Anda di halaman 1dari 71

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik


Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan
kualitas maupun kuantitas pada bidang industri kimia, sehingga kebutuhan akan
bahan baku, bahan penunjang maupun tenaga kerja semakin meningkat pula.
Seiring perkembangan industri kimia di Indonesia, mengakibatkan kebutuhan
metanol (CH3) yang merupakan bahan baku serta bahan penunjang industri kimia
mengalami peningkatan. Namun Indonesia masih mengimpor bahan baku atau
produk industri kimia dari negara lain.
Metanol atau metil alkohol dengan rumus kimia CH 3OH merupakan
senyawa alkohol yang paling sederhana. Metanol adalah cairan tidak berwarna
pada suhu kamar dengan bau khas yang ringan. Nama lain dari metanol adalah
metil alkohol, wood alcohol karena diperoleh dari dengan mendistilasi kayu.
Namun saat ini metanol sering disebut dengan metanol sintesis karena diproduksi
gas sintesis dari campuran hidrogen dan karbon dioksida yang dihasilkan dari
berbagai sumber. Metanol seraca tradisional telah digunakan sebagai pelarut dan
sebagai bahan kimia (terutama formaldehida). Pada tahun 1990, permintaan
metanol sebagai bahan baku pembuatan Metil Tert Butyl Eter (MTBE) semakin
meningkat sebagai bahan bakar motor. Sehingga metanol menjadi bahan kimia
yang diproduksi dan di perdagangkan secara global diseluruh dunia (Krik dan
Othmer, 1995).
Indonesia merupakan salah satu penghasil bahan bakar terbesar sehingga
industri metanol mempunyai prospek dan nilai ekonomi yang sangat
menguntungkan jika dikembangkan di Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki
pabrik metanol yang terletak di Kalimantan, yaitu Bontang. Pabrik metanol yang
hanya satu-satunya di Indonesia tidak memenuhi kebutuhan metanol dalam
negeri, seperti yang bisa dilihat pada Tabel 1.1 Produksi metanol hingga tahun
2012 mengalami penurunan produksi.
2

Tabel 1.1 Produksi Metanol di Indonesi


Tahun Produksi (Ton)
2009 684.623
2010 496.222
2011 509.709
2012 456.856
(Sumber: Kementerian Perindustrian, 2014)
Pabrik metanol yang terletak di Kalimantan tersebut menggunakan bahan
baku gas alam yang dihasilkan perusahaan Badak LNG (Liquefied Natural Gas),
sebagian besarnya di ekspor keluar negeri, sehingga untuk kebutuhan domestik
Indonesia harus mengimpor metanol.
Indonesia kaya akan cadangan gas alam dan sejauh ini pemanfaatannya
belum optimal. Adapun sumber-sumber gas alam tersebut terletak di daerah Aceh,
Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur,
Kalimantan, Natuna, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Data Kementrian ESDM
(Energi dan Sumber Daya Mineral) tahun 2017 menyebutkan, Indonesia masih
memiliki cadangan gas bumi yang sudah proven 100,37 TSCF (Triliun Standart
Cubic Feet). Cadangan gas bumi terbesar di Indonesia saat ini berada di Natuna
sebanyak 47,13 TSCF dan di Papua 14,79 TSCF. Data tersebut memberikan
gambaran bahwa gas alam sebagai bahan baku pabrik metanol masih sangat layak.
Oleh karena itu, Indonesia masih membutuhkan pabrik penghasil metanol
yang mampu memenuhi kebutuhan domestik, sehingga akan mengurangi
pengeluaran Negara dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industri
dan ekonomi dalam negeri. Berdasarkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
pada sepuluh tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat kapasitasnya setiap
tahun yaitu kebutuhan pasar, ketersediaan bahan baku dan kapasitas pabrik
metanol yang sudah ada, pada pra-rancangan pabrik metanol dari gas alam ini
direncanakan sebesar 164.000 ton/tahun. yang direncanakan beroperasi pada
tahun 2023 dengan waktu operasi selama 300 hari dalam 1 tahun, dan akan
didirikan di kawasan industri Dumai tepatnya di kecamatan Sungai Sembilan
kelurahan Lubuk Gaung. Pemilihan kapasitas yang dipilih diharapkan dapat
menambah kapasitas metanol yang telah berdiri juga dapat mengurangi impor
metanol dari luar negeri.
3

1.2 Metanol
Metanol adalah senyawa alkohol dengan satu rantai karbon. Rumus kimia
CH3OH, dengan berat molekul 32. Titik didih 640-650oC (tergantung kemurnian),
dan berat jenis 0,7920-0,7930 (juga tergantung kemurnian). Secara fisik metanol
merupakan cairan bening, berbau seperti alkohol, dapat bercampur dengan air,
etanol, chloroform dalam perbandingan berapapun, higroskopis, mudah menguap
dan mudah terbakar dengan api yang berwarna biru (kalau siang tidak kelihatan)
(Spencer, 1988).
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol
paling sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan,
mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang
khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Metanol digunakan sebagai bahan
pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan aditif bagi etanol
industri.
Metanol adalah salah satu bahan kimia industri yang penting. Sebagai
bahan kimia industri, metanol telah digunakan secara luas untuk produksi
berbagai bahan kimia yang lain. Sekitar sepertiga dari produksi metanol
digunakan untuk membuat formaldehida dan selebihnya digunakan untuk
pembuatan MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Eter), asam asetat, pelarut, metaklirat,
bahan bakar, dan lain-lain. Sementara itu, formaldehida yang ditemukan oleh
Butlerov pada tahun 1859 adalah suatu senyawa yang dapat bereaksi dengan
hampir semua senyawa kimia baik organik maupun anorganik. Penggunaan
terbesar formaldehida adalah sebagai bahan dasar pembuatan resin-resin
formaldehida seperti urea formaldehida, melamin formaldehida, dan fenol
formaldehida (Kirk, R.E. and Othmer, 1994).

1.3 Gas Alam


Gas alam atau sering juga disebut gas bumi merupakan bahan bakar yang
sangat sederhana. Sekitar 90% dari gas alam adalah metana (CH 4), yang hanya
satu atom karbon dengan empat atom hidrogen melekat, dengan sisanya terdiri
4

dari etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10) dan komponen-komponen lain
serta komponen pengotor seperti Air, H2S, CO2 dan lain-lain dengan jenis dan
jumlahnya yang bervariasi sesuai dengan sumber gas alam.
Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga
tambang batu bara. Adapun sumber-sumber gas alam di Indonesia terletak di
daerah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa
Timur, Kalimantan, Natuna, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Cadangan gas bumi
terbesar di Indonesia saat ini berada di Natuna. Adapun komponen yang
terkandung di dalam gas alam Natuna dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Komposisi Gas Alam Natuna
Komponen Gas Alam Komposisi
CO2 71,22%
H2S 1,43%
CH4 18%
C2H6 0,14%
C3H8 0,02%
C4H10 0,01%

Menurut Engler (2001), secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi
atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan
berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk
kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
2. Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene,
LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE=
poly ethylene, PVC = poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya
untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang,
pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural
Gas (LNG).
5

BAB II
DESKRIPSI PROSES

Teknologi proses pembuatan metanol dari gas alam terdiri dari 8 teknologi,
yaitu proses tekanan tinggi BASF, proses ICI, proses Haldor Topsoe, proses
Kvainer, proses Krupp Uhde’s, proses Lurgi, proses LPM, dan proses Metanol
Fasa Cair. Berdasarkan perbandingan masing-masing proses, dapat disimpulkan
bahwa proses yang akan digunakan adalah proses Lurgi, dikarenakan hasil
kemurnian metanol yang akan didapatkan tinggi dan desain masing-masing alat
tidak rumit. Adapun alur proses yang digunakan adalah sebagai berikut.

2.1 Proses Persiapan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan berupa gas alam. Gas alam ini akan dibeli
dari PT di Kepulauan Natuna.. Pemilihan bahan baku ini berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu banyaknya cadangan gas alam di Kepulauan Natuna sehingga
kontinuitasnya terjamin dan bahan baku gas alam ini mudah didapat dan harganya
relatif murah. Cadangan gas alam di Natuna sebesar 50,27 TSCF yang memiliki
karakteristik kandungan CO2 yang tinggi sebesar 71%.

2.2 Proses Pre-treatment Gas Alam


Gas alam dengan suhu 25oC masuk ke dalam unit absorbsi, dimana unit ini
berfungsi untuk memisahkan CO2 dan H2S dari kandungan gas alam. Dalam unit
absorber terjadi proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Pelarut yang digunakan yaitu MEA (Methyletanolamine). Gas CO2 dan
H2S yang sudah terpisah dari kandungan gas alam yang lain diumpankan ke dalam
unit stripper beserta sisa dari pelarut MEA yang ikut masuk ke dalam unit stripper.
Di dalam unit stripper gas CO2 dan H2S dipisahkan dari pelarut MEA yang ikut
masuk ke dalam unit stripper. Kemudian pelarut MEA yang sudah terpisah akan
diumpankan kembali ke dalam unit absorber, sedangkan CO2 dan H2S akan
dibuang dan dijual.
6

Kandungan gas alam lain yang sudah terpisah diunit absorber akan
diumpankan masuk kedalam unit reformer untuk menghasilkan gas sintesis.
Sebelum masuk kedalam unit reformer, gas dialirkan ke dalam saturator dimana
fungsi saturator untuk meningkatkan efesiensi dalam penggunaan energi dari
sumber panas. Sebelum masuk ke dalam unit reformer, gas terlebih dahulu
dipanaskan ke dalam fire heater hingga mencapai suhu 400-500°C.

2.2 Proses Sintesis Gas


a. Proses Pre-Reforming
Pre-reformer berupa reaktor fixed bed yang berisi katalis dengan kadar
nikel tinggi 32–40 %wt. Tekanan operasi pada pre-reformer adalah 36 bar dan
temperatur operasinya adalah 400-500°C. Umpan campuran steam dan gas alam
masuk dari atas reaktor dan akan direformasi dengan katalis menjadi gas yang
mengandung CH4, H2, CO2, sedikit CO dan steam proses yang tidak
terkonversi. Pre-reformed gas meninggalkan pre-reformer pada temperatur
448°C dan tekanan 35,27 bar.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Reaksi Utama:
CnH2n+2 + nH2O↔ nCO + (2n+1)H2

2. Reaksi Pembentukan Metana:


CO + 3H 2 ↔ CH4 + H2O

CO2 + 4H2 ↔ CH4 + 2H2O

Dengan adanya pre-reformer dapat menurunkan rasio steam/carbon


sehingga dapat menghemat penggunaan steam yang berarti dapat menghemat
biaya produksi (Lee. S, 1990).

b. Proses Autothermal Reforming


Gas hasil dari pre-reformer mengalir kedalam Autothermal reformer
dimana reaksi utama berlangsung. Panas yang diperlukan dalam reaksi
endotermik dalam ATR disuplai dengan cara membakar gas hasil pre-reformer
dengan oksigen murni dalam burner yang beralokasi diatas ATR. Campuran
7

oksigen dan steam dimasukkan setelah steam, reformed gas dan gas alam masuk
bagian atas autothermal reformer untuk mendapatkan gas sintesis dengan rasio
stoikiometrik yang optimum untuk makeup gas pada metanol sintesis. Natural gas
sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu menggunakan fire heater sehingga
mencapai suhu 778°C.
Fungsi autothermal reformer adalah untuk menuntaskan reformasi sisa
metana yang belum terkonversi. Tekanan umpan masuk autothermal reformer
sebesar 29,6 bar dan temperaturnya sebesar 778°C. Reaksi kimia yang terjadi
meliputi:
1. Pembakaran methana :
CH4 + 1/2O2 → CO + 2H 2O

2. Oksidasi parsial methana :


CH4 + O2 → CO + H2 + H2O

3. Pemecahan methana:
CH4 + H2O ↔ CO+ 3H2

4. Reaksi water-gas shift:


CO + H2O ↔ CO2 + H2

Dua reaksi pertama terjadi di non-catalytic pre combustion zone yang


terletak dibagian reaktor sebelah atas catalytic zone. Sedangkan reaksi katalitik
utama terjadi di catalytic zone. Komposisi gas keluaran ditentukan oleh
kesetimbangan reaksi water-gas shift yang eksotermis. Temperatur outlet reaktor
dipilih untuk menyediakan kualitas gas sintesis yang diinginkan dan dikendalikan
dengan injeksi oksigen yang dibutuhkan untuk menjaga kesetimbangan panas
antara reaksi endotermis dan eksotermis.
Gas produk yang keluar reaktor berupa syngas yang mengandung H2, CO,
CO2, H2O dan inert. Untuk mencapai keadaan optimum, gas keluaran dari
reaktor harus memiliki nilai Stoichiometric Number (SN) = 2,02 - 2,05. Gas yang
keluar dari autothermal reformer memiliki temperatur sekitar 968°C. HP
(High Pressure) dan yang dihasilkan digunakan dalam pembuatan oksigen.
8

Gas produk kemudian didinginkan dengan sea cooling water di dalam


cooler kemudian dimasukkan kedalam separator untuk dipisahkan antara gas
dengan liquid yang terkandung di dalamnya. Liquid tersebut terkondensasi dan
dipisahkan menjadi process condensate yang kemudian dialirkan menuju
distillation coloumn untuk selanjutnya dikirim ke unit Water Treatment (Lee. S,
1990).

