Anda di halaman 1dari 94

SURAT AL-KAHFI : TEKS, TERJEMAH DAN TAFSIR MODERN

Oleh :
Syeikh Imran Nazar Hosein

Prakata

Seiring dengan semakin gencarnya perang terhadap Islam, dan seiring dengan menjelangnya hari
dimana Israel, Negara Yahudi-Eropa akan memproklamirkan dirinya sebagai Negara adikuasa di
dunia, dan sang Al-Masih palsu (yakni Dajjal) akan memerintah dunia dari Jerusalem dan
mendeklarasikan diri bahwa dia adalah Messiah yang sebenarnya, saya khawatir akan banyak,
khususnya pemerintahan yang menyatakan kesetiaannya kepada USA, dan oleh karenanya juga
kepada Israel, yang hendak melakukan pelarangan terhadap buku-buku seputar Al-Quran.

Oleh karena itu, saya memohon dengan kerendahan hati, dan meminta para pembaca yang budiman
untuk turut mendoakan, semoga kiranya Allah subhanahu wa taala menjaga buku-buku (seperti
kuartet sederhana ini yang terdiri dari buku-buku seputar surat Al-Kahfi) yang menggunakan Al-
Quran yang diberkahi untuk menjelaskan, memaparkan dan menantang siapa saja di zaman modern
tak bertuhan ini yang mengobarkan perang keji terhadap Islam. Aamiin

Ini adalah volume pertama dari empat volume, berjudul Teks, Terjemah, dan Tafsir Modern Surat

Al-Kahfi, muncul hanya selang beberapa waktu sebelum karya utama kami dalam subjek ini yang

berjudul Surat Al-Kahfi dan Zaman Modern dipublikasikan, dan buku ini bermaksud untuk
berfungsi sebagai volume pendamping bagi karya utama tersebut.

Kami berniat, insya Allah, untuk mempublikasikan volume ketiga dan keempat dari pokok
pembahasan ini yang mana kami ingin menawarkan kepada bacaan publik sebuah interpretasi
modern yang kredibel dan komprehensif tentang hadits-hadits dan ayat-ayat Al-Quran yang
berkenaan (secara langsung maupun tak langsung) dengan topik yang amat penting mengenai Dajjal
Al-Masih palsu atau Anti-Kristus, dan Yajuj dan Majuj. Seandainya buku-buku seperti demikian
telah ditulis atau dipublikasikan, pasti jumlahnya masih sangat terbatas.

Dan keempat volume tersebut akan diberi judul sebagai berikut :

Volume 1: Surat Al-Kahfi : Teks, Terjemahan, dan Tafsir Modern;


Volume 2: Surat Al-Kahfi dan Zaman Modern;
Volume 3: Dajjal sang Al-Masih Palsu atau Anti-Kristus;

Volume 4: Yajuj dan Majuj dalam Al-Quran dan Hadits


1
Penulisan keseluruhan volume tersebut tentang Surat Al-Kahfi disponsori dengan baik atas nama
sejumlah rekan dari tempat berbeda di belahan dunia sebagai berikut: Rabia Abubakar Hussein
Jakhura dan Abubakar Hussein Jakhura dari Malawi, Afrika; Abdul Majid Kader Sultan dan Fatimah
Abdullah dari Malaysia; dan Hajjah Hanifah binti Omar Khan Sourattee dan Allahyarhamha Hajjah
Mariam binti Fakir Mohammed dari Singapura.

Semoga Allah Yang Maha Pengasih memberkati mereka, merahmati jiwa mereka dan mengampuni
dosa-dosa mereka. Aamiin.

Imran N. Hosein

Di Kepulauan Trinidad,

Agustus 2006

2
Kata Pengantar

Di tahun ke tiga belas dari misi kenabiannya sebagai Rasul terakhir utusan Allah di muka bumi,
Nabi Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) terpaksa meninggalkan kota kelahirannya tercinta
Mekkah dan mencari perlindungan ke sebuah kota sebelah utara jazirah Arab yaitu Yatsrib
(kemudian dinamai Madinah). Beliau harus pergi (suatu peristiwa yang dikenal dengan sebutan
hijrah) karena kaum Musyrikin Arab tengah mengobarkan perang tak adil terhadap Islam. Hari ini,
sekali lagi, sebuah tatanan dunia Yahudi-Nasrani tetapi hakikatnya adalah tatanan dunia kaum pagan
Eropa sedang mengobarkan perang tak adil terhadap Islam dengan racun dan kemarahan yang sama
seperti yang dilancarkan oleh kaum pagan (musyrikin) Arab tersebut.

Ketika Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) tiba di Madinah, dimulailah perjumpaan yang

ditunggu-tunggu oleh beliau dengan orang-orang Yahudi. Dan fase peperangan mereka' hari ini
terhadap Islam menandai babak terakhir dari perjumpaan tersebut. Islam muncul dengan penuh
kemenangan pada pertarungan di awalnya, dan adalah suatu kepastian sebagaimana pastinya malam
mengiringi siang bahwa Islam akan kembali keluar sebagai pemenang di pertarungan finalnya ini
dimana sejarah manusia akan berakhir. Kami menulis buku berjudul Jerusalem dalam Al-Quran
dalam upaya untuk menerangkan tentang subjek tersebut dan untuk menyangkal segala macam
propaganda miring dan jahat terhadap Islam yang oleh para musuh Islam itu telah ditebar membanjiri
dunia.

Al-Quran Al-Karim sendiri telah menggambarkan umat Yahudi sebagai suatu bangsa yang meyakini
bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan khusus di luar seluruh umat manusia lainnya dengan

hak istimewa akan Kebenaran dan bahwa surga diperuntukkan bagi mereka. Namun hati mereka
sepenuhnya terikat dengan dunia ini dan mereka mengharapkan untuk dapat hidup seribu tahun
lamanya. Perhatikan ayat Al-Quran berikut ini:

Katakanlah: "Jika (kalian menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu saja
di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kalian memang benar.
3
Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-
kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa
orang-orang yang aniaya.

Dan sungguh engkau akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di
dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar
diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada
siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Qur n, al-Baqarah, 94-6)

Surat Al-Kahfi dari Al-Quran diturunkan beberapa saat sebelum Rasulullah (shallallahu alaihi wa
sallam) hijrah ke Madinah, yakni di tahun terakhir beliau di Mekkah, dan Surat ini menyampaikan
suatu jawaban agung Ilahiah (baik bentuk maupun substansi) terhadap kerancuan konsep beragama
umat Yahudi itu. Muhammad Asad (seorang ahli tafsir kontemporer) mengatakan, sebagai contoh,
bahwa Surat Al-Kahfi ini hampir keseluruhannya tercurahkan pada perumpamaan-perumpamaan
berkesinambungan atau alegoris/ kiasan/maknawi yang dibangun di antara tema iman kepada Allah
subhanahu wa taala Vs keterikatan tak layak terhadap kehidupan duniawi; dan kata kunci dari
keseluruhan Surat ini adalah pernyataan di ayat ke 7, Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa
yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji (manusia) siapakah di antara mereka
yang terbaik perbuatannya.

Akan tetapi Surat ini juga menunjuk pada problematika umat Yahudi dalam konteks Akhir Zaman
suatu zaman yang akan mempersaksikan Dajjal, si Al-Masih palsu atau Anti-Kristus, pun juga
Yajuj dan Majuj melancarkan serangan-serangan menggemparkan terhadap Islam, kaum Muslimin,
dan umat manusia seluruhnya. Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) yang diberkahi telah
menyiarkan berbagai peristiwa luar biasa yang akan terjadi di zaman itu. Riba, salah satunya, akan
merajalela dalam kehidupan ekonomi di seantero jagat raya dan masyarakat luas akan terjerat dalam
kemiskinan yang mencekik.

Bagaimana seharusnya orang miskin merespon terhadap orang-orang tak berperi-keadilan yang
menimbun kekayaan kemudian menggunakan kekayaan tersebut untuk agenda dajjalistik mereka di
muka bumi dari atas Jerusalem? Surat Al-Kahfi memberikan jawaban kepada jeratan itu yang
menjerumuskan si miskin ke dalam kemelaratan permanen melalui sebuah perumpamaan yang
membangkitkan semangat - tentang si kaya dan si miskin (ayat 32-44).

Perang terhadap Islam di akhir zaman akan menjadi sangat intensif yang mana Rasulullah
(shallallahu alaihi wa sallam) menubuatkan bahwa berpegang teguh pada Islam adalah laksana
menggenggam bara. Kisah para pemuda Kahfi (ayat 13-20) yang dari situlah Surat ini mengambil
4
judulnya mengilustrasikan, menurut Muhammad Asad, prinsip mengasingkan diri dari dunia
demi menjaga iman. Tetapi juga kisah ini pun berfungsi sebagai moral-booster atau pembangkit
semangat karena kisahnya di akhiri dengan kemenangan Islam (misalnya keputusan untuk
dibangunkan mesjid dalam rangka mengenang peristiwa ajaib tersebut). Namun berhubung hanya
satu dari seribu yang akan selamat dari badai dahsyat Yajuj dan Majuj dengan keimanan yang utuh

(lihat Sahih Bukhari), implikasinya ialah bahwa prinsip mengasingkan diri (uzlah) dari dunia itu
akan dikritisi, dikecam dan ditolak, bahkan oleh kebanyakan kaum muslimin yang bebal. Dan hal
itu merupakan salah satu alasan mendasar mengapa pokok bahasan yang disusun dalam buku kuartet
ini harus dituangkan ke dalam bentuk tulisan.

Lagi-lagi Asad, secara mengejutkan dan memukau, benar dalam tafsirnya mengenai kisah Musa
(alaihissalam) dan sang bijak Khidhir (alaihissalam) (ayat 60-82). Dia mengatakan, topik tentang
kesadaran spiritual mengalami sebuah variasi yang signifikan ketika ia diangkut ke atas bahtera
kehidupan intelektual manusia dan pencariannya akan kebenaran akhir. Penampilan dan realitas
disuguhkan dalam hakikat yang jauh berbeda sangat berbeda sampai-sampai hanya penglihatan
sang suluk lah yang dapat mengungkapkan kepada kita tentang perbedaan apa yang terlihat dengan
apa yang sebenarnya.

Perbedaan luar biasa antara penampilan dan kenyataan tersebut akan menjelmakan dirinya ke atas
muka bumi di akhir zaman, dan akan dipelopori oleh Dajjal, si Al-Masih palsu. Nabi Muhammad
(shallallahu alaihi wa sallam) mengabarkan kepada para pengikutnya bahwa Dajjal, yang bermata

satu, artinya ia buta secara internal, akan datang dengan membawa dua sungai, yang berisi api dan

air. Tetapi airnya adalah api, dan apinya akan menjadi air sungai yang dingin sejuk. Maka dalam
segala sesuatu yang berkaitan dengan Dajjal adalah bukan seperti apa yang ditampakkannya. Dan
ketika penilaian/pertimbangan semata-mata hanya didasarkan kepada pengamatan eksternal, yakni
pada pengawasan atas apa yang terlihat, orang yang mencoba membuat penilaian dengan cara itu
akan terkecoh dan penilaiannya akan selalu salah.

Implikasi dari kisah Musa dan Khidhir (alaihimassalam) dalam Surat ini ialah bahwa dari segenap
hamba-hamba Allah, hanya yang melihat dengan dua mata lah, dan yang oleh Allah dikaruniai
dengan penglihatan ruhaniyah intuitif internal lah, di samping pengamatan eksternal, yang mampu
untuk meneropong (menembus) kepada kenyataan hakiki/realitas aktual internal dunia di zaman
Dajjal tersebut.

Para Sheikh Sufi Islam yang otentik selalu dikenal luas dalam sejarah Islam sebagai suatu kaum
yang dianugerahi dengan penglihatan internal intuitif spiritual (basyirah) tersebut. Tetapi masih saja
terdapat banyak ulama Islam bermata satu yang menyimpang dan para pemimpin hari ini yang

5
mengobarkan perang tak adil terhadap Sufi Syuyukh Islam yang otentik (seperti guru kami yang
diberkati, Maulana Dr. Fazlur Rahman Ansari rahimahullah, dan guru beliau yang diberkati,
Maulana Abdul Aleem Siddiqui rahimahullah). Mereka juga mengerahkan berbagai upaya untuk
menepis dan membungkam para ulama Islam tersebut yang menganut epistemologi Sufi dan yang
secara konsekuen dikaruniai dengan penglihatan ruhaniyah.

Ulama-ulama Islam yang tersasar dan para pemimpin komunitas yang seperti itu biasanya mereka
sendiri pun sangat kosong akan penglihatan spiritual sehingga mereka tak mampu mengenali
kesyirikan dari Negara sekuler modern. Tidak pula mereka dapat memahami bahwa penggunaan
kertas hari ini sebagai mata uang yang digunakan untuk alat tukar/jual beli adalah Haram. Dan juga,
jika esok uang kertas mulai lenyap, digantikan sepenuhnya dengan uang elektronik, mereka pun
akan menyambut keadaan yang tanpa uang tunai tersebut dengan kebutaan yang sama seperti ketika
mereka merespon kepada uang kertas gadungan itu hari ini. Sungguh, mereka bersikukuh, dengan
kekeliruan yang membandel, dengan menyatakan bahwa transaksi Murabahah di bank Islami adalah
Halal padahal itu adalah Haram dan, sebenarnya, hal itu merupakan transaksi Riba lewat pintu

belakang! Mereka adalah kaum yang menyangkal hak wanita untuk sholat di dalam masjid, atau
mereka membolehkannya sholat di masjid tetapi menolak hak para wanita tersebut untuk sholat
dalam ruangan yang sama dengan kaum pria (dalam Sahih Muslim tergambarkan bahwa para wanita
sholat di ruangan yang sama dengan pria dalam satu masjid, tetapi posisi di belakang pria, dan tanpa
satir yang menghalangi mereka dari melihat dan mendengar ke arah Imam dengan kedua mata dan
telinga!)

Buku kuartet kami pada pembahasan ini ditulis dengan pendirian yang teguh bahwa tak satupun
yang dapat memungkinkan untuk meneropong dan menangkap realitas dunia hari ini kecuali Al-
Quran digunakan sebagai instrumen mendasar bagi kefahaman akan segala sesuatu. Pada akhirnya,
bukankah Allah subhanahu wa taala menyatakan bahwa Al-Quran menjelaskan tentang segala
sesuatu?

Dan Kami turunkan kepadamu (wahai Muhammad) Al Kitab (Al-Quran) yang menjelaskan
segala sesuatu, dan Petunjuk serta Rahmat dan Kabar Gembira bagi orang-orang yang berserah
diri. (Quran, An-Nahl ; 16:89)

Kedua, kami juga sangat yakin bahwa Surat Al-Kahfi, lebih dari Surat yang lainnya dalam Al-Quran,
merupakan sebuah kunci di mana seorang mukmin dapat membuka kunci keanehan zaman modern
dan merespon secara tepat terhadap tantangan-tantangan hebatnya itu. Rasulullah (shallallahu
alaihi wa sallam) telah menasihati orang-orang beriman untuk menghafalkan sedikitnya sepuluh
ayat dari surat Al-Kahfi ini sebagai perlindungan dari fitnah Dajjal. Dan beliau juga menasihatkan
bahwa siapa saja yang membaca keseluruhan surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan memperoleh

cahaya dari Allah, yang cahayanya akan tinggal bersamanya hingga ke Jumat berikutnya.
6
Akhirnya kami menegaskan bahwa hanya penglihatan internal intuitif spiritual tersebut yang
merupakan buah karya dari epistemologi Sufi lah yang mampu menyampaikan penjelasan tentang,
dan tanggapan terhadap, pergelaran zaman modern yang mengherankan dalam babak final dari akhir
sejarah peradaban ini.

Surat ini diakhiri dengan kiasan tentang Dzul Qarnain, yang memiliki baik keimanan maupun
kekuatan (kekuasaan), dan yang membangun sebuah tatanan-dunia dimana kekuasaan dipergunakan
untuk menghukum si penindas, dan untuk menyokong dan memberikan imbalan kepada orang-orang
yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yang beramal soleh. Dia juga mempunyai rasa
belas kasihan dan kebijaksanaan untuk membiarkan orang-orang dengan gaya hidup bersahaja untuk
terus ada dalam sejarah peradaban manusia.

Surat Al-Kahfi memberikan gambaran kepada umat manusia tentang seperti apakah keadaan dunia
yang menyenangkan di akhir sejarah jikalau manusia telah menerima Nabi Muhammad (shallallahu
alaihi wa sallam) sebagai Nabi terakhir utusan Allah dan mengikutinya.

Akan tetapi mereka mengingkari beliau, sehingga kini perjalanan sejarah sedang berujung di jalan
yang tepat berseberangan dengan gambaran tersebut, dimana di dalamnya kini adalah sebuah dunia
yang dipenuhi dengan orang-orang yang dinantikan oleh neraka, yaitu yang mengingkari Nabi
Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) dan, atau, yang mengimani beliau tetapi pergi
mengkhianati beliau ketika mereka diuji. Di akhir zaman ini Neraka itu sendiri kini dibentangkan
di depan mata orang-orang itu, mata yang sama sekali kosong dari penglihatan internal spiritual dan
oleh karenanya maka ia terlupa akan tanda-tanda atau ayat-ayat Allah subhanahu wa taala yang
kini terus-menerus dan dengan gentingnya dibentangkan di atas muka bumi.

Dan Kami nampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas, yaitu
orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku,
dan adalah mereka (bahkan) tidak sanggup mendengar. (Al-Quran, Al-Kahfi, 18:100-101)

Suatu bangsa yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa taala sebagai kebalikan 180 derajat dari
Dzul Qarnain dilepaskan ke dunia semasa hidup Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) beberapa
saat sesudah jelas dan nyata bahwa umat Yahudi mengingkari beliau. Yajuj dan Majuj memiliki
kekuatan yang tak terkalahkan yang akan digunakan untuk menguasai dunia, akan tetapi kekuasaan
mereka berdiri di atas pondasi tak bertuhan, dekaden/bobrok dan korup. Adalah kekuasaan mereka
yang kini tengah berdiri sebagai tatanan dunia yang kekuasaannya dipergunakan untuk menindas,
mengobarkan perang terhadap Islam dan terhadap jalan hidup religius, dan untuk memusnahkan
serta melenyapkan jalan hidup bersahaja.

7
Sejarah juga sedang mencapai puncaknya bersama tatanan-dunia Yajuj dan Majuj yang tak
bertuhan yang telah membebaskan Tanah Suci (Jerusalem) untuk umat Yahudi (seperti yang
dinubuatkan dalam Al-Quran). Tatanan dunia tak bertuhan itu juga telah mengembalikan orang
Yahudi ke Tanah Suci (Jerusalem) untuk merebutnya kembali dan mengklaimnya sebagai milik
mereka, dan telah mendirikan kembali sebuah Negara Israel di Tanah Suci. Orang-orang Yahudi
telah tertipu dengan menganggap bahwa Negara Israel (gadungan) itu adalah seperti Israel Kudus-
nya Nabi Daud dan Sulaiman (alaihimassalam). Israel gadungan tersebut kini sedang menarik
semua orang Yahudi dan juga yang lainnya yang mendukung Israel kepada kehancuran final mereka.
Buku kami yang berjudul Jerusalem dalam Al-Quran menjelaskan dengan lebih detail mengenai
pokok pembahasan yang sangat penting tersebut.

Ketika memulai untuk mempelajari Surat dari Al-Quran ini para pembaca yang budiman dianjurkan
untuk menengadahkan tangan seraya memanjatkan doa dan memohon perlindungan kepada Allah
dari godaan syaitan yang terkutuk serta memohon agar dikaruniai dengan Nuur (cahaya) untuk
meneropong/menembus dan memahami Surat ini di mana ia menjelaskan tentang zaman modern
yang aneh ini yang melancarkan perang yang zhalim terhadap Islam.

Inilah teks Al-Quran berbahasa Arab dari Surat Al-Kahfi bersama dengan terjemahannya dan tafsir
yang menghubungkan Surat ini dengan zaman modern. Terkadang, terjemahan sederhana dari
ayatnya, yang diupayakan tetap sedekat mungkin maknanya dengan bahasa Arabnya, sulit difamahi
tanpa sedikit disertai ulasan penguraian. Dan kami juga menyediakan, sesekali, uraian tambahan
dari terjemahan ayat, setelah sebelumnya menampilkan contoh terjemahan sederhananya dari ayat
yang sama.

8
SURAT AL-KAHFI: TEKS - TERJEMAH AND TAFSIR MODERN

Ayat per ayat

Dengan nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang

[Al-Kahfi ayat 1]




Terjemah:

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Kitab (Al-Quran), dan tidaklah
Dia menjadikan padanya (terdapat) kebengkokan. (18:1)

Uraian:

Segala puji bagi Allah (ta'ala) yang telah menurunkan kepada hamba-Nya (Muhammad, shallallahu
alaihi wa sallam) Kitab (Al-Quran), dan tidaklah Dia menjadikan (dan selamanya tak akan
membiarkan) padanya (terdapat) kebengkokan (atau kerusakan, distorsi atau perubahan pada
naskahnya hingga akhir waktu).

Tafsir :

Kalimat pembuka dari surat Al-Kahfi ini memiliki implikasi yang teramat menentukan. Ayat ini
menyampaikan suatu pesan atau pertanda yang menyingkapkan penyelewengan yang telah terjadi
pada kitab-kitab suci terdahulu, dikarenakan terdapat perubahan-perubahan tekstual dari naskah
aslinya. Tetapi Allah telah menjamin dengan jaminan Ilahi bahwa teks Al-Quran ini tidak akan
pernah bisa berubah, rusak, terdistorsi, atau dibengkokkan seperti demikian. Lebih dari 1400 tahun
telah berlalu sejak Al-Quran diturunkan, dan pernyataan penting mengenai jaminan otentisitas dari
teks Al-Quran ini secara menakjubkan telah teruji kebenarannya oleh waktu. Al-Quran masih p utuh
terjaga hingga hari ini persis sama sebagaimana ia dahulu diturunkan, dan sungguh hal itu
merupakan suatu kejadian yang sangat unik sepanjang sejarah.

Ayat ini juga mengungkapkan suatu pesan bahwa seiring waktu yang terus bergulir, Al-Quran secara
berkesinambungan akan membongkar berbagai macam kebohongan dan kepalsuan yang telah
mencederai teks dari kitab-kitab suci terdahulu yang diturunkan kepada umat Yahudi dan Nasrani.

9
Hal tersebut akan terwujud ketika orang-orang beriman menaati perintah Allah untuk merespon
dengan menggunakan Al-Quran ini, yang utuh tak berubah, terhadap mereka yang melancarkan
perang terhadap Islam dengan penganiayaan dan pembantaian keji serta tak berperikemanusiaan
seraya bersembunyi di balik segunung kebohongan dan tipu muslihat serta pengelabuan, dan lain
sebagainya (seperti isu weapon of mass destruction atau senjata pemusnah massal di Irak, Orang-
orang Arab dan Muslim menyerang Amerika pada 11 September 2001 : tragedi WTC, dll).

Inilah perintah Allah tersebut:

Maka janganlah kalian menaati orang-orang kafir akan tetapi berjihadlah


dengan (Al-Quran) ini terhadap mereka dengan jihad yang sebesar-besarnya.
(Al-Quran surat Al-Furqan 25:52)

Al-Quran membatasi penyebutan nama-nama kitab terdahulu hanya sebatas kitab yang diturunkan
kepada bani Israil, yaitu Taurat kepada Nabi Musa alaihissalam, Zabur yang diturunkan kepada
Nabi Daud alaihissalam, dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihissalam (meskipun Allah
berfirman dalam Al-Quran bahwa Dia mengutus nabi-Nya ke setiap negeri dan bangsa dengan
bahasa mereka masing-masing, dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah utusan
Allah yang terakhir sebagai penutup para Nabi yang diutus untuk seluruh alam, dengan membawa
Al-Quran). Selain mengarahkan perhatian kita kepada kerusakan yang mencemari kitab-kitab suci
sebelumnya, ayat ini juga merupakan jawaban Ilahiah sebagai peringatan atas kerusakan yang akan
menjelma, di akhir zaman, yang akan timbul dari ujian dan fitnah Dajjal si Al-Masih palsu atau Anti-
Kristus, dan Yajuj dan Majuj. Surat Al-Kahfi merupakan satu-satunya surat dalam Al-Quran yang
dikaitkan dengan Dajjal dan Yajuj dan Majuj.

Implikasinya adalah, dalam upaya untuk memahami dan mengenali bermacam ujian dan fitnah
Dajjal, begitu juga fitnah Yajuj dan Majuj, kepada kitab umat Yahudi dan kitab umat Nasrani lah,
dan kepada dunia Kekristenan dan Yahudi lah (yang masih membandel berpegang pada
kebengkokan yang ada dalam kitab-kitab mereka meskipun Al-Quran telah diturunkan), kita harus
mengarahkan perhatian utama. (Buku kami yang berjudul Surat Al-Kahfi dan Zaman Modern'
membahas secara khusus subjek tersebut). Apa saja yang telah dibengkokkan/diselewengkan oleh
Dajjal di sana, memiliki implikasi terhadap fitnah yang akan terjadi di sini di akhir zaman.

