magrib itu menjadi sangat
mencekam bagi penduduk di sana, karena listrik padam total. Dan
yang lebih menyedihkan banyak warga korban gempa bumi yang
mengalami gangguan mental. Akibat gempa berkekuatan besar
tersebut.

3
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Musibah Gempa yang menimpa saudara – saudara kita di Palu dan


Donggala, sejatinya adalah peringatan keras dari Allah SWT. Allah
SWT, sedang memberikan tadzkirah atau peringatan kepada para
hambah – hambahNya yang telah dibekali dengan kesempurnaan
akal, sebagaimana firmanNya dalam Q.S. al – Imran : 190 :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya


malam dan siang, terdapat tanda – tanda bagi orang yang berakal.”

Lebih tegas dari itu, dalam Surat al – Haj, ayat 46, Allah
berfirman :

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka


mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami, atau
mempunyai telinga, yang dengan itu mereka dapat mendengar?.

4
Karena sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta
ialah HATI yang ada di dalam dada.”

Musibah Gempa bumi yang menimpa saudara – saudara kita di Palu


dan Donggala mengingatkan kita pada beberapa firman Allah SWT,
maka marilah kita pada kesempatan jum’at ini, kita gunakan untuk
merenungi ayat – ayat agung tersebut sebagai tadzkirah atau
peringatan bagi kita semua.

Dalam Q.S Hud : 82, Allah SWT berfirman :

“Maka tatkala datang adzab kami, kami jadikan negeri kaum Luth
itu, yang di atas ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu
dari tanah yang terbakar dengan bertubi – tubi.”

Dalam ayat di atas, Allah Ajja wajalla menyadarkan kita betapa


dasyatnya bencana yang harus dialami oleh kaum Nabi Luth. Apa
yang dialami kaum Nabi Luth? Allah Ajja wajalla balikan bumi,
sehingga mereka terkubur hidup – hidup di dalamnya. Kenapa Allah
SWT mengajak mereka dengan azab sedemekian kerasnya? Karena
mereka telah tenggelam dalam kemaksiatan, mereka telah
menghalalkan kemaksiatan, yang Allah SWT haramkan. Mereka
telah menghalalkan Zina, padahal Zina itu haram dan perbuatan
yang sangat keji. Di zaman sekarang, perbuatan zina, hamper
dianggap sebagai perbuatan yang biasa – biasa saja, padahal
perbutan tersebut, jangankan dikerjakan, mendekatinya saja, haram

5
hukumnya. Namun yang terjadi, pada fenomena kehidupan
keseharian kita, berbagai macam perbuatan mendekati zina hamper
terlihat di sana – sini. Dan dianggap sebagai perbuatan yang sah –
sah saja, sebagai contoh : ketika ada anak bapak ibu yang terang –
terangan berpacaran, bahkan berboncengan tanpa merasa risih,
diizinkan berduaan ke tempat – tempat tertentu, bahkan ada orang
tua yang berkata :”Dari pada berjalan tak tentu arah di luar sana,
lebih baik ajak pacarmu ke rumah saja”. Contoh yang kedua : entah
kebiasaan atau ikut – ikutan mode zaman sekarang. Ada sebagian
saudara – saudara kita yang melakuka foto pra – Wedding, atau
Foto PraNikah, dimana terdapat gerakan bersentuhan seolah – olah
keduanya telah menikah, padahal keduanya belum resmi menikah.
Ini adalah perbuatan haram, dan termasuk kategori mendekati zina.

Jama’ah Kaum Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullahi

Dalam Q.S. al – Haqqah, ayat 4 – 7, Allah berfirman yang


mengingatkan kita akan adzabnya yang pedih, pada kaum
terdahulu, yaitu kaum Ad dan Samud :

“Kaum Samud dan ‘Ad telah mendustakan hari kiamat”

6
“adapun kaum Samud, maka mereka telah dibinasakan dengan
kejadian yang luar biasa”

“Adapun Kaum Ad, maka mereka telah dibinasakan, dengan angin


yang sangat dingin lagi amat kencang”.

“Yang Allah menimpahkan angin itu kepada mereka selama tujuh


malam dan 8 hari terus – menerus, maka kamu lihat kaum ‘Ad pada
waktu itu, mati bergelimpangan, seakan – akan mereka tunggul
pohon Kurma yang telah lapuk”.