2.4 Proses Sintesis Metanol


Proses sintesis metanol merupakan proses yang mengkonversi gas sintesis
menjadi rawmetanol. Syngas (make up gas) yang berasal dari unit reforming
setelah dipisahkan kondensatnya di separator lalu dinaikkan tekanannya dari 26
bar menjadi 83,7 bar dengan kompresor. Recycle gas dari separator juga
dinaikkan tekanannya dari 80,1 bar menjadi 83,6 bar dengan kompresor.
Kompresor ini digerakkan oleh turbin. Turbin ini mempunyai sistem ekstraksi-
kondensasi yang berarti sebagian steam yang digunakan sebagai penggerak turbin
ada yang diturunkan tekanannya menjadi steam process 45 bar dan sebagian lagi
berubah menjadi kondensat.
Syngas (Make up gas) kemudian dicampur dengan recycle gas di dalam
interchanger pada bagian shell side. Kedua aliran masuk shell pada lokasi yang
berbeda. Interchanger berfungsi untuk memanaskan gas yang akan masuk ke
dalam reaktor dengan memanfaatkan panas sensible dari outlet reaktor. Gas yang
akan masuk kedalam reaktor dipanaskan hingga mencapai temperaturinlet reaktor
metanol sebesar 216,5°C.
Reaksi sintesis metanol berlangsung pada tekanan sekitar 80 bar dan
temperatur reaksi sebesar 250°C. Katalis yang digunakan adalah Cu dan Zn.
Terdapat dua buah reaktor sintesis yang bekerja secara paralel. Masing–masing
reaktor dilengkapi dengan start-up ejector. Tipe reaktor adalah vertical shell and
tube HE dengan straight tube sheet dan fixed tube sheet. Reaksi utama yang
terjadi adalah sebagai berikut:
CO + 2H2 ↔ CH3OH

CO2 + 3H2 ↔ CH 3OH + H2O


9

Kedua reaksi di atas adalah reaksi eksotermis sehingga menghasilkan


panas. Panas tersebut harus cepat dipindahkan untuk melindungi katalis dan
mencegah reaksi samping yang tidak diinginkan. Penghilangan panas tersebut
dilakukan dengan cara mensirkulasikan BFW (Boiling Feed Water). BFW
kemudian masuk ke dalam steam drum. Dari steam drum kemudian BFW
dialirkan melalui bagian bawah reaktor dan masuk pada bagian shell dari reaktor.
Semua tube katalis terendam dalam BFW sehingga temperatur gas keluaran
reaktor diturunkan ke temperature boiling water untuk mencegah overheating
katalis. Sistem ini memberikan kontrol suhu direaktor dan memanfaatkan panas
reaksi untuk membangkitkan steam. Steam yang dihasilkan melewati steam drum
dan kemudian dipanaskandi dalam steam super heater pada sistem flue gas waste
heat recovery diunit Reforming.
Gas yang keluar dari reaktor synthesis memiliki temperatur 252°C
kemudian dimanfaatkan untuk memanaskan makeup gas dan recycle gas di dalam
interchanger. Selanjutnya campuran tersebut didinginkan didalam BFW
preheater dan final cooler. Produk keluaran dari final cooler dengan temperatur
39,1°C kemudian masuk kedalam metanol separator untuk dipisahkan antara
recycle gas, purge gas dan raw metanol. Fraksi gas yang keluar akan terbagi
menjadi beberapa aliran. Sebagian besar gas akan dialirkan ke recycle gas
compressor dan sisanya digunakan menjadi purge gas. Purge gas digunakan
untuk injeksi diunit reforming sebagai fuel di reformer dan sebagian lagi dibakar
di flare. Sebagian purge gas yang masih belum terbentuk dari separator kemudian
dipisahkan kembali dengan menggunakan pressure swing absortion dan
didapatkan fuel gas yang digunakan untuk pembakaran di fire heater. Fase cairan
yang keluar dari separator akan diproses sebagai raw metanol di unit distilasi
untuk menghasilkan metanol murni (Lee. S, 1990).

2.5 Proses Distilasi


Raw metanol dari unit sintesis metanol masih mengandung impuritis
seperti TMA, higher alcohol, dimethyl ether, methyl formiate, keton, air, gas
terlarut dan berbagai hasil samping lainnya. Karena produk yang akan dijual
10

adalah metanol grade AA yang mempunyai kemurnian lebih dari 99,85% maka
produk dari unit sintesis metanol harus dimurnikan di unit destilasi.
Proses pemisahan pada unit ini bergantung pada relative volatility
dari komponen umpan. Komponen yang lebih volatil (low boilers) cenderung
untuk membentuk fase uap sedangkan komponen yang kurang volatil (high
boilers) akan cenderung membentuk fase liquid. Hasilnya uap akan ke atas saling
berkontak dengan liquid di setiap tray sehingga uap akan lebih kaya pekat
dengan low boiler dan liquid akan lebih kaya dengan high boiler. Liquid yang
mencapai dasar kolom akan diuapkan sebagian di reboiler untuk menyediakan
uap yang akan kembali naik ke puncak kolom. Sedangkan sebagian lainnya akan
diambil sebagai produk. Uap yang mencapai puncak kolom akan
dikondensasidan didinginkan menjadi liquid oleh overhead condenser.
Semua liquid ini akan dikembalikan kekolom sebagai refluks untuk
menyediakan over flow liquid (Lee. S, 1990).
11

BAB III

NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

Neraca massa dan neraca energi suatu sistem proses dalam industri
merupakan perhitungan kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang
keluar, yang terakumulasi (tersimpan), dan yang terbuang dalam sistem itu.
Perhitungan neraca massa dan neraca energi pada pra-rancangan pabrik metanol
dari gas alam ini bertujuan untuk menentukan komposisi zat dalam aliran,
sedangkan neraca energi bertujuan untuk menentukan beban panas yang harus
ditambahkan atau dilepaskan dari sistem proses hingga diperoleh tujuan produksi
yang diharapkan.

3.1 Neraca Massa


Neraca massa merupakan dasar (basis) dalam perancangan proses sebuah
pabrik. Dari neraca massa dapat diketahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan
dan produk yang dihasilkan. Selain itu, neraca massa juga merupakan hal yang
sangat beguna untuk mempelajari operasi pabrik, memeriksa rancangan pabrik,
memeriksa instrumen kalibrasi dan mengetahui sumber lokasi material yang
hilang (Coulson, 1999).
Detail formula neraca massa dalam spesies kimia dan unsur-unsur dalam
kasus bereaksi dan tidak bereaksi. Menggunakan analisis aljabar dalam
menyelesaikan masalah persamaan neraca massa termasuk perkalian. Menghitung
neraca overall dalam perhitungan proses dan derajat kebebasan untuk menghitung
per unit atau keseluruhan dapat diselesaikan. Dapat dihitung manual maupun
dengan menggunakan komputer. Perhitungan manual akan terdapat variabel aliran
yang tidak diketahui sebagai hasil perhitungan. Proses ini adalah hasil yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu atau lebih persamaan non linier untuk
menghitung nilai variabel (Reklaitis, 1983).
Secara umum, neraca massa dibedakan atas dua jenis yaitu neraca massa
physic dan neraca massa kimia (Coulson, 1999). Pada neraca massa physic, di
12

dalam sistem tidak terjadi reaksi antara komponen di dalam sistem tersebut.
Sedangkan pada neraca massa kimia, terjadi reaksi komponen di dalam sistem.
a. Neraca massa di dalam sistem yang tidak bereaksi
Input = Output

N= ∑Nj
j

F= ∑ Fj
j

Untuk komposisi masing – masing aliran:


s

∑ w j =1
j=1

∑ x j =1
j=1

Jika masing – masing berat molekul untuk setiap jenis komponen diketahui
didalam aliran, maka
s s
wjF
N= ∑
j=1
( )
Mj
=F ∑ (w j =M j)
j=1

s
w
xj = (wjF/Mj)/N = (wj/Mj)/ ∑ ( Mj )
j=1 j

Fj N
w j= atau x j= j
F N
Dimana :

N = laju alir dalam mol


F = laju alir dalam massa
Nj = laju alir komponen j perwaktu dalam mol
Fj = laju alir komponen j perwaktu dalam massa
w = fraksi massa
x = fraksi mol
wj = Fraksi massa komponen j
xj = fraksi mol komponen j
Mj = berat molekul komponen j

b. Neraca massa di dalam sistem yang bereaksi


Input = output
¿ out
N s =N s
13

Rs =N out ¿
s −N s

out ¿
F −F s
Rs = s
Ms
Rs
r=
σs
Dimana:
N ¿s = laju alir masuk senyawa s
out
Ns = laju alir keluar senyawa s
Rs = Perubahan laju alir keluar dan masuk
rs = laju alir reaksi
s = koefisien reaksi

3.2 Neraca Energi


Neraca energi merupakan reaksi kimia yang bersifat eksotermis
(menghasilkan panas), sehingga energI yang dihasilkan disebut sebgai energi yang
terbangkitkan sistem. Energi tidak statis tapi berubah, bahkan pada keadaan
steady state sebuah objek mengabsorbsi energi dari lingkungannya dan pada saat
yang sama melepas energi ke lingkungan dengan laju yang sama. Perhitungan
neraca energi melihat berbagai bentuk energi didalam sebuah sistem.
Jika energi yang diserap tidak sama dengan yang dilepaskan, maka :
a. Kondisi menjadi unsteady state

b. Energi molekuler pada beberapa bagian sistem meningkat

c. Terbentuk komponen baru

Audit energi penting untuk :


a. Mengidentifikasi efektivitas dari pengukuran konservasi energi

b. Mendisain sistem proses pengolahan pada proses pemanasan dan


pendingan: apakah fluida sudah sesuai untuk proses pindah panas dan
peralatan yang digunakan kapasitasnya cukup.
14