Selanjutnya berdasarkan ayat di atas ialah bahwa barangsiapa yang meyakini Al-Quran sebagai
Wahyu Allah subhanahu wa taala yang utuh terpelihara dan tak tersentuh oleh
perubahan/kerusakan, mengemban kewajiban untuk menemukan semua bibit-bibit jahat (yakni
kerusakan) yang tertanam dalam kitab-kitab sebelumnya, yang mana penyelewengan tersebut telah

10
dijawab oleh Al-Quran. Pengetahuan yang didapat dari upaya tersebut akan menjadi ilmu yang
teramat penting untuk ketahanan diri dari gempuran fitnah di era Dajjal dan Yajuj & Majuj
dikarenakan benih-benih kejahatan tersebut akan menjadi medan peperangan yang dahsyat dimana
Allah SWT akan membiarkan badai kejahatan itu mengambil tempatnya di akhir zaman (karena
semua yang terjadi tak luput dari kehendak Allah jua).

Ayat pembuka ini juga mengokohkan karakter Al-Quran yang non-kontradiktif dan non-ambiguitas
yang menyatakan bahwa ia terbebas dari segala bentuk ketidak jelasan dan kontradiksi internal.

Kalau sekiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya (Quran, An-Nisa,
4:82)

******




Terjemah :

(Dia menjadikannya) lurus, untuk memberi peringatan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya
dan untuk memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang
mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka (telah disediakan) pahala yang baik. (18:2)

Uraian :

(Al-Quran ini adalah wahyu Allah yang tiada cela, Dia menjadikannya) lurus lagi tegak (dan sebagai
konsekuensinya Al-Quran akan meluruskan segala sesuatu yang telah diselewengkan dalam kitab-
kitab sebelumnya, oleh karenanya ia diturunkan untuk) memberi peringatan (khususnya kepada
mereka yang mengikuti kitab yang telah diselewengkan tersebut dan menolak, atau mengabaikan
untuk membaca atau mempelajari firman Allah taala yang diwahyukan dalam Al-Quran ini) bahwa
mereka (sekarang) akan menghadapi siksa-Nya yang amat hebat dan keras (yaitu suatu makhluk
yang diciptakan oleh-Nya yang akan dilepas ke tengah dunia mereka dan akan menimpakan ujian
dan fitnah yang mengerikan dan hukuman yang teramat dahsyat kepada mereka, dan kepada seluruh
manusia yang gagal melewati ujian fitnah tersebut), dan (selain sebagai pemberi peringatan, Al-
Quran juga diturunkan sebagai) pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman (kepada
kebenaran yang terungkap di akhir zaman) yaitu mereka yang beramal saleh, (yang baik dan berbudi
pekerti luhur), bahwa mereka akan mendapatkan (ganjaran atau imbalan dan) pahala yang mulia
(dari sisi-Nya).

11
Tafsir :

Salah satu fungsi yang paling mendasar dari Al-Quran ini di antaranya ialah untuk meluruskan
segala sesuatu yang dibuat bengkok khususnya pada kitab-kitab yang diturunkan kepada Bani Israil.
Ketika proses perbaikan/koreksi dari penyelewengan dan pengembalian kebenaran itu telah tercapai,
melalui turunnya wahyu Al-Quran, maka tahap selanjutnya ialah penetapan akan hukuman yang
amat berat. Ada indikasi yang jelas mengarah pada hukuman yang berat tersebut dalam surat Al-
Falaq (salah satu surat yang terakhir dalam Al-Quran) dimana orang-orang yang beriman
diperintahkan untuk memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan yang Allah sendiri yang
menciptakannya :Min syarri maa khalaq (dari kejahatan apa yang Dia ciptakan). Kejahatan itu,
terutamanya ialah, Al-Masih Ad-Dajjal (Messiah Palsu) atau Anti-Kristus, dan Yajuj & Majuj.

Meski terkesan berulang-ulang, kami (tak akan bosan untuk) mengingatkan kembali para pembaca
bahwa surat Al-Kahfi memiliki keistimewaan tersendiri sebagai satu-satunya surat dalam Al-Quran
yang dikaitkan langsung (oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) baik dengan Dajjal maupun

dengan Yajuj dan Majuj. Maka sebagai konsekuensinya ialah, sejauh ini surat Al-Kahfi adalah
surat yang paling penting dari Al-Quran dalam menjelaskan kondisi zaman dimana kita hidup
sekarang ini, yaitu akhir zaman.

Ada sebuah pertanda lainnya (tentang kondisi akhir zaman, selain dari yang terdapat dalam surat Al-
Kahfi ini) yaitu mimpi Nabi Ibrahim alaihissalam, ketika beliau melihat dirinya menyembelih

putranya sendiri, Nabi Ismail alaihissalam, hal ini merupakan pertanda langsung yang berhubungan
dengan suatu masa yang penuh dengan fitnah dan hukuman dahsyat tersebut. Lebih jauhnya mimpi
beliau itu memiliki indikasi bahwa bangsa Arab, yang merupakan anak cucu keturunan Nabi Ismail
alaihissalam, akan dikorbankan, sebagai bagian dari rencana Ilahi dimana mereka akan menjadi
sasaran utama dalam fitnah besar pada masa tersebut. Mimpi tersebut hari ini telah menampilkan
wujudnya yang dramatis dimana aliansi raksasa Yahudi dan Nasraninya orang-orang Eropa (Zionis
- NATO) kini mengobarkan api peperangan terhadap bangsa Arab dan Islam.

Akhirnya, ada sebuah indikasi bahwa ketika Yajuj dan Majuj melancarkan serangannya yang hebat
kepada umat manusia pada umumnya, dan kepada bangsa Arab khususnya, seraya mengelabui umat
Yahudi, sekelompok orang dari sebagian dunia Yahudi dan Nasrani lah yang akan digunakan
sebagai alat utama untuk melancarkan serangan-serangan tersebut. Hal ini tersirat dalam ayat Al-
Quran yang melarang orang-orang beriman dari menjalin tali persahabatan, perlindungan, dan
aliansi (militer) dengan sebahagian Yahudi dan Nasrani tersebut saat waktu itu tiba tatkala sebuah
aliansi Yahudi-Nasrani muncul ke permukaan dalam sejarah dunia (yang disebut dengan Zionisme)
(Al-Quran, Al-Maidah, 5:51). Hal ini juga tersirat dalam peringatan Rasulullah berikut ini:

12
Dari Abu Said Al-Khudri : Rasulullah SAW bersabda, Kalian pasti akan mengikuti jalan (yang
salah) dari kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, hingga jika mereka masuk ke lubang biawak pun kalian akan memasukinya juga., Kami
bertanya, Wahai Rasulullah, apakah Yahudi dan Nasrani (yang engkau maksudkan)?, beliau
menjawab, siapa lagi? (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairah : Rasulullah bersabda, Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh
puluh dua golongan, dan Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua
golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, (HR Abu Daud)

******


Terjemah :

Di mana mereka (kelak) akan tinggal di dalamnya selama-lamanya (tak terbatas waktu). (18:3)

Tafsir:

Kalimat pembuka ini menegaskan lagi suatu peringatan keras bahwa barangsiapa yang menolak Al-
Quran (sebagai kebenaran mutlak yang mengoreksi berbagai macam perubahan dan kebatilan yang
telah mencederai kitab-kitab sebelumnya), yang bersikeras dengan jahil tetap berpegang pada teks
yang telah dicemari kebenarannya (oleh tangan-tangan manusia) dari kitab-kitab terdahulu, akan
membayar harga yang sangat mahal atas penolakan dan keras kepalanya itu karena bertahan dengan
kebohongan yang diada-adakan yang disematkan kepada Allah subhanahu wa taala. Dan
sebaliknya, bagi orang-orang yang menerima Al-Quran, yang mengimaninya sebagai wahyu yang
tak berubah dari Tuhan yang Maha Esa, dan yang hidup di bawah bimbingannya, mereka akan diberi
imbalan dengan pahala yang elok nan abadi. Sebagaimana petunjuk Al-Quran merupakan bimbingan
yang benar lagi lurus dalam keseluruhan isinya, adalah surat Al-Kahfi khususnya yang melengkapi
orang beriman untuk merespon dengan sebaik-baiknya terhadap kemaksiatan yang lahir dari
kejahatan skriptural (kejahatan mengubah-ubah naskah kitab suci).

Oleh karena Nabi besar Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) sendiri lah yang telah
mengaitkan Surat Al-Kahfi ini dengan Dajjal si Al-Masih palsu atau Anti-Kristus (misalnya Hadits
tentang pembacaan sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi dapat melindungi diri dari fitnah Dajjal),
implikasi awal dari kalimat pembuka ini ialah suatu peringatan bahwa Dajjal akan menyerang umat
manusia sembari mengeksploitasi ayat-ayat yang telah tercemar pada kitab suci terdahulu demi
kepentingannya sendiri (ayat-ayat yang telah berubah dari bentuk asalnya tersebut menjadi pijakan
bagi Dajjal untuk ia gunakan sebagai alat dalam menjalankan agenda dan misi dajjalistik nya).
13
Implikasi kedua dari ayat pembuka ini ialah bahwa orang-orang yang beriman berkewajiban penuh
untuk membiasakan diri dengan pengetahuan akan perubahan-perubahan tekstual yang telah
mengotori kitab-kitab suci sebelumnya agar dapat mengetahui medan peperangan (seperti Riba) di
mana Dajjal akan menyerang umat manusia.

******



Terjemah:

Dan (lebih jauhnya, ayat Suci ini bertujuan untuk) memberi peringatan kepada orang-orang yang
berkata: "Allah mengambil seorang anak". (18:4)

Tafsir :

Ada banyak kejahatan skriptural, dan ada banyak kebohongan atas nama Allah subhanahu wa taala,

tetapi kebohongan terbesar di antara semuanya ialah bahwa Allah taala mengambil bagi Diri-Nya
seorang anak. Umat Nasrani meyakini bahwa Dia mempunyai anak bernama Yesus, sementara Umat
Yahudi pernah pula menyatakan bahwa Nabi Uzair (alaihissalam) adalah anak Allah. Bukti tentang
ini telah muncul di lembaran Perkamen Laut Mati (atau yang dikenal dengan sebutan the Dead Sea
Scrolls).

Dalam upaya bagi seorang Muslim untuk mempelajari subjek tentang perubahan-perubahan tekstual
dan pencemaran kitab suci Yahudi dan Nasrani tersebut, ia harus betul-betul mencurahkan
perhatiannya kepada perubahan ini secara khusus, misalnya pernyataan yang salah tadi bahwa Allah
mengambil seorang anak, kemudian ia pelajari dengan seksama dalam Al-Quran ini bagaimana
Allah telah menjawab kebohongan yang disematkan pada Allah ini.

Akan tetapi Al-Quran bernada spesifik ketika memperingatkan, dalam surat Al-Kahfi ini, tentang
kecamannya akan hukuman Ilahi yang akan mengenai sekelompok umat Nasrani dan Yahudi di
akhir zaman. Azab itu telah terbentang sampai-sampai Kristen Barat dan Yahudi Eropa kini telah
melegalkan pernikahan sesama jenis. Selebihnya, beberapa laporan sampai kepada kita bahwa
orang-orang telah melakukan hubungan intim di tempat umum di Inggris dan beberapa belahan bumi
Eropa lainnya. (wa naudzubillahi min dzalik)

******




14
Terjemah:

Tidaklah mereka mempunyai pengetahuan tentang hal itu, dan tidak pula nenek moyang mereka
(ketika mereka menyatakan hal seperti itu tentang-Nya). Alangkah besarnya (bagi Allah) kata-kata
yang keluar dari mulut mereka; tidaklah mereka mengatakan (sesuatu) kecuali dusta belaka. (18:5)

Tafsir :

Ayat ini mengandung suatu penolakan yang mutlak dan non-ambigu terhadap kepercayaan umat
Nasrani akan Nabi Isa (alaihissalam) sebagai anak Tuhan. Kepercayaan orang Yahudi, yang juga
dinyatakan sebagai batil, sekarang mulai memudar. Tetapi kepercayaan yang salah tentang
Yesus/Isa Al-Masih sebagai anak Tuhan mendasari kekeliruan yang jauh lebih besar yaitu
kepercayaan dalam prinsip Trinitas', bahwa Tuhan adalah Esa tetapi terdiri dari tiga kepribadian
Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Tuhan Roh Kudus.

Seorang Muslim harus tetap pada pendiriannya tanpa kompromi untuk tidak mendukung pernyataan
yang keliru ini dan tetap membiasakan diri dalam kondisi apa pun jua untuk menolak kepercayaan
1
yang salah ini.

Metode tanggapan yang ditampilkan oleh ayat ini terhadap kekeliruan tersebut adalah untuk
mengarahkan perhatian langsung kepada kurangnya pemahaman tentang Allah oleh orang-orang
yang menelan begitu saja mentah-mentah kebohongan tersebut. Sebagai konsekuensi dari
kejahilannya itu mereka jadi bersikukuh pada kekeliruan tersebut. Seorang Mukmin berkewajiban
untuk menampik kejahilan itu dengan ilmu!

******





Terjemah:

Maka (apakah) barangkali kau akan membunuh dirimu atas keberadaan mereka, sekiranya mereka
tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran), (karena engkau) merasakan kesedihan (yang
sangat)? (18:6)

Tafsir :

Maka, tahanlah dirimu dari kesedihan yang berlebihan terhadap orang-orang yang tidak akan pernah
merasa puas hingga mereka berhasil mendapatimu (wahai Muhammad), dan para pengikutmu,
mengikuti millah mereka yang telah dibelokkan dari kebenaran Dien yang satu.

15
Al-Quran memperingatkan bahwa sementara ada orang-orang yang menanggapi dengan baik
dengan disampaikannya ilmu pengetahuan akan kebenaran yang hakiki melalui Al-Quran ini,
sehingga mereka akan menyadari kekeliruannya tentang Allah dan meninggalkan kekeliruan
tersebut, masih akan ada sekelompok lainnya yang kebengkokan internal mereka sudah sedemikian
akut sehingga sulit untuk ditembus. Peringatan yang tampak jelas dalam ayat ini ialah bahwa Dajjal
akan memperalat orang-orang tersebut sebagai sarana yang dengannya ia membelokkan keyakinan
orang-orang beriman. Ini ada hubungannya dengan serangan dahsyat Dajjal yang pernah Rasulullah
peringatkan :

Dari Abu Said Al-Khudri : Rasulullah SAW bersabda, Kalian pasti akan mengikuti jalan (yang
salah) dari kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, hingga jika mereka masuk ke lubang biawak pun kalian akan memasukinya juga., Kami

bertanya, Wahai Rasulullah, apakah Yahudi dan Nasrani (yang engkau maksudkan)?, beliau
menjawab, siapa lagi? (HR Bukhari)

Karakteristik yang sangat nampak dari umat Islam hari ini diantaranya ialah banyak yang telah
meninggalkan cara hidup Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) dan malah meniru gaya hidup
orang-orang kulit putih Eropa dengan aliansi misteriusnya dari kaum tak bertuhan Nasrani gadungan
dan Yahudi gadungan yang saat ini menguasai dunia. Janggut yang mulai hilang dari wajah sang
pria, tudung dari kepala wanita, penerimaan universal atas Riba dan perilaku syirik sistem negara
modern, revolusi kaum feminis, dan lain-lain adalah contoh nyata telah merajalelanya fitnah Dajjal.

******




Terjemah:

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (18:7)

Tafsir :

Oleh karenanya orang-orang beriman mesti melihat bumi ini (kehidupan dunia modern) akan
semakin bertambah gemerlapan seiring dengan perwujudan dari fitnah (cobaan dan ujian) yang
hebat di periode Dajjal yang akan mencapai klimaksnya. Dan tidaklah dunia ini akan lebih gilang
gemilang gemerlapnya selain karena terus berlangsungnya revolusi teknologi dan sains yang
menyuguhkan perubahan yang unik, dramatis dan pesat pada kehidupan umat manusia tentang cara
hidup, bepergian, komunikasi dan seterusnya.

16
Hari ini adalah smart phone yang menyapu seluruh dunia, tetapi esok akan ada penemuan-penemuan
teknologis yang jauh lebih canggih lagi yang akan membuat manusia merasa semakin terheran-
heran. Pada saat itu mungkin penulis sudah berada dalam kuburnya, tetapi ia memperingatkan (hari
ini) bahwa Dajjal akan mempergunakan seluruh daya pikat yang tampak ajaib dan luar biasa dari
gemerlapnya kehidupan dunia ini sebagai basis terbesar medan perangnya yang ia gunakan untuk
menguji keimanan umat manusia.

Apabila Dajjal berhasil menempatkan Dunya dalam kalbu orang beriman menggantikan kedudukan
Allah Subhanahu wa Taala, itu artinya mereka gagal melewati ujian dan tipu daya ini dan dia
(Dajjal) kemudian akan semakin mudah untuk menggiring mereka ke neraka. Dunia dimana kita
hidup sekarang ini adalah satu tempat dimana mayoritas manusia tampak sudah sangat tergoda oleh
Dunya, dan, sebagai konsekuensinya, semakin terkungkung dalam gaya hidup materialisme, tak
berketuhanan, dan kemerosotan moral sebagai akibat dari semakin jauhnya mereka berpaling dari
Allah Subhanahu wa Taala.

Muhammad Asad menyatakan bahwa Allah subhanahu wa taala membiarkan mereka


menampakkan karakter asli mereka dalam menunjukkan sikapnya masing-masing -bermoral atau
tidak bermoral- terhadap alat-alat dan keuntungan materiil yang ditawarkan dunia kepada mereka.
Motif sesungguhnya yang paling pokok dari penolakan manusia untuk mengimani pesan tersirat
Tuhan ialah hampir selalu karena keterikatan buta mereka yang berlebihan kepada gemerlap dunia,
berpadu dengan kecongkakan semu yang mereka sebut dengan prestasi yang gemilang.

******



Terjemah:

Dan sesungguhnya, (dalam hitungan waktu) Kami benar-benar akan menjadikan apa yang di
atasnya menjadi tanah rata lagi tandus. (18:8)

Tafsir :

Tanah yang tandus tanpa tumbuh-tumbuhan atau tanaman hal ini akan terjadi secara alamiah ketika

persediaan air telah habis maka orang-orang beriman hendaklah memfokuskan perhatian mereka
kepada semakin menurunnya tingkat persediaan air di dunia yang kian langka seiring dengan
hitungan mundur (hari kiamat) yang telah nyaris mencapai klimaksnya. Rasulullah (shallallahu
alaihi wa sallam) mengungkapkan bahwa Yajuj dan Majuj sangat kehausan, dan ketika mereka
dilepaskan mereka akan meminum habis semua air di dunia. Gaya hidup modern telah disifati dalam
beberapa waktu belakangan ini dengan istilah over-konsumsi (konsumsi berlebihan), pencemaran
17
dan pemborosan terhadap air. Dan di segenap jagat bumi hari ini, sungai-sungai dan kali pun sudah
mulai mengering.

Akan tetapi kemajuan dunia sains dan teknologi yang bertujuan untuk menggantikan keimanan
kepada Allah menuju keimanan kepada kepandaian manusia ini juga kelak akan musnah hingga
menyerupai tanah yang tandus itu! Maka kelak, satu hari nanti, ketika Al-Masih yang asli membunuh
si Al-Masih palsu, misil-misil rudal yang dikendalikan secara elektronik dengan komputer, dsb,
tidak akan berfungsi lagi.

Kembali lagi, inti utama dari strategi dalam membentengi diri dari fitnah Dajjal, sebagaimana fitnah
itu bersinggungan dengan kehidupan dunia yang sementara ini, haruslah berupa suatu upaya aktif
dalam membiasakan diri untuk memanjangkan puasa. Nabi Musa (alaihissalam) berpuasa selama
40 hari. Semakin kita sering berpuasa dalam waktu yang lama, sifat kesementaraan dari kehidupan
dunia akan semakin terasa dan kentara dan, hasilnya, hati yang memiliki iman akan secara alamiah
menganggap sepele kemilau kehidupan dunia itu yang merintangi baktinya kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Suatu hari gemerlap ini akan lenyap menjadi debu. Penulis buku ini menghimbau para
pembaca yang budiman yang belum pernah mengalami sendiri puasa pribadi yang berlangsung
selama 40 hari agar dapat merasakan sendiri efek dari hilangnya gemerlap dunia setelah
mengamalkan puasa tersebut.

*******





Terjemah:

Apakah engkau mengira bahwa (kisah mengenai) para Penghuni Gua dan Raqim itu, mereka
termasuk daripada tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan? (18:9)

Uraian :

(Dan oleh karena kehidupan di dunia ini hanya ujian semata) apakah engkau merasa heran (wahai
Muhammad) (pada kisah perumpamaan ini) tentang para Penghuni Gua dan (kesetiaan mereka pada
kitab suci) Ar-Raqim itu dan engkau menganggap hal seperti itu sebagai suatu tanda yang
menakjubkan di antara (sekian banyak) tanda-tanda kekuasaan Kami?

Tafsir :

Inilah kisah perumpamaan dari beberapa pemuda yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Taala
dan yang merespon situasi genting yang mirip dengan fitnah Dajjal dan Yajuj & Majuj di akhir
zaman, yakni dengan menarik diri dari dunia tak bertuhan yang mengobarkan perang terhadap
18
mereka itu dan yang memerangi cara hidup religius mereka. Mereka dapat bertahan dari gempuran
tersebut dengan cara berpegang teguh pada kitab Ilahi yang suci (Ar-Raqim).

Jika umat Islam ingin menyelamatkan diri dari perang terhadap Islam di zaman modern, mereka
hendaknya mengikuti contoh dari para pemuda kahfi tadi dengan cara betul-betul berpegang teguh
kepada kitab suci, Al-Quran. Dan oleh karena Al-Quran menyatakan dirinya sebagai kitab yang
menjelaskan tentang segala sesuatu (Quran, An-Nahl, 16:89), itu artinya bahwa Al-Quran pasti

menjelaskan zamannya Dajjal dan Yajuj & Majuj, dan dengan demikian maka Al-Quran juga
2
menegaskan kepada kita bahwa sekarang ini kita sedang hidup di zaman tersebut.

******




Terjemah :

(Ingatlah), tatkala para pemuda itu (lari demi menyelamatkan diri dari gempuran terhadap Islam
yang dilancarkan oleh kelompok tak bertuhan itu untuk) mencari tempat berlindung ke dalam gua,
lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (18:10)

Tafsir :

Ketegasan mereka dalam mempertahankan keimanan sungguh luar biasa, para pemuda itu memilih
untuk pergi meninggalkan rumah-rumah mereka dan melarikan diri dari pembantaian daripada harus
mengkompromikan iman mereka. Kompromi tersebut dipaksakan kepada mereka supaya mereka
dapat berbaur dengan dunia yang tak berketuhanan itu. Banyak umat Islam di dunia modern
menunjukkan sikap yang justru berlawanan dengan sikap yang diambil oleh para pemuda Kahfi,
misalnya mereka lebih memilih untuk mengkompromikan kewajiban mereka kepada Allah
Subhanahu wa Taala, dan kepada Nabi mereka (shallallahu alaihi wa sallam), untuk bertahan
dengan Visa USA atau Green Cards mereka, lebih memilih untuk mempertahankan dan
memproteksi bisnis, karir, atau kehidupan nyaman mereka di sebahagian negara-negara Eropa atau
Amerika Utara, atau status elit mereka di negeri asal mereka, demi untuk dapat diterima sebagai
bagian dari masyarakat sosial tak bertuhan di mana mereka tinggal.

Sekarang sangat memungkinkan untuk memahami hikmah Ilahi dibalik penciptaan makhluk jahat
(Dajjal dan Yajuj & Majuj) dan dibalik dilepaskannya mereka ke dunia pada zaman Fitnah (zaman
yang penuh dengan ujian dan kesengsaraan) ini. Seiring dengan semakin gencarnya perang terhadap
Islam, Allah Subhanahu wa Taala akan dapat memisahkan biji padi dari sekam. Seorang hamba
19
Allah yang sejati akan lebih meneladani para pemuda dalam cerita Ashabul Kahfi ini, untuk mejaga
keutuhan iman mereka, ketimbang harus berkompromi dengan keimanan mereka agar dapat
bertahan hidup di dunia yang tak bertuhan. Buku kami berjudul Surat Al-Kahfi dan Zaman Modern
membahas secara spesifik hubungan antara sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi ini dengan Dajjal
si Messiah palsu atau Anti-Kristus.

******




Terjemah:

Maka Kami menaruh tutupan ke atas telinga mereka (supaya mereka tertidur hingga) beberapa
tahun dalam gua itu, (18:11)

Tafsir :
Mereka tak dapat mendengar, sehingga mereka tidak terjamah oleh ocehan dan gembar-gembor

perang propaganda licik nan hebat yang tak henti-hentinya dari dunia tak bertuhan versi modern,
yang utamanya disebar luaskan melalui media-media massa dan elektronik serta digital (seperti
acara televisi CNN khususnya, media mainstream dll). Implikasi tersirat dari menaruh penutup ke
atas telinga mereka' adalah bahwa, akan lebih baik bagi orang-orang beriman, dalam rangka
mempertahankan kehidupan dan keimanan mereka dari serangan gencar dunia tak bertuhan ini,
jikalau mereka hidup di tempat terpencil jauh dari hiruk-pikuk keramaian dimana pengasingan dan
kesunyian (jauh dari ingar bingar dunia) lebih mudah untuk dicapai. Kedua, adalah ketika telinga
dan mata eksternal ini ditutup (menghindari kemilau pesona dan dari ingar bingar dunia yang tak
bertuhan) barulah telinga dan mata internalnya (pendengaran dan penglihatan nurani yang hakiki)
dapat diaktifkan dengan lebih baik untuk membangun kekuatan dan keteguhan jiwa dalam
menangkal serangan Dajjal terhadap Islam.

******



Terjemah:

Kemudian Kami bangunkan mereka, (dan Kami lakukan ini semua) agar Kami dapat memberitahu
(kepada dunia), manakah di antara kedua pendapat itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa
lama mereka tinggal (dalam keadaan seperti itu). (18:12)

Tafsir :

20
Maka kisah yang Kami ceritakan sekarang tentang para pemuda dalam Gua ini hakikatnya adalah
untuk mengarahkan perhatian kepada pembahasan mengenai sifat multi dimensi dari waktu.
Menjadi mustahil bagi seseorang untuk dapat menguasai topik pembahasan tentang Dajjal si Al-
Masih palsu ini kecuali kalau orang tersebut memahami topik tentang waktu, dimana Dajjal ketika
dilepaskan ia akan tinggal di dunia selama 40 hari sehari bagaikan setahun, sehari bagaikan

sebulan, sehari bagaikan satu minggu, dan sisa harinya adalah seperti hari-hari kalian. (Sahih
Muslim).

Surat Al-Kahfi mengajarkan kita bahwa waktu adalah wadah spiritual yang efektif yang dengan
melaluinya orang beriman dapat melengkapi dirinya dengan kapasitas dan kemampuan untuk
memahami, juga menyikapi dengan tepat, terhadap fitnah Dajjal dan Yajuj & Majuj. Pengasingan

diri dan kesunyi-senyapan sebagaimana yang diperoleh di dalam gua, atau dalam kondisi Itikaf,

merupakan suatu cara dimana melaluinya seorang mukmin dapat tercabut sementara dari waktu

duniawi, dan, dalam prosesnya, memasuki waktu tanpa batas' (yang, mengacu pada Al-Quran,
terdiri dari tujuh macam lapisan waktu' atau sabah samaawaat - Quran, Al-Mulk, 67:3). Adalah
rasa dari waktu yang tak terbatas yang secara efektif mampu mengungkap sifat sementara dari
dunia fana ini yang digunakan oleh Dajjal untuk menjebak umat manusia. Ada sebuah bab dalam
buku kami berjudul Surat Al-Kahfi dan Zaman Modern yang membahas secara detail perkara
tentang waktu.

******

Terjemah:

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan (lagi) bagi mereka
petunjuk. (18:13)
Uraian:

(Dan kini) Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. (Ingatlah)
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman (yang telah mencapai keimanan)
kepada Tuhan mereka, dan (sebagai konsekuensi dari keimanan itu) Kami tambahkan (lagi) bagi
mereka petunjuk (dan Kami perluas kesadaran serta wawasan mereka kepada jalan yang benar).

Tafsir :
21
Ada sebuah pesan luar biasa dalam dua ayat ini (satu yang di atas, satunya lagi yang di bawah)
tentang pelipur lara dan harapan. Sebagai seorang mukmin yang memisahkan dirinya dari
lingkungan tak berketuhanan dan dekadensi moral tatanan dunia Yajuj dan Majuj hari ini, seraya
melawan serangan mereka terhadap Islam yang kini merajalela di seluruh dunia, dan, bila
memungkinkan, menentang penguasa yang zalim, setiap langkah yang ia ambil di jalan pertahanan
dan pemeliharaannya akan kebenaran itu menghasilkan sebuah respon Tuhan yang meningkatkan
keimanannya serta menguatkan jiwanya untuk menangkal musuh. Ketika orang beriman seperti itu
diserang, dikucilkan, dicela, dihalangi kebebasannya untuk mendakwahkan Islam atau dianiaya,
maka kebalikannya akan terjadi, yakni Allah subhanahu wa taala akan menambah kesesatan

terhadap orang-orang yang menyerangnya. Al-Quran menggambarkan takdir yang menanti orang-
orang jahat seperti itu dengan ungkapan (yang berhubungan dengan larangan Riba): mereka tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila (Quran, Al-
Baqarah, 2:275).

******







Terjemah :

Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, Tuhan kami adalah
Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat
demikian, tentu kami telah mengucapkan (kepalsuan) yang terlampau jauh (dari kebenaran).
(18:14)

Uraian :

Dan Kami teguhkan (Kami berkati) hati mereka (dengan kekuatan sehingga) ketika mereka berdiri
(tegak dengan lantang dan gagah berani) dan menyatakan (kepada kaum tak bertuhan itu) : Tuhan
kami adalah Tuhan langit dan bumi. Tidak akan pernah kami menyeru kepada selain-Nya (dan oleh
karenanya, tidak akan pernah kami menyatakan ketundukan kami kepada siapa saja penuntut
kedaulatan, otoritas tertinggi, hukum tertinggi dan seterusnya selain daripada Allah Yang Maha
Tinggi)! Jika kami melakukannya, sungguh kami telah mengatakan suatu (kepalsuan) yang (amat
besar dan) terlampau jauh (dari kebenaran)!

Tafsir :

22
Ketika seorang yang beriman kepada Allah subhanahu wa taala menangkis ketidak bertuhanan dari
dunia modernnya Dajjal dan Yajuj & Majuj, maka dia harus meyakini bahwa yang dia tolak secara
khusus adalah kesyirikannya. Syirik tersebut hari ini telah hadir secara universal, namun demikian
masih saja banyak orang yang kesulitan untuk menyadarinya. Amat sedikit orang yang hari ini dapat
mengenali kesyirikan dari negara modern, misalnya, ketika negara mengklaim bahwa otoritas dan
hukumnya adalah yang tertinggi. Nabi kita tercinta (shallallahu alaihi wa sallam) telah mewanti-
wanti bahwa serangan Dajjal berupa Syirik akan sangat sulit dikenali seperti sulitnya melihat seekor
semut hitam, di atas batu hitam, di tengah malam hitam gelap gulita.

Para pemuda Kahfi menyadari bahwa segala bentuk penerimaan terhadap kesyirikan akan
mengakibatkan kerusakan yang menyeluruh terhadap keimanan seseorang. Dan mereka secara
konsekuen menolak kesyirikan itu sampai-sampai mereka meninggalkan tempat tinggal mereka.
Surat Al-Kahfi mengetuk pintu hati kita di zaman kesyirikan yang universal ini untuk menghimbau
kita semua, terutama kaum muda, untuk meneladani langkah yang dicontohkan para pemuda Kahfi
tersebut.

Seorang muslim tidak bisa mengikrarkan janji setianya kepada Negara sekuler berserta konstitusinya
sembari terus membuat pernyataan abu-abu (misalnya dalam sholat) Allahu Akbar (Allah yang
Tertinggi, Otoritas-Nya adalah yang Tertinggi, Hukum-Nya adalah hukum Tertinggi). Negara
sekuler modern terbentuk di Eropa oleh peradaban barat modern yang tak berketuhanan melalui
sebuah aliansi Zionis Yahudi-Nasrani dan penghinaannya kepada Tuhan dengan mengklaim bagi
dirinya kedaulatan, otoritas tertinggi dan hukum / undang-undang tertinggi. Ayat selanjutnya
menggambarkan perilaku tersebut sebagai yang terburuk dari yang terburuk. (Lihat juga bab

Syiriknya Negara sekuler modern pada Part ll dari buku saya Jerusalem dalam Al-Quran).

*******







Terjemah:

(Mereka) semuanya (dari) kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk
disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan
mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah? (18:15)

Uraian:

23
(Mereka) semuanya (dari) kaum kami ini, telah menjadikan selain Dia (Allah subhanahu wa taala)
sebagai tuhan-tuhan (yang mereka anggap sebagai penguasa tertinggi, dll). Mengapa mereka tidak
(dapat membela diri atas keyakinan mereka yang mengada-ada itu dengan) mengemukakan alasan
yang terang (dan masuk akal tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada
orang-orang yang (sungguh seburuk-buruk perbuatan ialah) mengada-adakan terhadap Allah dengan
kebohongan (seperti itu)?

Tafsir :

Inilah gambaran nyata tentang apa yang telah dilakukan oleh dunia modern tak bertuhan ini dalam
mendirikan, contohnya, Negara sekuler modern bersama klaim konstitusionalnya yang abal-abal dan
arogan akan kedaulatan tertinggi, otoritas tertinggi, hukum tertinggi, kebebasan untuk menghalalkan
apa-apa yang diharamkan oleh Allah, kebebasan melegalisasikan hal-hal yang dilarang oleh Allah
Subhanahu wa Taala seperti misalnya Allah melarang judi, tetapi negara sekuler modern tidak
hanya membolehkannya tetapi juga malah terlibat dalam perjudian yang disponsori oleh negara. Ini
adalah kemaksiatan terbesar (Zhulm) yang pernah dilakukan oleh siapapun.

Hati setiap pemuda Islam, baik laki-laki maupun perempuan, harus bergetar dengan penuh
ketakjuban dan kegembiraan ketika mereka membaca ayat-ayat dalam surat Al-Kahfi ini.
Disebabkan di sinilah Allah Taala sendiri yang menyampaikan panggilan yang membangunkan
kepada mereka dimana mereka haruslah terinspirasi dengan kisah para pemuda Kahfi dalam kisah
ini yang memiliki iman (yang teguh) kepada-Nya, dan yang dengan tegas menolak segala macam
upaya dunia tak bertuhan itu untuk merusak keimanan mereka. Walhasil Dia memberkahi mereka
dengan menambahkan keimanan ke dalam hati mereka.

******




Terjemah :

Dan oleh karena kalian telah menjauhkan diri dari mereka dan apa yang mereka sembah selain
Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan
rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan penyelesaian yang baik bagimu dalam urusanmu. (18:16)

Uraian :

Dan oleh karena (sekarang) kalian (saudaraku kaum muslimin) telah berpaling (menarik diri dan
berlepas diri) dari mereka, dan dari segala sesuatu yang mereka sembah selain Allah (dari ketidak
24
berketuhanan mainstream mereka), maka carilah perlindungan ke dalam gua itu (hari ini dapat
diartikan berada di lokasi terpencil Kampung Muslim) : Tuhanmu akan melimpahka rahmat-Nya
kepadamu dan akan menyediakan penyelesaian yang baik bagimu (yaitu mengurus segala
kesulitanmu) (sedemikian bijaksana hingga Dia akan memberimu kenyamanan dan kemudahan)
dalam urusanmu.

Tafsir :

Maka implikasinya ialah bahwa satu dari seribu, mengacu pada sebuah hadits Qudsi (tercantum
dalam beberapa tulisan di buku ini), yang akan dapat bertahan dari badai Yajuj dan Majuj dengan
iman yang tiada bergeming, dan yang akan masuk surga, adalah orang yang berlepas diri dari
kubangan masyarakat tak bertuhan. Ayat ini juga menyampaikan sebuah jaminan meyakinkan akan
sebuah pertolongan dan perlindungan Ilahi bagi orang-orang yang memisahkan diri dari dunia tak
berketuhanan untuk mempertahankan iman mereka! Ayat ini juga mengantisipasi bahwa ketika
orang-orang beriman berusaha menarik diri dari dunia tak berketuhanan, mereka yang akan
mempelopori pengasingan itu dan yang akan pergi untuk membangun Kampung Muslim di lokasi
terpencil adalah selalu para pemuda Islam.

******







Terjemah:

Dan kau dapat melihat matahari, ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila
terbenam (matahari itu) menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada (terbaring) dalam
tempat yang luas (ruangan terbuka) dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Allah. (saksikanlah) Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang
mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan
seorang pelindung pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (18:17)

******








25
Terjemah:

Dan engkau akan mengira mereka bangun (terjaga), padahal mereka tidur; dan Kami bolak-
balikkan (tubuh) mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kaki-
kakinya di depan pintu gua. Dan jika engkau menyaksikan mereka tentu kau akan berpaling dari
mereka seraya melarikan diri dan pasti engkau akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka. (18:18)

Tafsir :

Harus menjadi jelas bahwa gerakan tubuh mereka ketika mereka berguling ke kiri dan ke kanan,
kemudian dari kanan ke kiri adalah suatu respon terhadap pergerakan cahaya matahari, - suatu
prinsip ilmiah yang diketahui sebagai fototropisme. Oleh karenanya surat Al Kahfi disini
mengarahkan perhatian orang-orang yang beriman untuk mempelajari sifat dasar dan konstitusi dari
alam material, suatu studi yang dikenal dengan sebutan ilmu pengetahuan alam.

Di lain tempat kita menemukan bukti bahwa Dajjal akan menjadi master-mind atau otak dari revolusi
sains dan teknologi yang akan dia gunakan sebagai eksploitasi terhadap manusia dan alam demi
untuk keuntungannya sendiri. Akan tetapi Surat ini juga mengarahkan perhatian khusus kita akan
pentingnya upaya strategis dalam memanfaatkan energi matahari, dan, oleh karenanya, segala
macam energi dari SDA lainnya seperti energi angin, ombak di lautan dll, akan diperlukan selama
periode Dajjal. Hanya dengan begitu barulah masyarakat dapat melepaskan diri dari cengkeraman
orang-orang yang telah menjerat manusia ke dalam kemiskinan berkepanjangan melalui Riba,
kemudian menjebak mereka ke dalam ketergantungan terhadap aliran listrik dan minyak impor
sebagai sumber energi, kemudian menyerang nilai mata uang mereka untuk menaikkan harga BBM
setinggi-tingginya hingga masyarakat merasa putus asa untuk dapat bertahan hidup, kemudian
akhirnya mereka (Dajjal) menawarkan pembebasan dari penderitaan ini, atau, bahasa halusnya,
untuk menyelamatkan, sebagai gantinya ialah masyarakat harus masuk ke dalam dekapan mereka
yang memerintah dunia atas nama Negara Yahudi-Eropa Zionis Israel. Amat sedikit yang kelak
dapat menahan godaan dari pembebasan kemiskinan itu dan lebih memilih untuk menyambut
kehidupan yang layak di bawah penerimaan, dan atau ketundukan, terhadap pemerintahan Israel di
muka bumi. Buku ini ditulis dengan harapan semoga dapat menginspirasi generasi Muslim yang
akan datang untuk dapat menangkal semua gempuran (fitnah) Dajjal tersebut (dan dari berbagai
macam godaannya), serta agar dapat melakukan segala pengorbanan demi mempertahankan
keimanannya.

Bilamana kita umat Islam sadar akan betapa pentingnya melepaskan diri dari genggaman dunia
sekuler modern yang tak bertuhan itu, dan berupaya untuk mempertahankan iman ini melalui
pembangunan kampung-kampung muslim di lokasi terpencil, maka kita harus mengingat agar
mengerahkan segala upaya untuk mencapai energi mandiri melalui pemanfaatan akan energi
matahari (misalnya). Kita juga harus memastikan jumlah suplai air yang memadai dan mandiri untuk
kaum muslimin. Penting juga bagi kita untuk mengingat dengan seksama bahwa para pemuda Kahfi
menaruh perhatian yang cukup teliti mengenai perkara keamanan. Metode mereka dalam kehati-
26
hatiannya ialah membawa seekor anjing bersama mereka. Dengan demikian surat Al-Kahfi
mengarahkan perhatian kita akan pentingnya perihal keamanan, dan, dalam pelaksanaannya,
menjadikan perlunya memelihara anjing penjaga.

******







Terjemah:

Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Berkata salah
seorang di antara mereka, Sudah berapa lama engkau sekalian berada (di sini)? Mereka
menjawab, Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari. Berkata (yang lain lagi), Tuhanmu
lebih mengetahui berapa lama kalian berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antaramu
pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang
paling murni, maka bawakanlah rezeki darinya (makanan itu) untukmu, dan hendaklah dia berlaku
lemah lembut (berhati-hatilah) dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.
(18:19)

Uraian :

Dan demikianlah, (suatu waktu) Kami bangunkan mereka (dari tidur panjangnya); agar mereka
saling bertanya satu sama lain (tentang apa yang telah terjadi pada mereka). Berkatalah salah seorang
dari mereka: Sudah berapa lamakah engkau sekalian berada (di sini)?, berkata (yang lain lagi) kita
berada (disini) sehari, atau setengah hari. Berkata (yang lain lagi yang dianugerahi dengan

penglihatan spiritual intuitif internal): Tuhanmu lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada
disini. Maka suruhlah salah seorang di antaramu untuk pergi ke kota dengan uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat (mencari) makanan manakah (di antaranya) yang paling murni (sebab dunia yang
tak bertuhan telah merusak makanan sedemikian rupa hingga orang terjerembab untuk memakan
makanan yang hampir setara dengan sampah), dan bawakanlah rezeki darinya (makanan itu)
untukmu. Akan tetapi hendaklah ia berlaku lemah lembut (waspada dan berhati-hatilah), dan
janganlah ia menceritakan tentang halmu kepada siapapun (yang akan membuat mereka menyadari
keberadaanmu) (dengan menerangkan bentuk keyakinanmu secara tidak perlu kepada mereka).

27
Tafsir :

Terkandung pelajaran bahwa kata walyatalaththaf (berbahasa Arab) dalam naskah Al-Quran yang

diterjemahkan sebagai kewaspadaan dan kehati-hatian (atau berhati-hatilah, berlemah-lembutlah)


berposisi tepat di tengah dari keseluruhan Al-Quran. Ini sungguh suatu tanda dari Allah subhanahu
wa taala yang memperingatkan kaum muslimin akan bahaya laten yang menanti mereka di akhir
zaman. Dengan ini hendaklah diperoleh dari mereka kesesuaian dengan nasihat dan peringatan
tersebut.

Kedua, fakta bahwa beberapa pemuda Kahfi memperhitungkan akan lamanya waktu yang telah
mereka habiskan selama mereka tertidur di dalam gua adalah kurang lebih satu atau setengah hari,
sementara yang lainnya tampak ragu akan jawaban tersebut, mengindikasikan akan sifat alamiah
dari waktu yang multi-dimensional. Demikianlah surat ini mengarahkan perhatian pembaca akan
perlunya mempelajari persoalan tentang waktu' dengan perhatian khusus, dan demikianlah kami
mencurahkan perhatian kami pada sebuah bab dalam buku ini khusus untuk subjek tersebut.

*******




Terjemah :

Sesungguhnya jika mereka (dapat) mengetahui keberadaan kalian, niscaya mereka akan melempari
kalian dengan batu, atau memaksamu sekalian (untuk kembali) kepada millah mereka, dan jika
demikian niscaya engkau sekalian tidak akan beruntung selama-lamanya". (18:20)

Uraian :

Karena sesungguhnya, jika mereka (dapat) mengetahui (melacak) keberadaanmu (jika mereka dapat
menemukan bentuk keyakinanmu/keimananmu), mereka akan merajammu (semisal mengeluarkan
kebijakan untuk pencitra-burukkan dan intimidasi, atau mengutuk, mencaci, memaki dan
menterormu dengan mendeklarasikan bahwa kau adalah seorang teroris atau sebuah ancaman
besar bagi keamanan', dan lain sebagainya) atau memaksamu (untuk kembali) kepada millah mereka
(ketidak-bertuhanan mereka yang mainstream) (untuk tunduk sebagai budak bagi otoritas mereka
dan untuk bergabung dengan khalayak tak berketuhanan yang mainstream) (sehingga) Dan jika
demikian niscaya engkau sekalian tidak akan beruntung (tidak akan pernah berhasil) selama-
lamanya.

Tafsir :
28
Perang terhadap Islam seperti demikian ialah menawarkan kepada kaum muslimin pilihan di antara
dua alternatif. Entah seorang Muslim harus tunduk patuh kepada mereka yang menguasai dunia dan
dengan itu dia harus mengkompromikan imannya hingga sedemikian penting baginya agar dapat
bergabung ke dalam tatanan dunia Yajuj dan Majuj, atau ia harus rela dikucilkan, dicinta burukkan,
dan dianiaya. Jika ia merespon perang terhadap Islam tersebut dengan meniru cara yang diambil
oleh para pemuda Kahfi, maka bersamanya ada sebuah janji Ilahi akan pertolongan dan keberkahan.

******









Terjemah:

Dan demikianlah Kami mempertemukan (manusia) kepada mereka, agar mereka (manusia itu)
mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan
padanya. Ketika mereka saling berselisih satu sama lain tentang urusan mereka, mereka (orang-
orang itu) berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih
mengetahui tentang (perihal) mereka". Berkatalah orang-orang yang berwenang atas urusan
mereka: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah masjid (rumah peribadatan) di atasnya".
(18:21)

Uraian:

Dan demikianlah (dengan cara inilah) Kami mempertemukan (menarik perhatian manusia) kepada
(kisah) mereka, agar mereka (manusia itu dapat) mengetahui (di saat mereka berdebat antara sesama
mereka tentang apa yang telah terjadi pada para penghuni gua), bahwa janji Allah (akan pertolongan
Ilahi) itu benar (bagi mereka yang menjadi sasaran dalam perang terhadap Islam), dan bahwa
kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. (Dan) ketika mereka itu saling berselisih satu
sama lain tentang urusan mereka, (sebagian dari orang-orang itu) mereka berkata: "Dirikan sebuah
bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang (perihal apa yang terjadi
pada) mereka". Berkatalah orang-orang yang berwenang atas urusan mereka (yang pendapatnya
diberlakukan): "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah masjid (rumah peribadatan atau kuil)
ke atas (gua) mereka (dalam rangka menghidupkan kenangan tentang mereka).

Tafsir :

29
Bukti bahwa dikeluarkannya perintah untuk membangun sebuah Masjid dalam rangka
penghormatan kepada para pemuda Kahfi, dan dalam mengenang mukjizat tersebut (yang terjadi
pada mereka), mengindikasikan bahwa dunia tak bertuhan yang telah melancarkan perang terhadap
Islam tadi telah lenyap, dan telah berganti dengan suatu keadaan yang kini menyembah Allah
Subhanahu wa Taala. Surat Al-Kahfi di sini tengah memberikan harapan terbesar kepada umat
Islam di zaman ini yang mengalami persis serangan yang tak berbelas kasihan itu, dan kepada
mereka yang keimanannya kepada Allah subhanahu wa taala sedang diuji dengan perihnya. Surat
ini menanamkan harapan kepada umat Islam bahwa malam gelap nan panjang dari kebohongan
besar, pengelabuan, penindasan barbar dan penyiksaan ini, tidak akan berlangsung selamanya, dan
bahwa akan ada hari esok yang menjelang ketika Kebenaran akan menang sekali lagi atas kebatilan.
Dan oleh karena itu, orang-orang beriman tidak boleh berputus asa, tak boleh hilang harapan, dan
4
tak boleh berkompromi dalam urusan iman mereka.

******








Terjemah :

(Nanti) akan ada (orang) yang mengatakan, (Jumlah mereka) tiga orang, yang keempat adalah

anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) lima orang, yang keenam adalah
anjingnya", sebagai terkaan terhadap sesuatu yang gaib (yang mereka tiada memiliki pengetahuan
tentangnya); dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan
adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui (tentang berapa) jumlah mereka; tidak
ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah engkau
berdebat tentang hal mereka, kecuali perdebatan lahir saja, dan janganlah (dan tak perlu) kau
tanyakan (lebih jauh untuk memberimu keterangan) tentang mereka (para pemuda Kahfi) kepada
seorangpun di antara mereka (para tukang cerita itu) (18:22)

Tafsir :

Terdapat sebuah peringatan yang tertera di sini tentang suatu kondisi yang sedemikan berimbas di
masa yang akan datang berupa sebuah upaya yang akan dilakukan untuk mengalihkan perhatian dari
hakikat kejadian itu sendiri, hingga hal-hal sepele yang tak penting diperselisihkan, seperti,
contohnya tadi, jumlah pemuda yang berada dalam gua. Ini merupakan indikasi yang terang bahwa
30
perang terhadap Islam, yang hari ini sedang dilancarkan di dunia, akan mempertontonkan
pengadopsian persis seperti strategi ini dalam hal pengalihan fokus perhatian yang bercabang
kepadai isu-isu sepele seperti isu sektarian, misalnya perayaan Maulid Nabi Muhammad (s
hallallahu alaihi wa sallam) dll, dalam upaya mengalihkan perhatian dari kediktatoran politis yang
merajalela dan perbudakan ekonomi yang menimpa manusia bahkan di saat kami menulis buku ini.

Kaum muslimin tidak semestinya membiarkan diri mereka teralihkan oleh semacam pernak-pernik'
(perselisihan yang tidak penting dan tidak relevan) tersebut. Sebaliknya alangkah lebih baik jika
mereka mengkonsentrasikan perhatian mereka kepada pemahaman akan makna yang sebenarnya
dari berbagai peristiwa yang terjadi dan diiringi dengan respon yang tepat yang beranjak dari
petunjuk Ilahi melalui bimbingan Al-Quran dan yang teraktualisasikan dalam kehidupan Nabi
Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam).

Ayat ini juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah
(shallallahu alaihi wa sallam) (para Rabbi Yahudi, pent) mereka sendiri pun tidak memiliki ilmu

yang pasti tentang itu, sementara Allah subhanahu wa taala, yang menerangkan jawaban dari
pertanyaan tersebutlah yang memiliki pengetahuan yang pasti tentang perkara tersebut. Demikianlah
seharusnya para rabbi Yahudi itu menerima kebenaran Al-Quran ini sebagai wahyu Allah yang tak
terrusakkan, yaitu wahyu dari Tuhannya Nabi Ibrahim (alaihissalam).

******



Terjemah:

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan
ini besok pagi, (18:23)

*******







Terjemah:

kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah Tuhanmu jika engkau lupa, dan
katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat

31
kebenarannya dari pada ini" (misalnya daripada sekedar menampakkan kelupaan dalam perbuatan
ini). (18:24)

Tafsir:

Sirah Nabawiyah atau sejarah Nabi Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) telah meriwayatkan
peristiwa ketika orang-orang Quraisy memberi tiga pertanyaan kepada beliau yang diajukan oleh
para rabbi Yahudi dari Madinah, yang pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab hanya oleh seseorang
yang benar-benar seorang Nabi dan tidak bisa dijawab oleh selainnya. Maka mereka meminta beliau
(shallallahu alaihi wa sallam) untuk menjawab tiga pertanyaan tersebut demi memastikan apakah
pengakuan beliau sebagai seorang Nabi adalah suatu kebenaran. Dikisahkan bahwa beliau
(shallallahu alaihi wa sallam) menanggapinya dengan menyatakan bahwa ia akan menjawab

pertanyaan itu besok, seraya lupa mengucapkan kata insya Allah (jika Allah menghendaki).
Sebagai konsekuensi dari kealpaan tersebut, beliau terus menunggu dan menanti kedatangan
malaikat Jibril untuk memberi jawabannya namun tak kunjung datang jua hingga rentang waktu
yang tidak mengenakkan yaitu sekitar dua minggu lamanya.

Sangat memungkinkan bahwa peristiwa insya Allah ini pun tidak terjadi secara kebetulan. Bahkan,

insya Allah' bisa jadi merupakan suatu rencana Ilahi yang melaluinya tersirat suatu peringatan
bahwa zaman Dajjal, dan Yajuj & Majuj, akan disifati dengan suatu keadaan dimana ucapan sakral

insya Allah', yang menunjukkan suatu pengakuan akan, dan keterikatan dengan, dunia gaib yang
sakral, akan menjadi sesuatu yang tabu, yang sama sekali telah ditinggalkan dalam percakapan
sehari-hari.

Oleh karenanya, orang-orang beriman harus memiliki kapasitas untuk mengenali zaman itu ketika
munculnya karena ia mengancam akan menyeret semua orang ke dalam api neraka. Zaman itu akan
menjadi suatu kondisi dimana istilah-istilah yang sakral seperti insya Allah akan lenyap dari
percakapan sehari-hari akibat penolakan khalayak mainstream. Keadaan tersebut kini telah terwujud
sepenuhnya! Inilah masyarakat sekuler hari ini! Bagaimanakah seharusnya kaum Muslimin
menanggapi keadaan tersebut? Kebenaran tidak mencari cara untuk membangun jembatan bagi
kebatilan. Malahan ia melawan kebatilan dan pada akhirnya mengalahkannya.

******




Terjemah:

32
Dan mereka tinggal dalam gua mereka (selama) tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun
(lagi). (18:25)

Uraian :

Dan (sebagian orang menyatakan bahwa), mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun; dan
ditambah sembilan tahun (atas jumlah tersebut sesuai dengan fakta hitungan bahwa kalender
syamsiyah (tahun Masehi) terhitung lebih banyak 3 tahun dari hitungan kalender komariah (tahun
Hijriah) dalam setiap seratus tahun komariah).

******







Terjemah:

Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah
segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan
alangkah tajam pendengaran-Nya!; tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari pada-
Nya; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu (bagi-Nya) dalam ketetapan-Nya".
(18:26) ~~~

Uraian :

(Akan tetapi hendaknya engkau menyudahi persoalan tersebut dengan mengatakan) : Allah lebih
mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua) (sebab waktu bersifat multidimensi dan sehari
bagi Allah dapat menjadi kisaran seribu, atau bahkan lima puluh ribu tahun dalam hitungan kita):
kepunyaan-Nya-lah segala apa yang tersembunyi (baik) di langit dan (maupun) di bumi. Alangkah
terang penglihatan-Nya, alangkah tajam pendengaran-Nya (atas segala sesuatu)! Tiada seorang
pelindung pun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi
sekutu (bagi-Nya) dalam ketetapan (hukum, kekuasaan, kedaulatan, dan otoritas)-Nya.~~~

Tafsir :

Allah subhanahu wa taala menyatakan bahwa Dia tidak mengambil seorang pun bagian dalam
ketetapan-Nya. Ketetapan'-Nya ini termasuk di dalamnya ialah tak pelak lagi merupakan
Kedaulatan-Nya, Kekuasaan Tertinggi-Nya dan Hukum Tertinggi-Nya. Namun, Negara sekuler
modern, dengan sebuah tindakan syirik yang dahsyat, telah mengklaim bagi dirinya semua
kekuasaan ini. Haruslah menjadi jelas bahwa rangkulan Syirik yang ditebar Negara sekular modern
33
adalah sebenarnya merupakan rangkulan Dajjal. Kebanyakan umat Islam hari ini, bahkan banyak
para ulama Islam, telah merangkul Negara sekuler modern tanpa sadar atau tanpa mengenali akan
kesyirikannya, atau mereka secara mengherankan lebih memilih untuk tetap diam dalam perkara ini.

Kami, kendatipun begitu, telah menerangkan perkara Syirik politik Negara sekuler modern pada
Bab ll dalam buku kami yang berjudul Jerusalem dalam Al-Quran. Kami berdoa semoga buku yang
sederhana ini, pun buku yang sebelumnya, dapat membantu sebagian kaum Muslimin dalam
melepaskan diri mereka dari jenis kesyirikan tersebut. Aamiin.

******





Terjemah:

Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu dari kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada
(seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan tidaklah akan kau dapatkan tempat
berlindung selain dari pada-Nya. (18:27)

Uraian:

Dan bacakanlah (dan ajarkanlah) apa yang diwahyukan kepadamu, dari Kitab Tuhanmu (yakni Al
Quran). Tidak ada (seorang pun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya (dalam Al-Quran ini
seperti yang telah terjadi kepada kitab-kitab sebelumnya). Dan engkau (pembaca kitab) tidak akan
dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya (ketika Dia menetapkan berdasarkan apa
yang telah diwahyukan dalam Al-Quran ini).

Tafsir :

Hal ini jelas bahwa di sini Allah subhanahu wa taala sedang membimbing orang-orang beriman
kepada instrumen yang paling mendasar bagi perlindungan diri untuk menangkis serangan-serangan
Dajjal. Inilah pembacaan ayat-ayat Al-Quran secara umum, dan surat Al-Kahfi secara khusus.
Pembacaan tersebut, selanjutnya, mengundang para pembaca untuk merenungkan pesan-pesan
dalam Al-Quran dan untuk mempelajarinya dengan ketekunan dan dengan keyakinan yang pasti
tentang keutuhan Al-Quran ini yang tak pernah dan tak akan pernah dirusakkan. Al-Quran juga
mengundang si Thomas yang ragu-ragu untuk turut merenungkan fenomena Al-Quran ini yang
telah diturunkan lebih dari 1400 yang lalu, namun tetap utuh hingga hari ini dalam keaslian
naskahnya yang tak mengalami sedikitpun perubahan, di kala segala sesuatu yang lainnya di dunia

34
Yajuj dan Majuj telah banyak dirusak dan dibengkokkan atau yang masih terus dalam proses untuk
diubah-ubah.

Setiap kali seorang mukmin membaca Al-Quran, di akhir bacaannya, panjatkanlah doa ke hadirat
Allah subhanahu wa taala untuk memohon, tak hanya agar diterima bacaannya, tetapi juga,
memohon agar dikaruniai Ilmu, Hikmah (kebijaksanaan), Hidayah (petunjuk), Nur (cahaya) dan
Syifa (kesembuhan) dari Al-Quran, dan agar Al-Quran menjadi pembimbing, kawan, serta penjaga
dalam hidup ini, dalam menghadapi kematian, di dalam kubur, dan di hari perhitungan. Hal ini akan
membantu membangun tameng penjaga antara seorang mukmin dengan Dajjal dan dengan demikian
membentuk penjagaan/perlindungan dari fitnah Dajjal.

******







Terjemah :

Dan tabahkanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja
hari dengan mengharapkan wajah-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya
itu melewati batas. (18:28)

Uraian :

Dan (hingga hari perhitungan tiba) tabahkanlah dirimu (dalam mencari para mukmin yang tulus
sebagai kawan) bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
(dengan sepenuh hati dan jiwa mereka), dengan (penuh kesungguhan) mengharapkan (dalam hati
mereka) (agar dapat melihat) wajah-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini (janganlah dunia yang tak berketuhanan itu
menggodamu dengan daya tariknya, atau menyuapmu dengan suatu pemberian untuk membuatmu
berpaling dari pengabdian tulusmu kepada Allah subhanahu wa taala); dan janganlah engkau
mengikuti (jangan mentaati, jangan mengikuti kepemimpinan) orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, dan (karena) ia (hanya) menuruti hawa nafsunya (yakni agendanya
sendiri saja, mengikuti syahwatnya akan kekuasaan, popularitas atau kekayaan, dll) dan adalah
keadaannya itu melewati batas (dengan meninggalkan segala yang baik dan benar dan
mengorbankan perang terhadap hamba-hamba Allah yang ikhlas).

35
Tafsir:

Dalam ayat yang indah dan mendalam ini Surat Al-Kahfi memberikan nasihat tambahan dan
peringatan-peringatan tentang metode bagaimana orang-orang beriman harus merespon terhadap
bahaya dunia tak bertuhan di zaman fitnah Dajjal ini, dan dari penindasan serta kerusakan tatanan
dunia Yajuj dan Majuj. Intisari dari petunjuk tersebut ialah bahwa mereka orang-orang beriman
harus sangat hati-hati dalam memilih kawan tempat mereka bergaul, orang-orang yang berhubungan
dengannya, dan, sebab itu, juga Jamaah yang mana mereka bergabung dengannya.

Mereka harus menjaga pertemanan dan tetap merapat kepada hamba-hamba Allah taala yang tulus
itu yang senantiasa memancarkan kesolihan, kesederhanaan dan ketakwaan dalam kepribadiannya
dan keteguhan sikap dalam keputusannya untuk tetap yakin dan setia kepada Allah dan Rasul-Nya
(shallallahu alaihi wa sallam), meskipun perang terhadap Islam sedang gencar-gencarnya di dunia.
Dan mereka harus menghindari pertemanan dengan mereka yang memperlihatkan ketidak-
bertuhanan, yang bergelimang dosa, keserakahan, syahwat, kesombongan, kecongkakan, arogansi,
penuh dendam dan kedengkian dalam sikap mereka, serta yang memberi dukungan terhadap orang-
orang yang melancarkan perang terhadap Islam. Orang-orang seperti itu tentunya ialah mereka yang
mengejar agenda duniawi mereka sendiri dan yang amalannya akan menjadi sia-sia belaka. Penulis
memberi peringatan bahwa orang-orang seperti itu persis sekali dengan mereka yang sekarang
memimpin kaum muslimin di banyak belahan dunia, sedangkan hamba-hamba Allah taala yang
tulus, malah dikucilkan, dicitra burukkan, dan dibungkam.

******






Terjemah:

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka dari segala
penjuru. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti
lelehan besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Alangkah buruknya minuman itu dan
alangkah jeleknya tempat istirahat itu. (18:29)

Uraian:
36
Dan katakanlah (kepada dunia yang tak bertuhan itu bahwa) Kebenaran (yang tak
tercemari/terrusakkan) ini datangnya dari Tuhanmu (dalam Al-Quran ini); maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir (karena
Islam menekankan akan kebebasan menentukan pilihan dalam hal memilih antara kebenaran dan
kebatilan). Sesungguhnya bagi orang-orang zalim itu (yang memilih untuk mengingkari Kebenaran
Kami, yaitu Al-Quran ini, seraya mengobarkan perang terhadap Islam, terhadap ulama-ulama Islam
yang lurus, dan terhadap hamba-hamba Allah ta'ala yang ikhlas) Kami telah sediakan bagi mereka
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka dari segala penjuru. Dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti lelehan besi yang (panas) mendidih yang
menghanguskan muka. Alangkah buruknya minuman itu dan alangkah jeleknya tempat istirahat itu.

Tafsir:

Islam menjaga kebebasan pilihan dalam hal memilih antara kebenaran dan kebatilan, akan tetapi
ketika mereka memilih untuk menolak kebenaran, maka mereka harus siap menghadapi konsekuensi
yang dahsyat dari pilihan yang bebas mereka tentukan itu.

Kita dihadapkan pada perumpamaan yang mencengangkan disini akan dampak psikologis yang kuat
dari gambaran yang sakral itu. Gambaran neraka, dengan air panas mendidih yang diberikan kepada
para pendosa yang kehausan dan mengemis meminta minum, dan air itu menghanguskan wajah-
wajah mereka, demikian adalah untuk menanamkan ketakutan dalam sukma para musuh yang
melancarkan perang terhadap Islam di zaman modern ini.

Jikalau, pernyataan Islami yang jelas dan tidak ambigu ini tentang kebebasan memilih dalam
agama, dan toleransi beragama ini telah disampaikan, namun perang terhadap Islam dan terhadap
para ulama Islam yang lurus dan terhadap hamba-hamba Allah subhanahu wa taala yang ikhlas
masih saja terus dilakukan, maka biarkanlah orang-orang yang jahat itu tau akan azab mengerikan
yang menanti mereka.

******





Terjemah:

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang mengerjakan sebaik-baik amalan. (18:30)

Tafsir :
37
Barang siapa yang berpegang teguh pada iman kepada Allah subhanahu wa taala, terlepas dari
berapapun harga yang harus mereka bayar untuk itu, barangsiapa yang menunjukkan kesolihan
dalam sikapnya, dan yang tekun dalam beramal soleh meskipun dihujani dengan kejahatan yang
mengelilingi mereka dari segala penjuru, maka mereka disini diberi jaminan dengan perlindungan
dan rahmat Allah subhanahu wa taala!

*******








Terjemah:

Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya;
dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah.
Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; (18:31)

Tafsir :

Ini adalah sebuah contoh hebat tentang pengaruh psikologis yang kuat terhadap gambaran di dalam
pikiran. Kiasan sakral digunakan tidak hanya menanamkan rasa takut ke dalam hati para pendosa
tapi juga memberikan masukan positif dalam membangun antusias untuk mengejar jalan hidup yang
religius. Kebun-kebun, sungai, gelang-gelang emas, pakaian hijau dari sutera dan berukat, dipan-
dipan untuk bersandar, - kesemuanya ini sangat menggembirakan dan menyenangkan bagi
kejernihan hati.

Televisi modern, sebaliknya, memberikan pengaruh negatif yang sama kuat terhadap alam pikiran
dan imajinasi khususnya kepada anak-anak, menggantikan kiasan sakral dengan kebobrokan
(moral), vulgaritas dan segala hal rumit yang merusak akal dan hati. Orang tua yang memiliki anak-
anak usia dini, bahkan yang beranjak dewasa, harus mempertimbangkan dengan seksama untuk
mengenyahkan televisi dari rumah mereka, dalam upaya untuk melindungi pikiran/akal anak yang
sedang tumbuh, dari tercemari oleh gambaran-gambaran yang tidak senonoh.

******

38



Terjemah :

Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi
seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu
dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. (18:32)

******



Terjemah:

Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan tiada dikurangi dari buahnya sesuatu apapun,
dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, (18:33)

******




Terjemah :

Sehingga dia mempunyai kekayaan besar, maka (suatu hari) ia berkata kepada kawannya ketika
bercakap-cakap dengannya (seraya membanggakan diri): "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu
dan pengikut-pengikutku (jumlah dan kekuatannya) lebih perkasa" (18:34)

Tafsir:

Inilah sebuah perumpamaan cantik penuh ancaman yang dengan keras memperingatkan kita akan
salah satu serangan utama Dajjal terhadap keimanan umat manusia, yaitu serangan Duniya
(kehidupan duniawi). Pembaca dengan mudah akan dapat mengenali bahwa, serangan ini, yang
merusak hati seseorang sedemikian rupa hingga Duniya menggantikan kedudukan Allah subhanahu
wa taala sebagai Yang Maha Tinggi di dalam hati manusia, telah mencapai kesuksesannya yang
menggema di dunia hari ini.

Sebagai konsekuensi dari menjadi seorang kaya raya, si pemilik dua kebun itu yakin bahwa ia adalah
sesuatu, sedangkan kawannya, yang miskin, adalah seseorang yang bukan siapa-siapa. Si kaya
39
yang rusak (rusak karena kekayaannya) itu pada akhirnya mencuci otaknya sendiri dengan meyakini
bahwa mereka memiliki hak lebih dibandingkan si miskin. Akibatnya mereka merasa harus
mengambil kendali kekuasaan dalam lingkup sosial kemasyarakatan. Mereka membentuk dan

menghancurkan' pemerintahan. Mereka membeli kotak suara dengan buku cek/rekening mereka.
Mereka mengendalikan media, bisnis, olah raga, politik, pendidikan, dll. Mereka bahkan
mengendalikan administrasi dan manajemen di tempat-tempat peribadatan seperti gereja, kuil,
sinagog, dan mesjid-mesjid. Akibatnya adalah, dikarenakan mereka sendiri pun telah rusak, maka
mereka merusak yang lainnya sekalian. Demikianlah kesuksesan Dajjal menjadi fenomenal.

******




Terjemah :

Dan dia memasuki kebunnya dan dia zalim terhadap dirinya sendiri (karena bersikap angkuh); dia
berkata: "Aku kira (kebun) ini tidak akan binasa selama-lamanya, (18:35)

Tafsir:

Ini adalah suatu indikasi bahwa si orang kaya, yang telah rusak tertipu oleh kekayaannya, kini dia
telah terputus dengan realita yang sebenarnya dan sedang hidup dalam dunia fantasi. Imannya
kepada Allah hanya tinggal sesuatu yang tak berarti dan tak memiliki substansi karena ia hakikatnya
telah kehilangan seluruh kesadarannya tentang Tuhan-nya sebagai Al-Akbar yakni, Sang Maha
Agung Yang telah memberinya hidup begitu juga Yang telah memberinya kekayaan, dan Yang dapat
mengambil kembali semuanya itu kapanpun Dia mau, Yang membuat dan Yang menghancurkan,
dan di tangan-Nyalah segala kekuatan. Si kaya itu telah menyerupai sebuah misil yang tersasar yang
dapat digunakan dan dieksploitasi oleh Dajjal untuk mencapai akhir yang benar-benar buruk. Dunia
hari ini dipenuhi dengan orang-orang seperti itu.

******





Terjemah :

Dan tidaklah aku mengira Hari Akhir itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada
Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang jauh lebih baik dari pada (kebun-kebun)
ini". (18:36)
40
Tafsir:

Dan ini adalah bukti nyata bahwa meskipun ia masih mengakui Allah sebagai Rabb-nya, dengan
cepat sekali ia telah berpaling dari Allah dan menyembah sesuatu selain Allah subhanahu wa taala.
Cangkang eksternal formalistik agama tanpa substansi internalnya yang vital berupa kejujuran moral
dan pencerahan spiritual tidak dapat menjaganya dari imbas kerusakan internalnya. Kekayaannya
telah membawanya kepada penyembahan diri dan hartanya sendiri daripada kepada
(mengagungkan) Rabb-nya.

Bukti utama bahwa kerusakan tersebut telah menghampiri masyarakat ialah hilangnya kesadaran
nyata mereka akan Hari Akhir dan Hari Perhitungan. Ketika keyakinan ini telah luntur dari
kesadaran maka imbasnya dapat berupa kerusakan yang lebih besar yang bisa menjangkiti jiwa,
yaitu, Aku berada di jalan yang benar dan pasti aku akan mendapatkan imbalan dari Rabb ku.
Ganjaran untukku di akhirat nanti akan jauh melebihi daripada apa yang telah kudapatkan di
kehidupan ini. Ini menggambarkan puncak kekeliruan dari pencucian otak yang terparah.

******






Terjemah :

Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya -- sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah
kau kafir kepada (Tuhan) Yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu
Dia menjadikanmu seorang laki-laki yang sempurna? (18:37)

Tafsir :

Kali ini surat Al-Kahfi mengambil sebuah strategi psikologis yang kuat yang dengannya ia tengah
berupaya untuk membujuk ketidak-bertuhanan agar kembali kepada jalan Allah. Ayat ini
memfokuskan perhatiannya pada proses luar biasa tentang penciptaan seorang manusia. Salah satu
dari sekian banyak mukjizat Al-Quran ialah informasi detail mengenai embriologi yang mana hal
ini disampaikan kepada dunia 1400 tahun lalu sebelum penemuan yang dihasilkan oleh penelitian
sains modern abad ini yang mengesahkan akan kebenaran dari informasi Al-Quran tersebut.

******



41
Terjemah :

Tetapi bagiku : Dialah Allah, Rabb-ku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Rabb-
ku. (18:38)

Uraian :

Tetapi bagiku, (aku bersaksi bahwa) Dialah Allah, Rabb-ku, dan (bahwa) aku tidak boleh
mempersekutukan seorangpun dengan Rabb-ku (dengan menganggap harta, pekerjaan, partai
politik, Negara dll, sebagai yang tertinggi kedudukannya dalam hidupku).

Tafsir :

Inilah bukti nyata akan wujud keimanan. Kesadaran yang selalu bersemayam di dalam hati bahwa
Allah subhanahu wa taala adalah Yang Maha Pemurah dan selalu berlaku Adil kepada hamba-Nya.
Sehingga, seorang hamba Allah boleh jadi bernasib malang dan ia miskin akan tetapi ia dapat tetap
mempertahankan imannya kepada Allah subhanahu wa taala karena ia memiliki kepastian bahwa,
ketidak adilan ekonomi, misalnya, yang dibebankan kepadanya bukanlah datang dari Allah. Dan
barangsiapa yang berjuang di jalan Islam di dunia modern ini harus tau bahwa orang miskin dapat
mempertahankan keimanan mereka di zaman fitnah Dajjal, bahkan ketika mereka harus jatuh dalam
kemiskinan sebagai konsekuensi dari menghindari serangan Dajjal berupa Riba.

******





Terjemah :

Dan, duhai, mengapa engkau tidak mengatakan ketika kau memasuki kebunmu : (dengan ucapan)
"maasya Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah (semua ini terwujud),
tiada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah). Walaupun kau lihat aku lebih sedikit darimu
(dalam hal) harta dan keturunan, (18:39)

Uraian :

Dan (ia melanjutkan) Duhai, mengapa engkau tidak mengatakan waktu kau memasuki kebunmu,
"maasya Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada
42
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) (demikian itu akan lebih baik bagimu). Walaupun,
(seperti yang) engkau lihat, aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan (serta pengikut)
(namun itu tidak serta merta menjadikan aku bukan siapa-siapa),

Tafsir :

Si miskin memiliki kearifan dalam meyanggah argumentasi keliru yang menganggap bahwa
kemiskinan itu sendiri merupakan suatu hal yang hina atau suatu kesalahan yang harus dimusnahkan.
Ia menolak pendapat bahwa seseorang yang miskin adalah bukan siapa-siapa yang mana ia harus
menyingkir dan memberi jalan bagi si kaya untuk menguasainya. Malahan, ia memberi pelajaran
berharga kepada para tuan kaya raya itu bahwa mereka seharusnya meninggalkan sekularisasi
kehidupan, bahwa, kapanpun mereka merasa senang dengan harta materi apa saja yang mereka
miliki, hendaknya mereka menanggapinya dengan ucapan Maa syaa' Allaah, laa quwwata illaa
billaah', yakni, apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, tiada kekuatan dan daya upaya kecuali
(hanya) dengan (pertolongan) Allah. Ini akan menjadi suatu langkah nyata dalam mengakui Allah
subhanahu wa taala sebagai Yang Maha Agung, Maha Besar, Maha Kuasa dalam kehidupan
mereka dan dalam dunia ini.

******






Terjemah :

maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (sesuatu) yang lebih baik dari pada
kebunmu (ini); dan (hanya seperti) Dia mengirimkan bencana (berupa petir) dari langit kepada
kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin; (18:40)

Tafsir :

Seperti si miskin dalam kisah ini, orang miskin hari ini tidak mesti kehilangan kesadaran akan
kenyataan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Adil. Mereka harus tau bahwa jika mereka
senantiasa bersabar dalam kesulitan, dan dengan tegar menangkis perang jahat terhadap Islam yang
hari ini sedang dilancarkan oleh aliansi Zionis Yahudi-Nasrani yang menguasai dunia atas nama
Negara Yahudi (Eropa) Israel, orang-orang miskin itu boleh berharap bahwa suatu hari akan ada
ganjaran untuk keimanan mereka, dan mereka akan merasakan kebahagiaan ketika menyaksikan
para penindas dan penyiksa itu luluh lantak.

43
Sesungguhnya Rasulullah (shallalahu alaihi wa sallam) telah menubuatkan bahwa Allah subhanahu
wa taala akan menghancurkan sendiri tatanan dunia Yajuj dan Majuj (Zionis Israel Anglo-
Amerika) yang hari ini tengah menindas seluruh umat manusia yang menolak mereka. Pada
perumpamaan khusus ini, dalam surat Al-Kahfi, kebun-kebun itu hancur musnah. Akan tetapi dalam
hal kehancuran tatanan dunia hari ini akan terjadi melalui suatu penyakit yang akan menjangkiti
mereka semua yang mana penyakit tersebut tiada obatnya. Rasulullah (shallallahu ahu alaihi wa
sallam) bersabda bahwa sesuatu akan menginfeksi mereka di belakang leher mereka dan karenanya
akan mengenai susunan saraf sumsum tulang belakang yang menyebabkan mereka menjadi lumpuh
bahkan hingga mereka tak bisa berdiri. Mereka kemudian akan mati kutu dalam sekejap mata :

Dari An-Nawwas ibn Saman: . . . . Saat mereka seperti itu, Allah mewahyukan padanya:
'Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu, tidak ada yang bisa memerangi mereka,
karena itu giringlah hamba-hambaKu ke Thur. Allah mengirim Ya'juj dan Ma'juj, 'Dari segala
penjuru mereka datang dengan cepat.' (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang terdepan melintasi danau
Thabari dan meminum airnya, kemudian yang belakangan melintasi, mereka berkata: 'Tadinya
disini ada airnya.' nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung (di bukit Thur akan sangat terjepit)
hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah
seorang dari kalian saat ini, lalu nabi Allah Isa (alaihissalam) dan para sahabatnya menginginkan
Allah mengirimkan an-naghaf (sejenis larva cacing/serangga/virus) (yang hinggap) di leher
mereka lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa, . . . . (Sahih Muslim 54. Fitnah Dan Tanda
Kiamat)

Penulis berpendapat bahwa proses dari kehancuran dan hukuman Ilahi itu, sama dengan apa yang
terjadi kepada kebun-kebun di Surat ini, telah mulai terjadi di dunia sekarang yang aneh ini.
Hukuman dahsyat yang mulai terjadi kepada banyak orang yang terlibat hubungan seks yang tidak
normal adalah satu dari tanda-tanda yang akan terjadi di masa yang akan datang.

******



Terjemah:

Atau (sumber) airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali engkau tidak dapat
menemukannya lagi". (18:41) ~~~
Tafsir:

Karena keimanannya kepada Allah subhanahu wa taala, maka si miskin jadi bisa melihat ke depan
akan sebuah intervensi Ilahi yang dapat memutar balikkan nasib baik si kaya maupun si miskin.
44
Intervensi/campur tangan tersebut di akhir zaman terwujud saat dilepaskannya Yajuj dan Majuj
yang amat merusak umat manusia dalam hal perlakuan terhadap air, dan konsumsi air yang
berlebihan (dengan gaya hidup modern yang boros akan air), menyangkut tentang suatu keadaan
dimana dunia akan menyaksikan amat sangat kekurangannya akan suplai air bersih. Ketika umat
manusia mengkonsumsi lebih banyak air daripada yang dapat diperbaharui oleh alam maka pada
akhirnya air akan menjadi sangat langka, khususnya di Tanah Suci, sehingga orang-orang terpaksa
harus tunduk patuh kepada Dajjal demi untuk mendapatkan air. Air ini benar adanya ditujukan untuk
air dan benar pula ditujukan untuk minyak. Tetapi pada puncaknya kelangkaan air akan menimpa
seluruh manusia dan pada akhirnya kaum fakir miskin akan lebih mampu menunjukkan kekuatan
yang lebih besar dalam bertahan hidup pada kondisi kelangkaan air tersebut, sementara Sang
Imperium beserta gaya hidup para konglomerat itu akan tergerus hingga ke perhentian yang
menyakitkan karena langkanya air.

******





Terjemah :

Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu dia membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda
menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur roboh bersama
penyangganya (para-para) lalu dia berkata, Aduhai celakalah aku, betapa sekiranya dahulu aku

tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun. (18:42)

Tafsir :

Di sini surat Al-Kahfi telah menyampaikan suatu peringatan keras dalam bentuk perumpamaan
(yakni kisah atau kiasan tersirat dari sesuatu yang nyata dalam kehidupan atau alam, yang
daripadanya dapat diambil sebuah pesan moral sebagai pelajaran berharga). Seorang mukmin harus
mawas diri dari berbuat kesalahan fatal yang sama seperti yang diperbuat oleh si kaya dalam kisah
ini, yakni membiarkan kekayaan materi atau hal-hal duniawi lainnya menggantikan Allah
subhanahu wa taala sebagai Yang Tertinggi kedudukannya di hatinya. Surat ini mencamkan bahwa

jika hal itu terjadi maka itu adalah perbuatan Syirik satu dosa yang Allah tidak akan pernah
mengampuninya. Dunia hari ini dipenuhi dengan Syirik. Sekelompok orang yang memerintah dunia
hari ini adalah orang-orang yang secara terus-menerus mengajak manusia kepada kesyirikan, atau
menggoda manusia kepada perbuatan Syirik. Akan tetapi Allah subhanahu wa taala suatu hari nanti
akan menghancurkan dunia Kesyirikan itu dengan cara yang sama seperti kehancuran kebun-kebun
tersebut dalam kisah ini.
45
******





Terjemah :

Dan (kali ini) tidak ada baginya segolongan pun yang dapat menolongnya (dari azab tersebut)
selain Allah; dan sekali-kali dia tidak dapat membela dirinya sendiri (ketika mencari pertolongan
agar dibebaskan dari hukuman Allah). (18:43)

Tafsir :

Ketika Allah subhanahu wa taala menetapkan untuk menghukum seseorang, tak ada seorangpun
yang dapat menolongnya dari hukuman tersebut. Hukuman atau azab itu kini terbentang ke atas
seluruh umat manusia (selain hamba Allah yang ikhlas) di akhir zaman ini. Dalam hal ini dunia kini
tengah menyaksikan neraka itu sendiri yang sedang dipertontonkan di depan mata orang-orang kafir.
Mereka hidup dalam neraka, sebagaimana si kaya dalam kisah ini yang diazab oleh Allah subhanahu
wa taala, mereka tidak punya cara, dan tak punya siapapun, untuk menyelamatkan mereka dari
neraka itu.

******



Terjemah:

Di sana (dalam perkara tersebut begitupula dengan hal lainnya), segala pertolongan (dan
perlindungan) hanya milik Allah Yang Maha Benar. Dia adalah sebaik-baik (Pemberi) pahala dan
sebaik-baik (Pemberi) balasan. (18:44)

Tafsir :

Kesimpulan dari perumpamaan yang sarat dengan pelajaran ini, tentang kesudahan kisah si kaya
yang rusak oleh kekayaannya dan membiarkan Dunya menggantikan posisi Rabb-nya sebagai dzat
Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa di dalam hatinya adalah, surat Al-Kahfi memperingatkan kita
bahwa kita harus berhati-hati agar tidak mengikuti langkah-langkah penuh dosa yang ditempuh si
kaya itu.

*******

46






Terjemah :

Dan berikanlah kepada mereka (manusia) perumpamaan (tentang) kehidupan dunia, (yaitu) seperti
air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi suburlah karenanya tumbuh-tumbuhan di
muka bumi, kemudian (seiring waktu) tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang (mudah)
diterbangkan angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. (18:45)

Tafsir:

Terdapat sebuah pemaparan yang kuat dan meyakinkan dalam ayat ini tentang kekuasaan Allah
mengenai pergantian peristiwa alam mulai dari hujan, kemudian musim semi yang menghijau dan
akhirnya ke musim kering hingga tumbuh-tumbuhan itu kering kusang diterpa angin. Kehidupan
dunia pun seperti itu. Tiada yang abadi selamanya, segala sesuatu yang ada akan binasa dan berlalu
bersama masa; dan hanya Allah sendirilah Yang tetap Kekal Abadi. Barangsiapa, karenanya, yang
mengkhianati Allah demi visa USA atau Green Card, atau demi meminjam uang dengan cara Riba
untuk berbisnis dan untuk alasan-alasan serupa itu, adalah orang-orang yang agaknya telah bertindak
dengan ceroboh. Hanya satu pandangan saja pada pergantian peristiwa alam - dari bersemi hijau
hingga ke kering kusang harusnya sudah cukup untuk mengajarkan mereka untuk menyadari
kecerobohan dari tindakan yang mereka ambil itu dimana dengan cerobohnya mereka membiarkan
Dunya mengambil alih kedudukan dalam hidup mereka mendahului ketunduk-patuhan kepada Allah
sebagai Dzat Yang Tertinggi dalam kehidupan mereka.

******




Terjemah:

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia; tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
solih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik sebagai (sandaran bagi)
harapan. (18:46)

Tafsir:

Ada bermacam persinggahan sementara di dunia ini yang diminati manusia, seperti misalnya harta
dan anak-anak. Tetapi ada hal lain yang jauh lebih baik karena ia berada di luar batas waktu (lebih
47
kekal) dan itulah amal soleh. Dan demikianlah, seiring dunia yang semakin rusak di akhir zaman,
dan seiring dengan kegelapan yang menyelimuti jagat ini, orang beriman harus berusaha untuk
selalu tetap dalam perjuangannya untuk mempertahankan kesolihan (menjaga keluhuran budi
pekerti dan ketinggian moral) dalam perbuatan dan untuk senantiasa beramal solih.

******




Terjemah :

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau (akan
dapat) melihat bumi itu rata (dengan tanah) dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami
tinggalkan seorangpun dari mereka. (18:47)

Uraian :

Dan (ingatlah) akan hari, (yang ketika itu) Kami perjalankan (dan lenyaplah) gunung-gunung (itu
dari tempatnya) dan engkau (akan dapat) melihat bumi itu (seakan menjadi) rata (dengan tanah;
kosong dan gundul, terbentang luas seperti lapangan bak suatu garis lurus tiada gunung ataupun
bukit) dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.

Tafsir :

Dalam ayat ini Surat Al-Kahfi kembali menyajikan gambaran yang meyakinkan akan Hari Akhir,
yakni, hari kebangkitan dan pengumpulan kembali seluruh umat manusia untuk menjalani
persidangan yang mana tidak ada yang bisa lari daripadanya. Adalah kesadaran yang terus menerus
akan kepastian peristiwa yang akan datang inilah yang menopang seorang mukmin (untuk selalu
beribadah) dalam skala maksimal ketika mereka berjuang untuk merespon terhadap ujian dan cobaan
terhebat di akhir zaman.

******





Terjemah :

Dan mereka akan dihadirkan ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kalian datang
kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakanmu pada kali yang pertama; bahkan kamu berkilah
48
bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagimu (waktu) perjanjian (akan pertemuan ini).
(18:48)

Uraian:

Dan mereka akan dihadirkan ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Dan Dia akan berkata)
Sesungguhnya kamu datang kepada Kami (dalam keadaan nihil, telanjang, sendiri-sendiri),
sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; (walaupun) bahkan kamu berkilah
bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagimu (waktu yakni suatu hari seperti) perjanjian
(ini) (ketika semua makhluk Allah yakni seluruh umat manusia akan dikumpulkan ke hadapan-Nya
untuk dihisab dan diperhitungkan segala amalan-amalannya!)

Tafsir:

Dari Ibnu Abbas (rahimahullah): Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) bersabda:

Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari qiyamat) dalam keadaan tak beralas kaki,
telanjang dan tak dikhitan. Kemudian beliau membaca firman Allah QS al-Anbiya' ayat 104 yang
artinya "Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya". Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada hari qiyamat adalah Nabi
Ibrahim 'alaihissalam, dan ada segolongan orang dari sahabatku yang akan ditarik ke arah kiri
(yakni ke neraka) lalu aku katakan: "Itu Sahabatku, Itu sahabatku". Maka Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya mereka keluar dari Islam sepeninggalmu". Aku katakan sebagaimana ucapan
hamba yang shalih (yakni Nabi Isa alaihissalam) (firman Allah dalam QS al-Maidah ayat 117 -
118 yang artinya) "Dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka. Namun setelah
Engkau mewafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha
Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka
adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.". (hadits riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad,
Tirmidzi, & An-Nasai)

Siapakah orang-orang Islam itu yang akan mendapat kejutan dahsyat tersebut di yaumul qiyamah
(hari kebangkitan dan perhitungan amal) ketika mereka menyadari kengerian itu bahwa Rabb
mereka menolak untuk mengakui mereka sebagai Muslim? Yang pertama dari mereka pastilah
sekelompok orang yang, di zaman ketika gencarnya perang terhadap Islam dan terhadap para ulama
Islam yang lurus, mereka terus saja menjadi pendukung aliansi Yahudi-Nasrani yang kini tengah
menguasai dunia dari Washington.

******

49








Terjemah:

Dan diletakkanlah kitab, lalu engkau akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa
yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak

meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya!; dan
mereka akan mendapati apa yang telah mereka kerjakan hadir (dalam kitab catatan amal itu)
Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun. (18:49)

Uraian:

Dan diletakkanlah kitab (catatan/ rekam jejak amal setiap orang) lalu engkau akan melihat orang-
orang bersalah (karena telah bermaksiat di dunia dalam mengejar harta, kekuasaan, gengsi, syahwat,
status, dll) ketakutan terhadap apa yang (mereka lihat) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai
celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan (satupun hal) yang kecil dan tidak (pula)
yang besar, melainkan ia mencatat semuanya!; dan mereka akan mendapati apa yang telah mereka
kerjakan (semuanya selama di dunia) hadir (ke hadapan mereka dalam bentuk catatan yang
terkumpul dalam kitab itu). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun.

Tafsir:

Demikianlah mereka akan menghadapi keadilan absolut yang tak berkompromi dimana mereka tak
bisa menyuap sang Hakim, atau menyogok pengacara dari korban mereka, agar kasusnya ditunda
lagi dan lagi, tidak pula mereka dapat mengangkat pengacara mahal yang akan mengintimidasi si
korban, sebagaimana amat sering terjadi dalam kasus-kasus asuransi, tidak pula mereka dapat main

curang untuk menumbangkan keadilan dengan cara jahat lainnya. Keadilan absolut itu juga perlu
menerapkan prinsip untuk tidak menyepelekan perbuatan, baik besar ataupun kecil. Tentu saja Sang
Hakim ini telah mengumumkan bahwa adalah hak prerogatif Dia untuk menunjukkan rahmat-Nya
dengan memberikan pengampunan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, yang dengan
5
pengampunan-Nya itu dapat menghapus dosa-dosa dari catatan amal mereka.

******

50






Terjemah:

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kalian kepada Adam, maka
sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah
Tuhannya. Patutkah engkau mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pelindung selain
daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari
Allah) bagi orang-orang yang zalim. (18:50)

Tafsir:

Kali ini surat Al-Kahfi sedang mengarahkan perhatiannya kepada salah satu alasan utama yang
mengungkap sikap aneh manusia yang berpaling dari Tuhan-nya. Ini bukanlah suatu keberpalingan
yang kebetulan. Bahkan merupakan kerja pasukan kombinasi baik dari Iblis dan setan-setannya,
maupun dari Dajjal, yang terus menerus membidik umat manusia dan secara aktif mengupayakan,
menggunakan Yajuj dan Majuj sebagai agen manusianya, untuk mencapai tujuannya. Merekalah
musuh yang sebenarnya bagi para penyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tentu akan menjadi sebuah
tindakan yang amat bodoh jika kita berpaling dari Allah subhanahu wa taala dan malahan, menjalin
pertemanan dan aliansi dengan musuh-musuh kita. Bagaimana musuh dapat mencapai prestasi
gemilang dalam menggoda manusia? Apa strategi utama mereka? Perhatikan ayat selanjutnya!

******





Terjemah :
Aku tidak mempersaksikan kepada mereka (Iblis dan anak cucunya) penciptaan langit dan bumi
dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang
menyesatkan itu sebagai pembantu. (18:51)

Uraian:

(ketika mereka asyik dengan perbuatan mereka maka biarlah mereka ingat bahwa) Aku tidak
mempersaksikan kepada mereka (iblis dan anak cucunya) (tentang proses) penciptaan langit dan
bumi dan tidak (pula) (tentang proses) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah (pula) Aku
51
(merasa perlu untuk) mengambil orang-orang yang menyesatkan (manusia) itu sebagai pembantu-
pembantu(Ku) (dalam segala urusan).

Tafsir:

Kendatipun mereka tidak menyaksikan penciptaan langit dan bumi, tidak pula penciptaan diri
mereka sendiri, tetap saja mereka memiliki kelancangan dengan menawarkan diri mereka sebagai
tuhan-tuhan selain Allah dan menuntut bahwa manusia harus tunduk patuh kepada mereka.
Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam), Nabi yang diberkahi, telah memperingatkan bahwa ini
akan menjadi strategi utama Dajjal dalam meraih sukses, dalam upayanya merusak dan
menghancurkan keimanan kepada Allah subhanahu wa taala, yakni, dengan mengajak manusia
untuk menyembah selain daripada Allah, atau untuk menyekutukan dengan sesuatu yang lain dalam
beribadah kepada Allah subhanahu wa taala (yakni Syirik). Para tuhan manusia ini kemudian
menggunakan kedudukan mereka sebagai penguasa dan yang berwenang untuk mengobarkan
perang tehadap Islam dan terhadap para ulama Islam yang lurus. Di seantero dunia hari ini, aparatur
pemerintah di berbagai negara, (dengan sedikit pengecualian), misalnya, bertindak sebagai tuhan-
tuhan palsu dan telah menjadi alat di tangan Dajjal yang bisa diperalat untuk keuntungan si Dajjal
seraya dia melancarkan perang terhadap Islam.

******





Terjemah:

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman: "Serulah olehmu sekalian sekutu-sekutu-
Ku yang kamu anggap itu". Mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas
seruan mereka dan Kami buatkan di antara mereka (penghalang berupa) jurang (berapi) yang
membinasakan. (18:52)

Uraian:

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman: "Serulah (sekarang) olehmu sekalian
sekutu-sekutu-Ku yang kamu anggap (bahwa mereka punya bagian dari kebesaran-Ku) itu (misalnya
kedaulatan tertinggi Negara, Parlemen nasional, Dewan Keamanan PBB, dsb mereka yang
mengklaim sebagai penguasa teragung, wewenang tertinggi, dan pengatur undang-undang
domestik/internasional tertinggi, para ulama Su' yang fatwanya diikuti namun menyesatkan
manusia), (panggillah para berhala yang kamu sekalian sembah itu, dan kepada Anak atau Ibu Tuhan
yang kamu biasa berdoa padanya)". Mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tiada
52
membalas seruan mereka dan Kami buatkan di antara mereka (penghalang berupa) jurang (berapi)
yang membinasakan (yang tiada jembatan yang menghubungkan antara keduanya).

Tafsir:

Siapakah mereka itu yang manusia akan disuruh untuk memanggilnya? Akankah mereka merupakan
tuhan-tuhan umat Hindu, sang Anak dan Ibu tuhan dalam umat Kristiani, atau para Pendeta Nasrani,
Rabbi Yahudi, Ulama Islam, dan para penguasa yang merampas kedaulatan Ilahi dengan
menghalalkan (atau melegalkan) apa-apa yang Allah taala telah nyatakan sebagai Haram
hukumnya? Seperti judi (termasuk di dalamnya perjudian/undian/lotre yang disponsori negara),
pinjaman uang berbasis Riba, penggunaan kertas sebagai alat tukar/uang (yaitu uang yang tak
memiliki nilai intrinsik yang membolehkan pemerintah atau bank-bank mencetak uang dari
ketiadaan dan yang juga digunakan untuk merampok umat manusia dan kemudian memerangkap
massa ke dalam kemiskinan yang permanen)?

Pada hari ketika umat Kristiani menyeru Isa (alaihissalam) sebagai Tuhan, dan memohon
kepadanya untuk mengeluarkan mereka dari api neraka dan agar mereka diberkati untuk dapat
masuk ke surga, beliau (alaihissalam) tidak akan dapat merespon karena beliau bukanlah Tuhan,
dan kedua, karena Allah akan mengadakan sebuah jurang yang tak berjembatan yang
memisahkannya dari mereka. Begitupun halnya ketika umat Hindu memanggil berhala-berhala
mereka (selain Tuhan Yang Maha Esa Yang bukanlah laki-laki dan bukan pula perempuan tetapi
Dialah Yang Menciptakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan), dan menyeru mereka untuk
tujuan yang sama, mereka, juga, tidak akan merespon panggilan tersebut karena alasan yang sama
pula, yakni mereka bukan Tuhan.

Semua orang yang berserah diri kepada tuhan-tuhan palsu, seperti Negara modern dengan klaimnya
sebagai penguasa tertinggi, akan dihadapkan pada Hari Qiyamat dengan tuntutan yang
mencengangkan bahwa mereka harus meminta pertolongan kepada tuhan-tuhan mereka (selain
Allah subhanahu wa taala). Akan tetapi, betapa kagetnya mereka karena tak akan ada jawaban dan
tidak pula pertolongan dari tuhan-tuhan itu.

Betapa tak terduganya kejutan yang menunggu orang-orang yang dengan penuh patriotisme
mengikrarkan hidup mereka untuk partai politik mereka, atau untuk negeri mereka atau untuk
Negara, atau yang bersembah sujud dalam ketundukan total kepada Piagam PBB atau Hukum
Internasional atau kepada segala macam ideologi yang salah seperti feminisme dan memberikan
kesetiaan tertingginya kepada hal-hal tersebut ini daripada kepada Allah subhanahu wa taala.
Ketika mereka memanggilnya semua untuk memohonkan pertolongan, semua ini pun, akan diam
seribu bahasa.

******

53





Terjemah:

Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka menduga (kini mereka tau) bahwa
pastilah mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling dari
padanya. (18:53)

Tafsir :

Tali sekuler dari ketidak-bertuhanan dan dosa pada akhirnya akan tiba di titik penghujungnya dan
mereka akan menyaksikannya di depan mata mereka yang ketakutan akan azab api neraka yang
menyala-nyala tengah menanti mereka. Ini adalah gambaran yang sangat kuat, meyakinkan, dan
menggigit yang dapat mengguncang orang hingga ke lubuk jiwa mereka.

******







Terjemah:

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi (menjelaskan, menerangkan) dalam Al Quran


ini, bagi (kebaikan untuk) manusia, dari berbagai macam perumpamaan. Dan (tetap saja) manusia
adalah yang paling banyak membantah dalam segala hal. (18:54)

Tafsir:

Peringatan Al-Quran telah disampaikan dalam sebuah konteks yang telah dipaparkan oleh Kitab
yang sakral ini, lagi dan lagi, yang merupakan mandat luar biasa yang secara luas mengesahkan akan
status Ilahiah nya. Tetapi sikap keras kepala, arogansi, kesombongan, kecongkakan, dan seabrek
kelemahan manusia lainnya ikut campur dalam menyebabkan manusia menolak/mengingkari
(kebenaran) Al-Quran. Alih-alih bersikap bersahaja, penuh kepatuhan dan kesungguhan dalam
berusaha memahami dan menyelami kebenarannya, manusia malah cenderung bersikeras
memperdebatkan seraya menolak, lagi dan lagi, akan kebenaran bahwa Al-Quran adalah wahyu
Tuhan yang sama seperti Tuhan-nya Nabi Ibrahim alaihissalam.

54
******




Terjemah :

Dan apakah yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada
mereka, dan dari memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali mereka hendak mendatangkan
(mengulang-ulang kesalahan) kebiasaan umat-umat yang terdahulu atau (menanti) datangnya azab
kepada mereka dengan berhadap-hadapan. (18:55)

Uraian:

Dan apakah yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk (yang sempurna lagi utuh tak
terrusakkan) telah datang kepada mereka (dalam Al-Quran ini), dan dari memohon ampunan (akan
dosa-dosa mereka) kepada Tuhannya, kecuali mereka ingin mendatangkan (terus saja hendak
mengulang-ulang kesalahan yang sama dari) kebiasaan umat-umat yang terdahulu atau (mereka
hanya akan berubah jika mereka melihat sendiri) datangnya azab (Ilahi) kepada mereka dengan
berhadap-hadapan (mengepung mereka dari segala arah)?

Tafsir:

Keterikatan membandel kepada tradisi yang bertentangan dengan akal sehat dan Kebenaran, adalah
salah satu dari sebab utama yang mengantarkan mereka pada kebinasaannya. Sebab utama lainnya
ialah, tentunya, buta. Ketika manusia itu sendiri mampu melihat realita (kenyataan) dari berbagai

hal, dan karenanya dapat mengenali bahwa antara penampakan' dengan realita' itu berbeda, maka,

karena melihat adalah percaya, mereka merubah dan menghindari kebinasaan mereka. Tetapi ada

ruang perbedaan di antara mereka yang percaya dengan benar, sehingga dapat melihat' realita,
dengan mereka yang tidak percaya sama sekali, atau tidak percaya dengan benar, dan yang, sehingga
konsekuensinya, akan melihat' realita itu hanya saat nanti ketika hal itu sudah amat terlambat bagi
mereka untuk merubah dan menghindari kebinasaannya.

