1.1. Latar Belakang Perkembangan industri kimia di Indonesia cenderung meningkat, baik industri penghasil bahan jadi maupun bahan baku untuk industri lain. Dulu, senyawa merkaptan digolongkan sebagai bahan yang tidak diinginkan, terutama jika terdapat dalam petroleum. Pada perkembangan industri sekarang ini, metil merkaptan merupakan salah satu dari sekian banyak bahan kimia yang ikut mendukung industri lain, seperti, sebagai bahan odorant untuk LPG, sebagai bahan baku pada pembuatan asam amino yaitu methionine yang merupakan pelengkap makanan ternak. Metionine dihasilkan dengan mereaksikan metil merkaptan dengan acrolein. Selain itu metil merkaptan juga berguna pada pembuatan polimer, sebagai zat antara untuk pembuatan pestisida dan sebagai bahan baku dalam pembuatan dimetil sulfoksid, yaitu sebagai zat pelarut.
1.2. Penentuan Kapasitas Kapasitas pabrik ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan akan methionine yang cukup tinggi di Indonesia maupun di seluruh dunia. Akan tetapi yang menjadi pertimbangan utama adalah kebutuhan methionine di Indonesia. Data ekspor dan impor Methionin yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik dapat dilihat dalam tabel berikut :
BAB I Pendahuluan
Impor Kg 7,191,444 3,492,396 5,070,012 9,270,245 10,785,144 $ 23,862,63 0 10,317,08 8 12,230,05 3 23,915,88 5 24,598,10 Kg 4,951 9,000 33,628 7,525 5,725
9 Tabel 1.1. Data impor dan ekspor metionin Dari data tersebut nilai ekspor dan impor dapat dipresentasikan dalam grafik sebagai berikut :
12000000
10000000
Gb. 1.1. Kurva kebutuhan methionine Kapasitas yang diambil 8000000 adalah 25.000 ton pertahun dengan
6000000
BAB I Pendahuluan
1.3. Lokasi Pabrik Pabrik metil merkaptan akan didirikan di Bontang, Kalimantan Timur. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut. 1.3.1. Faktor Primer a. Bahan Baku Pabrik ini dapat mengambil bahan baku Hidrogen sulfida dari Unit Hydrodesulfurizer yang terdapat di Kalimantan Timur. Sedangkan bahan baku metanol diperoleh dari PT. Kaltim Methanol Industri yang terletak di Kalimantan Timur. b. Pemasaran Lokasi ini cukup dekat dengan pelabuhan laut untuk pemasaran produk dan pengadaan bahan baku metanol. c. Utilitas Banyak tersedia bahan pendukung utilitas seperti air, listrik, fuel oil, dan sebagainya. Kebutuhan air untuk konsumsi,sanitasi dan pendingin diperoleh dari sumber air tanah. d. Tenaga Kerja Kebutuhan tenaga kerja sangat mudah tercukupi karena di Indonesia khususnya di Bontang memiliki tenaga kerja yang cukup banyak, baik
BAB I Pendahuluan
sebagai tenaga ahli (skilled labour), menengah, maupun sebagai buruh kasar (unskilled labour).
e. Transportasi Bontang merupakan daerah yang sangat strategis dalam hal transportasi, karena dekat dengan pelabuhan laut, dan bandar udara. Transportasi jalan raya juga terhubung dengan baik dengan berbagai daerah. 1.3.2. Faktor Sekunder a. Buangan Pabrik Limbah pabrik dikelola oleh kawasan industri. b. Kebijakan Pemerintah Daerah Pemerintah daerah menerapkan kebijakan yang mendukung sektor industri. c. Tanah dan Iklim Terletak di tempat yang memiliki kondisi tanah dan iklim yang baik. d. Lingkungan Masyarakat Bontang merupakan kawasan Industri, sehingga masyarakatnya telah terbiasa untuk menerima kehadiran suatu pabrik di daerahnya. Selain itu masyarakat juga dapat mengambil keuntungan dengan pendirian pabrik ini.
