10
pada reaktor fixed bed multitube. Konversi reaksi yang dihasilkan pada
proses ini sebesar 92%. Reaksi pembentukan yang terjadi sebagai berikut:
CH2CHCH3CN + O2 → CH2CHCHO + H2O
2 CH2CHCHO + O2 → 2 CH2CHCOOH
CH2CHCOOH + CH3OH → CH2CHCOOCH3 + H2O
(Kirk and Othmer, 1983)
Pada suhu operasi umpan reaktor yang digunakan 250-330oC disebabkan
katalis yang digunakan akan mengalami coke-up jika suhu operasi yang
berlangsung diatas 330oC yang mengakibatkan terjadinya deposit karbon
hingga katalis akan mengalami deaktivasi. Namun, jika proses operasi
dibawah suhu 250oC maka akan terjadi penurunan kecepatan reaksi secra
drastis. Uap panas yang keluar dari reaktor akan diturunkan suhunya dengan
menggunakan alat pendingin untuk mengontrol reaksi. Asam akrilat
diperoleh dengan melakukan pemisahan menggunakan menara distilasi.
Setelah itu dilakukan proses esterifikasi dengan menambahkan metanol dan
katalis berupa asam mineral yang dioperasikan pada suhu 200oC hingga
menghasilkan produk utama berupa metil akrilat. Konversi reaksi yang
dihasilkan pada proses ini hanya sebesar 58% yang berlangsung dengan 2
tahap.
c. Proses Ketene
Pada proses ini produk yang berupa metil akrilat diperoleh dengan
menggunakan bahan baku asam asetat. Asam asetat tersebut akan melewati
dipiroisa hingga menjadi ketene. Kemudian ketene direaksikan dengan
monomer formaldehida hingga membentuk β-propiolactone lalu
dikonversikan menjadi metil akrilat. Namun, kelemahan pada proses ini
ialah memiliki tahapan yang banyak dan β-propiolactone memiliki sifat
racun yang membuat proses ini tidak aman. Reaksi pembentukan pada
proses ini sebagai berikut:
CH3COOH → CH2=C=O → CH2-C=O → H2=CHCOOCH3 +H2O
(Ullman, 1995)
d. Proses Esterifikasi
11
Pada proses ini produk yang berupa metil akrilat diperoleh dengan
mereaksikan asam akrilat dan methanol dengan bantuan katalis asam sulfat.
Proses ini beroperasi pada suhu 50-100oC dalam tekanan atmosfir dengan
perbandingan mol antara asam akrilat dengan methanol yaitu 1 : 2 dalam
reaktor alir berpengaduk. Proses esterifikasi ini, banyak digunakan karena
prosesnya sederhana dan lebih menguntungkan dibandingkan proses yang
lainnya. Konversi reaksi yang dihasilkan pada proses ini hingga 98%.
Reaksi pembentukan metil akrilat pada proses esterifikasi ialah sebagai
berikut:
CH2CHCOOH + CH3OH → CH2CHCOOH3 + H2O
Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan metil akrilat pada proses
esterifikasi seperti asam akrilat, metanol dan katalis berupa asam sulfat. Bahan baku
asam akrilat diperoleh dari tangki penyimpanan pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm.
Bahan baku metanol diperoleh dari tangki penyimpanan pada suhu 30 oC dan
tekanan 1 atm. Serta katalis berupa asam sulfat dari tangki penyimpanan pada suhu
30oC dan tekanan 1 atm. Kemudian ketiga bahan baku dari tangka penyimpanan
akan dipompa HE (Heat exchanger) untuk dinaikkan suhunya hingga mencapai
12
suhu 60oC sebelum menuju reaktor esterifikasi yang beroperasi pada suhu 60oC dan
tekanan 1 atm.
2.2.2 Tahap Reaksi
Pada tahap ini bertujuan untuk memurnikan metil akrilat hingga mencapai
kemurnian 99,5%. Aliran yang keluar dari reaktor esterifikasi kemudian dialirkan
menuju separator sentrifugal untuk memisahkan heavy phase dan light phase. Light
phase berupa metil akrilat dan sedikit air dengankan heavy phase berupa metanol,
air, asam sulfat, asam akrilat dan sedikit metil akrilat. Kemudian heavy phase
dialirkan menuju ke menara distilasi pertama untuk memisah hasil bottom product
berupa asam sulfat dan asam akrilat untuk dialirkan ke arus recycle. Hasil top
product pada menara distilasi pertama akan dialirkan ke menara distilasi kedua
untuk memisahkan metanol (top product) dan campuran metil akrilat dan air
(bottom product). Hasil top product dari menara distilasi kedua berupa metanol
akan dialirkan Kembali ke reaktor untuk di recycle.
Hasil light phase dari separator sentrifugal dan bottom product dari menara
distilasi kedua kemudian akan dialirkan ke menara distilasi ketiga untuk
memperoleh kemurnian produk hingga 99.5%. Hasil metil akrilat diperoleh di light
product pada menara distilasi ketiga kemudian akan diturunkan suhunya hingga
mencapai suhu 30oC dengan menggunakan heat exchanger lalu di alirkan ke tangka
penyimpanan produk pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm. Hasil bottom product pada
menara distilasi ketiga kemudian dialirkan menuju unit pengolahan limbah.
13
2.3 Spesifikasi Bahan dan Produk
14
2.3.3 Spesifikasi Produk Utama
Metil Akrilat (CH2CHCOOCH3)
Bentuk : cair
Berat Molekul : 86.09 g/mol
Kemurnian, % berat : minimal 99,5%
Densitas : 0.9561 g/cm3
Pengotor, % berat : air, metanol, maksimal 0.5%
Viskositas : 0,49 cp (20oC)
Kelarutan : miscible dalam alcohol, sedikit larut dalam
air
(www.basf.com)
15