Prinsip umum neraca massa didasarkan pada Hukum I Termodinamika


(Hukum konservasi energi).
Energi masuk = Energi keluar + Akumulasi
Pada kondisi steady state akumulasi sama dengan 0. Jika pada sistem hanya
terdapat 2 komponen dari perubahan energi, maka neraca energinya dapat ditulis :
Energi yang diperoleh oleh komponen 1 = energi yang hilang dari komponen 2.
1. Neraca Energi di dalam sistem yang tidak bereaksi
s
dQ dW ´
− =∑ ⌈ ∑ F sj ^
H s ( T j )− ∑ F ks ^
H s (T k) ⌉
dt dt s=1 outlet inlet
streams j streamsk

s T
Q=∑ N s ∫ Cps dT
s=1 T ref

2. Neraca Energi di dalam sistem yang bereaksi


Single Reaction
T
dQ
=r ∆ H R ( Tref ) + ∑ N out
s ∫ Cp s dT
dt s T ref

0 0
∆ H R (Tstandar )=∆ H f out −∆ H f ∈¿

Tref
∆ H R (Tref ) = ∆ H R (Tstandar )+ ∑ σ s ∫ Cp dT
Tstandar

Multiple Reaction
T
dQ
=r 1 ∆ H R ( Tref )+ r 2 ∆ H R ( Tref )−∑ N ¿s ∫ Cps dT
dt 1
s T
2
ref

a. Perhitungan panas yang masuk dan keluar


T
Q=H = ∫ n .Cp . dT (Smith,1987)
T ref =25 C
0

b. Persamaan untuk menghitung kapasitas panas


Cp = a + bT + cT2 + dT3 (Reklaitis,1983)
c. Jika Cp adalah fungsi dari temperatur maka persamaan menjadi :
15
T2 T2

∫ Cp dT =∫ ( a+ bT + c T 2+ d T 3 ) dt (Reklaitis,1983)
T1 T1

T2
b c d
∫ CpdTa ( T 2−T 1) + 2 (T 22−T 21 )+ 3 ( T 32−T 31 )+ 4 (T 42 −T 41 )
T1

d. Untuk sistem yang melibatkan perubahan fasa persamaan digunakan


adalah :
T2 T2 T2

∫ CpdT =∫ Cpl dT +∆ H n+∫ Cp v dT (Reklaitis,1983)


T1 T1 T1

e. Perhitungan energi untuk sistem yang melibatkan reaksi :


T2 T2
dQ
=r ∆ H r ( T )+ N ∫ Cp dT out −N ∫ Cp dT out (Reklaitis,1983)
dt T 1 T 1

3.3 Penyusunan Neraca Massa dan Neraca Energi


3.3.1 Neraca Massa
1. Neraca Massa Unit O2
Jumlah oksigen = 15089,48 kg/jam
Tabel A.1 Komposisi Penyusun Udara (bahan baku)
Komponen %mol Mr Massa Kg %massa
O2 20,95 32 670,4 0,233161523
Ar 0,04 40 1,6 0,000556471
N2 78,09 28 2186,52 0,760459924
H2O 0,93 18 16,74 0,005822082

Tabel A.2 Neraca Massa pada O2 Plant


Kompone
n % F1 F1 F4 F12 F14 F 13
O2 0,23316 15089,4 15089,4 0 15089,4 0
Ar 0,00055 36,013 36,013 0 0 36,013
N2 0,76045 49214,5 49214,5 49214,5 0 0
H2O 0,00582 376,78 0 0 0 0
64716,8 376,786 49214,5 15089,4 36,013

2. Absorpsi (T-103)
16

Berfungsi sebagai tempat penyerapan gas CO2 dan H2S menggunakan


absorben MEA.
CH4
C2H4
CH4 C3H8
C2H4 17 C4H10
C3H8
C4H10 16
CO2
H2S T- 103 CO2
MEA 18 H 2S
MEA
Komponen F in 16 F out 17 F out 18
CH4 13900,03008 13900,03008 0
C2H6 135,4768015 135,4768015 0
C3H8 28,81638115 28,81638115 0
C4H10 19,0552531 19,0552531 0
CO2 100434,1528 0 100434,1528
H2S 1569,910933 0 1569,910933
MEA 237472,8002 0 237472,8002
Total 353560,242 14083,37851 339476,8639
353560,242

3. Stripper (T-104)
Berfungsi untuk memisahkan CO2 dan H2S serta meregenasi MEA.

CO2
22 H2S

19
T-104
CO2
H 2S
MEA MEA
24

Komponen F in 19 F out 22 F out 24


CO2 100434,1528 100434,1528 0
H2S 1569,910933 1569,910933 0
MEA 237472,8002 0 237472,8002
Total 339476,8639 102004,0637 237472,8002
339476,8639
17

4. Saturator (V-102)
Berfungsi untuk menjenuhkan komponen sebelum diumpankan ke unit
pre-reforming.

31
30
V-102
CH4 CH4
C2H4 C2H4
C3H8 C3H8
C4H10 C4H10

Komponen F in30 F out 31


CH4 13900,03008 13900,03008
C2H6 135,4768015 135,4768015
C3H8 28,81638115 28,81638115
C4H10 19,0552531 19,0552531
Total 14083,37851 14083,37851

5. Mixing (MX-101)
Berfungsi untuk mengontakkan gas alam dengan steam.

32
H2O

31 35
MX-101
CH4 CH4
C2H4 C2H4
C3H8 C3H8
C4H10 C4H10
H2O

Komponen F in 31 F in 32 F out 35
CH4 13900,03008 0 13900,03008
C2H6 135,4768015 0 135,4768015
C3H8 28,81638115 0 28,81638115
C4H10 19,0552531 0 19,0552531
H2O 0 17646,22281 17646,22281
18

Total 14083,37851 17646,22281 31729,60132


31729,60132

6. Pre-Reforming (R-101)
Berfungsi untuk menghilangkan gas hidrokarbon berat dan membentuk
syngas.

36 37
R-101
CH4 CH4
C2H6 H2O
C3H8 H2
C4H10 CO2
H2O

Komponen Fin 36 Nin 36 Fout 38


CH4 13900,03008 866,423367 13998,53554
C2H6 135,4768015 4,505380828 0
C3H8 28,81638115 0,653432679 0
C4H10 19,0552531 0,327843592 0
CO2 0 0 270,3245719
H2 0 0 35,83157794
H2O 17646,22281 979,529437 17424,91414
Total 31729,60132 1851,439461 31729,60583

7. Autothermal-Reforming (R-102)
Berfungsi untuk pembentukan syngas
O2
15
CH4
38 H2O
CH4 R-102 H2
39
H2O CO2
H2 O2
CO2 CO

Komponen Fin 38 Fin 15 F out 39


CH4 13998,53554 0 209,978033
19

CO2 270,3245719 0 270,3245719


CO 0 0 24073,89489
O2 0 13620,83228 1056,703806
H2 35,83157794 0 3650,757272
H2O 17424,91414 0 27886,59832
Total 31729,60583 13620,83228 57148,25689

8. Separator (SE-102)
Berfungsi untuk memisahkan metanol, air, dan syngas yang belum
bereaksi.
CH4
H2
CO2
CH4
CO
H 2O
O2
H2
CO2 SE-102
O2
CO
H 2O

Komponen Fin 39 Fout 45 F out 44


CH4 209,978033 209,978033 0
CO2 270,3245719 270,3245719 0
CO 24073,89489 24073,89489 0
H2 3650,757272 3650,757272 0
H2O 27886,59832 0 27886,59832
O2 1056,703806 1056,703806 0
Total 57148,25689 29261,65857 27886,59832
57148,25689

9. Sintesis Metanol
Reaktor 1 (R-103)
Berfungsi sebagai tempat pembentukan metanol dengan konversi 40%.

R-103
H2 H2
CO2 CO2
CO CO
H2O H2O
CH3OH
20

Komponen Fin 44 Fout 46


CH4 209,978033 209,978033
CO2 270,3245719 162,1947431
CO 24073,89489 14444,33693
H2 3650,757272 2249,736424
H2O 0 44,2617329
O2 1056,703806 1056,703806
CH3OH 0 11094,44444
Total 29261,65857 29261,65611

Reaktor 2 (R-104)
Berfungsi sebagai tempat pembentukan metanol dengan konversi 70%.

R-104
H2 H2
CO2 CO2
CO CO
H2O H2O
CH3OH CH3OH

Komponen Fin 46 Fout 49


CH4 209,978033 209,978033
CO2 162,1947431 48,65842294
CO 14444,33693 4333,30108
H2 2249,736424 778,6645349
H2O 44,2617329 90,73655245
O2 1056,703806 1056,703806
CH3OH 11094,44444 22743,6111
Total 29261,65611 29261,65353

10. Separator (SE-103)


Pada unit proses ini dilakukan pemisahan antara produk metanol, pengotor
dan syngas yang tidak habis bereaksi.

SE-103
H2 CO2
CO2 CO
CO H2O
H2O CH3OH
CH3OH
21

Komponen Fin 53 Fout 54 Fout 55


CH4 209,978033 209,978033 0
CO2 48,65842294 48,65842294 0
CO 4333,30108 154,552109 4178,748971
H2 778,6645349 778,6645349 0
H2O 90,73655245 0 90,73655245
O2 1056,703806 176,5568863 880,1469201
CH3OH 22743,6111 0 22743,6111
Total 29261,65611 1368,409986 27893,24355
29261,65611

11. Pressure Swing Absorption (T-105)


Berfungsi untuk memurnikan gas H2.
H2

T-105
CO2
CO
H2O
CO2
CH3OH
CO

Komponen Fin 56 Fout 57 Recycle Fout 58 to off gas


CH4 209,978033 0 209,978033
CO2 48,65842294 0 48,65842294
CO 154,552109 0 154,552109
H2 778,6645349 778,6645349 0
H2O 0 0 0
O2 176,5568863 0 176,5568863
CH3OH 0 0 0
Total 1368,409986 778,6645349 589,7454512
1368,409986

12. Distilasi (T-106)


22

Kolom distilasi pertama berfungsi memisahkan gas CO dan O 2 dengan


kondensat H2O dan CH3OH.

CO

T-106
CO
H 2O
H2O
CH3OH
CH3OH

Komponen Fin 55 Fout 59 Fout 62


CO 4178,748971 4178,748971 0
H2 0 0 0
H2O 90,73655245 0 90,73655245
O2 880,1469201 880,1469201 0
CH3OH 22743,6111 0 22743,6111
Total 27893,24355 5058,895891 22834,34766
27893,24355

13. Distilasi (T-107)


Diharapkan pada hasil puncak akan diperoleh metanol dengan kemurnian
98,50 wt%.
CH3OH

T-107
H2O
CH3OH
H2O

Komponen Fin 51 Fout 64 Fout 67


H2O 90,73655245 1,361048287 89,37550417
CH3OH 22743,6111 23089,96051
23

Total 22834,34766 23091,32156 89,37550417

14. Distilasi (T-108)


Diharapkan pada hasil puncak akan diperoleh metanol dengan kemurnian
99,85 wt%.

