Anda di halaman 1dari 11

Nama : Syahrul Ramadan

NPM : 3335170052

Latihan UAS Industri Petrokimia 2018

1). Jelaskan tahapan proses penting dan reaksinya serta peralatan utama dan
fungsinya dalam pembuatan produk petrokimia berikut :
PVC, Urea formaldehide dan SBR ( Karet sintetis ).

2). Sebutkan masing-masing dua contoh produk hulu, intermediet, hilir atau
produk jadi industri petrokimia yang berpotensi dapat dihasilkan dari proses
industri jalur Aromatis , jelaskan tahapan reaksinya secara singkat.

3). Apa yang kamu ketahui dengan produk petrokimia berikut :


Maleic Anhidride dan Ptalic Anhidride, tuliskan struktur bangun, rumus
molekul dan aplikasi pemanfaatan produk ini. Serta termasuk jalur proses yang
mana dari bahan bakunya.

.4).Jelaskan secara singkat, Jenis plastik yang ada ketahui, berikan contoh
teknologi pembuatan platik dengan bahan baku jalur olefin yang anfda kenal.
Gambarkan flowshett, peralatan utama dan fungsinya, serta penanganan aspek
lingkungannya.

1. A). Proses pembuatan PVC


1. Klor-Alkali
Menggunakan teknologi membran penukar kation Proses klor alkali melibatkan proses
elektrolisa larutan garam NaCl di dalam suatu sel membran, menghasilkan produk-produk
berupa Cl2, NaOH dan H2. Dalam Membran ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan oleh
membrane yang dapat dilalui oleh kation (ion positif). Larutan garam natrium klorida jenuh
yang mengandung ion-ion Na+ and Cl– dialirkan ke dalam ruang anoda.
Pada anoda, ion-ion Cl– dalam larutan garam NaCl dioksidasi menjadi Cl2:
2 NaCl (aq) + 2 H2O (l) → 2 NaOH (aq) + Cl2 (g) + 2 H+ + 2 e–
Pada katoda, ion-ion H+ dalam air direduksi menjadi ga H2:
2 H+ + 2 e – → H2 (g)
Reaksi elektrolisa larutan garam NaCl secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:
2NaCl + 2H2O → Cl2 + H2 + 2NaOH
Produk lain, yaitu NaClO, kemudian diproduksi dengan mereaksikan Cl2 dengan NaOH.
Cl2 + 2 NaOH → NaCl + NaClO + H2O
2. EDC/VCM
Terdapat dua jenis proses yaitu Chlorination (DC) dan Oxy-Chlorination (OC).
Dalam proses Direct Chlorination (DC), etilen (CH2=CH2) di-klorinasi untuk menghasilkan
etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2=CH2 + Cl2 → CH2Cl-CH2Cl (1)
Etilen diklorida kemudian di-“cracking” (dipanaskan tanpa paparan oksigen) untuk
menghasilkan vinil klorida (CH2=CHCl) dan asam klorida (HCl).
CH2Cl-CH2Cl → CH2=CHCl + HCl (2)
proses Oxy-Chlorination (OC), etilen, HCl yang dihasilkan dari Reaksi (2) dan O 2
direaksikan untuk menghasilkan etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2=CH2 + Cl2 + ½ O2 → CH2Cl-CH2Cl + H2O (3)
Dengan menjumlahkan Reaksi (1), (2) dan (3), didapat reaksi keseluruhan dari kombinasi
proses Direct Chlorination dan Oxy-Chlorination:
2 CH2=CH2 + Cl2 + ½ O2 → 2 CH2=CHCl + H2O (4)
3. Polimerisasi
Demineralized water, inisiator, buffer dan zat pensuspensi dialirkan ke dalam reaktor,
Selanjutnya vinil klorida dialirkan ke dalam reaktor. Aksi dari zat pensuspensi ditambah
dengan proses pengadukan memungkinkan terbentuknya butiran-butiran VCM berukuran
mikro di dalam media air. Reaktor kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu reaksi
polimerisasi. Reaksi polimerisasi biasanya dibiarkan berlangsung hingga konversi dari VCM
ke PVC mencapai lebih dari 75%
Di akhir reaksi polimerisasi, slurry PVC (partikel resin PVC di dalam air) dialirkan
keluar dari reactor dan kandungan VCM yang tersisa dalam partikel PVC dipisahkan
(stripping) dalam suatu kolom stripping (stripping column) yang sangat efektif. Slurry PVC
selanjutnya di-sentrifugasi guna memisahkan sebagian besar kandungan air dari resin PVC,
sehingga didapat resin PVC yang hanya mengandung sangat sedikit air. Resin PVC ini
selanjutnya dialirkan ke dalam unit pengering (dryer) hingga dihasilkan resin PVC yang
kering.
Fungsi Alat:
Reaktor : Berfungsi sebagai tempat reaksi polimerisasi VCM menjadi PVC
Stripping kolom : Memisahkan VCM yg tidak beraksi dari slurry PVC
VCM gas holder : Menampung gas VCM yg tidak bereaksi.
Sentrifugal : Memisahkan air dan PVC
Storage and bagging : Menampung bubuk PVC dan Mengemas PVC

B). Urea Formaldehid


1. Awal proses, pemasukan bahan bakku berupa Formaldehid 37 % dalam Reactor
2. Pemasukan larutan NaOH 20 %. Suhu menjadi berkisar 37 °C dengan pH = 7,2
sampai 7,4
3. Ketika pH telah dipastikan mencapai 7,8 sampai 8,0 , maka lalu ditambahkan CMC,
Methanol dan PVA ( Poly Vinyl Alkohol )
4. Ketika semua bahan telah larut sempurna, maka bahan pereaksi Urea Pertama
ditambahkan.
5. Valve-valve steam dibuka, dan mulai dilakukan pemanasan pada bahan pereaksi
dalam Reactor. Pemanasan dilakukan sampai suhu 86 – 90 ° C.
6. Pada saat suhu telah mencapai 86 – 90 °C, kira-kira memakan waktu sekitar 60 menit
reaksi pertama pembentukan polimer mulai terjadi.
7. Masukkan HCOOH 40 %, atur pH sehingga menjadi 4,6 sampai 4,8
8. Setelah kondisi pH tercapai, maka akan terjadi proses “penjernihan” larutan reaksi.
9. Ketika kondisi reaksi telah tercapai, Urea Kedua diumpankan. Reaksi Kedua
pembentukan polimer Urea Formaldehid mulai pada titik ini. End point viscositas
pada titik ini harus berada dalam kisaran 125 – 135 cP pada 30 ° C.
10. netralkan larutan dengan menambahkan kembali NaOH sehingga pH nya menjadi 7,8
sampai 8,2 / BTB
11. pendinginan cepat sehingga suhunya mencapai 67 °C
12. Urea Ketiga dan Melamin mulai diumpankan dalam Reactor. reaksi pembentukan
Polimer tahap ketiga dimulai pada suhu 63 – 67 °C.
13. tambahkan HCOOH kembali, lalu dilakukan pendinginan secara cepat sehingga
suhunya mencapai 55 ° C
14. Reaksi pembentukan polimer Urea Formaldehid Resin telah selesai.
Fungsi Alat:
Reaktor polimerisasi : Berfungsi sebagai tempat reaksi polimerisasi

C). SBR
Proses pembuatan Styrene Butadiene Rubber cara Emulsion
1. Memasukan demin water, stryrene, butadiene dan emulisifer (glycol monostearat) ke
dalam mixing tank dan mengaduknya sampai homogen
2. Mengalirkan larutan homogen ke reactor polimerisasi,jerjadi proses polimerisasi
3. Memasukan kedalam vacuum flash column untuk merecovery butadiene yang tidak
bereaksi
4. Memasukan kedalam stripping tank untuk merecovery styrene yang tidak bereaksi
5. Memasukan ke dalam latex blending tank, terjadi proses oksidasi
6. Memasukan kedalam koagulasi unit, untuk di tambahkan sodium dikloride yg
berfungsi untuk memadatkan larutan
7. Memasukan ke dalam rotary dryer untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan
air
8. Termal dryer untuk memastikan tidak ada kandungan air di dalam SBR
9. Baller packaging, untuk mencetak produk SBR
Reaksi pembentukan SBR :

Fungsi alat:
Mixing tank : berfungsi sebagai tempat pencampuran bahan
Reactor : berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi polimerisasi
Vacuum flash colomn : berfungsi untuk memisahkan/merecovery butadiene yg tidak bereaksi
Stripping tank : berfungsi untuk merecovery styrene yg tidak bereaksi
Latex blending tank : tempat oksidasi
Coagulation unit : berfungsi untuk memadatkan larutan
Rotary dryer : berfungsi untuk menghilangkan kadar air
Baller packaging : tempat mencetak

2. A) Hulu

a.1. Reaksi pembentukan benzene (B)


Reaksi ini berupa reaksi dehidrogenasi hidrokarbon sikloparafin.
a.2. Reaksi pembentukan toluene (T)
Reaksi ini berupa isomerisasi hidrokarbon dimetil siklopentana disusul
dengan dehidrogenasi.

B) Intermediet

b.1. Sikloheksana
b.2. Fenol

C) Hilir
c.1. Deterjen

Deterjen adalah suatu zat yng mengandung bahan aktif pembersih


(surfaktan) yang dibuat dari unsur minyak bumi.

Deterjen jenis keras memiliki gugus –R antara C12- C17 dengan ikatan rantai
karbon yang bercabang atau melingkar.

Tahap 1 : Reaksi klorinasi terhadap kerosin


Tahap 2 : Hasil tahap 1 direaksikan dengan benzene dengan katalis AlCl3

Tahap 3 : Reaksi sulfonasi dengan H2SO4

Tahap 4 : Netralisasi dengan NaOH

Deterjen jenis lunak : memiliki gugus –R antara C7-C10 (senyawa olefin)


dengan rantai lurus.
c.2. Nilon

Asam Adipik Hexamethile diamin nylon 6.6 Air

3.) A.) Maleic Anhidride


Maleic anhydride (maleat anhidrid) adalah senyawa organik dengan rumus molekul
C2H2(CO)2O. Struktur bangun :

+ H2O + CO2
Ini adalah anhidrida dari asam maleat, Melaic anhydride merupakan produk yang berasal dari
benzene yang merupakan Produk hilir , jalur Aromatik. Senyawa tidak berwarna atau
padatan putih dengan bau tajam. Aplikasi : digunakan untuk pembuatan Polyester tidak
jenuh, asam fumarate, Pestisida, alkyd resin, dan pelarut , bisa juga digunakan sebagai
pelapis (coating) dan polimer.
B.) Ptalic Anhidride
Phthalic anhydride dengan rumus molekul C6 H4(CO)2O) merupakan produk
intermediet. jalur aromatic karena terbuat dari O-Xilena. Struktur bangun :

Aplikasi : Phthalic anhydride adalah senyawa kristal putih beracun yang digunakan
dalam pembuatan phthalein dan pewarna, resin, plasticizer, dan insektisida
lainnya. Penggunaan utama phthalic anhydride (PA) adalah sebagai zat antara kimia
dalam produksi plastik dari vinil klorida. Ester ftalat yang berfungsi sebagai peliat
berasal dari dalam produksi resin polieanhidrida ftalat. Phthalic anhydride memiliki
penggunaan lain ster dan penggunaan minor lainnya dalam produksi resin alkid
yang digunakan dalam cat dan lacquers, penghilang serangga, dan poliol poliester
uret. Phthalic anhydride juga telah digunakan sebagai inhibitor scorch karet dan
retarder. Stopkontak terbesar kedua untuk PA ada pada resin poliester tak jenuh (UPR)
yang biasanya dicampur dengan serat kaca untuk menghasilkan plastik bertulang
fiberglass. Pasar utama adalah konstruksi, kelautan dan transportasi. Gerai terbesar
ketiga adalah resin alkid berbasis PA yang digunakan dalam pelapis berbasis pelarut
untuk aplikasi arsitektur, mesin, perabot dan perlengkapan.Penggunaan volume kecil
untuk PA meliputi pembuatan pewarna dan pigmen, deterjen, herbisida dan insektisida,
penghambat api, agen penghubung silang dan ikatan poliester.
4.) Jenis-jenis Plastik yaitu:
a. Termoplastik: jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses
pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat
(PC),polypropylene(PP), polyvinyl chloride (PVC), nylon resin, thermoplastic polyester,
polyether sulfone,(PES), poly phenylene oxide(PPO), polyacetal.
b. Termosetting: jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang
akan menyebabkan kerusakan molekulmolekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin
melamin, ureaformaldehida, polyurethane, unsaturated polyester, phenolformaldehyde
resin, amino resin, polycyanurate.

 Contoh : teknologi pembuatan plastik dari PE yaitu pada pembuatan LLDPE dengan
teknologi polimerisasi fase gas (unipol ). Berikut Flowsheet :

Gambar Flowsheet Polimerisasi Fasa Gas ( Unipol )


 Peralatan Utama dan Fungsinya :
a. Reaktor : untuk tempat terjadinya reaksi yang berjalan eksotermis
b. Cyclone : untuk menampung hasil campuran yang mengandung ethylene dan
comonomer
c. Exchanger : untuk tempat terajdinya pertukaran panas
d. Separator : untuk memisahkan fluida produksi menjadi dua atau tiga fasa.
e. Compressor : untuk memampatkan fluida gas atau untuk meningkatkan tekanan
udara.

 Penanganan Limbah :
Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan
mendaur ulang, dengan incinerasi, dan membuat plastik yang dapat mengalami
biodegredasi
1. Daur ulang
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Proses daur
ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir) pelelehan, dan pemisahan.
Kedua tahap ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat disiplin tinggi dan ikut
berparisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik.
2. Incinerasi
Yaitu dengan membakar dengan suhu tinggi. Limbah plastik mempunyai kalor yang
tinggi sehinggi bisa dijadikan pembangkit listrik, akan tetapi hal ini menimbulkan
masalah karena pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat
korosif. Pembakaran ban bekas juga menghasilkan gas hitam pekat yang bersifat korosif
dan menggangu kesehatan.
3. Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan, oleh karena itu sangat
baik jika dapat dibuat plastik yang bio-atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan
dari mulai dipasarkannya plastik tersebut, sayangnya plastik ini masih mahal sehingga
masyarakat enggan membayar lebih.

Anda mungkin juga menyukai