Anda di halaman 1dari 10

Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

BAB II

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II.1 Proses Pembuatan Methyl Methacrylate

Proses Pembuatan Metil Metakrilat pada industri dapat dilakukan dengan


beberapa metode, yaitu:

II.1.1. Methyl Methacrylate dari Methyl Acrylate Acid dan Methanol


Pada proses pembuatan metil metakrilat dengan bahan baku MAA dan
methanol dapat dilakukan dengan proses esterifikasi dalam fase reaksi cair –
cair. Reaksi berlangsung dalam reaktor PFR pada suhu 950C dengan tekanan 5
bar, serta digunakan NKC-9 sebagai katalis yang berupa solid. Asam
metakrilat terkonversi sebesar ~70% menjadi metil metakrilat, karena reaktan
berada dalam rasio stoikiometri pada saluran umpan reaktor dan reaksi dalam
kesetimbangan terbatas sehingga aliran keluar reaktor terdiri dari MeOH,
MAA, MMA (produk) dan air (byproduct).

Reaksi esterifikasi yang terjadi adalah sebagai berikut (Balak J and


Polievka M, 1981) :

Gambar II.1 Reaksi esterifikasi Methyl Methacrylate (MMA)


Distilasi MMA lebih baik jika dilakukan dibawah tekanan normal atau
tereduksi yang juga digunakan untuk mencegah polimerisasi MMA. Namun,
tekanan operasi yang terlalu rendah dapat menimbulkan masalah sehingga
diperlukan fasilitas yang besar dan media pendingin bersuhu rendah karena
penurunan suhu kondensasi fraksi titik didih rendah. Pada aliran keluar akan

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic


Acid dan Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 II-1
Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

diperoleh air sebagai produk samping sebesar 98,4% massa dan MMA sebagai
produk sebesar 99,8% massa MMA.

II.1.2. Methyl Methacrylate dari Aseton Cyanohydrin

Proses produksi metil metakrilat yang paling aman adalah proses aseton
sianohidrin (ACH). Proses ini berlangsung melalui dua tahapan reaksi yaitu
reaksi hidrolisis dan reaksi esterifikasi. Pada proses esterifikasi, asam
metakrilat bereaksi dengan methanol membentuk metakrilat. Sedangkan pada
reaksi hidrolisis, aseton sianohidrin (C4H7NO) bereaksi dengan asam sulfat
(H2SO4) berlebih pada kondisi operasi suhu 1300C dan tekanan 1 atm
,kemudian diikuti dengan proses pemanasan singkat thermal cracking pada
suhu 120-1600C dan tekanan 1 atm untuk mengkonversi produk samping (α-
hydroxyisobutyrate sulfate) membentukk metakrilamid sulfat. Proses pada
tahap ini berlangsung selama ± 1 jam dengan konversi 90-98%. Reaksi yang
berlangsung di dalam reaktor hidrolisis sebagai berikut :

(CH3)2C(OH)(CN)(l) + H2SO4(l) CH2=C(CH3)CONH2H2SO4(l)


Kemudian metakrilamid sulfat diesterifikasi dengan metanol berlebih
di dalam reaktor alir tangka berpengaduk pada kondisi operasi suhu 1500C dan
tekanan 7 atm dan menghasilkan metil metakrilat dengan produk samping
ammonium bisulfat. Reaksi berlangsung pada fase cair, irreversible,
eksotermis dan non adiabatis yang dilakukan di dalam reaktor alir tangki
berpengaduk. Reaksi yang berlangsung di dalam reactor esterifikasi adalah
sebagai berikut :

CH2=C(CH3)CONH2H2SO4(l)+ CH3OH(l) CH2=C(CH3)CO2CH3(l) +NH4HSO4(l)


Selanjutnya hasil proses esterifikasi akan dilakukan pemurnian produk
metil metakrilat yang dilakukan dengan proses destilasi dan dekantasi,
sehingga diperoleh produk dengan kemurnian 80-98%. (Kirk and Othmer,
1995).