BAB I Pendahuluan
Metil merkaptan pertama kali dikenal dalam dunia perminyakan dan kemudian dikembangkan oleh Sabatier pada tahun 1910 dan pada tahun 1921 oleh Kramer dan Reid. Cara yang digunakan oleh Kramer dan Reid adalah mereaksikan metanol dan hidrogen sulfida dengan katalisator thoria. Dalam perkembangannya, pembuatan metil merkaptan dapat dibedakan berdasarkan jenis bahan baku yang digunakan, yaitu : 1. Dari metil klorid dan metal hidrosulfid Metil merkaptan diperoleh dengan mereaksikan metil klorid yang mempunyai konsentrasi antara 2 N sampai 6 N dengan larutan metal hidrosulfid. Reaksi dilakukan pada suhu antara 100oC samapi 150oC, tekanan antara 100 sampai 300 psig dalam reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaOH + H 2 S NaHS + H 2 O
CH 3 Cl + NaHS CH 3 SH + NaCl
( 1 ) ( 2 )
Hasil reaksi dan sisa reaktan selanjutnya didistilasi, hasil atas terutama mengandung metil merkaptan, metil klorid, dan hidrogen sulfida, diembunkan di kondenser parsial kemudian dipisahkan dalam separator, untuk memperoleh metil merkaptan. 2. Dari metanol dan hidrogen sulfida Pembuatan metil merkaptan dari metanol dan hidrogen sulfida oleh Kramer dan Reid dilakukan dengan katalisator thoria. Proses untuk memproduksi aliphatic mercaptan didasarkan pada reaksi lama yang
BAB I Pendahuluan
ditemukan oleh Sabatier, yaitu reaksi antara aliphatic monohydric alcohol dan hidrogen sulfida membentuk mercaptan, sesuai dengan reaksi :
ROH + H 2 S RSH + H 2 O
( 3 )
Jika alkohol dan hidrogen sulfida dikontakkan di atas katalis padat pada suhu yang tinggi, maka kemungkinan akan terjadi beberapa reaksi. Metanol dan hidrogen sulfida bereaksi dengan cepat membentuk metil merkaptan dan dimetil sulfidasesuai reaksi :
CH 3 OH + H 2 S CH 3 SH + H 2 O
.( 4 ) .( 5 )
2CH 3 OH + H 2 S ( CH 3 ) 2 S + 2 H 2 O
Kemungkinan lain dapat juga terjadi reaksi membentuk senyawa mercaptan atau sulfide lainnya, tergantung kecepatan reaksi dan konstanta kesetimbangannya, yaitu :
CH 3 SH ( CH 3 ) 2 S + H 2 S
( 6 ) ( 7 )
CH 3 SH + CH 3 OH ( CH 3 ) 2 S + H 2 O
Kecuali reaksi-reaksi di atas, dapat juga terjadi dekomposisi CH 3 OH dengan menghasilkan ether, yaitu :
CH 3 OH ( CH 3 ) 2 O + H 2 O
...( 8 )
Dari reaksi tersebut selanjutnya dapat bereaksi dengan hidrogen sulfida menghasilkan metil merkaptan dan hidrogen sulfida yang reaksinya sebagai berikut :
( CH 3 ) 2 O + 2 H 2 S 2CH 3 SH + H 2 O
( CH 3 ) 2 O + H 2 S ( CH 3 ) 2 S + H 2 O
..( 9 ) ..(10)
BAB I Pendahuluan
Selain itu masih ada kemungkinan lain akan terjadi reaksi antara
CH 3 OH
dengan H 2 S
dioksid :
CH 3 OH CO + 2H 2 2CH 3 OH CO 2 + CH 4 + 2 H 2
..(11) ..(12)
Dari beberapa kemungkinan reaksi tersebut hanya ada tiga hal pokok pada pembuatan metil merkaptan dari metanol dan hidrogen sulfida yang dijalankan dalam reaktor fixed bed dengan katalisator alumina aktif, yaitu reaksi ( 4 ) , ( 5 ) , dan ( 8 ) . Reaksi dilakukan dalam fasa gas pada reaktor fixed bed yang di dalamnya berisi pipa-pipa dengan katalisator alumina aktif dan 10% K 2WO 4 . Suhu operasi 413oC dan tekanan 7.8 atm. Reaksi yang terjadi eksotermis, untuk mempertahankan suhu operasi tersebut, digunakan media pendingin Dowtherm A. (US Patent no. 5886230)
1.4.2. Kegunaan Produk. Metil merkaptan merupakan senyawa intermediate yang dapat
direaksikan dengan berbagai macam senyawa lain untuk membentuk produk lain yang bermanfaat. Beberapa kegunaan metil merkaptan adalah sebagai berikut : Reaksi dengan Soda kaustik, membentuk senyawa sodium methyl mercaptide, yaitu senyawa intermediate untuk pembuatan pestisida.
BAB I Pendahuluan
Membentuk Methyl mercapto propionaldehyde, yaitu senyawa intermediate untuk pembuatan asam amino methionine. Reaksi dengan klorine, membentuk methane sulfonic chloride, senyawa intermediate untuk fotografi. Reaksi dengan Acetyl chloride, membentuk methyl thioacetate. Reaksi dengan Sulfur, membentuk Dimethyl disulfide, senyawa pelarut. Reaksi dengan Ethylene dan sinar ultraviolet, membentuk Methyl ethyl sulfide, dalam industri gas odorant.
CH 3SCH 2CH 3
CH 2=CH 2 Hv
CH 3SSCH3
S8
CH 3SH
CH 3SO2CL
1.4.3. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk 1.4.3.1. Bahan Baku a. Metanol (CH3OH) Sifat fisis
BAB I Pendahuluan
Berat Molekul
25
, g/cc
Sifat Kimia Merupakan zat organik yang tersusun dari hidrogen dan oksigen dengan formula kimia CH3OH. Larut dalam air, alkohol, eter dan pelarut organik lainnya serta sedikit larut dalam minyak dan lemak.
b. Hidrogen sulfida (H2S) Sifat fisis Berat Molekul : 34,08 : 0,993 : -60,31 : 100,38 : 88,88 (Perry, 1997) Sifat kimia Memiliki struktur yang hampir sama dengan air, dengan skema sebagai berikut :
60
, g/cc
BAB I Pendahuluan
Akan tetapi karena sulfur tidak bersifat elektronegatif, maka hidrogen sulfida bukanlah senyawa polar. Senyawa ini sedikit larut dalam air dan akan membentuk senyawa yang sedikit bersifat asam.
1.4.3.2. Produk Metil merkaptan (CH3SH) Sifat fisis Berat Molekul : 48,11 : 0,875 : 5,9 : 196,8 : 71,4 (Perry, 1997) Sifat kimia Kelarutan dalam air Larut dalam Volatilitas : 23.3 g/L pada 200C : alkohol, ethyl ether : 100 %
,6 15
, g/cc
Dari beberapa macam proses pembuatan metil merkaptan, proses dengan bahan baku metanol dan hidrogen sulfida lebih banyak digunakan. Metanol cair 99 % dari tangki T-01 dipompa dengan pompa P-01 kemudian dicampur dengan hasil atas MD-02 untuk kemudian diumpankan ke vaporizer V-01. Di V-01 sekitar 80 % metanol diuapkan. Sebagai pemanas dipakai steam 160 oC di dalam tube. Hasil dari vaporizer keluar pada suhu 217.2
o
C dan diumpankan ke dalam furnace untuk dipanaskan hingga 413oC. Gas H2S dari tangki T-03 bersuhu 32oC dan bertekanan 8 atm, dicampur
dengan gas H2S keluaran kondensor parsial CP-01 untuk diumpankan ke furnace dan dipanaskan hingga suhu 413oC. Campuran gas H2S dan uap metanol keluar dari furnace pada suhu 413oC dan tekanan 7.8 atm dengan perbandingan mol 2 : 1, dimasukkan ke dalam reaktor R. Reaktor yang digunakan adalah reaktor fixed bed multitubular. Reaktor terdiri dari pipa-pipa yang disusun paralel yang di dalamnya berisi katalisator alumina aktif dan 10 % potasium tungstate. Reaksi berjalan pada suhu 413 418
o
C dan tekanan 7.8 atm. Reaksi yang terjadi eksotermis, dan panas reaksi yang
timbul diserap oleh pendingin Dowtherm A yang dilewatkan pada bagian shell reaktor. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : CH 3OH + H 2S CH 3SH + H 2 O 2CH3OH + H 2S ( CH 3 ) 2 S + 2H 2 O Gas hasil reaksi dan sisa reaktan keluar dari reaktor R pada suhu 413.44
o
C dengan tekanan 7.12 atm, didinginkan di dalam alat penukar panas HE (01-04)
BAB I Pendahuluan
hingga mencapai dew point campuran, yaitu pada suhu 134.32oC. Sebagai pendingin digunakan Dowtherm A. Campuran gas dan uap keluar dari HE-04 pada suhu 134.32 oC dan tekanan 6.5 atm fasa jenuh diumpankan ke dalam kondensor parsial untuk dipisahkan gas H2S yang tidak bereaksi. Campuran gas dan cairan jenuh keluar dari CP-01 pada suhu 87.91oC dan tekanan 5.5 atm. Campuran ini kemudian diumpankan ke separator SP-01 untuk dipisahkan gas dan cairannya. Hasil cair dari SP-01 diumpankan ke menara distilasi MD-01 pada plate ke 2 dari atas. Hasil atas MD-01 didinginkan dengan kondensor C-01, sebagian hasil cair dikembalikan ke MD-01 sebagai umpan refluks dan sebagian lagi diambil sebagai produk metil merkaptan dan disimpan dalam tangki T-02. Hasil bawah MD-01 diumpankan ke MD-02 pada untuk dipisahkan air dan metanol yang tersisa untuk diambil sebagai hasil samping berupa air dan metanol dengan kadar metanol 10 % (US Patent no. 5886230).
BAB I Pendahuluan