******



55
Terjemah:

Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul kecuali sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan (argumentasi) yang batil
agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak, dan mereka jadikan ayat-ayat kami
dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai bahan olok-olokan. (18:56)

Tafsir:

Dunia tak bertuhan yang secara esensinya menolak Al-Haq atau Kebenaran yang diturunkan
bersama para Rasul, dan yang diajarkan oleh para ulama Islam yang lurus, seraya mereka menyerang
Kebenaran itu dengan argumen-argumen yang batil sembari membantah dengan sikap permusuhan,
olok-olokan yang melecehkan!

Orang-orang beriman yang dengan keyakinan yang teguh berjuang untuk mempertahankan imannya
menjadi target dari sebuah proses pencitra-burukkan dan olok-olokan yang intensif. Surat kabar dan
stasiun televisi, yang dimiliki dan dikontrol oleh para predator/kaum elit, dijadikan alat untuk
melancarkan perang terhadap Islam dan untuk menunjuk ulama Islam yang lurus khususnya sebagai
target serangan licik bahkan untuk pembunuhan karakter.

******






Terjemah:

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat
Tuhannya kemudian dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh
kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga
mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan ke dalam telinga mereka; dan
kendatipun engkau menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat
petunjuk selama-lamanya. (18:57)

Tafsir:

Orang-orang beriman (yang membaca buku ini) harus mengumpulkan basyirah (penglihatan
internal) mereka untuk mengenali kelompok sia-sia yang mengingkari petunjuk yang disampaikan

56
oleh para ulama Islam yang lurus dan hamba-hamba Allah yang tawadhu (sederhana, bersahaja,
merendahkan diri, & tidak sombong). Telah menjadi suatu perintah yang absolut ketika orang-orang
seperti itu, yang biasanya berada bersama kelompok elit predator, membajak komunitas-komunitas
muslim dan bekerja dengan cara-cara yang penuh tipu daya, licik dan lihai, termasuk menggunakan
fulus, agar mereka dapat diangkat sebagai pemimpin-pemimpin dalam komunitas Islam. Padahal
hakikatnya merekalah justru orang-orang yang memihak, atau mendukung dengan antusias, perang
terhadap Islam yang dilancarkan oleh aliansi Zionis Yahudi-Nasrani Eropa hari ini yang menguasai
dunia. Walaupun mereka menyatakan bahwa mereka adalah pemimpin kaum muslimin, mereka
dengan cepat meninggalkan Islam dan telah bergabung, malahan, dengan aliansi adikuasa Yahudi-
Nasrani (Zionis) itu. Perhatikan ayat Al-Quran berikut ini:

Hai orang-orang yang beriman (kepada Al-Quran ini), janganlah kalian mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi auliy' (pelindung-pelindung, teman-teman penolong, atau

aliansi)(mu); (pada saat itu tiba ketika) sebahagian mereka menjadi auliy' (pelindung-pelindung,
teman-teman penolong, atau aliansi) bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kalian
berwala (berkawan setia, beraliansi) dengan mereka, maka sesungguhnya orang itu termasuk dari
(golongan) mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim. (Qur n, al-M idah, 5:51)

******





Terjemah:

Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai Rahmat. Jika Dia hendak mengazab
mereka karena (segala) perbuatan (dosa) mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka
(disana-sini). Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-
kali tidak akan menemukan tempat berlindung selain-Nya. (18:58)

Tafsir:

57
Kaum putus asa itu yang mengobarkan perang tehadap Islam, dan terhadap para ulama Islam yang
lurus, orang-orang yang berjalan di muka bumi sambil membusungkan dada itu hanyalah akan
berjalan sementara saja. Mereka memiliki batas waktu sampai tiba saatnya dimana mereka
akhirnya akan dicampakkan ke dalam tong sampah sejarah. Akan tetapi Allah Yang Maha Pengasih
adalah Tuhan Yang Maha Penyayang, jikalau seandainya mereka kembali kepada-Nya dalam
keadaan bertaubat sebelum batas temali mereka sampai di ujungnya, dan berhenti dari memerangi
Islam dan dari memerangi para ulama Islam yang lurus, maka mereka akan mendapati Dia Yang
Maha Agung penuh dengan rahmat dan kasih sayang.

******



Terjemah:

Dan (begitu pula dengan penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim,
dan (bagi mereka yang hari ini kembali berbuat zalim di sana maka sesungguhnya) telah Kami
tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka. (18:59)

Tafsir:

Kaum tak bertuhan yang dengan arogan berjalan membusungkan dada di panggung dunia di masa
yang lalu, dan yang dahulu menindas orang-orang beriman, hari ini telah dilupakan sama sekali, atau
hanya tinggal catatan kaki dalam lembaran-lembaran sejarah. Demikian halnya dengan orang-orang
yang menganiaya para pemuda Kahfi sebagaimana kisah dalam Surat ini, dan yang pada puncaknya
memaksa mereka untuk memilih antara lari menyelamatkan diri ke gua atau tunduk patuh pada
kezaliman, surat Al-Kahfi mengabarkan kita bahwa pemerintahan menakutkan mereka hanya
bertahan selama tiga ratus tahun. Kisah tersebut menyampaikan suatu peringatan keras kepada
aliansi Zionis Yahudi-Nasrani Eropa itu yang hari ini mengendalikan kekuatan di dunia dan
menggunakan kekuatan itu untuk memerangi Islam di balik misi Negara Israel Yahudi-Eropa, bahwa
6
kekuasaan terror mereka akan secepatnya berlalu sebagaimana digambarkan dalam ayat ini.

******




Terjemah:
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pelayannya (seorang anak muda): "Aku tidak akan
berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua lautan; atau aku akan berjalan sampai
bertahun-tahun". (18:60)
58
Uraian :

Dan (ingatlah) ketika (dalam perjalanannya mencari seorang bijak yang lebih berilmu darinya) Musa
berkata kepada pelayannya (seorang anak muda): "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum
sampai (ke tempat tujuanku yaitu) ke pertemuan dua buah lautan; atau (bahkan meskipun) aku
(harus) berjalan (terus) sampai bertahun-tahun (dalam pencarian ini)".

Tafsir:

Allah subhanahu wa taala menegur Nabi Musa (alaihissalam), karena telah menyatakan bahwa
beliaulah yang paling pandai di antara manusia, dan karena lupa bahwa semua pengetahuan
datangnya dari Dia, Allah, Al-Alim Yang Maha Mengetahui, yang paling berilmu dari semua.

Sungguh kesalahan ini telah menurunkan Musa (alaihissalam) pada sebuah keadaan buta internal

sementara. Allah subhanahu wa taala juga menginformasikan kepada Musa (alaihissalam) bahwa
ada seseorang yang lebih berilmu daripada beliau (karena orang tersebut memiliki baik pengetahuan
internal maupun eksternal). Jika ingin bertemu dengan orang bijak tersebut (yakni Khidhir
alaihissalam), maka Nabi Musa (alaihissalam) harus melakukan perjalanan hingga mencapai suatu
tempat yang merupakan titik pertemuan antara dua lautan.

Dengan segera Musa (alaihissalam) bergegas pergi untuk bertemu orang yang lebih beri dari beliau
itu, dan beliau pun terus melakukan perjalanan dengan tekad bulat dalam upayanya tersebut untuk
sampai di tempat yang ia tuju, tak peduli berapapun lamanya waktu yang dibutuhkan untuk bisa
sampai di sana.

Surat Al-Kahfi disini telah menyampaikan sebuah pesan yang kuat kepada orang-orang beriman
yang hidup di zaman ini bahwa mereka, pun, harus memiliki tekad yang sama dalam mencari orang-
orang yang lebih berilmu dari mereka, dan untuk mencari seorang bijak itu yang paling berilmu di
antara seluruh kaum muslimin di zamannya. Bagaimana untuk dapat mengenali orang seperti itu?
Di manakah mereka dapat menemukannya? Surat Al-Kahfi menyediakan jawabannya ketika
menyatakan bahwa ia akan dijumpai di pertemuan dua laut, yakni lautan ilmu eksternal yang
diperolehnya dengan belajar dan lautan ilmu internal yang murni dikaruniakan langsung kepadanya
oleh Allah subhanahu wa taala.

******



Terjemah:
59
Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka terlupa akan ikannya, lalu ikan itu
mengambil jalannya ke laut, (sambil) meluncur (kemudian hilang dari pandangan). (18:61)

Tafsir:

Allah telah mengabarkan juga kepada Nabi Musa (alaihissalam) bahwa ia akan bertemu orang yang
paling berilmu itu di titik perjalanannya ketika seekor ikan, yang diletakkan di keranjang, akan
dengan ajaib mengambil jalannya ke laut (lihat kisah selengkapnya dalam Sahih Bukhari). Dan hal
itu persis terjadi saat Musa sedang tidur. Seorang anak muda/pelayan yang mendampinginya tadi
menyaksikan apa yang terjadi dengan ikan itu tetapi Setan membuatnya lupa tentangnya (tentang
perintah untuk berhenti di tempat ikan itu pergi).

******




Terjemah :

Maka tatkala mereka berdua berjalan lebih jauh, berkatalah (Musa) kepada pelayannya: "Bawalah
kemari (bekal) makanan kita; sesungguhnya kita mulai merasakan keletihan dari perjalanan kita
ini". (18:62)

Uraian:

Maka tatkala mereka berdua berjalan lebih jauh (dari tempat dimana sang ikan menghilang, dan
tanpa Musa mengetahui bahwa ikannya sudah hilang) berkatalah (Musa) kepada pelayannya
(pemuda yang menjadi anak buahnya itu): Bawalah kemari (bekal) makanan kita; sesungguhnya
(sekarang) kita mulai merasakan keletihan (yang tidak biasanya) dari perjalanan kita ini.

Tafsir:

Di sinjlah isyarat ruhaniah luar biasa yang bertempat di kehidupan yang sakral. Ketika seorang
musafir menempuh perjalanan menuju Tuhan-nya, ia tempuh perjalanan itu dengan rasa ringan dan
penuh semangat, sambil menikmati perjalanan hidupnya melalui berbagai musim kehidupan; musim
semi masa muda, musim panas masa dewasa, musim gugur ketika janggut dan rambutnya mulai
memutih, bahkan di musim dingin hari tua dan ini terus berlangsung selama seorang hamba Allah
melakukan perjalanan ke arah yang benar; maka ketika kapan saja ia bertolak menuju arah yang
salah, bagaimanapun jua, suasana perjalanannya jadi berubah, yang sebelumnya terasa ringan kini
jadi terasa melelahkan dan tak lagi menggairahkan atau menyenangkan. Ini adalah salah satu makna

60
tersirat dari ayat Al-Quran yang amat penting, dimana Allah subhanahu wa taala sedang
menyatakan bahwa sesungguhnya manusia memiliki kapasitas bawaan untuk melihat dan mengenali
kondisi mereka sendiri : sekali kali tidak! Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,
(Qur n, al-Qiy mah, 75:14).

*******







Terjemah :

(Lalu pelayannya) menjawab: "Tahukah kau, tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi,
maka sesungguhnya aku lupa tentang ikan itu, dan tiadalah yang membuatku lupa untuk
memberitahukannya (kepadamu) kecuali syaitan! Dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan
cara yang aneh sekali". (18:63)

Tafsir :

Maka di batu itu tadilah mereka semestinya telah berjumpa dengan Khidhir (alaihissalam). Tatkala
mereka melanjutkan perjalanan melewati batu itu, kini perjalanan mereka menuju ke arah yang
salah, maka perjalanan yang salah itulah yang menimbulkan keletihan yang menimpa Nabi Musa
(alaihissalam). Surat Al-Kahfi disini telah memberi peringatan serius, yang hendaknya dapat
menyita perhatian bahkan orang-orang yang telah mencapai kemajuan yang cukup berarti di atas
titian menuju Tuhan-nya. Disitulah syaitan dapat menyebabkan lupa bahkan kepada orang yang
terbaik sekalipun, oleh karenanya amat perlu bagi orang-orang beriman untuk senantiasa membaca
do'a dari dua surat terakhir dari Al-Quran (untuk memohon perlindungan kepada Allah subhanahu
wa taala).

******





Terjemah :
(Musa) berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka
semula. (18:64)

Tafsir:

61
Segera setelah seorang mukmin menyadari bahwa ia sedang menempuh jalan yang salah, maka
hendaknya ia meneladani apa yang dicontohkan oleh Nabi Musa (alaihissalam) ini dengan berputar
arah meniti jejaknya kembali dalam upaya untuk menemukan jalan yang benar.

******




Terjemah :

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami
anugerahkan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari
sisi Kami. (18:65)

Uraian :

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami
anugerahkan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari
sisi Kami (yakni ilmu yang Kami ilhamkan kepadanya sehingga dia mendapatkannya secara internal
dan intuitif serta tanpa melalui proses nalar atau empiris normal sebagaimana umumnya manusia
memperoleh ilmu pengetahuan).

Tafsir :

Sosok misterius ini, yang lebih berilmu dari Nabi Musa (alaihissalam), dan yang diakui oleh Allah
sebagai yang paling pandai di antara manusia, diperkenalkan oleh Nabi Muhammad (shallallahu
alaihi wa sallam) sebagai seorang hamba bernama Khidhir (alaihissalam). Dan dialah contoh
teladan seorang ulama Islam yang benar dan seorang penuntun bagi orang-orang beriman di zaman
fitnah Dajjal, karena Dajjal hanya melihat dengan satu mata, sedangkan Khidhir (alaihissalam)
7
melihat dengan dua mata baik eksternal' maupun internal'.

******




Terjemah :

62
Musa berkata kepadanya (Khidhir): "Bolehkah kiranya aku menyertaimu supaya engkau
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
(18:66)

Tafsir:

Dalam mengajukan permohonan ini, Nabi Musa (alaihissalam) sebenarnya memberikan contoh
yang patut ditiru kepada seluruh manusia yang hidup di zaman Dajjal (yakni zaman ini). Barangsiapa
yang membaca buku ini dan penjelasan disini tentang pengetahuan internal dan eksternal, harus
mulai mencari orang bijak yang alim seperti itu yang melihat dengan mata internal dan yang
ilmunya menampakkan kemiripan dengan intuitif internal penglihatan/wawasan ruhaniyah seperti
yang dimiliki oleh Khidhir (alaihissalam). Ketika mereka menemukannya mereka harus
mendekatkan diri kepadanya dan berusaha dengan penuh kesabaran hingga mereka dapat
memahami/mengerti akan apa yang ia ajarkan. Tapi juga pembaca harus bersiap bahwa seorang
alim seperti itu kemungkinan akan sulit ditemukan di tengah produk Darul Ulum pada umumnya
hari ini.

******



Terjemah :

Dia (Khidhir) menjawab: "Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak akan sanggup bersabar
bersamaku. (18:67)

******





Terjemah :

Dan bagaimana kau akan (mampu) bersabar atas sesuatu yang kau belum mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang hal itu?" (18:68)

Tafsir:

Tanggapan Khidhir (alaihissalam) adalah suatu hal yang teramat penting. Sang bijak yang telah
dikaruniai Allah dengan sebuah kapasitas akan penglihatan internal dan pandangan jauh ke depan
ini pasti senantiasa mengingat bahwa kebanyakan manusia tidak akan sanggup bersabar bersamanya,
63
karena pengetahuan yang ia miliki (yang oleh Allah dianugerahkan langsung kepadanya dari sisi-
Nya) jauh melampaui kemampuan rata-rata mereka dalam memahami atau dalam menilai sesuatu.
Seorang mukmin, sebaliknya, yang berjumpa dengan orang bijak seperti itu, hendaknya melatih
kesabaran dalam hal-hal yang diluar kemampuan nalarnya. Pemahaman ilmu yang seperti demikian
pada akhirnya akan datang bersama kesadaran spiritual internal dan bersama nuur/cahaya yang
secara konsekuen dianugerahkan oleh Allah subhanahu wa taala kepada hamba-Nya.

******





Terjemah :

(Musa) berkata: "Engkau akan mendapatiku sebagai orang yang sabar, insya Allah, dan aku tidak
akan menentangmu dalam suatu urusan pun". (18:69)

Tafsir :

Nabi Musa (alaihissalam) merendahkan hati di hadapan Khidhir (alaihissalam) dan dengan sigap
meyakinkan Khidhir bahwa beliau akan menunjukkan kesabaran. Beliau juga cukup hati-hati dengan
menambahkan insya Allah' ketika beliau berkomitmen. Sebuah cap dari ketidak-bertuhanannya era

Dajjal ialah telah lenyapnya ekspresi sakral dan soleh seperti ucapan insya Allah ini yang tadinya
ucapan ini merupakan bagian dari percakapan normal dalam keseharian orang-orang beriman.
Mukmin hari ini patutlah mengikuti contoh teladan dari Nabi Musa (alaihissalam).

******




Terjemah :

Dia (Khidhir) berkata: "Jika kau ingin mengikutiku, maka (kau harus rela dengan kondisi ini
bahwa) jangan kau tanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri
menerangkannya kepadamu". (18:70)

Tafsir:

Bagian dari kedisiplinan yang harus dibangun tatkala kita berharap agar pengetahuan spiritual itu
dapat diterima dan dapat ditangkap, adalah kerendahan hati dan kesabaran yang mampu menunggu
sampai sang guru sendiri yang memutuskan bahwa si murid kini sudah boleh diajak ke ranah
64
pemahaman yang lebih tinggi. Bagi seorang seperti Nabi Musa (alaihissalam) yang baru saja
mengklaim bahwa dirinya yang terpandai di antara manusia, kondisi demikian membentuk suatu
ujian yang cukup berat dalam rangka melatih kerendahan hati dan keimanan.

******






Terjemah :

Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhir melobanginya.
Musa berkata: "Apakah kau melobangi perahu itu untuk menenggelamkan penumpangnya?"
Sungguh kau telah berbuat suatu kesalahan yang fatal! (18:71)

Tafsir:

Dengan kata lain Nabi Musa (alaihissalam) terusik untuk bertanya, Mengapa engkau bertindak

dengan cara yang jahat seperti itu?. Kenyataan bahwa beliau melanggar kondisi yang ditentukan

kepadanya oleh Khidhir (alaihissalam) menandakan bahwa beliau menilai sikap Khidhir sebagai
sesuatu yang tercela dan bahwa praktis beliau tidak dapat menahan dirinya dari mengeluarkan
komentar kecaman yang dikemukakannya (beserta pertanyaan tersiratnya) itu.

******



Terjemah :

Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah telah kukatakan: "Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak akan
(sanggup) sabar bersamaku?". (18:72)

Tafsir:

Khidhir (alaihissalam) telah melarang Nabi Musa (alaihissalam) dari mengajukan pertanyaan

apapun karena beliau yakin pasti Musa (alaihissalam) tidak akan bisa menahan dirinya dan bersabar
terkait perkara pemahaman yang realitasnya diluar kapasitas beliau untuk memahaminya. Penilaian
Khidhir tentang Musa (alaihissalam) di awal tadi secara dramatis dibenarkan dalam peristiwa ini.
65
******



Terjemah :

(Musa) berkata: "(Kumohon) janganlah kau tuntut aku karena kelupaanku (ini) dan (kumohon)
janganlah engkau membebaniku dengan suatu kesulitan dalam urusanku". (18:73)

Tafsir :

Nabi Musa (alaihissalam) merespon dengan memohon maaf atas kelupaannya tentang larangan
yang diberlakukan kepadanya.

******






Terjemah :

Maka keduanya melanjutkan perjalanan; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak,
diapun (Khidhir) membunuhnya. (Musa) berkata: "Apakah kau telah membunuh jiwa yang bersih,
bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya engkau telah melakukan sesuatu yang
mungkar". (18:74)

Uraian:

Maka keduanya melanjutkan perjalanan; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak,
maka diapun (Khidhir) membunuhnya. (sehingga Musa berseru) berkata: "Apakah kau telah
membunuh jiwa yang bersih dari (dosa membunuh) jiwa orang lain? Sesungguhnya engkau telah
melakukan sesuatu yang mungkar!".

Tafsir :

Kecaman Nabi Musa (alaihissalam) terhadap tindakan Khidhir di dalamnya mengandung


pertanyaan : Mengapa kau berbuat dengan cara seperti begini? Penilaian Khidhir (alaihissalam)
tentang ketidak-mampuan Nabi Musa (alaihissalam) dalam menahan diri dan bersabar terhadap

66
hal-hal yang pemahaman realitasnya di luar jangkauan kapasitasnya untuk memahami, lagi-lagi
secara dramatis dibenarkan di kejadian yang kedua ini.

******



Terjemah :

Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: "Sesungguhnya engkau sekali-kali
tidak akan (mampu) bersabar bersamaku?". (18:75)

******







Terjemah :

(Musa) berkata: "(Baiklah), jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu (lagi) sesudah (kali) ini,
maka janganlah kau perbolehkan aku menyertaimu (lagi), sesungguhnya engkau sudah cukup
memberikan uzur padaku". (18:76)

Tafsir :

Setelah sebelumnya sudah memohon keringanan karena lupa tentang larangan itu, kali ini Nabi
Musa (alaihissalam) tidak bisa menggunakan alasan yang sama untuk kedua kalinya. Demikianlah
tanggapan beliau dengan menerima hak Khidhir untuk memberhentikan beliau dari menyertainya
jika kelak pelanggaran yang sama atas larangan bertanya/berkomentar itu terjadi lagi.

******






Terjemah :

67
Maka keduanya melanjutkan perjalanan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu
negeri, mereka minta untuk dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu
menolak untuk menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu sebuah
dinding rumah yang hampir roboh, maka (Khidhir) menegakkan dinding itu kembali. Musa
berkata: "Jikalau engkau mau, niscaya kau dapat mengambil upah untuk itu". (18:77)

Uraian:

Dan kemudian kedua (musafir ini) melanjutkan (perjalanan mereka), hingga tatkala keduanya
sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta untuk dijamu kepada penduduk negeri itu,
tetapi penduduk negeri itu (sama sekali tidak mencerminkan bahkan karakteristik yang paling
mendasar dari cara hidup religius dengan) menolak untuk menjamu mereka. Kemudian keduanya
mendapatkan dalam negeri itu sebuah dinding rumah yang hampir roboh, maka (Khidhir)
menegakkannya kembali (dan menanggung sendiri semua biaya renovasi tersebut). (Melihat itu,
Musa) berkata: "Jikalau engkau mau, niscaya kau (setidaknya) dapat meminta upah untuk itu (sesuai
dengan jumlah uang yang kau keluarkan untuknya)".

Tafsir:

Lagi-lagi, komentar Nabi Musa (alaihissalam) mengandung pertanyaan tersirat di dalamnya :

Mengapa kau melakukan itu? (Penduduk sini saja tidak mempedulikanmu dengan menolak
menjamu kita. Hal ini merupakan pelanggaran Musa yang lainnya lagi terhadap larangan Khidhir.

******





Terjemah :

(Khidhr) berkata: "Inilah perpisahan antara aku dan dirimu; akan kuberitahukan kepadamu (tujuan
perbuatan-perbuatan itu) yang engkau tak mampu bersabar terhadapnya. (18:78)

Uraian :

(Khidhr) berkata: Inilah perpisahan antara aku dan dirimu; (Dan sekarang) akan kuberitahukan
kepadamu (arti sebenarnya dari semua kejadian yang kau telah menyaksikannya itu dan akan
kuterangkan tentang tujuan perbuatan-perbuatan) yang kau tak mampu bersabar terhadapnya (dan
yang kau tak dapat menahan diri dari berkomentar terhadapnya secara negatif terlepas dari
kenyataan bahwa aku sudah melarangmu sejak awal dari melayangkan suatu komentar apapun).

68
Tafsir :

Disini Khidhir (alaihissalam) tengah menyampaikan panduan yang teramat penting bagi para
pembimbing spiritual yang hidup di zaman modern. Mereka harus mengesampingkan upaya keras
dalam mengajarkan dan membimbing orang yang buta penglihatan internalnya yang sedang mencari
bimbingan tetapi tak sanggup bersabar dalam hal-hal yang di luar kapasitas nalarnya (karena
kebutaan internalnya tadi) dan yang bersikukuh dalam ketidak setujuannya seraya menantang sang
pembimbing. Ini adalah benar khususnya dalam hal Syirik dan Riba zaman modern, revolusi
feminis, dan, khususnya lagi, dalam hal pencarian ilmu ruhaniyah (yakni al-ihsan atau tasawwuf).

******




Terjemah :
Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di lautan, dan aku
bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang (dengan paksa)
suka merampas tiap-tiap bahtera. (18:79)

Uraian:

Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin (para nelayan) yang bekerja
(berlayar/bermata pencaharian) di lautan, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu (agar ia nampak
seperti tak berguna lagi), karena (aku tau bahwa) di hadapan mereka ada seorang raja (jahat) yang
(punya kebiasaan) merampas (dengan paksa) tiap-tiap bahtera (yang datang).

Tafsir:

Dengan melubangi kapal tersebut, Khidhir (alaihissalam) sebenarnya telah berjasa kepada para
nelayan miskin tadi, sebab si Raja yang jahat itu akan urung dari merampas perahu yang rusak, dan
para nelayan akan mudah memperbaiki perahu itu ketika si Raja telah pergi. Pertimbangan Nabi
Musa (alaihissalam) dalam hal ini, begitu pun menyangkut dua peristiwa selanjutnya, hanya
didasari oleh pengamatan eksternal, oleh karenanya beliau sudah keliru menilai dari apa yang dilihat
oleh matanya semata tanpa penglihatan internal ruhani yang dapat menembus realitas terdalam dari
sebuah peristiwa.

******

69


Terjemah :

Dan adapun anak muda itu, maka kedua orangtuanya adalah orang-orang beriman, dan kami
khawatir bahwa dia akan menyusahkan kedua orang tuanya dengan kesesatan dan
kekafiran(nya). (18:80)

Uraian:

Dan adapun anak muda itu, maka (walaupun) kedua orangtuanya adalah orang-orang beriman, kami
(memiliki semua alasan untuk merasa) khawatir bahwa dia akan menyusahkan kedua orang tuanya
itu (hingga kemungkinan akan mengakibatkan mereka kehilangan iman mereka karena) kesesatan
(si anak, yakni kesemena-menaannya yang berlebihan) dan kekafiran (anak itu).

******



Terjemah :

Dan kami mengharapkan, semoga Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang
lebih baik kesuciannya daripada anaknya itu dan lebih erat kasih sayangnya (kepada ibu
bapaknya). (18:81)

Uraian :

Dan (dalam upaya menjauhkan anak itu sehingga dengan demikian iman kedua orangtuanya dapat
terjaga), kami (sebenarnya, melakukan itu seraya) mengharapkan, semoga Tuhan mereka akan
menggantikan bagi mereka dengan (anak lain) yang lebih baik kesuciannya (dalam bersikap)
daripada anaknya itu dan (yang bisa) lebih erat (hubungan) kasih sayangnya (dengan ibu bapaknya).

Tafsir:

Penampakan eksternal (luaran) dari suatu peristiwa sama sekali berbeda dengan realitas
internalnya.

******
70






Terjemah :

Adapun dinding rumah (tersebut) adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada (harta benda) simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang
saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada usia dewasanya dan dapat
mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya
itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah makna sebenarnya dari semua hal yang
engkau tidak dapat sabar terhadapnya. (18:82)

Uraian:

Adapun dinding rumah (tersebut) adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada (harta benda) simpanan (yang merupakan hak) bagi mereka berdua, sedang ayahnya
adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar (aku membangun kembali dinding
yang hampir roboh itu untuk melindungi harta simpanan tadi dari keadaan terekspos dan dari
diketemukan oleh orang lain) supaya ketika mereka sampai usia dewasanya kelak mereka dapat
mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu
menurut kemauanku sendiri. Demikianlah makna sebenarnya dari semua (peristiwa tadi) yang
engkau tidak dapat sabar terhadapnya".

Tafsir:

Lagi-lagi penampakan eksternal dari suatu peristiwa sama sekali berbeda dengan realitas'

internalnya. Pertimbangan Nabi Musa (alaihissalam) dalam hal ini, begitu pun menyangkut dua
peristiwa yang lainnya, hanya didasari oleh pengamatan eksternal, karena beliau (untuk sementara)
kekurangan penglihatan internal spiritual yang dapat meneropong 'realitas' internal dari sebuah
peristiwa.

Surat Al-Kahfi disini telah menyampaikan induk dari semua peringatan kepada siapa saja yang
hidup di zaman Dajjal, yaitu di zaman modern, bahwa penampakan eksternal dan
realitas/kenyataan internal akan jauh berbeda satu sama lain dalam segala hal dimana di dalamnya
71
Dajjal sedang menyerang dan menguji manusia, dan barangsiapa yang membuat penilaian tanpa
mampu meneropong ke dalam realitas internal dari segala sesuatu maka mereka akan selalu dan
selalu keliru dalam penilaiannya. Kekeliruan itu, naasnya, dapat menyeret mereka ke neraka.

Para pembaca yang budiman kini sudah harus bisa menyadari akan pentingnya meraih pengetahuan
spiritual Islami yang dikenal sebagai al-Ihsan atau Tasawwuf. Adalah pencapaian pengetahuan ini
yang pada akhirnya menghantarkan Nuur (cahaya) Ilahi ke dalam hati, sehingga memberikan
kemampuan bagi seorang mukmin untuk menembus realitas internal dari segala sesuatu ketika ia
dapat melihat' apa yang tak bisa dilihat mata zahir, mendengar apa yang tak bisa terdengar, dan

memahami apa yang tak bisa dipahami.

******



Terjemah :

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzul Qarnain. Katakanlah: "Aku akan
sampaikan kepadamu kisah tentangnya". (18:83)

Tafsir:

Dzul Qarnain secara harfiah artinya seseorang yang memiliki dua Qarn. Qarn dapat diartikan

tanduk. Tapi juga dapat berarti kurun/masa' atau zaman'. Akan tetapi di dalam Al-Quran setiap
kali disebut kata qarn, bagaimanapun, selalu maknanya mengarah kepada zaman' atau kurun. Maka
implikasinya adalah surat Al-Kahfi tengah memaparkan sebuah narasi yang menetapkan kepada dua
zaman dan menurut hemat kami ialah yang pertama merupakan satu masa yang telah lalu dan yang
kedua di masa yang akan datang. Masa yang akan datang itu, kami yakin sepenuhnya, adalah zaman
sekarang ini, atau zamannya fitnah Dajjal pun zamannya Yajuj dan Majuj. Itulah kenapa buku

dengan judul Surat Al-Kahfi dan Zaman Modern tidak akan bisa ditulis sebelum zaman ini. Para
rabbi Yahudi di Yatsrib (sekarang Madinah An-Nabi) telah mengajukan pertanyaan mengenai
seorang pelancong agung yang telah melakukan perjalanan hingga ke dua ujung bumi (timur dan
barat), dan adalah kepada pertanyaan ini Al-Quran merespon.

******




72
Terjemah :

Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah
memberikan kepadanya jalan (kemampuan untuk mencapai) segala sesuatu, (18:84)

Tafsir :

Dzul Qarnain adalah seorang yang beriman. Dan demikian pula kekuasaan politik dan militernya
dalam tatanan-dunia Dzul Qarnain berpijak di atas pondasi keimanan. Aspek apakah yang paling
esensial dari suatu hubungan yang harus ada antara politik dan moral manusia? Ketika kekuasaan
pada sebuah tatanan dunia berpijak di atas pondasi keimanan, tatanan dunia seperti apakah yang
akan didirikan dan disokongnya? Surat Al-Kahfi kini tengah mengajarkan suatu pelajaran luar biasa
yang memungkinkan kita untuk mengenali realitas dari tatanan dunia Zionis hari ini dan untuk
memahami bagaimana seharusnya kita merespon terhadapnya.

******



Terjemah :

maka diapun menempuh suatu jalan (18:85)

Uraian :

(Inilah suatu contoh bagaimana ia menggunakan kekuasaannya). Maka diapun menempuh


(mengikuti) suatu jalan (dengan bertolak ke arah barat dan dengan memilih cara yang benar untuk
mencapai akhir yang baik)

******





Terjemah :

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dan dia melihat matahari (tampak)
terbenam di laut yang berlumpur hitam, dan di sana dia mendapati suatu kaum. Kami berkata: "Hai
Dzul Qarnain, (terserah padamu) apakah engkau (hendak) menghukum ataupun engkau (hendak)
memperlakukan mereka dengan baik (maka lakukanlah). (18:86)

73
Uraian :

Hingga, apabila dia telah sampai ke (suatu negeri) tempat terbenam matahari, (dikarenakan tak ada
lagi daratan setelahnya, maka tempat itu tampak seperti ujung bumi) dan dia melihat matahari
terbenam di laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di sana ada suatu kaum. Kami berkata:
"Hai Dzul Qarnain, (terserah padamu), (engkau mempunyai otoritas, maka) apakah kau (hendak)
menghukum ataupun memperlakukan mereka dengan baik (maka lakukanlah sekehendakmu).

Tafsir:

Hubungan antara moralitas dan politik, paling bisa ditentukan sebaik-baiknya ialah melalui
penggunaan kekuasaan. Kekuasaan dapat digunakan untuk memberi imbalan dan bantuan, atau
untuk menjatuhkan hukuman, dan dalam pelaksanaannya dapat juga digunakan secara adil atau
secara tidak adil. Tujuan dari kisah perjalanan ini ialah untuk menampilkan sebuah gambaran
tentang bagaimana kekuasaan dipergunakan oleh Dzul Qarnain tatkala kekuasaannya itu berpijak di
atas pondasi keimanan!

******





Terjemah :
Berkata (Dzul Qarnain): Adapun orang yang zalim maka kami hendak menghukumnya, kemudian
dia dikembalikan kepada Tuhannya maka Tuhannya akan menghukumnya (pula) dengan siksaan
yang pedih tiada tara. (18:87)

Uraian :

Berkata (Dzul Qarnain): "Adapun orang yang zalim (aniaya, congkak, lalim, penindas/pemeras
kepada yg lemah, penjajah, tidak adil, kriminal, dll), maka kami kelak akan (menggunakan
kekuasaan kami untuk) mengazabnya (menjatuhkan hukuman terhadapnya), kemudian dia
dikembalikan kepada Tuhannya, maka Dia (Allah) akan mengazabnya (menyiksanya, menjatuhkan
hukuman kepadanya) (pula) dengan azab (hukuman dan siksaan) yang pedih tiada tara.

Tafsir:

Maka, ketika kekuasaan berpijak di atas pondasi keimanan, pertama-tama ia menunggu dahulu untuk
memastikan bahwa saat mana ketika kekuasaan itu dipergunakan, ia akan dipergunakan dengan
seadil-adilnya untuk menghukum para penindas dan orang-orang yang bersalah karena kezhaliman
mereka / perbuatan tidak adil. Sebab kedamaian dan kebahagiaan mustahil terwujud terwujud dalam
74
ketidak-adilan. Dalam membangun keadilan, tatanan dunia Dzul Qarnain akan dapat menjadikan
kedamaian dan kebahagiaan menjadi suatu hal yang memungkinkan untuk terwujud di atas muka
bumi.

Inilah yang sudah terwujud di dunia jika (Allah menghendaki) umat manusia menerima Nabi
Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) dan mengikuti beliau. Inilah yang bahkan sekarang
sudah terwujud seandainya umat manusia menerima Al-Quran sebagai Kebenaran dan mengikuti
petunjuknya.

Ketika akhir zaman, atau zaman fitnah, telah datang ke atas umat manusia, dunia yang telah
mengingkari Nabi Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) dan tidak mengikuti cara hidupnya
akan mengalami kebalikan dari tatanan dunia yang dibawa oleh Dzul Qarnain. Kekuasaan pada
zaman itu akan berdiri di atas pondasi yang tak berketuhanan (atau yang dikenal dengan sebutan
sekuler) dan kekuasaan akan dipergunakan secara tidak adil justru untuk menindas, daripada untuk
menghukum si penindas. Kedamaian dan kebahagiaan akan lenyap dalam tatanan dunia yang
demikian. Surat Al-Kahfi di sini menjelaskan tentang realitas dari keadaan dunia hari ini.

******





Terjemah :

Dan adapun (kepada) orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik
sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah
kami (dan kekuasaan kami akan menjamin kemudahan bagi mereka untuk hidup di bumi ini).
(18:88)

Tafsir :

Ketika kekuasaan berpijak di atas pondasi keimanan maka ia dipergunakan untuk mendukung dan
memberikan imbalan kepada mereka yang menjalani hidup dengan keimanan dan amal soleh.
Keadaan itu akan menjadi sebaik-baik dunia, dan ia akan menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan
maksimal bagi orang-orang yang tinggal di dalamnya.

Kedua, ketika ia menggunakan kekuasaan untuk menghukum si zalim dan si lalim, dan untuk
memberi imbalan serta menunjang kehidupan orang-orang yang menjalankan hidup dengan
keimanan dan amal soleh mereka, Dzul Qarnain menunjuk kepada keharmonisan hakiki yang akan
terwujud di antara tatanan dunianya yang ada di bawah sini di bumi ini, dengan tatanan dunia di atas
75
sana di dunia langit (kerajaan Allah dan para malaikat-Nya). Surat Al-Kahfi di sini menyampaikan
sebuah peringatan keras bahwa Akhir Zaman akan menyaksikan munculnya suatu tatanan dunia
dimana kekuasaan akan berdiri di atas pondasi (kekafiran) yang pada hakikatnya sama sekali tak
bertuhan dan di atas kekosongan nilai-nilai. Asas keuntungan, oportunisme, pengacuhan yang sinis
terhadap kehidupan berketuhanan berlandaskan keimanan, ketakwaan, dan amal soleh; penindasan,
pemerasan, dll akan menjadi karakter politik dan kekuasaan pada tatanan dunia tersebut.

Hal itu persis seperti kondisi dunia di mana kita tinggal sekarang ini.

*******



Terjemah :

Kemudian dia mengikuti (menempuh) suatu jalan (yang lain). (18:89)

Uraian :

(Inilah contoh lain tentang bagaimana Dzul Qarnain menggunakan kekuasaannya) Kemudian dia
(bertolak ke arah Timur) menempuh suatu jalan (sekali lagi memilih cara yang tepat untuk mencapai
akhir yang baik).

******






Terjemah :

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari
itu menyinari suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu penghalang apapun
dari (cahaya matahari) itu, (18:90)

Uraian:

Hingga apabila dia telah sampai ke (suatu negeri di titik terjatuh ke arah timur sehingga dia tak dapat
melanjutkan lagi karena tampaknya sudah tak ada daratan setelahnya, dan tempat itu menjadi seperti
ujung dunia) tempat terbit matahari (sebelah Timur), dia mendapati matahari itu menyinari suatu
kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka suatu penghalang apapun dari (cahaya matahari)
itu, (selain penutup alamiah).

76
Tafsir:

Disini surat Al-Kahfi menyampaikan pelajaran kedua tentang penggunaan kekuasaan, dan dalam
penyampaiannya ini membantu kita untuk mengenali realitas masa kini.

******



Terjemah :

Demikianlah. Dan (apakah dia menjumpai mereka ataukah dia membiarkan mereka apa adanya)
sesungguhnya telah Kami tentukan segala pengetahuan yang ada padanya. (18:91)

Uraian:

Demikianlah. (Kamilah yang menjadikan mereka, dan demikianlah dia menemui mereka dan
demikianlah dia membiarkan mereka tak terganggu apa adanya dalam cara hidup lazim mereka);
Dan sesungguhnya telah Kami tentukan (Kami liputi dengan ilmu Kami) segala pengetahuan
(kemampuannya dalam menangkap/memahami berbagai situasi) yang ada padanya (dan respon dia
terhadapnya).

Tafsir:

Ketika kekuasaan berpijak di atas pondasi keimanan, ia dipenuhi dengan akal sehat, kebijaksanaan,
dan rasa belas kasihan untuk membiarkan orang-orang yang menjalani gaya hidup primitif (sangat
bersahaja, sederhana, terbelakang) agar dapat tetap melanjutkan kehidupan mereka apa adanya tanpa
harus terganggu oleh apa yang disebut dengan kemajuan zaman.

Ayat Al-Quran ini bisa juga ditujukan kepada orang-orang yang hidup dengan senang hati dan
merasa puas dalam keadaan yang amat sangat sederhana atau pas-pasan sekedar untuk menyambung
hidup mereka, dan Dzul Qarnain memiliki akal sehat nan luhur serta kebijaksanaan untuk
membiarkan mereka hidup aman tak terganggu.

Disini surat Al-Kahfi telah menyampaikan sebuah peringatan yang amat besar tentang suatu zaman
yang akan datang dimana mereka yang memegang kendali kekuasaan di dunia akan menjadi
sepenuhnya tak bertuhan dan akan bertindak dengan cara yang sama sekali berseberangan dengan
apa yang dilakukan oleh Dzul Qarnain. Gaya hidup terbelakang akan diserbu dan dihancurkan tanpa
sedikitpun belas kasihan - atas nama modernisasi dan globalisasi tak berketuhanan. Sebagai
tambahannya, orang-orang yang hidup dengan rasa puas dan senang meskipun dalam kondisi
ekonomi yang pas-pasan, akan mendapati cara hidup mereka diserang dan dihancurkan dan mereka

77
akan ditimpa dengan penderitaan yang tak tekperi dan tak terbayangkan. Itulah nasib yang telah
menggerogoti sebagian besar wilayah Afrika.

Zaman itu, yang oleh surat Al-Kahfi telah diperingatkan, ada di sini sekarang!

******



Terjemah :

Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). (18:92)

Uraian :

(Akhirnya inilah contoh ketiga tentang bagaimana Dzul Qarnain menggunakan kekuasaannya. Dia
bertolak menuju arah yang lain dan sekali lagi) dia menempuh suatu jalan (memilih cara yang tepat
untuk mencapai akhir yang baik).

******




Terjemah :

(Lalu diapun berangkat) hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, maka dia
mendapati di antara kedua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
(18:93)

Tafsir :

Implikasi dari menyinggahi suatu kaum yang tak dapat mengerti bahasa apapun yang diucapkan
oleh para penguasa dunia adalah bahwa mereka tinggal di suatu tempat yang terisolasi dari
panggung dunia. Mereka tidak melakukan jual beli dengan dunia luar, tidak pula mereka melakukan
perjalanan di luar wilayahnya (sehingga tak ada yang dapat mengerti bahasa asing). Hanya suatu
kaum yang hidupnya, barangkali, sebagai suku-suku yang liar, yang memenuhi kriteria kaum
terisolasi seperti itu.

Sungguh ini adalah suatu perkara yang amat penting dimana surat Al-Kahfi sedang mengarahkan
perhatian kita. Kita harus mengerahkan segala upaya untuk mengidentifikasi orang-orang ini karena

78
pengetahuan tentang itu sangat krusial bagi kita hari ini apabila kita ingin mengenali dan memahami
peringatan keras yang tadi disampaikan mengenai sebuah tatanan dunia jahat menakutkan yang akan
hadir ke dunia, dan yang akan mempersaksikan bahwa kekuasaan dibangun dan dipergunakan sangat
tepat berlawanan / berseberangan dengan tatanan-dunianya Dzul Qarnain.

******





Terjemah :

Mereka berkata: "Hai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj adalah orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu upeti kepadamu,
supaya engkau (berkenan) membuatkan dinding antara kami dan mereka?" (18:94)

Uraian:

(Pada akhirnya, setelah mereka mulai bisa berkomunikasi satu sama lain) Mereka berkata: "Hai Dzul
Qarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj adalah orang-orang yang membuat kerusakan (dan
kehancuran) di bumi (di negeri ini), maka dapatkah kami berkontribusi memberikan sesuatu upeti
(pembayaran) kepadamu, supaya kau berkenan membuatkan dinding antara kami dan mereka?"

Tafsir:

Tatkala kali itu Nabi terakhir telah datang ke dunia implikasinya adalah Akhir Zaman telah dimulai.
Di akhir zaman itu salah satu tanda yang paling menentukan di antara tanda-tanda kebesaran Allah
subhanahu wa taala yang akan muncul ke dunia adalah kedatangan Yajuj dan Majuj. Ayat ini
harus ditandai sebagai satu ayat yang paling utama di antara ayat-ayat dalam surat Al-Kahfi yang
sejauh ini ia telah menjelaskan tentang (kondisi, fitnah-fitnah) zaman modern. Siapakah Yajuj dan
Majuj dua suku bangsa yang telah diturunkan dari sang ayah, Adam (alaihissalam) melalui Nabi

Nuh (alaihissalam)?

Siapapun mereka, Yajuj dan Majuj adalah bangsa yang memiliki kekuatan yang besar. Hal ini jelas
berdasarkan fakta bahwa orang-orang yang terancam oleh serangan Yajuj dan Majuj itu meminta
kepada Dzul Qarnain agar dibangunkan sebuah dinding pemisah untuk melindungi mereka dari
Yajuj dan Majuj dan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh dua bangsa itu. Kekuatan besar yang
dimiliki mereka ini telah dibenarkan dalam sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam

79
Muslim dalam Sahihnya, dimana Allah subhanahu wa taala bersabda, Aku telah menciptakan
ciptaan-Ku (yakni Yajuj dan Majuj) yang sangat kuat yang tak akan ada yang mampu

menghancurkan mereka kecuali Aku.

Akan tetapi surat Al-Kahfi juga tengah menyampaikan berita yang menakjubkan bahwa Yajuj dan
Majuj menggunakan kekuatan mereka tepat di jalan yang berseberangan dengan yang ditempuh
oleh Dzul Qarnain. Mereka justru menciptakan Fasad fil Ardh, yakni kelakuan mereka adalah yang
terburuk yang pernah ada. Aksi-aksi terorisme adalah juga termasuk sebagai Fasad fil Ardh.
Barangsiapa yang melakukan Fasad fil Ardh harus dihukum, menurut ketetapan Allah, adalah
dengan di hukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilangan, atau
dijauhkan dari masyarakat/diasingkan (Quran, Al-Maidah, 5:36). Sejauh ini, hukuman-hukuman
tersebut adalah yang paling berat di antara hukum-hukum yang Allah tetapkan dalam kitab-Nya.

Implikasi luar biasa dari pengertian di atas ialah bahwa ketika nantinya Yajuj dan Majuj dilepaskan
ke dunia, umat manusia akan menjadi sasaran sebuah tatanan dunia yang akan bertolak belakang
dengan tatanan dunianya Dzul Qarnain. Buku ini tengah memaparkan bahwa hari ini kita sedang
hidup di tatanan dunia Yajuj dan Majuj itu!

******


Terjemah :

Dzul Qarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan (dengan kokoh) kepadaku dari Tuhanku
terhadapnya adalah lebih baik (daripada upeti yang dapat kalian tawarkan kepadaku), maka
tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara
kalian dan mereka. (18:95)

Tafsir:

Dengan menyetujui untuk membangun dinding penghalang dari Yajuj dan Majuj dan untuk
melindungi kaum tersebut dari kejahatan mereka, Dzul Qarnain menunjukkan bukti lebih lanjut yang
membenarkan bahwa mereka (Yajuj dan Majuj) memang merupakan suatu kaum dengan kekuatan
besar tak tertandingi yang dia hanya dapat mengupayakan untuk menghalangi dari mereka saja
karena Dzul Qarnain memahami bahwa iapun bahkan tak mampu menghancurkan mereka.

80
******





Terjemah :

Berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua
(puncak) gunung itu, berkatalah (Dzul Qarnain): "Tiupkanlah (api)". Hingga apabila besi itu sudah
menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (leleh) agar aku tuangkan ke
atas besi panas itu". (18:96)

Uraian :

Berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah (tersusun) sama rata dengan
(menutupi celah di antara) kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzul Qarnain: "(Nyalakan api
dan) tiuplah!". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"(sekarang) berilah aku tembaga (dan letakkanlah tembaga-tembaga itu di atas besi panas itu
sehingga meleleh, kemudian) agar aku tuangkan ke atasnya".

Tafsir:

Hanya dinding yang dibangun dari logam terkuatlah yang mampu menahan Yajuj dan Majuj. Al-
Quran membenarkan (dalam surat Al-Hadid) bahwa besi merupakan logam tersebut yang memiliki
kekuatan yang besar. Setelah Dzul Qarnain menyusun deretan besi tersebut dia kemudian
menuangkan lelehan tembaga di atas dinding besi itu untuk mencegah terjadinya karat.

Implikasi penting yang mengagumkan dari ayat di atas ialah bahwa ketika Yajuj dan Majuj
dilepaskan ke dunia oleh Allah subhanahu wa taala, dan mereka memulai pemerintahan jahat
mereka yang penuh teror, orang-orang beriman harus mencari perlindungan dari mereka dengan
mendirikan sebuah dinding yang teramat kuat untuk menghalangi diri dari mereka, bukan malah
membangun jembatan yang memberi jalan bagi mereka untuk terhubung dengan kita.

******





Terjemah :

81
Maka mereka tidak akan bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. (18:97)

Uraian:

Maka (demikianlah dinding itu dibangun, dan) mereka (Yajuj dan Majuj) tidak akan bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) (menembusnya dengan cara) melobanginya (sehingga,
walhasil, manusia aman dari serangan Yajuj dan Majuj).

Tafsir:

Jadi selama dinding itu masih kokoh berdiri, maka manusia tetap aman dari kekacauan Yajuj dan

Majuj.

******



Terjemah :

(Dzul Qarnain) berkata: " (dinding) Ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang
janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar".
(18:98)

Uraian:

(Dzul Qarnain) berkata: "Keberhasilan kita dalam membangun dinding) ini adalah rahmat dari
Tuhanku, (akan tetapi) apabila sudah datang janji Tuhanku, (saat tiba masanya/ di akhir zaman) Dia
akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah (janji yang) benar (pasti terjadi)".