CH3OH

T-108
H2O
CH3OH
H2O

Komponen Fin 69 Fout 70 Fout 75


H2O 90,73655245 0,136104829 90,60044762
CH3OH 23089,96051 23089,96051 0
Total 23180,69706 23090,09662 90,60044762
23180,69706

3.3.1 Neraca Energi


1. Perhitungan Neraca Energi Unit O2
A. Cooler (E-101)
Komponen A B C D E
O2 6.99E+00 5.58E-04 1.40E-06 -1.09E-09 2.30E-13
Ar 4.96E+00 0 0 0 0
N2 6.95E+00 6.61E-05 5.69E-07 3.23E-11 -9.68E-14
H2O 7.99E+00 4.63E-04 1.40E-06 -6.58E-10 9.80E-14
(Sumber :G.V. Reklaitis)

Panas Aliran Masuk Cooler (E-101)


Tin = 400C = 313,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K

Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)


24

O2 15089.48 471.5463 1.313e+10 51337.12


Ar 36.01308 0.900327 288.34329 67.03835
N2 49214.57 1757.663 609.50776 185095.5
H2O 376.7868 20.9326 490.67778 2587.113
Total 64716.85 2251.042 1.313e+10 3.42e+13

Panas Aliran Keluar Cooler (E-101)


Tin = 120C = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Aliran Panas Masuk Aliran Panas Keluar


∆H in 3.42E+13 ∆H out -206978
∆Hsteam in -581552 ∆Hsteam out -135487
Total -342466 -342466

B. Separator (SE-101)
Panas Aliran Masuk Separator (SE-101)
Tin = 120C = 285,15 K
Tout = 12oC = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Aliran Keluaran Atas Separator (SE-101)


25

Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)


O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Aliran Keluaran Bawah Separator (SE-101)


Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
H2O 376,7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 376,7868 20.9326 -106.907 -2237.84

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in -206978 ∆H out -206978
∆Hsteam in 0 ∆Hsteam out 0
Total -206978 -206978

C. Distilasi (T-101)
Panas Aliran Masuk Distilasi (T-101)
Tin = 120C = 285,15 K
Tout = 12oC = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam Cpdt ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Aliran Keluar (Up)


Komponen kg/jam kmol/jam CPdT ∆H (Kj/jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Aliran Keluar (Bottom)


26

Komponen kg/jam kmol/jam CPdT ∆H (Kj/jam)


H2O 376,7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 376,7868 20.9326 -356.781 -206978

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in -206978 ∆H out -206978
∆Hsteam in 0 ∆Hsteam out 0
Total -206978 -206978

2. Perhitungan Neraca Energi Unit Absorber (T-103)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 306 K
Tref = 298 K

Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -1,58E+12 -1,52E+15 -6,37E+15
C2H6 5,01420567 -4,06E+12 -2,03E+13 -8,51E+13
C3H8 0,72718553 -6,44E+12 -4,68E+12 -1,96E+13
C4H10 0,3647919 -8,72E+12 -3,18E+12 -1,33E+13
CO2 2534,4703 2522213,78 6,39E+09 2,67E+10
H2S 51,2689662 3599360,149 1,85E+08 7,72E+08
MEA 8239,907919 -29747705,71 -2,45E+11 -1,03E+12
Jumlah -1,55E+15 -6,49E+15

Keluaran Hasil Atas


Suhu Atas Menara = 373,23 K
Suhu Referensi = 298 K
Kompone m
CpdT Q(Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -1,58E+12 -1,52E+15 -6,37E+15
C2H6 5,01420567 -4,06E+12 -2,03E+13 -8,51E+13
C3H8 0,72718553 -6,44E+12 -4,68E+12 -1,96E+13
C4H10 0,3647919 -8,72E+12 -3,18E+12 -1,33E+13
Jumlah -1,55E+15 -6,49E+15

Keluaran Hasil Bawah


27

Suhu Bawah Menara = 373,23 K


Suhu Referensi = 298 K

Kompone m
CpdT Q(Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
MEA 7755,20745 -29747705,7 -2,307E+11 -9,65247E+11
CO2 2534,4703 2522213,78 6,392E+09 26746119275
H2S 51,2689662 3599360,14 184535474 772096422,5
Jumlah -2,241E+11 -9,37729E+11

3. Perhitungan Neraca Energi Unit Stripper (T-104)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 468 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO2 2534,470305 6,79E+07 1,72E+11 7,20E+11
H2S 45,27557259 9,70E+07 4,97E+09 2,08E+10
MEA 7755,207453 -9,13E+08 -7,08E+12 -2,96E+13
Jumlah -6,90E+12 -2,89E+13

Panas Massa Keluar Umpan (Up)


Tin = 468 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO2 2534,470305 6,79E+07 1,72E+11 7,20E+11
H2S 51,26896621 9,70E+07 4,97E+09 2,08E+10
Jumlah 1,77E+11 7,41E+11

Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)


Tin = 468 K
Tref = 298 K

m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
28

MEA 7755,207453 -9,13E+08 -7,08E+12 -2,96E+13


Jumlah -7,08E+12 -2,96E+13

4. Perhitungan Neraca Energi Unit Saturator (V-102)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 343 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,6154656 1,58E+12 1,52E+15 6,37E+15
C2H6 5,014205667 4,06E+12 2,03E+13 8,51E+13
C3H8 0,727185527 -6,44E+12 -4,68E+12 -1,96E+13
C4H10 0,364791904 -8,72E+12 -3,18E+12 -1,33E+13
Jumlah 1,54E+15 6,42E+15

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 393 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q(Kcal/Jam) Q(kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 60,12687564 -5,48E+13 -3,30E+15 -1,38E+16
C2H6 0,166751103 -1,41E+14 -2,35E+13 -9,83E+13
C3H8 0,016489468 -2,24E+14 -3,69E+12 -1,54E+13
C4H10 0,006276206 -3,03E+14 -1,90E+12 -7,95E+12
Jumlah -1,52E+13 -6,37E+13

5. Perhitungan Neraca Energi Unit Mixing Point (MX-101)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 303 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -5,48E+13 -5,29E+16 -2,21E+17
C2H6 5,01420567 -1,41E+14 -7,07E+14 -2,96E+15
C3H8 0,72718553 -2,24E+14 -1,63E+14 -6,80E+14
C4H10 0,3647919 -2,24E+14 -8,16E+13 -3,41E+14
29

Jumlah -5,39E+16 -2,25E+17

Panas Massa Masuk Umpan (Up)


Tin = 303 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
H2O 1088,523268 6,79E+07 7,39E+10 3,09E+11
Jumlah 7,39E+10 3,09E+11

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 303 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -5,48E+13 -5,29E+16 -2,21E+17
C2H6 5,01420567 -1,41E+14 -7,07E+14 -2,96E+15
C3H8 0,72718553 -2,24E+14 -1,63E+14 -6,80E+14
C4H10 0,3647919 -3,03E+14 -1,10E+14 -4,62E+14
H2O 1088,52327 6,79E+07 7,39E+10 3,09E+11
Jumlah -5,39E+16 -2,25E+17

6. Perhitungan Neraca Energi Unit Pre-Reforming (R-101)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 673 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,6154656 2,70E+12 2,60446E+15 1,09E+16
C2H6 5,014205667 2,83E+04 1,42E+05 5,94E+05
C3H8 0,727185527 9,01E+04 6,55E+04 2,74E+05
C4H10 0,364791904 5,35E+04 1,95E+04 8,17E+04
H2O 2242,1927 1,32E+04 1,29E+08 5,40E+08
Jumlah 2,60E+15 1,09E+16
Panas Massa Keluar Umpan
Tin = 773 K
30

Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 971,4514144 4,22E+12 4,10E+15 1,72E+16
CO 1,42090933 1,40E+04 1,99E+04 8,31E+04
H2 9673,84478 1,40E+04 1,35E+08 5,66E+08
CO2 6,821679493 6353307 4,33E+07 1,81E+08
Jumlah 4,10E+15 1,72E+16

Panas Reaksi

Reaksi Reaksi Pre-Reformer Hr (25oC) dQ/dT


1. C2H6 + H2O ↔ CO + CH4 + 2H2 141,09 1,72E+16
2. C3H8 + H2O ↔ CO + +2CH4 + H2 85,41 1,72E+16
3. C4H10 + H2O ↔ 3CO + CH4 + 6H2 -38,52 1,72E+16
4. CO + H2O ↔CO2 +H2 -41,17 2,07E+08

7. Perhitungan Neraca Energi Unit Autothermal Reforming (R-102)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 786 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 971,4514144 4,45E+12 4,32E+15 1,81E+16
CO 0 6606257,49 0 0
H2 19,89273063 14365,0016 2,86E+05 1,20E+06
CO2 6,821679493 22199,4369 1,51E+05 6,34E+05
H2O 1074,871642 17457,972 1,88E+07 78513090,66
Jumlah 4,32E+15 1,81E+16

Panas Massa Masuk Umpan (Up)


Tin = 786 K
Tref = 298 K

m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
O2 472,6495781 15353,5311 226776,2494 948831,8276
31

Jumlah 226776,2494 948831,8276

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 970 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO 954,6557486 10638227,9 10155845435 42492057302
H2 2026,802479 19787,3213 40104991,91 167799286,2
H2O 1720,210124 24767,6797 42605613,3 178261886,1
CO2 6,821679493 32101,4658 218985,9113 1135222,964
Jumlah 10238775027 42839253697

Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Autothermal Reformer Hr (25oC) dQ/dT
1. CH4+ O2 ↔ CO+ 2H2 -35,69 -1,8190E+16
2. CH4 + H2O ↔ CO+ 3H2 -10,89 -1,8457E+16

8. Perhitungan Neraca Energi Unit Sintesis Metanol (R-103)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 489,5 K
Tref = 298 K
m Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CO 26730,36096 1884749,295 50380028986 2,1079E+11
H2 2026,802479 5610,195259 11370757,66 47575250,03
CO2 6,821679493 7,85E+03 5,35E+04 2,24E+05
H2O 0 6560,355983 0 0
Jumlah 50391453279 2,10838E+11

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 529 K
Tref = 298 K

m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO 572,7934493 2334571,31 1337227158 5594958428
32

CO2 4,093007695 9,44E+03 2,13E+08 8,91E+08


H2 1248,993297 6663,89652 1,69171E+11 7,07812E+11
H2O 2,730325162 7812,06645 21329,48161 89242,55105
CH3OH 384,9586166 12027,6876 4630162,013 19372597,86
Jumlah 1,71E+11 7,14E+11

Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Hr (25oC) dQ/dT
1. CO+ 2H2↔ CH3OH -90,63 -2,108E+11
2. CO2 +3H2↔ CH3OH + H2O -403,46 -28337803

9. Perhitungan Neraca Energi Unit Distilasi


1. Unit Distilasi 1 (T-106)
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 325 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO 165,747915 2,19E+04 3,63E+06 1,52E+07
H2O 5,24724853 2029,67701 1,07E+04 4,46E+04
CH3OH 1402,65226 26920,9067 3,78E+07 4,18E+00
Jumlah 4,14E+07 1,52E+07

Panas Massa Keluar Umpan (Up)


Tin = 325 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
H2O 5,24724853 2029,67701 1,07E+04 4,46E+04
CH3OH 788,991898 26920,9067 2,12E+07 8,89E+07
Jumlah 2,13E+07 8,89E+07

Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)


Tin = 353 K
Tref = 298 K
Kompone M CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
33

n (Kgmol/Jam)
CO 165,747915 21878,78 3,63E+06 1,52E+07
Jumlah 3,63E+06 1,52E+07

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in 1,52E+07 ∆H out 1,04E+08
∆Hsteam in 1,15035E+11 ∆Hsteam out 1,14085E+11
Total 1,15E+11 1,14E+11

2. Unit Distilasi 2 (T-107)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 392 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 5,24724853 7126,33547 3,74E+04 1,56E+05
CH3OH 788,991898 127309,781 1,00E+08 4,20E+08
Jumlah 1,00E+08 4,20E+08

Panas Massa Keluar Umpan (Up)


Tin = 392 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH3OH 3978,43067 127309,781 5,06E+08 2,12E+09
Jumlah 5,06E+08 2,12E+09

Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)


Tin = 392 K
Tref = 298 K
Kompone M
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 165,747915 21878,78 3,63E+06 1,52E+07
Jumlah 3,63E+06 1,52E+07

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in 4,20E+08 ∆H out 1,04E+08
34

∆Hsteam in 3,94E+12 ∆Hsteam out 1,14085E+11


Total 3,94E+12 3,31E+12

3. Unit Distilasi 3 (T-108)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 340 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 7,84979967 44874,6711 3,52E+05 1,47E+06
CH3OH 749,684342 -1909,26349 -1,43E+06 -5,99E+06
Jumlah -1,08E+06 -4,51E+06
Panas Massa Keluar Umpan (Up)
Tin = 340 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH3OH 773,358584 44874,6711 3,47E+07 1,45E+08
Jumlah 3,47E+07 1,45E+08

Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)


