Disusun oleh:
Adellia Mustofa 2007134756
Agustina Dumaria 2007134760
Dosen pengampu:
Drs. Irdoni, HS., MS.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sifat fisik dan kimia metanol
2. Mengetahui kebutuhan metanol di Indonesia
3. Mengetahui metode sintesis metanol
4. Mengetahui proses produksi metanol dalam industri
5. Mengetahui sifat fisik dan kimia MTBE
6. Mengetahui kebutuhan MTBE di Indonesia
7. Mengetahui metode sintesis MTBE
8. Mengetahui proses produksi MTBE dalam industri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metanol
2.1.1 Sifat fisik dan kimia metanol
Metanol atau metil alkohol merupakan senyawa alkohol paling sederhana
dengan rumus kimia CH 3 OH . Molekulnya memiliki struktur tetrahedral pada gugus
metil dan struktur bengkok pada gugus hidroksilnya. Senyawa ini memiliki berat molekul
32,043 g/mol dan berwujud cair pada temperatur ruang dan tekanan atmosferis. Metanol
memiliki titik didih 64,7C, bersifat ringan, mudah menguap dan mudah terbakar.
Sebagai senyawa alkohol, metanol bereaksi melalui pemutusan ikatan C-O atau O-H yang
dikarakterisasi dengan penggantian gugus -H atau -OH.
Gambar 2. 2 Flow chart produksi metanol via syngas (Alarifi dkk, 2015)
Deskripsi Proses
Proses produksi metanol diawali dengan desulfurisasi gas alam. Gas alam yang
telah dihilangkan sulfurnya kemudian diumpankan ke dalam steam reformer untuk
menghasilkan syngas. Di dalam steam reformer, terjadi dua reaksi secara bersamaan,
yaitu reaksi pembentukan syngas (2.6) dan reaksi water gas shifting (2.7) sebagai berikut.
CH 4 + H 2 O→ CO+3 H 2 2. 3
CO+ H 2 O →CO 2+ H 2 2. 3
Syngas yang dihasilkan dari reformer kemudian dikompres hingga tekanan 50-100 atm
dan dipanaskan melalui heat exchanger hingga temperatur 200-250C untuk menyiapkan
syngas dalam reaksi sintesis metanol.
Reaksi sintesis metanol dilakukan dengan ICI process dengan menggunakan
sistem reaktor quench pada tekanan rendah. Menurut Alarifi dkk (2015), reaksi dilakukan
dengan menggunakan katalis teraktivasi (Cu−ZnO / Al 2 O3 ) dan beroperasi pada tekanan
10 Mpa dan temperatur 200-300C. Reaksi yang terjadi di dalam reactor quench adalah
sebagai berikut.
CO+ 2 H 2 ⇌ CH 3 OH
CO 2+3 H 2 ⇌CH 3 OH + H 2 O
CO 2+ H 2 ⇌ CO + H 2 O
Efluen dari reaktor didinginkan dengan pertukaran panas dengan aliran fresh syngas,
kemudian pemisahan antara syngas yang tidak bereaksi dengan metanol dilakukan di
dalam vessel bertekanan. Syngas yang tidak bereaksi kemudian diumpankan kembali ke
dalam steam reformer melalui kompresor. Produk pemisahan berupa metanol dan air
kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan.
Crude metanol yang dari reaktor kemudian dimurnikan dengan kolom destilasi.
Untuk mendapatkan metanol kelas A (kemurnian 99,85%), diperlukan dua kolom
destilasi. Kolom pertama beroperasi pada tekanan tinggi dan berfungsi untuk
menghilangkan pengotor berupa syngas dan senyawa hidrokarbon dari campuran metanol
dan air. Syngas yang telah dipisahkan kemudian diumpankan kembali ke dalam steam
reformer melalui kompresor. Campuran metanol dan air yang telah dipisahkan kemudian
diumpankan ke dalam kolom kedua yang berfungsi untuk memisahkan metanol dari air
pada tekanan atmosfer.
2.2 MTBE
2.2.1 Sifat fisik dan kimia MTBE
Metil tersier butil eter (MTBE) merupakan senyawa volatil sintesa yang telah
digunakan sejak tahun 1980 sebagai komponen bahan bakar bensin. MTBE merupakan
senyawa eter yang terdiri dari gugus metil dan butil tersier dengan rumus molekul
C 5 H 12 O . MTBE digunakan sebagai peningkat bilangan oktan karena angka oktan yang
dimiliki oleh MTBE cukup tinggi yaitu 116-118 Research Octane Number (RON)
(Taniguchi & Johnson, 1979), MTBE dalam komposisi RON 115-135 (Hamid &
Ali,1995). Penggunaan MTBE membuat produksi bahan bakar menjadi lebih efektif
dengan menghasilkan keluaran bahan bakar menjadi 2,6-4% tanpa meningkatkan volume
minyak mentah yang diproses (Norieko, 1980). Senyawa aromatik dan kadar olefin
rendah dapat mengurangi nilai campuran bilangan oktan dari MTBE (Unzelman,1989).
3. Pembentukan MTBE
Deskripsi Proses
Aliran umpan dan aliran sisa
Stream 1: metanol – disimpan dalam cairan dalam tekanan reaksi yang
diinginkan
Stream 2: aliran butana campuran – 23%isobutana, 20%1-butana, 57%2-butana
Stream 8: produk MTBE – harus 95 wt% murni
Stream 11: air – lihat daftar utilitas untuk informasi lebih lanjut
Stream 12: butana sisa – kembali ke refinery – mengandung 1-butana dan 2-
butana dengan impurities kurang dari 1%
Stream 16: air buangan – harus disimpan – harus mengandung 99 wt% air
3.2 Saran
Masih banyak metode-metode lain yang dapat digunakan dalam produksi
metanol dan MTBE. Oleh karena itu, diharapkan pembaca mencari tahu lebih dalam lagi
mengenai metode-metode lain yang dapat digunakan untuk sintesis metanol dan MTBE
sehingga dapat membandingkan antara satu metode dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alarifi, A., Alsobhi, S., Elkamel, A., & Croiset, E. 2015. Multiobjective optimization of
methanol synthesis loop from synthesis gas via a multibed adiabatic reactor with
additional interstage CO 2 Quenching. Energy and Fuels, 29(2), 530-537.
Bozzano,G., & Maneti, F. 2016. Efficient Methanol Synthesis Perspectives, Techonolgies
and Optimization Strategies. Prog. Energy Combust. Sci., 56, 71-105.
BPS. 2013. Kebutuhan Metanol di Indonesia. 1-11.
Dalena, F., Senatore, A., Marino, A., Gordano, A., Basile, M., & Basile, A. 2018.
Methanol Production and Applications: An Overview. In Methanol: Science and
Engineering. Elsevier B. V.
Elvers, B. 1991. Ullmann’s encyclopedia of industrial chemistry. Verlag Chemie.
Kementrian Perindustrian. 2014. Profil Industri Petrokimia Hulu. 25.
Othmer, K. 1998. Encyclopedia of Chemical Technology. New York: John Wiley & Sons.