3. DATA KUANTITATIF
a. Basis: 1 ton butadiene(98 + %purity and 60% yield)
n-butana:1,80 ton
By-product:0,65 ton
b. Kapasitas :100-200 ton/day
BUTANA
- RUMUS MOLEKUL : C4H10
-BERAT MOLEKUL : 53 g/mol
-TITIK LELEH : -135oC
-TITIK DIDIH : -0,5oC
-DENSITY :0,573 gr/cm3
-FASE : gas
-Butana bereaksi dengan oksigen membentuk karbon dioksida
dan uap air.
-Asetaldehida yang digunakan dihasilkan melalui oksidasi butana
atau nafta ringan
-Butana bereaksi dengan oksigen membentuk karbon monoksida
dan uap air.
ISOPENTANA
Amoniak
-RUMUS MOLEKUL : NH3
-BERAT MOLEKUL : 17.03 gr/mol
-TITIK DIDIH : -33.34OC
-TITIK LELEH : -77.73OC
-Fase : gas
-Amoniak bereaksi dengan air menghasilkan ammonium
hidroksida.
-Etanoat anhidrida bereaksi dengan ammonia menghasilkan
etanamida dan asam asetat.
-Asam asetat bereaksi dengan ammonia menghasilkan
ammonium etanoat.
PRODUK :
BUTADIENA
-RUMUS MOLEKUL : C4H6
-BERAT MOLEKUL : 54,09 g/mol
-TITIK LELEH : -108,9oC
-TITIK DIDIH : -4,41oC
-DENSITY : 0,621 gr/cm3
-FASE : gas
-Reaksi polimerisasi dengan acrylonitrile dan styrene yang
bereaksi dengan polibutadiena membentuk Acrylonitril Butadiena
Styrene.
-Reaksi dimerisasi Butadiena menghasilkan 4-vinylcyclohexene.
-Butadiena bereaksi dengan sulfur oksida membentuk
Butadienasulfone.
PRODUK SAMPING
BUTENA
-RUMUS MOLEKUL : C4H8
-BERAT MOLEKUL : 56 g/mol
-TITIK LELEH : -185oC
-TITIK DIDIH : -6oC
-DENSITY : 0,6 gr/cm3
-FASE : Kelarutan dalam air
-Pembuatan asam maleat dari proses oksidasi butena
- Polimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin 1-butena
menghasilkan polietilena LLDPE
HIDROGEN
-RUMUS MOLEKUL : H2
-BERAT MOLEKUL : 2 g/mol
-TITIK LELEH : -259oC
-TITIK DIDIH : -252,87oC
-DENSITY :0,08988 gr/cm3
-FASE : gas
-Gas Hidrogen bereaksi dengan Nitrogen menghasilkan NH3
(ammoniak)
-Gas Hidrogen bereaksi dengan Oksigen memnetuk H2O (uap air)
-Gas Hidrogen bereaksi dengan senyawa asam Nitrat
menghasilkan asam Nitrat.
5. REAKSI YANG TERJADI
Reaksi Utama :
C4H10 CH2=CH-CH=CH2 + 2H2 (eksoterm)
∆H=+ 32.2 Kcal
Reaksi Samping :
C4H10 C4H8 + H2 (n.butylenes)
6. URAIAN PROSES
Bahan baku berupa gas C4 (metana) dan C5 (pentane) yang
banyak mengandung n-butana dan sedikit isopentana dicampur dengan
gas recycle, bahan baku dipanaskan dahulu dengan flue gas di dalam
preheater.Kemudian, bahan baku dialirkan ke preheater yang
menggunakan steam dari udara masuk untuk dipanaskan pada
temperature 650OC. Hal ini bertujuan agar bereaksi dengan katalis yang
dipakai yaitu Chromium Oxide di dalam reactor. Panas pada reactor yang
berlebih berupa akan dialirkan menuju Boiler yang akan diubah menjadi
steam dengan bantuan tambahan air. Terdapat sepasang atau dua buah
reactor bersiklus adiabatic dengan panas reaksi awal adalah 650 oC
menurun menjadi 550oC selama 5-10 menit. Hal ini dilakukan pada saat
menyuplai karbon pada pembakaran katalisator secara terus-menerus
dan pada tekanan 120 mmHg-150 mmHg. Tekanan ini dijaga konstan oleh
ejector sehingga reaksi akan berjalan sempurna.
Adapun reaksi yang terjadi:
Proses
Hidrogenasi dari butena menunjukkan panas yang pada mulanya
dihasilkan dari Esso. Shell dan Phillips. Sesuai dengan prinsip tipe operasi
ini, terlebih dahulu umpan dipanaskan dengan mencampurkannya
dengan superheated steam dan kemudian mengirimnya ke reaktor
adiabatik, pada bagian dasarnya mengandung katalis dengan ketebalan
80-90 cm. Temperatur awalnya 620oC, akan meningkat sejalan dengan
berkurangnya aktivitas katalis. Akhirnya diperbaharui oleh pengolahan
panas secara sederhana. Tekanan reaksi adalah 0,1-0,2 . 106 Pa abs dan
sampai 0,5. 106 Pa abs sampai pembaharuan selesai.
Aliran keluar reaktor didinginkan oleh pemasukan air dan
kemudian dilanjutkan ke seluruh rangkaian dari heat exchangers untuk
menghasilkan panas. Hasil ini kemudian didinginkan lagi oleh pemasukan
air yang kedua atau oleh hidrokarbon berat. Larutan yang kental
dipisahkan dan gas dikompres kemudian dikirim ke rangkaian sederhana
yaitu tempat terjadinya distilasi untuk menghilangkan hidrokarbon
ringan, hidrogen dan karbondioksida, untuk mengekstrak dan
memurnikan butadiena dan untuk mendaur ulang butena yang tidak
terkonversi.
2. Dehidrogenasi Katalitik dari n-Butana
A. Kondisi Operasi
Konversi endotermik dan eksotermik pada proses ini seimbang.
Pada suhu 600oC dan tekanan atmosfer, konversi yang pertama
mencapai 57,7 % dan yang kedua 15,9 %. Pada 10 kPa abs dan
temperatur yang sama, konversi yang dicapai adalah 45,4 %. Katalis
dehidrogenasi harus cukup aktif agar memberikan waktu yang relative
singkat dan pemakaian temperatur yang rendah, untuk mengurangi
reaksi pemecahan panas. Karbon dihilangkan dengan pemanasan pada
suatu tempat yang mengandung oksigen. Dalam arti bahwa katalis harus
mempunyai panas yang stabil untuk menghindari penghentian proses
selama terjadi oksidasi. Katalis yang baik digunakan adalah alumina dan
chromium oxide (Kirk and Othmer)
Proses
Houdry (Air Products) catadiene process (fig 6.2)
Proses ini telah banyak digunakan untuk memproduksi butadiena
dari dehidrogenasi menggunakan umpan n-C4 95% atau lebih, yang
menghasilkan suatu campuran butena dan butadiena dalam single step.
Butadiena di separasi, butena dan butana didaur ulang. Katalis aluminium
aktif terdiri dari 18-20 % berat dari Cromium Oksida, yang dapat hidup
lebih dari 6 bulan. Ini ditempatkan dalam reaktor jenis horizontal dengan
refactory bricks. Inert aluminiun dicampur dengan katalis untuk mencapai
distribusi yang seragam dari panas yang dikehendaki untuk reaksi dan
berkapasitas panas tinggi dari katalis bed. Kondisi operasinya sebagai
berikut:
- Temperatur : 600-6750C
- Tekanan : 15-70 kPa absolut
- Sepace velocity : 300/jam
- LHSV : 1-3jam
- Konversi : 50-60 %
Pada saat proses berjalan, stok umpan dan C4 recycle awalnya
dipanaskan sampai 600 oC dan dikirim ke katalis bed, pembentukan
butadiena, butena, angka dari produk yang mengandung gas dan karbon.
Setelah reaksi 5-10 menit, tergantung dari jenis reaktor yang digunakan,
temperatur terendah 15–200C. Regenerasi kemudian diselesaikan selama
5–10 menit. Reaktor dari pemurnian awal dengan steam, dan udara pada
6000C yang kemudian dipanaskan dalam bentuk penambahan karbon.
Panas dicapai pada temperatur katalis bed. Berdasarkan regenerasi ini
pada tekanan atmosferik dan penghentian dari pemasukan udara. Gas
yang mudah terbakar dapat menaikan excess oksigen dan untuk
membuat reduksi katalis. Waktu yang dibutuhkan untuk perubahan ini
adalah selama kurang dari 3-5 menit. Keseluruhan operasi dengan total
waktu 15-30 menit.
Dengan mengatur lamanya waktu perubahan, kelanjutan operasi
dapat dicapai dengan mengoperasikan sekurang-kurangnya 3 reaktor
(reaksi, regenerasi dan pemurnian). Kapasitas dicapai dan lebih
menguntungkan menggunakan 5 buah reactor dengan hanya satu untuk
pemurnian, menjadi 7 buah. Dengan angka ini tidak mungkin
menggunakan single reaktor pemurnian, karena waktu perubahan
(transisinya) menjadi sangat singkat. Aplikasi dari teknik ini untuk
dehidrogenasi parafin mentah yang dikenal dengan catofin process.
8. KEGUNAAN BUTADIENA
-Pada Industri Plastik adalah sebagai berikut:
untuk menambah fleksibilitas dari plastic
sebagai bahan sintetis sulfolanil eter yang digunakan sebagai
aditif cairan hidrolisis pada industry plastik dimana butadienasulfone atau
3- sulfolen.
Sebagai bahan baku untuk membuat bahan kimia lain yang
digunakan dalam memproduksi industri 4-vinylcyclohexene melalui reaksi
dimerisasi dan cyclododecatriene melalui reaksi trimerization.
untuk sintesis Sikloalkana dan cycloalkenes.
sebagai monomer dalam pembuatan karet sintesis, terutama
Akrilonitril butadiene stirena dan polybutadiene.
-Pada obat-obatan :
Turunannya juga digunakan untuk pembuatan kosmetik (Kirk
and Othmer, 1978).
9. FUNGSI ALAT
PREHEATER
Berfungsi untuk memanaskan n-butana dan sedikit isopentana
sebelum masuk reactor.
REAKTOR
Berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi yang bersifat adiabatic
dengan menggunakan suhu yang bebeda untuk menyuplai pembakaran
pada katalisator Cromium Oxide secara terus-menerus pada suhu 650oC.
QUENCH TOWER
Quench Tower berfungsi sebagai tempat pertukaran suhu panas
menjadi dingin antara Butadiena,Butena dan Hiderogen dengan katalis
berupa Cromium Oxide.
ABSORBER
Berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan gas H2 dengan
bantuan Naphta.
BUTADIENA TOWER
Berfungsi sebagai tempat pemisahan butadiene mentah dengan
Butena bedasarkan proses destilasi
BUTADIENA PURRIFIER
Berfungsi sebagai tempat pemisahan butadiene murni dengan
ammonia dengan bantuan air bedasarkan proses ekstraksi.
NH3 STILL
Berfungsi sebagai tempat pemisahan NH3 dengan air dan
selanjutnya direcycle kembali.
Bedasarkan proses destilasi.
10. FUNGSI BAHAN
CAA (CUPROUS Ammonium Acetate) berfungsi sebagai pelarut
Butadiena sehingga Butadiena bisa dipisahkan dari Butena.
Naphtalena berfungsi untuk menyerap dan memisahkan gas
Hidrogen dengan Butadiena-Butena.
Kromium Oxide berfungsi untuk mengkatalisi gas Butana di
dalam reactor.
Water berfungsi untuk memisahkan Ammoniak dan Butadiena
murni
Ammoniak berfungsi untuk mermurnikan Butadiena.
11. KESIMPULAN
Butadiena merupakan senyawa Hidrokarbon yang mempunyai
rumus C4H6
Butadiena memiliki bentuk gas yang beracun,berwarna dan
berbau tajam.
Butadiena dihasilkan dari butane yang terkonjugasi yang
dilakukan melalui reaksi dehidrogenasi.
Butadiena digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
senyawa lain dan juga sebagai monomer dalam pembuatan karet sintetis.
NERACA MASSA
= 0,0181 tmol
Bahan Baku :
= 0,03103 tmol
Reaksi Utama :
Reaksi Samping :
C4H10 C4H8 + H2
Mula-mula 0,01293 - -
H2 - - 0,04913 0,09826
DAFTAR PUSTAKA