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic


Acid dan Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 II-2
Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

II.1.3. Methyl Methacrylate dari Isobutylene Oxidation


Tahap pertama pada reaksi ini adalah dengan mengoksidasi isobutanol menjadi
metakrolein. Kemudian pada tahap yang kedua adalah dengan mengoksidasi
metakrolein menjadi MMA. Kedua reaksi ini berlangsung dengan bantuan katalis,
dimana pada tahap pertama digunakan oksida logam multi komponen yang
mengandung bismuth, molybdenum dan sejumlah logam lain. Sedangkan pada
tahap kedua digunakan katalis yang dasarnya mengandung fosfolibdat, namun
juga mengandung logam alkali untuk mengontrol keasaman. Kedua reaksi ini
berlangsung di dalam reaktor yang berbeda dan didapatkan konversi sebesar 75%.
Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

1. (CH3)2CHCH2OH(l) + O2(g) CH2C(CH3)CCHO(l) + 2H2O(l)


2. CH2C(CH3)CCHO(l) + ½O2(g) CH2=C(CH3)CO2CH3(l)

Reaktor oksidasi pertama beroperasi pada suhu 3950C dan tekanan


operasi 1-2 atm. Sedangkan reaktor oksidasi tahap kedua beroperasi pada suhu
3500C dengan tekanan operasi 7 atm. Pada tahap ketiga digunakan reaktor alir
tangki berpengaduk dengan kondisi operasi suhu 70-1000C dan tekanan 6,8-
7,5 atm. Aliran yang keluar dari reaktor ketiga akan dialirkan melalui scrubber
untuk mendapatkan crude metil metakrilat. Keluaran scrubber berupa gas
dilewatkan ke dalam absorber untuk menyerap metakrolein yang tidak
bereaksi, sedangkan metakrolein yang terserap dialirkan ke stripper, dimana
metakrolein akan dikembalikan ke reactor kedua dan penyerap dikembalikan
ke absorber. Metil metakrilat mentah yang diperoleh dikirim ke Menara
distilasi untuk mendapatkan metil metakrilat dengan kemurnian yang tinggi
(Kirk and Othmer, 1995).

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic


Acid dan Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 II-3
Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

II.1.4. Metil metakrilat dari Etilen

Kemudian ada cara lain untuk memperoleh MMA yaitu dengan cara
kondensasi dengan asam propinat untuk mendapatkan MMA dan kondensasi
formaldehid dengan propanol untuk mendapatkan methacrolein. Untuk
mendapatkan propanol dilakukan hidroformilasi asam propinat kemudian
dikondensasi dengan formaldehid untuk menghasilkan metakrolein. Reaksi ini
berlangsung pada suhu 4500C dan pada tekanan operasi 6 atm. Reaksi ini akan
memberikan konversi sebesar 68%. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai
berikut :

C2H4(l) + CO(g) +CH2O(g) + CH3OH(l) CH2=C(CH3)CO2CH3(l) + H2O(l)

Reaksi ini akan memberikan konversi sebesar 75% dengan menggunakan


katalis berupa logam multi komponen. (Kirk and Othmer, 1995).

II. 2 Analisis Detail Terhadap Proses Serta Proses yang Dipilih

Proses pembuatan metil metakrilat dipilih dengan mereaksikan metil


metakrilat dari asam metakrilat dan metanol dengan metode esterifikasi (DOE)
dan proses separasi menggunakan distilasi dan dekanter.

II.2.1 Esterifikasi

Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung


antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Mula – mula dengan
mencampurkan metanol dengan asam metakrilat dalam rasio equimolar dan di
aliran menuju heater akan dipanaskan hingga 950C dengan tekanan 5 bar.
Kemudian akan di lanjutkan menuju reaktor PFR yang dioperasikan secara
isotermal

C4H6O2 + CH3OH C5H8O2 + H2O

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic


Acid dan Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 II-4
Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

II.2.2 Pemisahan Produk dengan Distilasi dan Dekanter

Aliran keluar reaktor merupakan 4 komponen, yaitu: MeOH, MAA,


MMA (produk), dan air (byproduct). Aliran keluar reaktor akan menuju ke
kolom distilasi pertama untuk memisahkan MAA (Tb = 1610C) keluar pada
produk bawah. Kemudian pada produk atas akan menuju kolom distilasi kedua
untuk memisahkan MeOH (64,70C) keluar pada produk atas dan pada produk
bawah merupakan campuran metil metakriliat (produk) dan air (byproduct).
Aliran residu kemudian didinginkan menggunakan cooler hingga 400C dan di alirkan
menuju dekanter (densitas MMA = 940 kg/m3). Pada aliran keluar di dapatkan air
sebagai produk samping 98,4 %massa, dan 98,5% massa MMA/1,5% air.

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic


Acid dan Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 II-5
Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

Berikut perbandingan kelebihan dan kekurangan proses produksi metil metakrilat berdasarkan bahan baku yang
digunakan pada proses produksi metil metakrilat.

Tabel II.1 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Proses Produksi Metil Metakrilat

Jenis Proses
Metil Metakrilat dari
Keterangan Metil Metakrilat dari Metil Metakrilat dari Metil Metakrilat dari
Asam Metakrilat dan
Aseton Sianohidrin Isobutilena Etilen
Metanol
● Katalis yang digunakan ● Tidak menggunakan ● Bahan baku lebih
● Katalis dapat dilakukan
juga sebagai reaktan dan katalis asam murah
dengan baik oleh katalis
pelarut sehingga tidak
asam (padat)
memerlukan perlakuan
khusus
● Kemurnian sekitar 80- ● Menghasilkan ● Selektivitas tinggi
● Kemurnian tertinggi
Kelebihan 98% kemurnian produk yaitu 90%
mencapai 98-99%
● Kondisi operasi yang yang tinggi
● Kondisi operasi yang
mudah dicapai sehingga
mudah dicapai sehingga
tidak memerlukan
tidak memerlukan
perlakuan awal yang
perlakuan awal yang
rumit
rumit

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic Acid dan


II-5
Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

● Energi yang dibutuhkan ● Tidak memerlukan ● Ramah lingkungan


rendah energi yang besar

● Menggunakan katalis ● Kondisi operasi harus ● Biaya operasi tinggi ● Biaya operasi tinggi
yang harus rutin diganti dijaga ketat supaya tidak karena suhu yang karena tekanan dan
ketika sisi bahan terbentuk produk tinggi suhu yang tinggi.
aktifnya habis, sehingga samping ● Kemurnian rendah
biaya pembelian bahan yaitu 68-75%
baku lebih tinggi. ● Alat proses yang ● Alat proses yang
● Kondisi operasi yang
Kekurangan ● Tekanan pada Menara lebih rumit lebih rumit
tinggi
distilasi harus dijaga ● Pengendalian operasi
supaya tidak terjadi yang ketat
polimerisasi MMA.
Hasil polimerisasi
(PMMA) tidak ramah
lingkungan

Berdasarkan Tabel 2.1, maka dipilih proses pembuatan metil metakrilat dengan menggunakan bahan
baku asam metakrilat dan methanol dengan pertimbangan proses ini menghasilkan konversi yang paling tinggi,
yaitu 99%, kondisi operasi yang mudah dicapai, dan energi yang dibutuhkan rendah.

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic Acid dan


II-6
Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

II. 3 Diagram Alir Proses Secara Kualitatif

Gambar II.2 Diagram Alir Proses Methyl Methacrylate (MMA)

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic Acid dan


II-7
Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

II. 4 Uraian Proses


Pada proses produksi metil metakrilat dari methanol dan asam metakrilat
dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu :
II.4.1 Tahap Penyimpanan Bahan Baku
Mula – mula bahan baku methanol (CH3OH), bahan baku asam
metakrilat (C4H6O2) disimpan pada tangki penyimpan methanol (F-110),
tangki penyimpan asam metakrilat (F-120) pada fasa cair dengan suhu 300C
dan tekanan 1,013 bar.
II.4.2. Tahap Persiapan Bahan Baku
Bahan baku methanol dari tangki penyimpanan methanol pada tekanan
1,013 bar dan suhu 300C akan dipompa menggunakan pompa tipe sentrifugal
(L-111) menuju mixing tank (M-210) untuk dicampur dengan recycle hasil atas
kolom distilasi 2 (D-320). Serta bahan baku asam metakrilat dari tangki
penyimpan asam metakrilat pada tekanan 1,013 bar dan suhu 300C dipompa
menggunakan pompa tipe sentrifugal (L-121) menuju mixing tank dan
dicampur dengan recycle hasil bawah kolom distilasi 1 (D-310). Kemudian
campuran akan dinaikkan tekanan menjadi 5 bar menggunakan pompa
sentrifugal (L-220) dan dilanjutkan menuju heater (E-230) untuk dipanaskan
hingga 95 oC pada tekanan 5 bar, lalu dialirkan menuju reaktor PFR (R-240).
II.4.3. Tahap Pembentukan Produk
Bahan baku asam metakrilat dan methanol dengan perbandingan rasio
equimolar (1:1) dan NKC-9 diumpankan ke dalam reaktor. Reaktor PFR (R-
240) multitube beroperasi secara isothermal pada suhu 95 oC dan tekanan 5 bar,
serta digunakan NKC-9 sebagai katalis yang berupa solid (berada di tube).
Pada reaktor PFR multitube ini akan terjadi reaksi esterifikasi :
C4H6O2 + CH3OH → C5H8O2 + H2O
Asam metakrilat terkonversi 70% menjadi metil metakrilat. Reaksi yang
terjadi bersifat eksotermis, sehingga untuk menjaga suhu di dalam reaktor
supaya konstan pada suhu 95 oC digunakan brine CaCl2 sebagai pendingin.

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic


Acid dan Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 II-1
Ton/Tahun
Universitas Surabaya Pemilihan dan Uraian Proses

II.4.4. Tahap Pemurnian Produk


Karena reaktan tidak bereaksi sempurna maka aliran keluar reaktor
terdiri dari 4 komponen, yaitu: MeOH, MAA, MMA (produk), dan air. MeOH
dan MAA dipisahkan dan di recycle sedangkan MMA dan air dimurnikan
terlebih dahulu sebelum dibuang atau digunakan kembali.
Kemudian, aliran keluaran reaktor diturunkan tekanannya menjadi 1,013
bar menggunakan throttling (K-250). Selanjutnya, aliran akan menuju ke
menara distilasi pertama (D-310) yang beroperasi pada suhu 96,112 oC untuk
memisahkan MAA (Tb = 161oC) yang keluar pada produk bawah,. MAA yang
tidak bereaksi akan di recycle menuju mixing tank. Kemudian pada produk atas
dialirkan menuju ke kolom distilasi kedua (D-320) yang beroperasi pada suhu
73,61 oC untuk memisahkan MeOH (Tb = 64,7 oC) yang akan keluar pada
bagian atas kolom distilasi. MeOH yang tidak bereaksi serta MMA yang
terkondensasi dialirkan menuju Mixing Tank (M-210), sedangkan pada produk
bawah merupakan campuran MMA (produk) dan air serta air. Campuran akan
didinginkan dengan menggunakan cooler (E-410) hingga suhu 40 oC, lalu
campuran dipisahkan dengan menggunakan dekanter (E-420). MeOH, Air, dan
MAAwaste yang terpisah akan ditampung pada tangki penyimpanan produk
samping (F-510) untuk diolah sebagai limbah oleh pihak ketiga. Sedangkan
MMA dengan kemurnian 99,8% akan ditampung pada tangka penyimpanan
produk utama (F-520).

Desain Proyek Pembuatan Methyl Methacrylate dari Methacrylic


Acid dan Methanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas 164.000 II-2
Ton/Tahun

Anda mungkin juga menyukai