Alhmadulillahi Robbil Aalamiin , Segala puji bagi Allah yang memiliki segala
perbendaharaan langit dan bumi,
serta bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dialah yang Mahabijaksana lagi
Maha Mengetahui.
Sesungguhnya iman itu memiliki rasa, yaitu rasa manis di dada. Akan tetapi tidak
setiap manusia/tidak setiap orang yang menyatakan dirinya beriman, dia
merasakan manisnya iman. Karena orang yang merasakan manisnya iman, Allah
akan berikan kelezatan didalam ibadah dan ketaatannya. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ٌ ثَاَل
ِ ث َم ْن ُك َّن فِي ِه َو َج َد بِ ِه َّن َحاَل َوةَ اإْل ِ ي َم
ان
“Ada tiga perangai, siapa yang tiga perangai ini ada pada seseorang, ia akan
mendapatkan manisnya iman.” Yang pertama:
َ َك َما يَ ْك َرهُ أَ ْن يُ ْق َذ،َُوأَ ْن يَ ْك َرهَ أَ ْن يَعُو َد فِي ْال ُك ْف ِر بَ ْع َد أَ ْن أَ ْنقَ َذهُ هَّللا ُ ِم ْنه
ِ َّف فِي الن
ار
“Dan ia tidak mau kembali kepada kekafiran, tidak mau kembali kepada dunia
yang gelap, sebagaimana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” (HR.
Muslim)
Yang pertama yaitu, Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada dirinya sendiri,
lebih ia cintai daripada anak-anaknya, lebih ai cintai daripada hartanya, lebih ia
cintai dari segala-galanya. Karena sesungguhnya ia sadar bahwasanya ia adalah
milik Allah dan bahwasanya Allah yang telah memberikan berbagai macam
kenikmatan. Dan kenikmatan yang paling besar adalah nikmat hidayah. Maka ia
pun mencintai Allah atas karunia yang Allah berikan kepadanya, ia cintai Allah
karena sifat-sifat Allah yang luar biasa sangat sempurna, sehingga ia pun tunduk
dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Cinta itulah yang akan memberikan kepada kita kekuatan untuk menaati Allah.
Karena orang yang mencintai sesuatu, ia akan semangat untuk meraih sesuatu
tersebut. Orang yang mencintai harta, ia akan semangat meraih harta. Orang
mencintai kedudukan ia akan semangat untuk meraih kedudukan. Maka orang
yang mencintai Allah dan RasulNya, ia semangat kepada ketaatan kepada Allah
dan RasulNya dan tidak semangat kepada kemaksiatan.
Cinta bukan hanya sebatas di mulut. Akan tetapi cinta itu hakikatnya adalah
ittiba‘ dengan cara mengikuti Allah dan RasulNya. Allah berfirman dalam surat
Ali Imran ayat 31:
Setiap ibadah yang telah jelas ada perintahnya dari Rasulullah ia jalankan. Tapi
kalau tidak ada perintahnya, ia tidak lakukan. Karena ia tahu bahwasanya
ibadah itu hak Allah, bukan hak dirinya. Hak Allah! Allah ingin diibadahi sesuai
dengan apa yang Allah cintai dan ridhai. Bukan sesuai dengan selera-selera kita.
Maka ia tidak berani mengamalkan suatu ibadah yang tidak jelas dalilnya.
Karena sesungguhnya itulah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Rasul kita yang mulia ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda:
Mencintai Allah dan RasulNya adalah dengan cara kita berusaha semangat
menjalankan perintah Allah, menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam.
Khutbah kedua
نبينا محمد و آله وصحبه ومن،الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا
أن مح ّمداً عبده
َّ وأشهد، أشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له،وااله
ُورسوله
Alhamdullilahi wa sholatu wa salama ala rosulillah nabiyana muhammad wa
alaihi wa shohbihi wa man walah, Asyhadu alla illaha ilallloh wahdahusyarikalah
wa asyahdu anna muhammadan abduhu warosuluh
Orang-orang yang bertaqwa, yang cinta mereka karena Allah, karena ketaatan,
karena ketaqwaan, karena ketundukannya kepada Allah dan RasulNya, semakin
dia melihat seseorang yang sangat taat kepada Allah, semakin dia mencintainya.
Inilah tiga perangai, siapa yang tiga perangai ini ada pada diri seseorang -kata
Rasulullah- maka ia akan merasakan manisnya iman.
semoga kita senantiasa ditaqdirkan dan dimudahkan oleh Alloh SWT untuk
memiliki tiga perangai/sifat tersebut
Alhamdulillahirobbil’alamin
Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani wa'iitaa idzil qurbaa, wayanha
‘anilfahsyaa iwalmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun