Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus
mengalami peningkatan. Untuk perkembangan dan pertumbuhan industri
merupakan bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang yang
ditunjukkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh, yaitu
stuktur yang menggunakan titik berat industri maju yang didukung dengan sektor
pertanian yang tangguh. Hal ini didukung oleh sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang sangat berlimpah di Indonesia. Perkembangan industri ini
akan meningkatkan kebutuhan bahan kimia yang digunakan sebagai pendukung
proses produksi.
Metil klorida merupakan cairan berat yang tidak berwarna dan berbau
halus, bersifat mudah melarutkan zat serta memiliki nilai solubility yang tinggi.
Sehingga bisa digunakan sebagai pelarut dalam proses ekstraksi. Selain itu, juga
dapat digunakan dalam pembuatan bahan obat-obatan untuk pertanian seperti
pestisida, produk konsumsi seperti kosmetik dan juga sebagai refrigerant.
Industri kimia merupakan salah satu industri yang bernilai tinggi dan padat
teknologi. Salah satu bahan kimia yang masih mendatangkan dari luar negeri
dalam jumlah banyak dari tahun ke tahun adalah metil klorida. Metil klorida
adalah salah satu senyawa klorometana dengan gugus molekul CH 3Cl. Senyawa
klorometana ini diproduksi dari reaksi klorinasi antara metana dan klorin (Kirk
Othmer, 1998).
Indonesia adalah salah satu negara penghasil klorin, maka senyawa
chloromethane seperti metil klorida layak diproduksi di dalam negeri. Pabrik
metil klorida dengan proses klorinasi layak dirancang karena termasuk minim
dalam pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan dalam produksinya tidak ada
bahan samping atau limbah yang secara langsung dihasilkan dan dibuang. Selain
metil klorida akan dihasilkan juga bahan kimia lainnya seperti metilen klorida,
kloroform, karbon tetraklorida dan asam klorida. Oleh karenanya dengan

1
2

mencegah kebocoran selama proses dan menjaga suhu klorinasi yang aman, maka
efek buruk terhadap lingkungan dan makhluk hidup sekitar dapat dicegah.
Ada beberapa macam proses dalam pembuatan metil klorida yaitu proses
klorinasi metana dan hidroklorinasi metanol. Pada klorinasi metana metil klorida
dihasilkan dari reaksi klorin dan metana sedangkan hidroklorinasi metanol dari
metanol dan hidrogen klorida. Pada prarancangan pabrik metil klorida dipilih
proses klorinasi metana karena pada proses ini menghasilkan banyak produk
samping yang semuanya dapat dijual. Sedangkan pada proses hidroklorinasi
metana hanya menghasilkan metil klorida sebagai produk utama dan air sebagai
produk samping.
Indonesia sebagai negara berkembang, terlebih lagi memasuki era
perdagangan bebas, dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain
dalam bidang industri dan sektor industri kimia memegang peranan penting untuk
memajukan perindustrian di Indonesia. Perkembangan industri sangat
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menghadapi pasar
bebas. Inovasi proses produksi maupun pembangunan pabrik baru yang
menghasilkan produk bernilai ekonomis seperti metil klorida sangat diperlukan
untuk menambah devisa negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pembangunan pabrik metil klorida dapat memenuhi kebutuhan di
Indonesia?
2. Apakah pembangunan pabrik metil klorida dengan kapasitas 45.000
ton/tahun layak didirikan di Indonesia?

1.3 Tujuan Prarancangan Pabrik


Tujuan pendirian pabrik metil klorida adalah :
1. Dapat memenuhi kebutuhan permintaan metil klorida di dalam negeri
sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
2. Menganalisa kelayakan prarancangan pabrik metil klorida dengan
kapasitas 45.000 ton/tahun di Indonesia.
3

1.4. Manfaat Prarancangan Pabrik


Manfaat prarancangan pabrik metil klorida dari metana dan klorin dengan
proses klorinasi metana adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan metil klorida di Indonesia.
2. Membuka lapangan kerja baru sehingga mengurangi jumlah
pengangguran.
3. Mahasiswa lebih memahami dan berhadapan langsung dengan
permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi dimasa mendatang untuk
merealisasi ilmu yang telah dipelajari di masa perkuliahan.

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah di dalam penyusunan dan penyelesaian tugas pra
rancangan pabrik metil klorida ini yaitu :
1. Prarancangan secara teknis difokuskan pada pabrik metil klorida dengan
proses klorinasi metana dengan menggunakan bahan baku metana dan
klorin.
2. Penyusunan dan penyelesaian tugas pra rancangan pabrik ini adalah pada
neraca massa, neraca energi, pembuatan flowsheet pada kondisi steady
state, spesifikasi peralatan, unit utilitas dan Analisa ekonomi.

1.6 Jenis-jenis Proses


Macam macam proses pembuatan metil korida secara komersial yang
dikembangkan dewasa ini adalah:
1. Proses Klorinasi Metana
Pada proses klorinasi metana, metil klorida bukan merupakan produk
tunggal karena terbentuk produk lain seperti karbon tetraklorida dan kloroform.
Pada klorinasi metana digunakan klorin dan metana sebagai bahan baku dalam
fasa gas. Reaksi berjalan secara eksotermis dengan suhu reaksi 200-450oC dan
tekanan 3 atm sehingga sangat diperlukan pegontrolan suhu (Kirk Othmer, 1997).
Proses klorinasi ini didasarkan pada reaksi klorinasi metana dengan
bantuan katalis alumina. Bahan baku yang digunakan adalah metana dengan
kemurnian tinggi. Konversi dari proses ini adalah 95%. Adapun reaktor yang
4

digunakan adalah fixed bed katalitik. Keuntungan dari proses ini adalah yield yang
cukup tinggi dan impuritas yang sedikit. Adapun flowsheet metil klorida dengan
proses klorinasi metana dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Flowsheet Metil Klorida dengan Proses Klorinasi Metana


(Kirk Othmer, 1997)
2. Proses Hidroklorinasi Metanol
Proses hidroklorinasi adalah suatu proses dengan atom halogen yang
berasal dari asam klorida bergabung dengan suatu senyawa organik. Proses
hidroklorinasi dengan reaksi substitusi terjadi pada pembuatan metil klorida. Metil
klorida dihasilkan oleh reaksi antara CH3OH dan HCl. Reaksi hidroklorinasi
metanol dengan metil klorida sebagai produk utama dengan sejumlah kecil dimetil
eter sebagai produk samping. Reaksi hidroklorinasi biasanya dapat dibuat dalam
fasa liquid dan fasa gas. Hidrogen klorida adalah faktor yang menentukan dalam
memilih rute yang terbaik untuk memproduksi metil klorida. Proses hidroklorinasi
metanol menggunakan HCl anhydrous atau aqueous hydrochloric.
a. Fasa Cair
Proses pembuatan metil klorida dengan menggunakan proses
hidroklorinasi metanol fasa cair banyak digunakan di Amerika Serikat. Produsen
silikon menggunakan metil klorida di dalam proses pembuatannya dan
memproduksi asam klorida encer sebagai produk samping. Produk samping HCl
di konversi kembali menjadi metil klorida dengan hidroklorinasi. Faktanya, itu
mungkin terjadi untuk memproduksi metil klorida secara langsung dari
klorometilsilane hidrolisis pada proses pembuatan silikon. Pada proses ini
5

menggunakan katalis zinc chloride, dimana katalis ini memerlukan biaya yang
tidak sedikit dan konversi produk yang dihasilkan kurang dari 90%.
b. Fasa Gas
Proses hidroklorinasi metanol pada fasa gas lebih banyak digunakan di
Eropa dan Jepang daripada di Amerika Serikat. Proses nya biasanya dilakukan
sebagai berikut, menguapkan metanol dan hidrogen klorida kemudian di

campurkan dalam kesetimbangan dengan memanaskan sampai suhu 180-200 .


reaksi terjadi melewati reaktor fix bed multitube dengan katalis alumina gel pada

suhu 300-350 . Konversi yang didapat biasanya lebih dari 95%.

Campuran gas metanol dan HCl direaksikan kedalam reaktor jenis fixed

bed multitube pada suhu 300 dan tekanan 1,8 atm. Yield yang diperoleh cukup
tinggi yaitu 98% metanol menjadi metil klorida, dengan menggunakan katalis
silika alumina gel yang kemudian dipisahkan antara pengotor dan produknya yaitu
metil klorida kemudian dimurnikan. Adapun flowsheet metil klorida dengan

proses hidroklorinasi metanol dapat dilihat pada gambar 1.2.


Gambar 1.2. Flowsheet Metil Klorida dengan Proses Hidroklorinasi Metanol
(Juangga F., dkk 2018)
6

Adapun perbandingan antara proses klorinasi metana dan hidroklorinasi


metanol dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1. Macam-macam Proses yang Digunakan

Jenis Proses
Formula
Hidroklorinasi Klorinasi
Bahan baku Metanol dan asam klorida Metana dan klorin
Katalis Silika alumina gel Alumina
Tekanan (atm) 1,8 3 atm
Suhu ( ) 300 200-450
98 % Metil Klorida dan 51 % Metil Klorida, dan
Yield (%) 2 % Air 49 % Asam Klorida,

Produk Utama Metil Klorida Metil Klorida


Produk Samping Air Asam Klorida.
(Sumber: Kirk Othmer, 1997)
Adapun kelebihan dan kekurangan dari masing-masing proses dapat
dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini.
Tabel 1.2. Kelebihan dan Kelemahan Masing-masing Proses
Proses Kelebihan Kelemahan
 Tekanan proses  Bahan baku mahal
rendah  Menghasilkan produk

Hidroklorinasi Metanol  Suhu proses rendah samping hanya air


 Produk samping tidak
bernilai ekonomi

Klorinasi Metana  Bahan baku murah  Tekanan proses tinggi


 Produk samping  Suhu proses tinggi
bernilai ekonomi

(Sumber: Kirk Othmer, 1997)

1.7 Pemilihan Proses


7

Dengan melihat kedua macam proses diatas maka dalam prarancangan


pabrik metil klorida dipilih proses klorinasi metana dengan pertimbangan sebagai
berikut :
1. Konversi yang didapatkan tinggi.
2. Bahan baku murah.
3. Produk samping mempunyai nilai ekonomi.
4. Selektivitas metil klorida tinggi.

1.8 Uji Ekonomi Awal


Uji ekonomi awal merupakan perhitungan jumlah dari harga bahan baku
dan harga produk yang akan dijual sebagai penentu apakah pabrik yang akan
dirancang dapat memberikan keuntungan atau memberikan kerugian. Berikut
harga bahan baku dan produk dari situs www.alibaba.com pada tanggal 2 Februari
2021 berdasarkan nilai kurs US$ 1 = Rp 14.095 tertera pada tabel 1.3 dibawah ini.

Tabel 1.3. Harga Bahan Baku dan Produk


No. Bahan baku dan Produk Berat molekul Harga
(Kg/Kmol) (Rp/Kg)

1. Metana 16,043 10.180


2. Klorin 70,906 4.610
3. Metil Klorida 50,488 212.923
4. Asam Klorida 36,461 85.224
(Sumber: Alibaba, 2020)
Untuk menghitung kebutuhan bahan baku dan produk maka harus
dikonversikan terlebih dahulu.
i. Bahan Baku
a. Metana (CH4) = 1,7 Kmol x 16,043 Kg/Kmol x Rp 10.180/kg

= Rp. 277.640,158,-

b. Klorin (Cl2) = 1 Kmol x 70,906 Kg/Kmol x Rp 4.610/kg


= Rp. 326.876,66,-

ii. Produk
a. Metil Klorida (CH3Cl) = 1 Kmol x 50,488 Kg/Kmol x Rp 212.923/kg
8

= Rp. 10.750.056,42,-

b. Asam Klorida (HCl) = 1,308 Kmol x 36,461 Kg/Kmol x Rp 85.224/kg


= Rp. 4.064.416,76,-

Analisa ekonomi = Harga Produk – Harga Bahan Baku


= Rp. 14.814.473,18 – (Rp. 277.640,158 +
Rp. 326.876,66)
= Rp. 14.814.473,18 – Rp 604.516,818
= Rp. 14.209.956,36,-

Dilihat dari total harga bahan baku dengan harga produk, dimana total
harga produk lebih besar dari harga bahan baku maka pabrik ini layak untuk
didirikan.

Anda mungkin juga menyukai