PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang suatu konsep pabrik metanol dari biomassa
2. Memanfaatkan biomassa menjadi energi terbarukan
3. Mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi proses pembuatan metanol
dari biomassa
4. Menentukan aspekaspek yang akan digunakan dalam perancangan dan
produksi pabrik
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup perancangan ini meliputi pembuatan metanol dari biomassa
yaitu menggunakan bahan baku cangkang sawit dengan proses Lurgi pada kondisi
tekanan rendah.
1.4 Analisa Pasar
Kebutuhan metanol meningkat seiring dengan banyaknya jumlah
permintaan produk jadi yang menggunakan metanol sebagai bahan baku. Metanol
terutama digunakan untuk bahan baku industri pembuatan formaldehid, bahan
baku pembuatan Mhetyl Tertier Butyl Ether (MTBE), bahan pembuat asam asetat
dan bahan baku Methyl methacrylate. Metanol masuk dalam rencana
pengembangan Industri Petrokimia Hulu sesuai RIPIN (Rencana Induk
Pengembangan Industri Nasional) 2015-2035 selain etilena, propilena, butadiena,
benzena, toluena, p-xylena, o-Xylena, ammonia, dan asam formiat (Kemenperin,
2015).
Kebutuhan metanol dalam negeri masih dicukupi melalui impor.
Perancangan pabrik metanol ini berorientasi pada pemenuhan kebutuhan metanol
dalam negeri sehingga dapat mengurangi nilai impor.
1.4.1. Produksi Metanol
Berikut ini merupakan data produksi metanol di Indonesia dari tahun
2010-2014 yang disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 1.1 Produksi Metanol di Indonesia
Tahun Produksi Metanol (kg)
2009 684.623
2010 496.222
2011 509.709
2012 456.856
(Sumber: BPS, 2019)
Dari data Tabel 1.1. dapat digunakan untuk mencari data produksi
Metanol di Indonesia dari tahun 2009-2012. Data tersebut dapat dicari dengan
cara berikut ini dan dapat disajikan dalam Gambar 1.1 berikut ini.
Tahap awal pra rancangan pabrik perlu dilakukan studi kelayakan. Studi
tersebut yaitu analisa Gross Profit Margin (GPM). Untuk analisis GPM pabrik
metanol ini dapat diliat pada Tabel 1.4 dan Tabel 1.5
CO + 2H2 → CH3OH
CO2 + 3H2 → CH3OH + H2O
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2. Reaksi Autotermik
ATR beroperasi pada uap rendah hingga mencapai rasio karbon dan
pengembangan desain burner yang baru memastikan operasi yang aman dan
faktor-faktor aliran yang tinggi. Pengukuran alternatif untuk mencapai rasio H 2 /
CO yang lebih rendah adalah dengan cara penambahan oksigen. Autothermic
reforming adalah reforming hidrokarbon ringan dalam campuran uap dan oksigen
dengan adanya katalis. Reaksi oksidasi digunakan untuk menyesuaikan rasio
sintetis. Reaksi yang terjadi dalam reaktor ATR ditunjukkan pada Tabel 3.3.
5. Pemurnian
Campuran antara air dan metanol didistilasi untuk menghasilkan
spesifikasi akhir. Hal ini penting untuk membuat metanol menjadi stabil untuk
menghilangkan komponen yang mudah menguap seperti CO2. Crude methanol
dipisahkan didalam separator. Residual gas dipisahkan dari campuran air dan
metanol, yang mana H2, CO2 dan CO diumpankan kembali kedalam reaktor
sinstesis metanol. Crude methanol yang meninggalkan reaktor mengandung air
dan impurities lainnya. Impurities dalam crude methanol secara umum dipisahkan
B melalui dua tahap. Pertama, semua komponen yang memiliki titik didih lebih
rendah daripada metanol dihilangkan dalam kolom purge gas . Metanol murni
kemudian didistilasi dalam satu atau lebih kolom distilasi. Selanjutnya raw
metanol akan disimpan ke dalam storage tank. (Arthur, 2010).
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
BAB III
DASAR PERANCANGAN
Laporan 1
38
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
3.1 Kapasitas Pabrik
Laju produksi pabrik ditentukan dengan melihat kebutuhan pasar domestik
dan internasional. Setelah mengetahui kebutuhan pasar terhadap Metanol, maka
dapat ditentukan kapasitas produksi pabrik yang akan didirikan. Menurut data dari
www.datacon.com saat ini di Indonesia perusahaan yang memproduksi Metanol
yaitu PT. Kaltim Metanol Industri berkapasitas 330.000 MT per tahun.
Kebutuhan metanol di Indonesia dapat dilihat dari besarnya impor metanol
yang diterima Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2019,
yang ditunjukkan pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa impor metanol semakin
meningkat setiap tahunnya. Dari tada tersebut dapat dilihat kebutuhan yang
mendatang di tahun 2024 adalah 401.912 ton. Dari kebutuhan ini dapat
menentukan kapasitas pabrik yang akan dirancanag yaitu sebesar 400.000 ton.
3.2 Spesifikasi Bahan Baku
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja
dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Pada umumnya yang digunakan
sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau
merupakan limbah setelah diambil produk primernya (Maherjeono, 2005).