Tin = 382 K
Tref = 298 K
Kompone M
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 28,0583613 6359,59522 1,78E+05 7,47E+05
Jumlah 1,78E+05 7,47E+05

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in -4,51E+06 ∆H out 1,46E+08
∆Hsteam in 3,95E+11 ∆Hsteam out 2,39E+11
Total 3,95E+11 2,39E+11

10. Perhitungan Neraca Energi Kondensor (E-107)


Panas Massa Masuk Umpan
35

Tin = 366 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CO2 2,53E+03 2624,16928 6,65E+06 2,78E+07
H2S 5,13E+01 -9,16426391 -4,70E+02 -1,97E+03
Jumlah 6,65E+06 2,78E+07
Panas Massa Keluar Umpan
Tin = 316 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CO2 2,53E+03 675,576478 6,65E+06 7,16E+06
H2S 5,13E+01 -7,57997367 -4,70E+02 -1,63E+03
Jumlah 2087,58266 6,65E+06 7,16E+06

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in 2,78E+07 ∆H out 7,16E+06
∆Hsteam in -2,50E+07 ∆Hsteam out -4,33E+06
Total 2,83E+06 2,83E+06

11. Perhitungan Neraca Energi Heat Exchanger (E-115)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 417 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO2 4,092078 4716,643 19300,87 8,08E+04
CO 5,73E+02 2949,317 1689349 7,07E+06
H2 1,25E+03 649,2649 810927,5 3,39E+06
H2O 2,73E+00 987,9703 2697,48 1,13E+04
CH3OH 3,85E+02 5740,632 2209906 9,25E+06
Jumlah 4732181 1,98E+07

Panas Massa KeluarUmpan


Tin = 489,5 K
Tref = 298 K
36

m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO2 4,092078 7847,763 32113,66 1,34E+05
CO 5,73E+02 4290,151 2457370 1,03E+07
H2 1,25E+03 60,10567 75071,58 3,14E+05
H2O 2,73E+00 1598,868 4365,429 1,83E+04
CH3OH 3,85E+02 9777,545 3763950 1,57E+07
Jumlah 6332871 2,65E+07

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in 1,98E+07 ∆H out 2,65E+07
∆Hsteam in 1,11E+07 ∆Hsteam out 4,58E+06
Total 2,03E+07 2,03E+07

12. Perhitungan Neraca Energi Cooler (E-101)


Panas Aliran Masuk Cooler (E-101)
Tin = 400C = 313,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 1.313e+10 51337.12
Ar 36.01308 0.900327 288.34329 67.03835
N2 49214.57 1757.663 609.50776 185095.5
H2O 376.7868 20.9326 490.67778 2587.113
Total 64716.85 2251.042 1.313e+10 3.42e+13

Panas Aliran Keluar Cooler (E-101)


Tin = 120C = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Aliran Panas Masuk Aliran Panas Keluar


∆H in 3.42E+13 ∆H out -206978
∆Hsteam in -581552 ∆Hsteam out -135487
37

Total -342466 -342466


38

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari laporan ini adalah :


1. Neraca massa yang diperoleh digunakan untuk menghitung laju alir dan
komposisi komponen.
2. Neraca energi yang diperoleh digunakan untuk menghitung laju alir panas
dan energi perubahan fasa.
39

DAFTAR PUSTAKA

Coulson, Richardson. 1999. Chemical Engineering, Vol. 6th. Pergamon Press:


New York
Kirk, R.E. and Othmer, V.R., 1994, Encyclopedia of Chemical Technology,
vol.11 Flavor Characterization to Fuel Cells, 4thed., John Wiley &
Sons Inc., New York
Lee, S., 1990, “Methanol Syntesis Technology”, pp. 15-19, CRC Press Inc:
Florida
Reklaitis, G.V. 1983. Introduction to Material and Energy Balances. Mc Graw
Hill Book Company: London.
Smith, J.M. and Van Ness , H.C. 1987. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 4th ed. McGraw-Hill Book Co: New York.
40

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA

A.1 Neraca Massa pada O2 Plant


Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh Unit ATR untuk memproduksi
syngas adalah sebanyak 15089,48 Kg/Jam. Angka tersebut menjadi basis
perhitungan untuk menentukan jumlah udara yang diperlukan untuk produksi
oksigen.
Data komposisi udara yang diketahui adalah sebagai berikut :
Tabel A.1 Komposisi Penyusun Udara (bahan baku)
Komponen %mol Mr Massa Kg %massa
O2 20,95 32 670,4 0,233161523
Ar 0,04 40 1,6 0,000556471
N2 78,09 28 2186,52 0,760459924
H2O 0,93 18 16,74 0,005822082

Untuk mengetahui jumlah udara (F1) yang dibutuhkan maka dapat


dihitung melalui persamaan:
F1 = F1 O2 : % massa O2
F1 = 15089,48 kg/Jam : 0,233161523
F1= 64716,85
Maka diperoleh laju alir untuk masing-masing komponen seperti pada
Tabel A.2 berikut
Tabel A.2 Neraca Massa pada O2 Plant
Kompone
n % F1 F1 F4 F12 F14 F 13
O2 0,23316 15089,4 15089,4 0 15089,4 0
Ar 0,00055 36,013 36,013 0 0 36,013
N2 0,76045 49214,5 49214,5 49214,5 0 0
H2O 0,00582 376,78 0 0 0 0
64716,8 376,786 49214,5 15089,4 36,013

A.2 Neraca Massa Pada Unit Methanol Plant


Metode perhitungan neraca massa dilakukan menggunakan sistem maju.
Jumlah metanol yang dihasilkan setiap jam didapat melalui konversi berikut.
41

Ton 1000 Kg 1 Tahun 1 Hari


164,000 x x x =
Tahun 1Ton 330 Hari 24 Jam
22777,77778 kg/jam

Kemurnian metanol 99,85 % = 99,85% x 22777,77778 kg/jam


= 22743,61111 kg/jam
Seluruh perhitungan ini dilakukan dengan asumsi bahwa tidak ada
akumulasi massa pada setiap peralatan. Dan kesetimbangan fasa dari masing-
masing komponen dihitung dengan anggapan bahwa campuran bersifat ideal.

Tabel A.3 Komposisi Gas Alam Natuna


Densitas
Komponen BM (kg/kmol) Komposisi (%)
(kg/L)
CH4 16,043 27,18 0,00668
C2H6 30,07 0,14 0,01264
C3H8 44,1 0,02 0,01882
C4H10 58,123 0,01 0,02489
CO2 44,01 71,22 0,01842
H2S 34,082 1,43 0,01434

Komposisi gas alam yang digunakan diketahui dalam persen mol, Untuk
menentukan komposisi gas alam dalam persen berat, dilakukan perhitungan
sebagai berikut. Misalkan dalam 1000 m3 gas, maka berat masing-masing
komponen :

CH4 : 0,2718 x 1000 x 0,00668 = 1,815624 kg


C2H6 : 0,0014 x 1000 x 0,01264 = 0,017696 kg
C3H8 : 0,0002 x 1000 x 0,01882 = 0,003764 kg
C4H10 : 0,0001 x 1000 x 0,02489 = 0,002489 kg
CO2 : 0,7122 x 1000 x 0,01842 = 13,11872 kg
H2S : 0,0143 x 1000 x 0,01434 = 0,205062 kg
15,163359 kg

Komposisi dalam persen berat :


CH4 :181,5624 / 1516,271 kg x 100% = 11,9737585 %
C2H6 : 1,7696 / 1516,271 kg x 100% = 0,11670237 %
42

C3H8 : 0,3764 / 1516,271 kg x 100% = 0,02482299 %


C4H10 : 0,184 / 1516,271 kg x 100% = 0,01641456 %
CO2 : 1311,8724 / 1516,271 kg x 100% = 86,5159494 %
H2S : 20,5062 / 1516,271 kg x 100% = 1,35235207 %
100 %
Dari percobaan trial and error untuk memperoleh produksi 164.000 ton metanol /
tahun maka diperlukan jumlah gas alam sebesar 116087,4422 kg/jam

Maka berat masing-masing komponen umpan adalah


CH4 : 11,98 % x 128897,266 kg/jam = 13900,03008 kg/jam

C2H6 : 0,12 % x 128897,266 kg/jam = 135,4768015 kg/jam

C3H8 : 0,02 % x 128897,266 kg/jam = 28,81638115 kg/jam

C4H10 : 0,01 % x 128897,266 kg/jam = 19,0552531 kg/jam

CO2 : 86,52 % x 128897,266 kg/jam = 100434,1528 kg/jam

H2S : 1,35 % x 128897,266 kg/jam = 1569,910933 kg/jam

116087,4422 kg/jam

1. Umpan Masuk Laju alir Gas Alam


Tabel A.4 Komposisi Gas Alam
BM
Komponen (kg/kmol) Fi Ni %
CH4 16,043 13900,03008 866,423367 27,07531978
C2H6 30,07 135,4768015 4,505380828 0,140791017
C3H8 44,1 28,81638115 0,653432679 0,020419462
C4H10 58,123 19,0552531 0,327843592 0,010244957
CO2 44,01 100434,1528 2282,075727 71,31378541
H2S 34,082 1569,910933 46,06275843 1,43943938
Total 116087,4422 3200,04851 100

2. Unit Absorbsi
Unit proses ini berfungsi untuk menyerap kandungan CO 2 dan H2S pada
dengan Menggunakan MEA sebagai Absorben.
Tabel A.5 Umpan Masuk Unit Absorbsi
Komponen Fi Ni
CH4 13900,03008 866,423367
43

C2H6 135,4768015 4,505380828


C3H8 28,81638115 0,653432679
C4H10 19,0552531 0,327843592
CO2 100434,1528 2282,075727
H2S 1569,910933 46,06275843
Total 116087,4422 3200,04851

Tabel A.6 Neraca Massa pada Absorbsi


Komponen F in 16 F out 17 F out 18
CH4 13900,03008 13900,03008 0
C2H6 135,4768015 135,4768015 0
C3H8 28,81638115 28,81638115 0
C4H10 19,0552531 19,0552531 0
CO2 100434,1528 0 100434,1528
H2S 1569,910933 0 1569,910933
MEA 237472,8002 0 237472,8002
Total 353560,242 14083,37851 339476,8639
353560,242

3. Unit Stripper
Tabel A.7 Neraca Massa pada Stripper
Komponen F in 19 F out 22 F out 24
CO2 100434,1528 100434,1528 0
H2S 1569,910933 1569,910933 0
MEA 237472,8002 0 237472,8002
Total 339476,8639 102004,0637 237472,8002
339476,8639

4. Unit Saturator
Berfungsi untuk menjenuhkan komponen sebelum diumpankan ke unit
pre-reforming.
Tabel A.8 Neraca Massa pada Saturator
Komponen F in30 F out 31
CH4 13900,03008 13900,03008
C2H6 135,4768015 135,4768015
C3H8 28,81638115 28,81638115
C4H10 19,0552531 19,0552531
Total 14083,37851 14083,37851
44

5. Unit Mixing Point (MX-101)


Berfungsi untuk mengontakkan gas alam dengan steam.
Perhitungan jumlah steam yang dimasukkan adalah
Tabel A.9 Total Mol Karbon (C)
BM Ni bmol C bmol c/mr C
CH4 16,043 866,423367 12,01 0,748613102 648,6158846
C2H6 30,07 4,505380828 24,02 0,798802793 3,598910791
C3H8 44,1 0,653432679 36,03 0,817006803 0,533858944
C4H10 58,123 0,327843592 48,04 0,826523063 0,27097029
CO2 44,01 12,01 0,272892524 0
653,0196247

Menurut Ahmad dan Mansooreh, 2017 jumlah steam yang ditambahkan


adalah sebanyak 1,5 Mol H2O/total mol C pada umpan karena S/C = 1,5 pada
steam pre-reforming
Steam = 1,5 x 653,0196247
= 979,529437kmol / jam
= 17646,222981 kg/jam
Tabel A.10 Neraca Massa pada Mixing Point
Komponen F in 31 F in 32 F out 35
CH4 13900,03008 0 13900,03008
C2H6 135,4768015 0 135,4768015
C3H8 28,81638115 0 28,81638115
C4H10 19,0552531 0 19,0552531
H2O 0 17646,22281 17646,22281
Total 14083,37851 17646,22281 31729,60132
31729,60132

6. Unit Pre-Reforming
Pada unit proses ini senyawa hidrokarbon berat dikonversi kedalam
senyawa CH4. Kondisi umpan unit Pr- Reforming adalah :
Tabel A.11 Kondisi Umpan Unit Pre-Reforming
Komponen F out 35
CH4 13900,03008
C2H6 135,4768015
C3H8 28,81638115
C4H10 19,0552531
H2O 17646,22281
Total 31729,60132
45

Pada proses Pre-Reforming, seluruh komponen gas alam berat selain CH 4


terkonversi 100% melalui reaksi utama dan reaksi samping antara gas CO dan
H2O yang juga diasumsikan terkonversi 100% (Yang, 2018). Reaksi yang tejadi
adalah sebagai berikut:
C2H6 H2O CO CH4 2H2
AWAL 4,505380828 979,529437 0 0 0
4,50538082 4,50538082 9,01076165
REAKSI 4,505380828 8 8 4,505380828 5
975,024056 4,50538082 9,01076165
SISA 0 2 8 4,505380828 5

C3H8 H2O CO 2CH4 H2


0,65343267 975,024056
AWAL 9 2 0 0 0
0,65343267 0,65343267 0,6534326 0,6534326
REAKSI 9 9 8 1,306865358 8
974,370623 0,6534326 0,6534326
SISA 0 5 8 1,306865358 8

C4H10 3 H2O 3CO CH4 6 H2


0,32784359 974,370623
AWAL 2 5 0 0 0
0,32784359 0,98353077 0,3278435 1,96706155
REAKSI 2 6 0,983530776 9 3
973,387092 0,3278435 1,96706155
SISA 0 7 0,983530776 9 3

CO H2O CO2 H2
AWAL 6,142344283 973,3870927 0 0
REAKSI 6,142344283 6,142344283 6,142344283 6,14234428
SISA 0 967,2447484 6,142344283 6,14234428

Tabel A.12 Neraca pada Unit Pre-Reforming


Komponen Fin 36 Nin 36 Fout 38
CH4 13900,03008 866,423367 13998,53554
C2H6 135,4768015 4,505380828 0
C3H8 28,81638115 0,653432679 0
C4H10 19,0552531 0,327843592 0
CO2 0 0 270,3245719
H2 0 0 35,83157794
H2O 17646,22281 979,529437 17424,91414
46

Total 31729,60132 1851,439461 31729,60583

7. Unit Autothermal-Reforming
Pada unit ini gas keluaran unit pre-reforming akan dikonversi menjadi
syngas sebelum diumpankan ke dalam reaktor sintesis metanol.
Menurut Rostrup, 1993 jumlah oksigen dan steam yang dibutuhkan dalam unit
ATR adalah:
Oksigen : Mol O2/Mol C pada CH4 = 0,65
Steam : Mol Steam / Mol C pada CH4 = 1
Total karbon pada CH4 di umpan adalah dari perhitungan berikut :
Tabel A.13 Perhitungan Jumlah Mol Karbon
Kompone
n mr Ni ar c ar c / mr Mol c
872,563456 0,74861310 653,212436
CH4 16,043 7 12,01 2 3

Jumlah oksigen yang diperlukan :


Mol O2 = 0,65 X 653,2124363
= 425,6776135 kmol/jam
= 13620,8338 kg/jam
Jumlah steam yang diperlukan :
Mol Steam = 1 x Mol C
= 654,8886361 kmol/jam

= 11797,81878 kg/jam

Reaksi yang terjadi pada Unit ATR terbagi atas dua zona:
- Combustion Zone (Partial Oxidation)
Pada zona Combustion Zone reaksi yang terjadi adalah Partial oksidasi
terhadap CH4 ,dimana konversi reaksi yang dicapai adalah 90% Seperti berikut
ini:
CH4 1/2 O2 CO 2 H2
872,5634567 425,6776135 0 0
785,3071111 392,6535555 785,3071111 1570,614222
87,25634567 33,02405795 785,3071111 1570,614222
47

- Catalytic Zone (Steam Reforming)


Pada zona ini terjadi reaksi antara CH 4 dan steam membentuk syngas.
Dimana konversi reaksi yang terjadi adalah sebesar 85%. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
CH4 H2O CO 3H2
87,25634567 1622,133385 0 0
74,1678938
74,16789382 74,16789382 2 222,5036815
74,1678938
13,08845185 1547,965491 2 222,5036815

Tabel A.14 Neraca Massa ATR


Komponen Fin 38 Fin 15 F out 39
CH4 13998,53554 0 209,978033
CO2 270,3245719 0 270,3245719
CO 0 0 24073,89489
O2 0 13620,83228 1056,703806
H2 35,83157794 0 3650,757272
H2O 17424,91414 0 27886,59832
Total 31729,60583 13620,83228 57148,25689

8. Unit Separator
Kandungan air berlebih keluaran Unit ATR kemudian dimanfaatkan
sebagai pemanas pada unit saturator, pemisahan air tersebut dilakukan pada unit
separator.
Tabel A.15 Neraca Massa pada Separator.
Komponen Fin 39 Fout 45 F out 44
CH4 209,978033 209,978033 0
CO2 270,3245719 270,3245719 0
CO 24073,89489 24073,89489 0
H2 3650,757272 3650,757272 0
H2O 27886,59832 0 27886,59832
O2 1056,703806 1056,703806 0
Total 57148,25689 29261,65857 27886,59832
57148,25689

Syngas Module (H2/CO) dapat dihitung dari persamaan:


R = H2 – CO2 / CO + CO2
R = (2010,027876 - 6,393755438) / ( 954,5302726 + 6,393755438)
R = 2,08
48

Secara teoritis nilai tersebut telah masuk kedalam rentang yang


disarankan,sehingga aliran syngas bisa langsung dimasukkan ke Reaktor Sintesis.
9. Unit Reaktor Sintesis Metanol
Reaktor sintesis yang digunakan untuk membentuk metanol menggunakan
dua reaktor.
Reaktor 1 (R-103)
Berfungsi sebagai tempat pembentukan metanol dengan konversi 40%.
Reaksi yang terbentuk adalah:
CO 2 H2 CH3OH
859,4750049 1810,891504
343,790002 687,5800039 343,790002
515,6850029 1123,3115 343,790002
CO2 3 H2 CH3OH H2O
6,142344283 1123,3115
2,456937713 7,37081314 2,456937713 2,456937713
3,68540657 1115,940687 2,456937713 2,456937713

Tabel A.16 Neraca Massa Reaktor 1


Komponen Fin 44 Fout 46
CH4 209,978033 209,978033
CO2 270,3245719 162,1947431
CO 24073,89489 14444,33693
H2 3650,757272 2249,736424
H2O 0 44,2617329
O2 1056,703806 1056,703806
CH3OH 0 11094,44444
Total 29261,65857 29261,65611

Reaktor 2 (R-104)
Berfungsi sebagai tempat pembentukan metanol dengan konversi 70%.
Reaksi yang terbentuk adalah:

CO 2 H2 CH3OH
49

515,6850029 1115,940687
360,9795021 721,9590041 360,9795021
154,7055009 393,9816826 360,9795021
CO2 3 H2 CH3OH H2O
3,68540657 393,9816826
2,579784599 7,739353797 2,579784599 2,579784599
1,105621971 386,2423288 2,579784599 2,579784599

Tabel A.17 Neraca Massa pada Reaktor 2


Komponen Fin 46 Fout 49
CH4 209,978033 209,978033
CO2 162,1947431 48,65842294
CO 14444,33693 4333,30108
H2 2249,736424 778,6645349
H2O 44,2617329 90,73655245
O2 1056,703806 1056,703806
CH3OH 11094,44444 22743,6111
Total 29261,65611 29261,65353

10. Separator (SE-103)


Pada unit proses ini dilakukan pemisahan antara produk metanol, pengotor
dan syngas yang tidak habis bereaksi. Unit separator ini memisahkan gas dengan
kondensat metanol dan air dan sebagian kecil gas buang yang tidak terpisahkan.
Keluaran bagian atas dari separator merupakan aliran F52 berupa gas yang akan
dialirkan ke bagian Unit PSA. Karakter Umpan PSA yang harus dicapai pada
keluaran F52 adalah paling sedikit 70% mol hidrogen sebelum dapat diproses dan
untuk dibersihkan didalam unit PSA (Mann, 1995). Komponen lain CO 2 (<25%)
dan sejumlah kecil H2O (<0,5%), CH4 (<3%), CO (<1%) dan O2 (<1%). (Baksh,
dkk, 2003)
Tabel A.18 Neraca Massa Separator
Komponen Fin 53 Fout 54 Fout 55
CH4 209,978033 209,978033 0
CO2 48,65842294 48,65842294 0
CO 4333,30108 154,552109 4178,748971
H2 778,6645349 778,6645349 0
H2O 90,73655245 0 90,73655245
O2 1056,703806 176,5568863 880,1469201
CH3OH 22743,6111 0 22743,6111
Total 29261,65611 1368,409986 27893,24355
50

29261,65611

11. Unit Pressure Swing Absorption


Fungsi dari alat ini adalah untuk memurnikan gas H 2, Karakter Umpan
PSA yang harus dicapai pada keluaran F52 adalah paling sedikit 70% mol
hidrogen sebelum dapat diproses. Kemurnian hidrogen yang dapat dihasilkan
melalui unit PSA adalah sebesar 99,99 % mol (dalam perancangan ini
diasumsikan 100%), serta laju penyerapan gas-gas CO, CO 2, CH4, N2 dan O2
adalah 100%. Serta juga diasumsikan bahwa gas H2 yang teradsorbsi melalui Unit
PSA dalam rancangan ini adalah 100%.
Tabel A.18 Neraca Massa Separator
Komponen Fin 56 Fout 57 Recycle Fout 58 to off gas
CH4 209,978033 0 209,978033
CO2 48,65842294 0 48,65842294
CO 154,552109 0 154,552109
H2 778,6645349 778,6645349 0
H2O 0 0 0
O2 176,5568863 0 176,5568863
CH3OH 0 0 0
Total 1368,409986 778,6645349 589,7454512
1368,409986

12. Unit Pemurnian Metanol


Hasil keluaran separator yang mengandung CO, H2O,O2 dan CH3OH akan
dimurnikan melalui 3 kolom distilasi.
1. Kolom Distilasi (T-106)
Kolom distilasi pertama berfungsi memisahkan gas CO dan O 2 dengan
kondensat H2O dan CH3OH.
Tabel A.19 Neraca Massa Destilasi (T-106)
Komponen Fin 55 Fout 59 Fout 62
CO 4178,748971 4178,748971 0
H2 0 0 0
H2O 90,73655245 0 90,73655245
O2 880,1469201 880,1469201 0
CH3OH 22743,6111 0 22743,6111
Total 27893,24355 5058,895891 22834,34766
51

27893,24355

2. Kolom Distilasi (T-107)


Diharapkan pada hasil puncak akan diperoleh metanol dengan kemurnian
98,5 wt%.
Tabel A.20 Neraca Massa Destilasi (T-107)
Komponen Fin 51 Fout 64 Fout 67
H2O 90,73655245 1,361048287 89,37550417
CH3OH 22743,6111 23089,96051
Total 22834,34766 23091,32156 89,37550417

3. Destilasi (T-108)
Diharapkan pada hasil puncak akan diperoleh metanol dengan kemurnian
99,85 wt%.
Tabel A.21 Neraca Massa Destilasi (T-108)
Komponen Fin 69 Fout 70 Fout 75
H2O 90,73655245 0,136104829 90,60044762
CH3OH 23089,96051 23089,96051 0
Total 23180,69706 23090,09662 90,60044762
23180,69706
52

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA ENERGI

Dari hasil perhitungan neraca massa selanjutnya dilakukan perhitungan neraca


energi. Entalpi bahan untuk campuran dirumuskan sebagaiberikut :
ΔH= ∑ n CpdT
Keterangan :
ΔH = perubahan entalpi
n = mol
Cp = kapasitas panas (J/mol.K)
dT = perbedaan temperatur (K)
Kapasitas Panas :
A+ BT + CT
T
(¿ ¿ 2+ DT 3 + ET 4) Dt
∫ CpdT = T
Tref
∫¿
Tref

Atau
T
B C D
∫ CpdT = A(T-Tref)+
2
(T2- T2ref)+
3
(T3- T3ref)+
4
(T4- T4ref)+
Tref

E
(T5- T5ref)
5
Keterangan :
Cp = kapasitaspanas (J/mol.K)
A,B,C,D,E = konstanta
Tref = temperature referensi = 298 K
T = Temperaturoperasi (K)

Tabel B.1 Data Cp Untuk Setiap Komponen


Komponen A 103.B 106.C 10-5.D
CH4 1,702 9,081 -2,164 -
C2H6 1,131 19,225 -5,561 -
C3H8 1,213 28,875 -8,824 -
C4H10 1,677 37,853 -11,945 -
H2S 3,931 1,490 - -0,232
53

N2 3,280 0,593 - 0,040


CO2 5,457 1,045 - -1,157
H2O 3,470 1,450 - 0,121
H2 3,249 0,422 - 0,083
CO 3,376 0,557 - -0,031
CH3OH 2,211 12,216 -3,450 -

1. Perhitungan Neraca Energi Unit O2


Komponen A B C D E
O2 6.99E+00 5.58E-04 1.40E-06 -1.09E-09 2.30E-13
AR 4.96E+00 0 0 0 0
N2 6.95E+00 6.61E-05 5.69E-07 3.23E-11 -9.68E-14
H20 7.99E+00 4.63E-04 1.40E-06 -6.58E-10 9.80E-14
(Sumber :G.V. Reklaitis)

A. Cooler (E-101)
FSteam

Qin Qsteam in Qout

Finn nnnnn E-101 Fout

T1 = 40oC Q steam out T2 = 25oC

Panas aliran masuk E-101


Tin = 400C = 313,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
∆Hin = n Tref ʃTinputCp dT
O2
ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]
= [ a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [6.99E+00*(313,15-298,15)+(5.58E-04/2)*(313,15^2298,15^2)
+ (1.40E-06/3)*(313,15^3-298,15^3)+( -1.09E-09/4)* (313,15^4-
298,15^4)+( 2.30E-13/5)* (313,15^5-298,15^5)
= 108.8697
Ar
54

ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]


= a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [4.96E+00*(313,15-298,15)
= 74.46
N2
ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]
= [ a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [6.95E+00*(313,15-298,15) + (6.61E-05/ 2) *(313,152-298,152)
+ (5.69E-07/3)*(313,153 – 298,153) + (3.23E-114)* (313,154-
298,154) + (-9.68E-14/5)* (313,155-298,155)]
= 105.3077
H2O
ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]
= a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [7.99E+00*(313,15-298,15) + (4.63E-04/ 2)*(313,152-298,152)
+ (1.40E-06/3)* (313,153 – 298,153) + (-6.58E-10/4)*(313,154-
298,154) + (9.80E-14/5)* (313,155 – 298,155) ]
= 123.5925
Panas Aliran Masuk Cooler (E-101)
Tin = 400C = 313,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 1.313e+10 51337.12
Ar 36.01308 0.900327 288.34329 67.03835
N2 49214.57 1757.663 609.50776 185095.5
H2O 376.7868 20.9326 490.67778 2587.113
Total 64716.85 2251.042 1.313e+10 3.42e+13

Panas aliran keluar E-101


Tin = 120C = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
∆Hin = n Tref ʃTinputCp dT
CO2
55

ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]


= [ a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [6.99E+00*(285,15 -298,15) + (5.58E-04/2)*( 285,15 ^2
-298,15^2)+( 1.40E-06/3)*( 285,15 ^3-298,15^3)+( -1.09E-09/4)*
(285,15 ^4-298,15^4)+( 2.30E-13/5)* (285,15 ^5-298,15^5)
= -94.1488
Ar
ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]
= a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [4.96E+00*(285,15 -298,15)
= -64.532
N2
ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]
= [ a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [6.95E+00*(285,15 298,15) + (6.61E-05/ 2) *(285,15 -298,152) +
3
(5.69E-07/3)*( 285,15 – 298,153) + (3.23E-114)* (285,15 4-
298,154) + (-9.68E-14/5)* (285,15 5-298,155)]
= -91.1931
H2O
ʃCp dT = [Tref ʃTinputCp dT]
= a(Tin-Tref) + b/2 (Tin2-Tref2) +c/3 (Tin3-Tref3) + d/4 (Tin4-Tref4)]
= [7.99E+00*(285,15 -298,15) + (4.63E-04/ 2)*( 285,15 2-
298,152) +(1.40E-06/3)* (285,15 3
– 298,153) + (-6.58E-
10/4)*(285,15 4-298,154) + (9.80E-14/5)* (285,15 5 – 298,155) ]
= -106.907
Panas Aliran Keluar Cooler (E-101)
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978
56

Menghitung kebutuhan steam


∆H in + ∆H steam = ∆H out
∆H steam = ∆H out - ∆H in
= -206978– 3.42E+13
= -446065kj/jam
Oleh karena itu membutuhkan fluida panas yang berfungsi sebagai pemanas yaitu
saturated steam pada steam Table (G.V. Reklaitis) dengan kondisi :
Temperatur(T) = 151,8oC
Tekanan (bar) =5
Hl = 640.1 kj/kg
Hv = 2747.5 kj/kg
λ steam = Hv- Hl
= 2747.5 kj/kg – 640.1 kj/kg
= 2107.4 kj/kg
Menghitung massa steam (m) :
∆ H steam
m steam =
λ steam
−446065 kj/ jam
=
2107.4 kj/ kg
= -211.666kg/jam
Panas steam masuk :
∆H steam masuk = m x Hv
∆H steam masuk = -211.666kg/jam x 2747.5 kj/kg
∆H steam masuk = -581552 kj/jam
Panas steam keluar :
∆H steam keluar = m x Hl
∆H steam keluar = 211.666kg/jam x 640.1 kj/kg
∆H steam keluar =-135487 kj/jam
Aliran Panas Masuk Aliran Panas Keluar
∆H in 3.42E+13 ∆H out -206978
∆Hsteam in -581552 ∆Hsteam out -135487
Total -342466 -342466
57

B. Seperator (SE-101)
Qin FSteam

Finn nnnnn E-101 Fout

T1 = 12oC T2 = 12oC

Panas aliran masuk E-101


Tin = 120C = 285,15 K
Tout= 12oC = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
∆Hin = n Tref ʃTinputCp dT
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 306 K
Tref = 298 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 306 K
Tref = 298 K
Panas Aliran Keluaran Atas Separator (SE-101)
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Aliran Keluaran Bawah Separator (SE-101)


Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
H2O 376,7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 376,7868 20.9326 -106.907 -2237.84
58

Neraca Energi Total


Aliran panas masuk Aliran panas keluar
∆H in -206978 ∆H out -206978
∆Hsteam in 0 ∆Hsteam out 0
Total -206978 -206978
C. Distilasi (T-101)

Qin

Finn nnnnn D-101 Fout

T1 = 12oC T2 = 12oC

Panas Aliran Masuk Distilasi (T-101)


Tin = 120C = 285,15 K
Tout = 12oC = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam Cpdt ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Aliran Keluar (Up)


Komponen kg/jam kmol/jam CPdT ∆H (Kj/jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978

Panas Aliran Keluar (Bottom)


Komponen kg/jam kmol/jam CPdT ∆H (Kj/jam)
H2O 376,7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 376,7868 20.9326 -356.781 -206978

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in -206978 ∆H out -206978
∆Hsteam in 0 ∆Hsteam out 0
59

Total -206978 -206978

2. Perhitungan Neraca Energi Unit Absorber (T-102)

Panas Massa Masuk Umpan


Tin = 306 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -1,58E+12 -1,52E+15 -6,37E+15
C2H6 5,01420567 -4,06E+12 -2,03E+13 -8,51E+13
C3H8 0,72718553 -6,44E+12 -4,68E+12 -1,96E+13
C4H10 0,3647919 -8,72E+12 -3,18E+12 -1,33E+13
CO2 2534,4703 2522213,78 6,39E+09 2,67E+10
H2S 51,2689662 3599360,149 1,85E+08 7,72E+08
MEA 8239,907919 -29747705,71 -2,45E+11 -1,03E+12
Jumlah -1,55E+15 -6,49E+15

Keluaran Hasil Atas


Suhu Atas Menara = 373,23 K
Suhu Referensi = 298 K
Kompone m
CpdT Q(Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -1,58E+12 -1,52E+15 -6,37E+15
C2H6 5,01420567 -4,06E+12 -2,03E+13 -8,51E+13
C3H8 0,72718553 -6,44E+12 -4,68E+12 -1,96E+13
C4H10 0,3647919 -8,72E+12 -3,18E+12 -1,33E+13
Jumlah -1,55E+15 -6,49E+15
60

Keluaran Hasil Bawah


Suhu Bawah Menara = 373,23 K
Suhu Referensi = 298 K
Kompone m
CpdT Q(Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
MEA 7755,20745 -29747705,7 -2,307E+11 -9,65247E+11
CO2 2534,4703 2522213,78 6,392E+09 26746119275
H2S 51,2689662 3599360,14 184535474 772096422,5
Jumlah -2,241E+11 -9,37729E+11

3. Perhitungan Neraca Energi Unit Stripper (T-103)

Panas Massa Masuk Umpan


Tin = 468 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO2 2534,470305 6,79E+07 1,72E+11 7,20E+11
H2S 45,27557259 9,70E+07 4,97E+09 2,08E+10
MEA 7755,207453 -9,13E+08 -7,08E+12 -2,96E+13
Jumlah -6,90E+12 -2,89E+13

Panas Massa Keluar Umpan (Up)


Tin = 468 K
Tref = 298 K
Komponen m CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
61

(Kgmol/Jam)
CO2 2534,470305
6,79E+07 1,72E+11 7,20E+11
H2S 51,26896621
9,70E+07 4,97E+09 2,08E+10
Jumlah 1,77E+11 7,41E+11
Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)
Tin = 468 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
MEA 7755,207453 -9,13E+08 -7,08E+12 -2,96E+13
Jumlah -7,08E+12 -2,96E+13

4. Perhitungan Neraca Energi Unit Saturator (V-102)

Panas Massa Masuk Umpan


Tin = 343 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,6154656 1,58E+12 1,52E+15 6,37E+15
C2H6 5,014205667 4,06E+12 2,03E+13 8,51E+13
C3H8 0,727185527 -6,44E+12 -4,68E+12 -1,96E+13
C4H10 0,364791904 -8,72E+12 -3,18E+12 -1,33E+13
Jumlah 1,54E+15 6,42E+15

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 393 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q(Kcal/Jam) Q(kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 60,12687564 -5,48E+13 -3,30E+15 -1,38E+16
C2H6 0,166751103 -1,41E+14 -2,35E+13 -9,83E+13
62

C3H8 0,016489468 -2,24E+14 -3,69E+12 -1,54E+13


C4H10 0,006276206 -3,03E+14 -1,90E+12 -7,95E+12
Jumlah -1,52E+13 -6,37E+13

5. Perhitungan Neraca Energi Unit Mixing Point (MX-101)

Panas Massa Masuk Umpan


Tin = 303 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -5,48E+13 -5,29E+16 -2,21E+17
C2H6 5,01420567 -1,41E+14 -7,07E+14 -2,96E+15
C3H8 0,72718553 -2,24E+14 -1,63E+14 -6,80E+14
C4H10 0,3647919 -2,24E+14 -8,16E+13 -3,41E+14
Jumlah -5,39E+16 -2,25E+17

Panas Massa Masuk Umpan (Up)


Tin = 303 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
H2O 1088,523268 6,79E+07 7,39E+10 3,09E+11
Jumlah 7,39E+10 3,09E+11

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 303 K
Tref = 298 K
63

m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -5,48E+13 -5,29E+16 -2,21E+17
C2H6 5,01420567 -1,41E+14 -7,07E+14 -2,96E+15
C3H8 0,72718553 -2,24E+14 -1,63E+14 -6,80E+14
C4H10 0,3647919 -3,03E+14 -1,10E+14 -4,62E+14
H2O 1088,52327 6,79E+07 7,39E+10 3,09E+11
Jumlah -5,39E+16 -2,25E+17

6. Perhitungan Neraca Energi Unit Pre-Reforming (R-101)

CH4 R-101 CH4


C2H6
H2O
C3H8
H2
C4H10
CO2
H2O
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 673 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,6154656 2,70E+12 2,60446E+15 1,09E+16
C2H6 5,014205667 2,83E+04 1,42E+05 5,94E+05
C3H8 0,727185527 9,01E+04 6,55E+04 2,74E+05
C4H10 0,364791904 5,35E+04 1,95E+04 8,17E+04
H2O 2242,1927 1,32E+04 1,29E+08 5,40E+08
Jumlah 2,60E+15 1,09E+16

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 773 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 971,4514144 4,22E+12 4,10E+15 1,72E+16
CO 1,42090933 1,40E+04 1,99E+04 8,31E+04
H2 9673,84478 1,40E+04 1,35E+08 5,66E+08
CO2 6,821679493 6353307 4,33E+07 1,81E+08
64

Jumlah 4,10E+15 1,72E+16

Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Pre-Reformer Hr (25oC) dQ/dT
1. C2H6 + H2O ↔ CO + CH4 + 2H2 141,09 1,72E+16
2. C3H8 + H2O ↔ CO + +2CH4 + H2 85,41 1,72E+16
3. C4H10 + H2O ↔ 3CO + CH4 + 6H2 -38,52 1,72E+16
4. CO + H2O ↔CO2 +H2 -41,17 2,07E+08

7. Perhitungan Neraca Energi Unit Autothermal Reforming (R-102)

O2

R-102
CH4 CH4
H2O H 2O
H2 H2
CO2 CO2
O2
CO
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 786 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 971,4514144 4,45E+12 4,32E+15 1,81E+16
CO 0 6606257,49 0 0
H2 19,89273063 14365,0016 2,86E+05 1,20E+06
CO2 6,821679493 22199,4369 1,51E+05 6,34E+05
H2O 1074,871642 17457,972 1,88E+07 78513090,66
Jumlah 4,32E+15 1,81E+16

Panas Massa Masuk Umpan (Up)


65

Tin = 786 K
Tref = 298 K

m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
O2 472,6495781 15353,5311 226776,2494 948831,8276
Jumlah 226776,2494 948831,8276

Panas Massa Keluar Umpan


Tin = 970 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO 954,6557486 10638227,9 10155845435 42492057302
H2 2026,802479 19787,3213 40104991,91 167799286,2
H2O 1720,210124 24767,6797 42605613,3 178261886,1
CO2 6,821679493 32101,4658 218985,9113 1135222,964
Jumlah 10238775027 42839253697

Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Autothermal Reformer Hr (25oC) dQ/dT
1. CH4+ O2 ↔ CO+ 2H2 -35,69 -1,8190E+16
2. CH4 + H2O ↔ CO+ 3H2 -10,89 -1,8457E+16

8. Perhitungan Neraca Energi Unit Sintesis Metanol (R-103)

R-103
CO CO
H2O H2O
H2 H2
CO2 CO2
CH3OH
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 489,5 K
Tref = 298 K
Komponen m CpdT Q Q
66

(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)


CO 26730,36096 1884749,295 50380028986 2,1079E+11
H2 2026,802479 5610,195259 11370757,66 47575250,03
CO2 6,821679493 7,85E+03 5,35E+04 2,24E+05
H2O 0 6560,355983 0 0
Jumlah 50391453279 2,10838E+11
Panas Massa Keluar Umpan
Tin = 529 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO 572,7934493 2334571,31 1337227158 5594958428
CO2 4,093007695 9,44E+03 2,13E+08 8,91E+08
H2 1248,993297 6663,89652 1,69171E+11 7,07812E+11
H2O 2,730325162 7812,06645 21329,48161 89242,55105
CH3OH 384,9586166 12027,6876 4630162,013 19372597,86
Jumlah 1,71E+11 7,14E+11

Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Hr (25oC) dQ/dT
1. CO+ 2H2↔ CH3OH -90,63 -2,108E+11
2. CO2 +3H2↔ CH3OH + H2O -403,46 -28337803

13. Perhitungan Neraca Energi Unit Distilasi


1. Unit Distilasi 1 (T-106)
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 325 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO 165,747915 2,19E+04 3,63E+06 1,52E+07
H2O 5,24724853 2029,67701 1,07E+04 4,46E+04
CH3OH 1402,65226 26920,9067 3,78E+07 4,18E+00
Jumlah 4,14E+07 1,52E+07

Panas Massa Keluar Umpan (Up)


Tin = 325 K
Tref = 298 K
67

m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
H2O 5,24724853
2029,67701 1,07E+04 4,46E+04
CH3OH 788,991898
26920,9067 2,12E+07 8,89E+07
Jumlah 2,13E+07 8,89E+07
Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)
Tin = 353 K
Tref = 298 K
Kompone M
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CO 165,747915 21878,78 3,63E+06 1,52E+07
Jumlah 3,63E+06 1,52E+07

Neraca Energi Total


Aliran panas masuk Aliran panas keluar
∆H in 1,52E+07 ∆H out 1,04E+08
∆Hsteam in 1,15035E+11 ∆Hsteam out 1,14085E+11
Total 1,15E+11 1,14E+11

2. Unit Distilasi 2 (T-107)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 392 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 5,24724853 7126,33547 3,74E+04 1,56E+05
CH3OH 788,991898 127309,781 1,00E+08 4,20E+08
Jumlah 1,00E+08 4,20E+08

Panas Massa Keluar Umpan (Up)


Tin = 392 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH3OH 3978,43067 127309,781 5,06E+08 2,12E+09
Jumlah 5,06E+08 2,12E+09

Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)


68

Tin = 392 K
Tref = 298 K

Kompone M
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 165,747915 21878,78 3,63E+06 1,52E+07
Jumlah 3,63E+06 1,52E+07

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in 4,20E+08 ∆H out 1,04E+08
∆Hsteam in 3,94E+12 ∆Hsteam out 1,14085E+11
Total 3,94E+12 3,31E+12

3. Unit Distilasi 3 (T-108)


Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 340 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 7,84979967 44874,6711 3,52E+05 1,47E+06
CH3OH 749,684342 -1909,26349 -1,43E+06 -5,99E+06
Jumlah -1,08E+06 -4,51E+06

Panas Massa Keluar Umpan (Up)


Tin = 340 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH3OH 773,358584 44874,6711 3,47E+07 1,45E+08
Jumlah 3,47E+07 1,45E+08

Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)


Tin = 382 K
Tref = 298 K
Kompone M
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 28,0583613 6359,59522 1,78E+05 7,47E+05
69

Jumlah 1,78E+05 7,47E+05

Aliran panas masuk Aliran panas keluar


∆H in -4,51E+06 ∆H out 1,46E+08
∆Hsteam in 3,95E+11 ∆Hsteam out 2,39E+11
Total 3,95E+11 2,39E+11

Menghitung Kebutuhan Steam


∆H in + ∆H steam = ∆H out
∆H steam = ∆H out - ∆H in
= 1,04E+08– 1,52E+07
= 8,89E+07 kj/jam
Oleh karena itu membutuhkan fluida panas yang berfungsi sebagai pemanas yaitu
saturated steam pada steam table (G.V. Reklaitis) dengan kondisi :
Temperatur ( T ) = 325 oC
Tekanan (bar) = 120
Hl = 1491.8 kj/kg
Hv = 2689.2 kj/kg
λ steam = Hv- Hl
= 2689.2 kj/kg – 1491.8 kj/kg
= 1197.4 kj/kg
Menghitung massa steam (m) :
∆ H steam
m steam =
λ steam
8,89E+07kj / jam
=
1197.4 kj/kg
= 42776564,11 kg/jam

Panas steam masuk :


∆H steam masuk = m x Hv
∆H steam masuk = 42776564,1 kg/jam x 2689,2 kj/kg
∆H steam masuk = 1,15035E+11 kj/jam
70

Panas steam keluar :


∆H steam keluar = m x Hl
∆H steam keluar = 42776564,1 kg/jam x 1491.8 kj/kg
∆H steam keluar = 1,14085E+11 kj/jam

Destilasi (T-107)
Menghitung kebutuhan steam
∆H in + ∆H steam = ∆H out
∆H steam = ∆H out - ∆H in
= 2,14E+09 – 4,20E+08
= 1,72E+09 kj/jam
Oleh karena itu membutuhkan fluida panas yang berfungsi sebagai pemanas yaitu
saturated steam pada steam table (G.V. Reklaitis) dengan kondisi :
Temperatur ( T ) = 392 oC
Tekanan (bar) = 100
Hi = 1928,9 kj/kg
Hv = 2295,2 kj/kg
λ steam = Hv- Hl
= 2295,2 kj/kg – 1928.9 kj/kg
= 366,3 kj/kg
Menghitung massa steam (m) :
∆ H steam
m steam =
λ steam
1,72E+09 kj/ jam
=
366,3 kj/kg
= 4,68E+06 kg/jam
Panas steam masuk :
∆H steam masuk = m x Hv
∆H steam masuk = 1,72E+09kg/jam x 2295,2 kj/kg
∆H steam masuk = 3,94E+12kj/jam
Panas steam keluar :
∆H steam keluar = m x Hl
71

∆H steam keluar = 1,72E+09kg/jam x 1928,9 kj/kg


∆H steam keluar = 3,31E+12kj/jam

Destilasi (T-108)
Menghitung kebutuhan steam
∆H in + ∆H steam = ∆H out
∆H steam = ∆H out - ∆H in
= 1,46E+08 – (- 4,51E+06)
= 1,50E+08 kj/jam
Oleh karena itu membutuhkan fluida panas yang berfungsi sebagai pemanas yaitu
saturated steam pada steam table (G.V. Reklaitis) dengan kondisi :
Temperatur ( T ) = 340 oC
Tekanan (bar) = 100
Hi = 1591,3 kj/kg
Hv = 2629,1 kj/kg
λ steam = Hv- Hl
= 2629,1 kj/kg – 1591,3kj/kg
= 1037,8 kj/kg
Menghitung massa steam (m) :
∆ H steam
m steam =
λ steam
1,50E+08 kj/ jam
=
1037,8 kj/kg
= 1,45E+05 kg/jam
Panas steam masuk :
∆H steam masuk = m x Hv
∆H steam masuk = 1,50E+08 kg/jam x 2629,1kj/kg
∆H steam masuk = 3,95E+11kj/jam
Panas steam keluar :
∆H steam keluar = m x Hl
∆H steam keluar = 1,50E+08 kg/jam x 1591, 1 kj/kg
∆H steam keluar = 2,39E+11 kj/jam

Anda mungkin juga menyukai