Tafsir :

Surat Al-Kahfi disini telah menyampaikan peringatan yang menentukan bahwa suatu hari Allah
sendiri kelak yang akan meluluh lantakkan dinding besi tersebut dan melepaskan Yajuj dan Majuj
ke dunia. Ketika Allah subhanahu wa taala berbuat demikian implikasinya adalah bahwa kekuatan
di dunia pada akhirnya akan berdiri di atas pondasi ketidak-bertuhanan dan kekuasaan itu akan
digunakan untuk menindas, merusak, menghancurkan, dan untuk mengobarkan perang terhadap
Islam.

82
******





Terjemah :

Dan pada hari itu Kami biarkan mereka bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian
ditiupkanlah sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya, (18:99)

Uraian :

Dan pada hari itu Kami (akan memulai suatu proses pengumpulan seluruh manusia dalam apa yang
disebut dengan satu tatanan masyarakat global, yaitu globalisasi, dan akan Kami) biarkan mereka
bercampur aduk (seperti ombak yang menghempas) antara satu dengan yang lain (karena meskipun
mereka akan menjadi satu masyarakat global, akan terjadi lebih banyak konflik, peperangan,
pembunuhan, genosida/pemusnahan, pembantaian etnis, barbarisme, polarisasi rasial, perang
terhadap Islam dan terhadap agama di dunia, dll kekacauan besar-besaran yang jumlahnya melebihi
dari apa yang pernah terjadi sepanjang sejarah manusia yang pernah ada); kemudian ditiupkanlah
sangkakala, lalu akan Kami kumpulkan mereka itu semuanya, (dalam satu tatanan masyarakat
global)

Tafsir :

Ayat yang tak lazim dari surat Al-Kahfi ini mengantisipasi suatu zaman yang akan menayangkan
tidak hanya pertunjukan luar biasa tentang globalisasi, tetapi juga, konflik dan pertarungan universal
yang ditimbulkan oleh tatanan dunia rampok Yajuj dan Majuj itu.

******




Terjemah :

dan Kami hadirkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas. (18:100)

Uraian :

Dan pada hari itu (saat waktu itu tiba tatkala satu tatanan masyarakat global telah tercapai dan
manusia menyaksikan lebih banyak terjadi konflik, peperangan, pembunuhan acak, dll lebih dari

83
yang pernah ada dalam sejarah manusia) Kami hadirkan (perlihatkan dan tampakkan neraka)
Jahannam kepada orang-orang kafir dengan jelas,

Tafsir :

Pada saat diberlakukannya peringatan Ilahi ini, masyarakat mainstream di seluruh dunia akan
menjalani gaya hidup para penghuni neraka. Hal itu persis dengan dunia tempat dimana kita tinggal
hari ini. Kita tidak perlu menunggu lebih banyak bukti lagi untuk meyakinkan kita bahwa peringatan
itu hari ini telah menjadi kenyataan di sebagian besar jagat bumi.

******






Terjemah :

Yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari mengingat Aku, dan adalah mereka
tidak dapat mendengar. (18:101)

Uraian:

Yaitu (yang kali ini akan membentuk masyarakat mainstream dan yang akan menjalani gaya hidup
para penghuni neraka adalah) orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari mengingat
Aku (dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku), dan adalah (karena) mereka tidak sanggup
untuk mendengar (suara kebenaran).

Tafsir :

Implikasi dari ayat ini ialah bahwa orang-orang yang punya mata tapi tak bisa melihat punya
telinga tapi tak bisa mendengar punya hati tapi tak bisa memahami, tidak akan dapat mengenali
realitas yang sebenarnya tentang dunia dimana mereka hidup pada masa itu ketika peringatan ini
menjadi kenyataan. Oleh karena itu mereka tak akan dapat mengerti realitas dunia hari ini. Maka,
bagaimana pula mereka dapat menjadi gembala bagi hewan ternaknya dan sebagai pembimbing
Umat (jika mereka sendiri pun tak dapat melihat)? Kendatipun, dengan sedikit pengecualian
(terhadap orang-orang yang kita tau), merekalah persisnya jenis orang-orang yang mengambil
posisi-posisi kepemimpinan di tengah komunitas kaum muslimin di seluruh dunia hari ini. Banyak
dari mereka mengambil posisi kepemimpinan sembari mendapatkan bantuan rahasia dari pari musuh
Islam, begitu juga dengan sumbangan strategis dari rekening-rekening mereka!

******
84


Terjemah :

Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka dapat mengambil hamba-hamba-Ku
menjadi pelindung-pelindung selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka
Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir. (18:102)

Uraian:

Maka apakah orang-orang kafir (yang mengingkari wahyu Ilahi yang terakhir diturunkan ini, Al-
Quran, dan utusan Allah terakhir ini, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam) menyangka
bahwa mereka (dapat berhasil dalam membujuk/menyuap) mengambil hamba-hamba-Ku (untuk)
menjadi kawan-kawan pelindung (mereka) selain (daripada menjadi hamba yang tetap setia kepada)
Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang
kafir (dan semua orang yang lebih memilih untuk mengambil orang-orang kafir sebagai auliya,
kawan setia, pelindung, atau aliansi daripada memilih Allah, Rasul-Nya serta orang-orang yang
beriman).

Tafsir :

Dengan kata lain, Allah subhanahu wa taala disini menyatakan bahwa ketika aliansi Zionis Yahudi-
Nasrani telah muncul di zaman Yajuj dan Majuj, dan mengambil kendali dunia, kemudian
menggunakan kekuatan tak tertandingi dan kemampuan hebat mereka sebagai tipu muslihat dalam
upaya untuk merayu atau memaksa kaum Muslimin agar tunduk patuh kepada mereka dan mengikuti
mereka daripada mengikuti Allah subhanahu wa taala, maka para hamba Allah yang jujur itu akan
menolak orang-orang kafir dan tak akan pernah menjadi bagian dari masyarakat global tak
berketuhanan itu. Daripada bergabung ke dalam dunia tak bertuhan, hamba-hamba Allah yang lurus
lebih memilih untuk berusaha mempertahankan iman dan kesetiaan mereka kepada-Nya dengan
berlepas diri dari dunia tersebut. Saya meyakini bahwa jalan terbaik dalam berlepas diri darinya
8
adalah dengan membangun sebuah Kampung Muslim di suatu lokasi terpencil (yang jauh dari
hiruk pikuk dan hingar bingar dunia).

******



85
Terjemah :

Katakanlah: "Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
(apapun) perbuatannya?" (18:103)

******






Terjemah :

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya. (18:104)

Uraian :

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini (dikarenakan mereka
telah mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran mereka untuk hal-hal duniawi tanpa disertai dengan
kesadaran bahwa semua kerja keras dan upaya mereka sia-sia karena mereka telah tersesat),
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya (yakni mereka meyakini
bahwa pencapaian/prestasi mereka adalah bagus sekali dan percaya bahwa mereka berada dalam
petunjuk yang benar).

Tafsir :

Maka, betapa banyak, klaim-klaim kacau dari peradaban mata-satu 'kulit putih' barat modern itu dan
budak-budak berwarna'nya di seluruh dunia, bahwa manusia sedang menyaksikan kemajuan zaman
yang tak tertandingi, bahwa zaman ini adalah zaman terbaik di segala zaman, bahwa dunia sedang
terus maju dan berkembang lebih dan lebih baik lagi, dan bahwa peradaban kulit putih' barat modern
telah membuat seluruh peradaban sebelumnya, termasuk Islam, menjadi usang dan sekarat! Maka,
betapa banyak, para budak-budak lokal' mata satu yang mengkritisi pembentukan kampung-
kampung Muslim seraya bersikukuh bahwa kaum Muslimin harus tetap menjadi bagian dari
masyarakat mainstream bahkan ketika mainstream tersebut sedang melaju menuju tong sampah
sejarah!

******

86




Terjemah :

Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia, maka sia-sialah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan
suatu penilaian (apapun) bagi (amalan) mereka pada hari kiamat . (18:105)

Uraian :

Mereka itu orang-orang yang telah (tersesat jalan karena mereka memilih untuk) kufur terhadap
ayat-ayat Tuhan mereka (yang mana Al-Quran adalah yang terakhir dan yang terpenting dari
semuanya)o (yaitu orang-orang, baik yang nyata-nyata mengingkari kebenaran bahwa Al-Quran ini
adalah wahyu Tuhan Yang Maha Esa, ataupun mereka yang mengimani kebenaran Al-Quran tetapi
mereka telah gagal dalam menjalankan hidup berdasarkan petunjuk Al-Quran ini), dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia (di Hari Akhirat nanti), maka sia-sialah amalan-amalan mereka
(seluruhnya), dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian (tak akan ada penimbangan) bagi
(amalan) mereka pada hari kiamat (di Hari Perhitungan tatkala segala amal perbuatan manusia -baik
buruknya- diletakkan di timbangan)

******



Terjemah :

Demikianlah balasan (yang pantas bagi) mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran
mereka (terhadap kebenaran) dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku
sebagai (sasaran) olok-olokan. (18:106)

******




Terjemah :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus
sebagai tempat tinggal, (18:107)

87
Uraian :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman (yang keimanannya kepada Allah telah meresap ke dalam
hati mereka sehingga mereka sungguh-sungguh takut kepada-Nya dan sungguh mencintai-Nya, dan
sebagai konsekuensinya mereka rela berpisah dengan orang-orang yang Dia benci, dan mencintai
orang-orang yang Dia cintai) dan beramal saleh, (maka berikanlah jaminan bahwa) bagi mereka
adalah surga Firdaus sebagai tempat tinggal (yang akan menyambut kedatangan mereka)

******



Terjemah :

Mereka kekal di dalamnya (selama-lamanya), (dan) mereka tidak ingin berpindah dari padanya.
(18:108)

******




Terjemah :

Katakanlah: Jika seandainya lautan dijadikan tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
maka akan habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami
datangkan tambahan (lautan lagi) sebanyak itu (pula)". (18:109)

Uraian :

Katakanlah: (Inilah kalimat Allah Yang Maha Agung, kalimat Tuhanku adalah seperti) Jika
seandainya (air di seluruh isi) lautan (di muka bumi ini) dijadikan tinta untuk (menulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, maka (ketahuilah bahwa) akan habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan (lautan lagi) sebanyak itu (pula), (maka
sungguh kau telah membuat kesalahan yang amat fatal ketika mengingkari Al-Quran ini dan Nabi
ini serta menjadikannya sebagai buah ejekan, atau ketika engkau telah mengabaikan petunjuk Ilahi
ini).

******

88




Terjemah :

Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang

telah diwahyukan kepadaku, bahwa sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan
kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan (Tuhannya) dengan sesuatu apa pun dalam
beribadah kepada Tuhannya. (18:110)

Uraian :

Katakanlah (Muhammad): Sesungguhnya aku ini (bukan yang Maha Kuasa, bukan anak Tuhan,

bukan yang seperti itu, tetapi aku) hanya seorang manusia biasa seperti kalian. (Kemudian
katakanlah wahai Muhammad): telah diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhanmu adalah
Tuhan yang Maha Esa (hanya ada Satu Tuhan)". Barangsiapa mengharap (dengan harapan dan
ketakjuban akan) perjumpaan (yang menggembirakan dan membahagiakan) dengan Tuhannya (di
Hari Akhirat), maka hendaklah ia mengerjakan kebajikan (amalan yang saleh) dan janganlah ia
mempersekutukan (Tuhannya) dengan sesuatu apa pun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Tafsir:

Barang siapa yang mencoba untuk merusak atau mencemari Kebenaran yang telah datang bersama
Al-Quran, dan bersama Nabi Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam), harus tau bahwa mereka
tidak akan berhasil melakukannya kepada pengikut setia Nabi Muhammad, semisal apa yang telah
dilakukan kepada para pengikut Nabi Isa (alaihissalam), misalnya mengelabui umat hingga

merusak agama mereka dengan mengkultuskan Nabi Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam)
(sebagaimana Nabi Isa dipertuhankan) ke status yang lebih tinggi daripada hanya seorang manusia
yang dipilih oleh Allah sebagai seorang Nabi/Rasul yang, secara konsekuen, menerima wahyu Ilahi.
Pada ayat yang terakhir ini, Surat Al-Kahfi menyampaikan nasihat perpisahan dan peringatan yang
santun kepada orang-orang beriman yang rindu berjumpa dengan Tuhannya dengan harapan akan
rahmat dan rahim-Nya. Nasihat tersebut ialah bahwa mereka harus mengerjakan amal kebajikan dan
harus membentengi diri dari perbuatan Syirik. Akan tetapi Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam)
memperingatkan bahwa hal tersebut akan menjadi sangat sulit di zaman Dajjal, yakni untuk

89
menghindari kesyirikan itu. Seberapa sulit kah? Yaitu Sebagaimana sulitnya, sabda Rasulullah,

melihat seekor semut hitam, di atas batu hitam, di malam gelap gulita (yang hitam pekat)

Kesyirikan negara sekuler modern adalah, contohnya, bahwa klaim akan kedaulatan, dsb, kini telah
menjadi universal. Dan kesyirikan universal itu telah menyelimuti hampir seluruh umat manusia.
Mereka masuk ke dalamnya setiap kali mereka menganggap bahwa ada kedaulatan lebih tinggi
daripada atau selain dari kedaulatan Allah, atau ada hukum atau wewenang tertinggi yang lebih
agung daripada hukum Allah, dll. Akan tetapi hari ini manusia dikelilingi dengan bentuk-bentuk
kesyirikan lainnya, seperti materialisme, dan legalisasi atas sesuatu yang Allah nyatakan dalam
kitab-Nya sebagai Haram, atau dengan kata lain menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah.

Surat ini kemudian diakhiri dengan sebuah peringatan serius kepada orang-orang beriman yang tidak
berusaha keras untuk mengenali kesyirikan kapanpun kesyirikan itu menjelmakan dirinya, yang
tidak melakukan upaya yang cukup untuk membentengi iman mereka dengan berlepas diri dari
kesyirikan itu, bahwa mereka pada akhirnya akan menjadi bagian dari masyarakat global di antara
999 dari 1000 yang, menurut Hadits Qudsi dalam Sahih Bukhari, akan masuk ke neraka.







{
}









Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh. Telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Al A'masy. Telah menceritakan kepada
kami Abu Shalih, dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:

"Allah Azza Wa Jalla pada hari kiamat berfirman: Wahai Adam,

90
lalu Adam berkata; Aku penuhi panggilan-Mu dan kebahagian ada di tangan-Mu
wahai Rabb.

Lalu dikatakan dengan suara; Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk


mengeluarkan dari keturunanmu ba'tsun naar (utusan-utusan neraka).

Adam berkata; Ya Rabb, apa yang Engkau maksud Ba'tsunnar (utusan-utusan


neraka) itu?,

Allah berfirman: Dari tiap seribu orang ambillah sembilan ratus sembilan puluh

sembilan.

Beliau (shallallahu alaihi wa sallam) bersabda: "Maka pada saat itu wanita yang
hamil gugur kandungannya, anak kecil akan beruban, dan engkau melihat manusia
dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab
Allah itu sangat kerasnya, (Quran surat Al Hajj: 2)." hal itu sangat terasa berat bagi
umat manusia, hingga wajah mereka berubah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sembilan ratus sembilan puluh
sembilan itu adalah dari Ya'juj dan Ma'juj dan satu orangnya dari kalian."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "Adapun kalian pada


hari kiamat dalam bandingan seluruh manusia seperti selembar bulu hitam pada kulit
sapi yang berwarna putih. Atau beliau mengatakan: seperti selembar bulu putih
pada kulit sapi yang berwarna hitam. Dan sungguh aku berharap kalian menjadi
seperempat dari penduduk surga Maka kami (para sahabat) bertakbir. Kemudian
beliau bersabda: aku berharap kalian adalah sepertiga dari penduduk surga, Maka
kami (para sahabat) bertakbir. Kemudian beliau bersabda: Sungguh aku berharap

kalian adalah setengah dari penduduk surga. para sahabat pun bertakbir kembali.
(Sahih Bukhari ~ 45. Tafsir Al Qur`an 2428. [Bab] Surat al Hajj ayat 2, 4372)
{hadits serupa juga terdapat dalam Sahih Muslim dan Musnad Ahmad bin Hanbal}

******

91
Catatan kaki:

1. Namun masih saja, di kampung halaman saya sendiri di Trinidad, sungguh luar biasa menyaksikan
kaum Muslimin menjadi bagian dari sebuah Organisasi Inter-Religius (listas-agama) yang didirikan
atas dasar kepercayaan fundamental pada umumnya dalam naungan fatherhood of God! Hal ini
sepenuhnya terlarang bagi siapapun untuk mengatakan bahwa Allah subhanahu wa taala adalah

bapa karena ini menyiratkan bahwa Dia mempunyai anak. Itu adalah syirik satu dosa yang
Allah nyatakan tidak akan Dia ampuni.

2. Kendati demikian, salah satu hal yang paling kentara pada pendidikan tinggi Islami kontemporer
ialah keengganannya (atau, mungkin, ketidak-mampuan) yang mengherankan untuk kembali kepada
Al-Quran dalam upaya memahami pemikiran modern, dan dalam upaya untuk merespon secara tepat
terhadap tantangan-tantangan zaman modern. Dr. Muhammad Iqbal, yang merupakan salah seorang
pemikir Islam kenamaan di zaman modern, menyadari akan problematika ini dan memberikan
jawaban terhadapnya dalam ceramah-ceramah beliau dengan pokok bahasan The Reconstruction of

Religious Thought in Islam atau Rekonstruksi Pemikiran Religius dalam Islam.

Dan untuk alasan itulah tepatnya, untuk menunjukkan kegagalan yang berbahaya ini dan untuk
menghapus kelemahan ini, guru kami tercinta Maulana Dr. Muhammad Fazlur Rahman Ansari
(rahimahullah) mendirikan Aleemiyah Institute of Islamic Studies (Institut Pendidikan Tinggi Islam
: Alimiyyah) di Karachi, Pakistan, dimana penulis buku ini belajar tentang Islam, agama dan
pemikiran modern. Maulana Dr. Ansari menerbitkan sebuah karya fenomenal dalam dua volume
buku yang berjudul The Quranic Foundations and Structure of Muslim Society di mana beliau
menjawab kepada seruan Dr. Iqbal tentang rekonstruksi pemikiran dalam Islam. Sungguh buku guru
kami Mulana Dr. Ansari itu telah mempelopori upaya dalam memaksimalkan kegunaan Al-Quran
untuk menjelaskan tentang zaman modern beserta jawaban yang tepat terhadap tantangan zaman ini.
3. Kami percaya bahwa ada faedah bagi pembaca ketika mengetahui apa yang terjadi pada kami
ketika kami kembali ke kampung halaman kami sendiri di Trinidad pada 2003 demi untuk menulis
buku ini. Terdapat pelajaran yang berharga bagi kaum muslimin dalam peristiwa berikut ini dan
untuk alasan ini pulalah kami memberanikan diri untuk mencatatnya di sini sebagai catatan kaki
agar semoga dapat menjadi kebaikan bagi generasi yang akan datang.

Penulis ini dikecam secara keji oleh dua orang pimpinan organisasi Islam setempat yang sangat jahat
dan amat sesat, dan dituduh secara terang-terangan dengan sebutan ancaman besar bagi keamanan

dan terlibat dalam ajaran Islam semi teroris. Ormas tersebut memboikot beliau (Sheikh Imran) dan
melarangnya dari mengajarkan atau berceramah tentang Islam dan melarangnya dari mengisi
Khotbah jumat di setiap sholat jumat. Koran non-muslim dan media elektronik setempat dengan
sangat gembira turut serta dalam menguatkan opini publik yang sudah tercuci otaknya dengan imej

92
negatif yang menyeluruh tentang penulis ini. Setelah serangan berupa pembunuhan karakter
tersebut, para pelaku memanen hasil mereka yang berlumuran darah. Beberapa dari rekan muslim
saya sendiri mulai menjauhkan diri dari saya dan mulai meminimalisir kontak dengan saya. Saya
tidak lagi diundang untuk mengajar atau berceramah, atau untuk melaksanakan sholat jumat di
banyak mesjid. Televisi (termasuk kabel), radio dan koran mengucilkan saya dan satu-satunya cara
saya agar dapat sampai ke publik adalah dengan membeli sendiri kolom halaman di surat kabar.

Kurang dari satu tahun berada dalam serangan tersebut, bagaimana pun, salah satu dari dua orang
yang melayangkan serangannya pada saya diberhentikan (oleh Komisi Polisi sendiri) di tengah jalan
saat dia sedang mabuk, dan dia dikenakan sanksi berupa menyetir di bawah pengaruh alkohol
(menyetir saat mabuk). Dia merespon aib buruk memalukan itu dengan melakukan bunuh diri pada
dua hari kemudian. Jamaah tersesat yang dibawahi olehnya menguburkannya dengan iringan sholat
jenazah dan dengan pujian nyaring tentang prestasi-prestasi besarnya.

Takdir yang menanti si (yang disebut) imam yang kedua bisa jadi lebih buruk dari itu terkecuali jika,
tentunya, dia bertaubat dan meninggalkan perbuatan jahat dan sesatnya itu. Balasan hebat seperti itu
bagi perang licik terhadap Islam dan terhadap ulama Islam merupakan suatu Tanda dari Allah
subhanahu wa taala.

4. Kami berharap semoga Islam akan menang atas semua lawan-lawan dan musuh-musuhnya dalam
waktu lima puluh tahun ke depan insya Allah.

5. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada penulis ini, kedua orangtuanya,
dan kepada seluruh orang beriman pada hari yang mengerikan itu. Aamiin.

6. Sebenarnya penulis yakin bahwa hal itu tidak akan lebih dari, kemungkinan, lima puluh tahun ke
depan.

7. Adalah suatu keberuntungan yang baik bagi penulis dengan dikaruniai kesempatan menjadi murid
tepat dari seorang ulama Islam seperti pribadi Maulana Dr. Muhammad Fazlur Rahman Ansari.
Karya beliau berupa dua-volume dari buku monumental berjudul : The Quranic Foundations and

Structure of Muslim Society merupakan produk yang tepat sekali dari integrasi harmonis itu
tentang dua lautan ilmu tersebut : internal dan eksternal.

8. Tanzim Al-Islami (sebuah jamaah dimana penulis ini pernah merupakan bagian darinya), dan
Amirnya, ulama Islam yang dihormati, Dr. Israr Ahmad, telah menolak proyek ini yaitu
pembangunan Kampung Muslim di daerah terpencil, sebagian besar pada dasarnya dikarenakan oleh
penolakan epistimologis mereka tentang tesis utama dari buku kami, Jerusalem dalam Al-Quran,

yakni, bahwa saat ini kita sedang hidup di zaman Dajjal, begitu juga zaman Yajuj dan Majuj.

93
Meskipun begitu, ketika kelak ibadah haji ditinggalkan, sebagaimana dinubuatkan dalam hadits
Sahih Bukhari, tidak memungkinkan lagi bagi siapapun untuk menahan penerimaan terhadap alasan-
alasan mendasar dari buku tersebut terkait Yajuj dan Majuj.

Hampir seratus tahun yang lalu, seorang ulama Islam kenamaan berkebangsaan Kurdi yang berasal
dari Turki, Badiuzzaman Said Nursi, menyadari tatanan dunia Eropa ini sebagai tatanan Yajuj dan

Majuj dan bergegas menasihati sejumlah murid dan para pengikutnya di Turki untuk
mempertahankan Islam di daerah pedalaman Turki dalam 10.000 kampung-kampung muslim. Hasil
dari implementasi akan nasihat berharga tersebut adalah daerah-daerah terpencil di Turki hingga
hari ini masih kental nuansa Islaminya, bahkan tatkala di perkotaan, yang menekan kaum Muslimin,
telah terpatri dengan nuansa sekuler dan dengan meraja lelanya miras, daging babi, ketelanjangan,
dan ketidak-bertuhanan.

Zaman tempat kita hidup sekarang ini adalah jauh lebih bobrok dan lebih tak bertuhan dibandingkan
dengan zaman Said Nursi itu, maka kelestarian Islam yang otentik / murni dalam masyarakat muslim
Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Mesir, dll dan di seantero negeri-negeri kaum muslimin, hanya
dapat memungkinkan untuk dipertahankan di kampung-kampung / desa-desa muslim yang berlokasi
di pedalaman terpencil. Komunitas tersebut, sebaliknya, akan dapat membangun dinding kasat mata
antara mereka dengan dunia tak bertuhan nya Yajuj dan Majuj dalam upaya untuk menjaga /

memproteksi diri dan iman mereka kepada Allah subhanahu wa taala.

Penulis mungkin tidak ada umur sampai ke sana untuk melihat kampung-kampung muslim yang
baru itu berdiri di banyak tempat yang berbeda di sebagian belahan dunia dimana kaum muslimin
saat ini tinggal, namun beliau berdoa semoga buku ini dapat menginspirasi anak-anak Islam pada
generasi yang akan datang untuk membangun kampung-kampung seperti demikian itu. Aamiin.

===
Wallahu alam bish-shawaab

94

Anda mungkin juga menyukai