Tabel 3.1 Klasifikasi Biomassa yang dapat Digasifikasi
Jenis Biomassa Jumlah Nilai Sifat Proses Fixed
Kalor Bed Gasifier
(kj/kg)
Sekam padi 0,25x gabah 12.800 Sulit digasifikasi
Bonggol jagung 6-8x jagung 14.800 Mudah digasifikasi
Batang singkong 6x singkong 16.350 Agak sulit digasifikasi
Batok kelapa 0,1x buah kelapa Mudah digasifikasi
Sabut kelapa 0,35x buah kelapa Dapat digasifikasi
Tandan sawit 1x produk CPO 15.500 Sulit digasifikasi
Cangkang sawit 0,5x CPO 15.200 Dapat digasifikasi
Limbah kebun Penjarangan, 22.500 Mudah digasifikasi
Laporan 1
39
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
karet peremajaan
Serbuk gergaji Sisa penebangan 22.500 Mudah digasifikasi
Kayu pinus penebangan 16.980 Mudah digasifikasi
Lamtoro-gung penebangan Pohon energy
Dari Tabel 3.1 bahan baku yang dipilih untuk perancangan ini adalah
cangkang kelapa sawit. Hal ini dikarenakan cangkang sawit dapat digasifikasi dan
Riau penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia sehingga bahan baku yang
tersedia cukup banyak (Kementrian Pertanian, 2019).
Berikut disajikan data analisis cangkang kelapa sawit:
Tabel 3.2 Analisis Cangkang Kelapa Sawit
Parameter Perentase Berat Kering (%)
Moisture 4,52
Volatile Metter (VM) 82,86
Fixed Carbon (FC) 11,02
Ash 1,61
Fuel Ratio 0,13
(Sumber: Raharjo, 2012)
3.3 Spesifikasi Produk
Metanol merupakan senyawa alkohol dengan rumus kimia CH 3OH.
Metanol merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer
berbentuk cairan yang mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan
beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan dari pada etanol). Metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai
bahan additif bagi industri etanol. Metanol awalnya digunakan sebagai pelarut dan
sebagai bahan baku untuk sejumlah besar senyawa kimia organik terutama
formaldehid (Othmer, 1995).
Laporan 1
40
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
(padatan, gas)
Temperature autosulutan 464 ºC Titik nyala 11 ºC
Batas batas ledakan 5.5 % Suhu dekomposisi Tidak tersedia
bawah
Batas ledakan atas 36.5 % Tekanan uap 12.8 kPa (@20 ºC
Rapatan uap (udara=1) 1.1 (@ 20 ºC) Gravitasi spesifik 792 kg/m3
(air=1)
Kelarutan air Tidak tersedia Koefisien partisi: n- -0.77 (nilai log)
oktanol/air
Viskositas 0.8 Cp (20 ºC, dinamis) Viskositas, Tidak tersedia
kinematik
Solubilitas (lainnya) Tidak tersedia Kepadatan 0.791- 0.793 at
Laporan 1
41
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
2. Transportasi
Lokasi dekat dengan jalan antar provinsi sehingga memudahkan dalam
transportasi bahan baku maupun pemasaran produk.
3. Daerah pemasaran
Dengan pesatnya pembangunan industri di tempat tersebut maka pasar untuk
penjualan produk cukup baik.
4. Fasilitas utilitas
Wilayah ini cukup dekat dengan sungai besar dan mempunyai sumber air yang
cukup baik. Juga adanya sumber bahan bakar dan energi yang mencukupi bagi
unit utilitas pabrik.
5. Karakteristik lokasi
Daerah itu aman dari banjir dan juga mempunyai struktur tanah yang cukup kuat
bagi pondasi pabrik.
6. Kebijakan pemerintah
Pemberlakuan otonomi daerah memberi iklim yang cukup kondusif bagi investor
untuk menanamkan modalnya bagi peningkatan pemasukan bagi daerah tersebut.
Laporan 1
42
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
Kesadaran mengenai pentingnya K3 harus selalu di gugah, diingatkan,
serta di budidayakan di kalangan para pekerja. Pemahaman dan pelaksanaan K3 di
perusahaan sangat diperlukan, terutam dalam syarat - sayarat kerja. Hal ini
berkaitan dengan masalah perlindugan tenaga kerja terhadap kecelakan kerja,
guna meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, perlu
disosialisasikan pemahaman dan pelaksanaan K3 secara baik dan benar (Sofyan,
2017).
Laporan 1
44
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
DAFTAR PUSTAKA
Laporan 1
45
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa
XX
Sofyan, A, 2017, “Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Bekaert Indonesia Plant Karawang”, Jurnal
Manajemen & Bisnis Kreatif, 23
Suma'mur, P. K, 1996, Hygene Perusahaan dan Keselematan Kerja, cetakan
Kedua. CV. Haji Mas Agung, Jakarta.
Ullman, F., 2015. Encylopedia Of Industrial Chemistry. Jhon willey & Sons. New
York
Wynn, Nicholas et al. 2014. Process For Production Of Methanol Including Two
Membrans Separation Steps. United States Patent. 8.633.926.B2
Laporan 1
46
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian