Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PROSES PRODUKSI

PT. Asahimas Chemical memiliki fasilitas produksi yang terintegrasi mulai dari proses
pembuatan klor alkali, VCM, dan PVC. Fasilitas tersebut merupakan salah satu fasilitas
terbesar di asia tenggara. PT. Asahimas Chemical memproduksi kaustik soda (NaOH), klorin
(Cl2), natrium hipoklorit (NaClO), asam klorida (HCl), etilen diklorida (EDC), monomer vinil
klorida (VCM), dan polivinil klorida (PVC).
PT. Asahimas Chemical memiliki tiga pabrik seluas 91 hektar yang berada di Cilegon,
Banten. Kompleks produksi PT. Asahimas Chemical terdiri dari tiga proses utama, yaitu
proses klor-alkali, EDC/VCM, dan PVC.

Gambar 4.1 Kawasan Pabrik Chlor Alkali


(sumber; https://youtu.be/aad2L0qWsyk)
Gambar 4.2 Kawasan Pabrik VCM
(sumber; https://youtu.be/aad2L0qWsyk)

Gambar 4.3 Kawasan Pabrik PVC


(sumber; https://youtu.be/aad2L0qWsyk)
4.1 Proses Chlor Alkali

Gambar 4.4 Skema Proses Chlor Alkali


(sumber: https://www.asc.co.id/?idm=2&id=8)
Proses pembuatan Chlor Alkali pada PT. Asahimas Chemical memanfaatkan teknologi
membran pertukaran kation, yang merupakan teknologi pembuatan chlor-alkali yang paling
canggih, sangat efisien, dan paling ramah lingkungan juga menghasilkan produk-produk
berkualitas tinggi yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan. Proses pembuatan chlor-alkali
melibatkan elektrolisis natrium klorida cair (larutan NaCl atau air garam) dalam sel membran
yang menghasilkan klor (Cl2) dan produk sampingannya berupa soda api (natrium hidroksida,
NaOH) dan gas hidrogen (H2).
Dalam sel membran, ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan oleh membran kation-
permeabel. Air garam jenuh (larutan NaCl) yang terdiri dari ion Na+ dan Cl- diumpankan ke
ruang anoda. Arus DC dilewatkan melalui sel.
Di anoda, ion klorida (Cl-) dalam larutan air garam (NaCl) dioksidasi menjadi klor
(Cl2):
2 NaCl (aq) + 2 H2O (l) → 2 NaOH (aq) + Cl2 (g) + 2 H + + 2 e–
Dan pada katoda, ion hidrogen (H +) dalam air direduksi menjadi gas hidrogen (H2):
2 H+ + 2 e– → H2 (g)
Membran ion-permeable di pusat sel memainkan peran penting yang memungkinkan
ion natrium (Na +) dalam ruang anoda untuk lolos ke ruang katoda, kemudian ion-ion tersebut
bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) untuk menghasilkan soda kaustik (NaOH). Reaksi
keseluruhan untuk elektrolisis air garam adalah sebagai berikut:
2NaCl (aq) + 2H2O (l) → Cl2 (g) + H2 (g) + 2NaOH (aq)
Produk lain, natrium hipoklorit (NaClO) diproduksi ketika klorin (Cl2) direaksikan
dengan soda api (NaOH).
Cl2 + 2 NaOH → NaCl + NaClO + H2O
Karena klorin yang dihasilkan bersifat korosif, anoda harus dibuat dari logam non-
reaktif seperti titanium, sedangkan katoda dapat dibuat dari Nikel.

4.2 Proses EDC/VCM

Gambar 4.5 Skema Proses Keseluruhan EDC/VCM


(sumber: https://www.asc.co.id/?idm=2&id=9)
Ethylene merupakan bahan baku utama untuk produksi vinil klorida. Produksi vinil
klorida yang dilakukan secara komersial melibatkan perpaduan dari dua proses, yaitu
Klorinasi Langsung (DC) dan Oxy-Klorinasi (OC). Dalam proses Klorinasi Langsung, etilena
pertama kali diklorinasi untuk menghasilkan etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2 = CH2 + Cl2 → CH2Cl-CH2Cl
Etilena diklorida selanjutnya mengalami proses perengkahan termal (pirolisis) untuk
menghasilkan vinil klorida (CH2 = CHCl) dan hidrogen klorida (HCl).
CH2Cl-CH2Cl → CH2 = CHCl + HCl
Dalam proses Klorinasi Oxy, etilen, asam klorida (HCl) dari proses pirolisis dan
oksigen (O2) direaksikan membentuk etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2 = CH2 + Cl2 + ½ O2 → CH2Cl-CH2Cl + H2O
Reaksi-reaksi pada proses di atas kemudian dapat dibuat reaksi keseluruhannya
sebagai berikut:
2 CH2 = CH2 + Cl2 + ½ O2 → 2 CH2 = CHCl + H2O
4.3 Proses PVC

Gambar 4.14 Proses Pembentukan PVC


(sumber: https://www.asc.co.id/?idm=2&id=10)
Mayoritas produksi resin PVC saat ini menggunakan metode suspensi polimerisasi.
Dalam metode suspensi polimerisasi, sejumlah air demineral yang diketahui dimasukkan ke
dalam bejana bertekanan. Bahan polimerisasi lainnya seperti inisiator, buffer, dan koloid
pelindung ditambahkan. Vessel kemudian ditutup dan vinil klorida (VCM) dimasukkan ke
dalam vessel. Proteksi koloid dan agitasi pada campuran reaksi mendorong pembentukan
VCM mikro-droplets dalam air.
Vessel kemudian dipanaskan hingga suhu polimerisasi, kemudian inisiator diaktifkan
untuk memulai reaksi polimerisasi. Setelah polimerisasi dimulai secara efektif, panas akan
meningkat. Panas tersebut kemudian dapat diatasi dengan menggunakan air pendingin di
vessel jacket. Reaksi polimerisasi biasanya berjalan hingga konversi VCM ke PVC lebih dari
75%, ketika tidak ada lagi fase VCM yang bebas.
Pada akhir reaksi polimerisasi, bubur PVC (partikel resin PVC dalam air) dikeluarkan
dari reaktor dan VCM yang tidak bereaksi dilepaskan dari bubur PVC di dalam stripper.
Bubur PVC kemudian disentrifugasi untuk memisahkan sebagian besar air, kemudian akan
menghasilkan resin PVC yang masih mengandung sedikit air. PVC yang masih mengandung
sedikit air tersebut lalu dimasukkan ke dalam pengering untuk mengeringkan resin PVC.

Anda mungkin juga menyukai