Pada Q.S Fusilat, ayat 53, Allah SWT Berfirman :

7
“kami akan perlihatkan kepada mereka, tanda – tanda kekuasaan
kami di segenap penjuru, dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka, bahwa Al – Qur’an itu benar.

Dalam Q.S al – An’am ayat 65, Allah SWT berfirman :

“Katakanlah wahai Muhammad, Dia Allh Maha Berkuasa untuk


mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah
kaki kalian.”

Ayat – ayat di atas, merupakan bahan renungan bagi kita dalam


mengisi waktu – waktu kita sehingga kita tidak termasuk ke dalam
orang – orang yang menyia – nyiakan waktu; yang disebut Al –
Qur’an sebagai orang – orang yang merugi (Innal insana lafi
khusr ). Siapakah 0rang yang merugi, kaitannya dengan musibah
saat ini, yaitu mereka yang tidak mau mengambil pelajaran atas
musibah yang terjadi disekitar kita. kita masi asyik dengan senda
gurau dunia. bermain kartu, game, pestapora, menang bola pesta,
perpisahan pesta, lulus ujian pesta, bahkan aqiqahpun pesta.
Walaupun ada tetangga kita yang sakit atau berduka. Semuanya
hura hura. Menghabiskan waktu kita untuk hal – hal yang tidak
berguna. Kita masih beranggapan bahwa, musibah hanya terjadi di
Palu dan Donggala saja, di daerah kita tidak terjadi apa-apa.
Seolah – olah kita merasa yakin, bahwa musibah tidak akan

8
mengenai kita, padahal Allah memberikan sindiran kepada kita,
lewat firmanNya : dalam Q.S al – Araf, ayat 97 – 99 :

“Maka apakah penduduk, negri – negri itu merasa aman dari


kedatangan siksaan kami kepada mereka di malam hari, di waktu
mereka sedang tidar?

“Ataukah penduduk negri – negeri itu merasa aman dari


kedatangan siksaan kami kepada mereka, di waktu matahari
sepenggalan naik. Ketika mereka sedang bermain?”

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah yang tidak
terduga – duga, tiadalah yang merasa aman, dari Azab Allah kecuali
orang – orang yang merugi.”

Disebutkan oleh Imam Ahmad, dari Syafiyah Ra. Beliau mengatakan


:”Pernah terjadi gempa di kota Madina, di Jaman Umar Bin Khattab.
Maka Umar berceramah, “ wahai Manusia, apa yang kalian
9
lakukan, betapa cepat maksita yang kalian lakukan, jika terjadi
gempa bumi lagi, aku tidak tinggal bersama dengan kalian.”

Diceritakan oleh Ibnu abi Dunya, dari Anas bin Malik, “bahwa
beliau bersama seorang lelaki pernah bertemu dengan Aisyah R.a.
lelaki ini bertanya, “Wahai Ummul Mukminin, jelaskan kepada kami,
tentang fenomena gempa bumi.” Aisya R.a menjawab: “jika mereka
telah membiarkan zina, minum khamar, bermain musik, maka Allah
yang ada di atas akan cemburu, kemudian Allah perintahkan
kepada bumi, beguncanglah, jika mereka bertaubat, dan
meninggalkan maksiat, berhentilahj. Jika tidak, hancurkan mereka.
Orang ini bertanya lagi, “Wahai Ummul Mukminin, apakah itu siksa
untuk mereka?” beliau menjawab :”Itu adalah peringatan dan
rahmat bagi kaum mukmini, serta hukuman, azab, dan murka untuk
orang yang ingkar.”

Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah

Jelaslah bagi kita bahwa peristiwa gempa yang terjadi pada masa –
masa ini di beberapa tempat, termasuk tanda – tanda kekuasaan
Allah yang digunakan untuk memberikan peringatan kepada para
hamba – hambanya akibat perbuatan syirik dan maksiat yang
dikerjakan. Olehnya itu, marilah kita kembali kepada Allah dengan
berislam secara kaffah, mohon ampun atas segala dosa, sehingga
kita terhindar dari azab Allah yang pedih. Amin Ya Rabbal ‘alamin

10

Anda mungkin juga menyukai