Anda di halaman 1dari 2

KISAH PENTINGNYA MENJAGA LISAN KETIKA MARAH

Suatu, ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah
sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan kepada sang anak untuk memakukan
sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah…

Hari pertama anak itu telah memakukan begitu banyak paku ke pagar setiap kali dia marah… lalu secara
bertahap jumlahnya berkurang. Dia mendapati ternyata lebih mudah menahan amarahnya ketimbang
memaku pagar.

Akhirnya tibalah waktu dimana si anak merasa benar-benar bisa mengendalikan amarahnya dan tidak
cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal tersebut kepada sang ayah, yang kemudian
mengusulkan untuk mencabut satu paku satu hari setiap dia berhasil menahan marah.

Hari-hari berlalu dan si anak akhirnya memberitahu kepada sang ayah bahwa ia telah berhasil mencabut
paku-paku tersebut, lalu sang ayah menuntun si anak menuju pagar belakang rumah.

“Hmmz.., kamu telah berhasil dengan baik anakku, tetapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. pagar ini
tidak akan sama seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan kata-katamu
meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain…

Kamu bisa menusukkan pisau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu tetapi tidak perduli kamu
meminta maaf luka tersebut tetap ada dan luka karena kata-kata lebih buruk dari luka fisik…”

Oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah yang bisa menahan lisannya, karena banyak musibah yang
diawali dari lisan.

Alloh berfirman :

‫ِيرا اجْ تَنِبُوا آ َمنُوا الَّذِينََ أَيُّ َها َيا‬


ً ‫ن ِ ِّمنََ َكث‬ َّ ‫ن‬
َِِّ ‫الظ‬ ََّ ِ‫ض إ‬ َّ َ‫ل ۖ إِثْم‬
َِِّ ‫الظ‬
ََ ‫ن بَ ْع‬ ََ ‫سسُوا َو‬
َّ ‫ل ت َ َج‬ ََ ‫أَخِ ي َِه لَحْ ََم يَأ ْ ُك‬
ُ ‫ل أَن أ َ َح ُد ُك َْم أَيُحِ بَُّ ۖ بَ ْعضًا بَّ ْع‬
ََ ‫ض ُكم يَ ْغت َب َو‬
‫َللا َواتَّقُوا ۖ فَك َِر ْهت ُ ُموَهُ َم ْيتًا‬
َََّ ۖ ‫ن‬ ََّ ِ‫َللاَ إ‬
ََّ َ‫َّرحِ يمَ ت ََّواب‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian
tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]

Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan Muslim dalam kitab
Shahihnya no. 2988 [3] dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :

َ‫ارأ ََْبعَ َد َما فِي بِ َها يَ ْه ِوى فِ ْي َها َما يَت َ َبيَّنَُ َما بِ ْال َك ِل َم َِة لَيَت َ َكلَّ َُم ْالعَ ْب ََد ِإ َّن‬ َِ ‫ب ْال َمس ِْر‬
ِ َّ‫ق بَيْنََ الن‬ َِ ‫َو ْال َم ْغ ِر‬
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-
dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur
dengan barat”

Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan
hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :

ََِّ ِ‫ل اْآلخِ َِر َو ْاليَ ْو َِم ب‬


َ‫اَلل يُؤْ مِ نَُ كَانََ َو َم ْن‬ َْ ُ‫ص ُمتَْ أ َ َْو َخي ًْرا فَليَق‬
ْ َ‫ِلي‬

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau
diam”

Semoga Alloh SWT memberi kekuatan pada kita untuk senatiasa menjaga lisan dari perkataan-perkataan
yang buruk.... aamiin

Anda mungkin juga menyukai