BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Metanol
Metanol adalah senyawa alkohol dengan satu rantai karbon. Rumus kimia
CH3OH, dengan berat molekul 32. Titik didih 640-650oC (tergantung kemurnian),
dan berat jenis 0,7920-0,7930 (juga tergantung kemurnian). Secara fisik metanol
merupakan cairan bening, berbau seperti alkohol, dapat bercampur dengan air,
etanol, chloroform dalam perbandingan berapapun, higroskopis, mudah menguap
dan mudah terbakar dengan api yang berwarna biru (kalau siang tidak kelihatan)
(Spencer, 1988).
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol
paling sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan,
mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang
khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Metanol digunakan sebagai bahan
pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan aditif bagi etanol
industri.
Metanol adalah salah satu bahan kimia industri yang penting. Sebagai
bahan kimia industri, metanol telah digunakan secara luas untuk produksi
berbagai bahan kimia yang lain. Sekitar sepertiga dari produksi metanol
digunakan untuk membuat formaldehida dan selebihnya digunakan untuk
pembuatan MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Eter), asam asetat, pelarut, metaklirat,
bahan bakar, dan lain-lain. Sementara itu, formaldehida yang ditemukan oleh
Butlerov pada tahun 1859 adalah suatu senyawa yang dapat bereaksi dengan
hampir semua senyawa kimia baik organik maupun anorganik. Penggunaan
terbesar formaldehida adalah sebagai bahan dasar pembuatan resin-resin
formaldehida seperti urea formaldehida, melamin formaldehida, dan fenol
formaldehida (Kirk, R.E. and Othmer, 1994).
dari etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10) dan komponen-komponen lain
serta komponen pengotor seperti Air, H2S, CO2 dan lain-lain dengan jenis dan
jumlahnya yang bervariasi sesuai dengan sumber gas alam.
Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga
tambang batu bara. Adapun sumber-sumber gas alam di Indonesia terletak di
daerah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa
Timur, Kalimantan, Natuna, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Cadangan gas bumi
terbesar di Indonesia saat ini berada di Natuna. Adapun komponen yang
terkandung di dalam gas alam Natuna dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Komposisi Gas Alam Natuna
Komponen Gas Alam Komposisi
CO2 71,22%
H2S 1,43%
CH4 18%
C2H6 0,14%
C3H8 0,02%
C4H10 0,01%
Menurut Engler (2001), secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi
atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan
berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk
kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
2. Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene,
LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE=
poly ethylene, PVC = poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya
untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang,
pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural
Gas (LNG).
5
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Teknologi proses pembuatan metanol dari gas alam terdiri dari 8 teknologi,
yaitu proses tekanan tinggi BASF, proses ICI, proses Haldor Topsoe, proses
Kvainer, proses Krupp Uhde’s, proses Lurgi, proses LPM, dan proses Metanol
Fasa Cair. Berdasarkan perbandingan masing-masing proses, dapat disimpulkan
bahwa proses yang akan digunakan adalah proses Lurgi, dikarenakan hasil
kemurnian metanol yang akan didapatkan tinggi dan desain masing-masing alat
tidak rumit. Adapun alur proses yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kandungan gas alam lain yang sudah terpisah diunit absorber akan
diumpankan masuk kedalam unit reformer untuk menghasilkan gas sintesis.
Sebelum masuk kedalam unit reformer, gas dialirkan ke dalam saturator dimana
fungsi saturator untuk meningkatkan efesiensi dalam penggunaan energi dari
sumber panas. Sebelum masuk ke dalam unit reformer, gas terlebih dahulu
dipanaskan ke dalam fire heater hingga mencapai suhu 400-500°C.
oksigen dan steam dimasukkan setelah steam, reformed gas dan gas alam masuk
bagian atas autothermal reformer untuk mendapatkan gas sintesis dengan rasio
stoikiometrik yang optimum untuk makeup gas pada metanol sintesis. Natural gas
sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu menggunakan fire heater sehingga
mencapai suhu 778°C.
Fungsi autothermal reformer adalah untuk menuntaskan reformasi sisa
metana yang belum terkonversi. Tekanan umpan masuk autothermal reformer
sebesar 29,6 bar dan temperaturnya sebesar 778°C. Reaksi kimia yang terjadi
meliputi:
1. Pembakaran methana :
CH4 + 1/2O2 → CO + 2H 2O
3. Pemecahan methana:
CH4 + H2O ↔ CO+ 3H2
adalah metanol grade AA yang mempunyai kemurnian lebih dari 99,85% maka
produk dari unit sintesis metanol harus dimurnikan di unit destilasi.
Proses pemisahan pada unit ini bergantung pada relative volatility
dari komponen umpan. Komponen yang lebih volatil (low boilers) cenderung
untuk membentuk fase uap sedangkan komponen yang kurang volatil (high
boilers) akan cenderung membentuk fase liquid. Hasilnya uap akan ke atas saling
berkontak dengan liquid di setiap tray sehingga uap akan lebih kaya pekat
dengan low boiler dan liquid akan lebih kaya dengan high boiler. Liquid yang
mencapai dasar kolom akan diuapkan sebagian di reboiler untuk menyediakan
uap yang akan kembali naik ke puncak kolom. Sedangkan sebagian lainnya akan
diambil sebagai produk. Uap yang mencapai puncak kolom akan
dikondensasidan didinginkan menjadi liquid oleh overhead condenser.
Semua liquid ini akan dikembalikan kekolom sebagai refluks untuk
menyediakan over flow liquid (Lee. S, 1990).
11
BAB III
Neraca massa dan neraca energi suatu sistem proses dalam industri
merupakan perhitungan kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang
keluar, yang terakumulasi (tersimpan), dan yang terbuang dalam sistem itu.
Perhitungan neraca massa dan neraca energi pada pra-rancangan pabrik metanol
dari gas alam ini bertujuan untuk menentukan komposisi zat dalam aliran,
sedangkan neraca energi bertujuan untuk menentukan beban panas yang harus
ditambahkan atau dilepaskan dari sistem proses hingga diperoleh tujuan produksi
yang diharapkan.
dalam sistem tidak terjadi reaksi antara komponen di dalam sistem tersebut.
Sedangkan pada neraca massa kimia, terjadi reaksi komponen di dalam sistem.
a. Neraca massa di dalam sistem yang tidak bereaksi
Input = Output
N= ∑Nj
j
F= ∑ Fj
j
∑ w j =1
j=1
∑ x j =1
j=1
Jika masing – masing berat molekul untuk setiap jenis komponen diketahui
didalam aliran, maka
s s
wjF
N= ∑
j=1
( )
Mj
=F ∑ (w j =M j)
j=1
s
w
xj = (wjF/Mj)/N = (wj/Mj)/ ∑ ( Mj )
j=1 j
Fj N
w j= atau x j= j
F N
Dimana :
Rs =N out ¿
s −N s
out ¿
F −F s
Rs = s
Ms
Rs
r=
σs
Dimana:
N ¿s = laju alir masuk senyawa s
out
Ns = laju alir keluar senyawa s
Rs = Perubahan laju alir keluar dan masuk
rs = laju alir reaksi
s = koefisien reaksi
s T
Q=∑ N s ∫ Cps dT
s=1 T ref
0 0
∆ H R (Tstandar )=∆ H f out −∆ H f ∈¿
Tref
∆ H R (Tref ) = ∆ H R (Tstandar )+ ∑ σ s ∫ Cp dT
Tstandar
Multiple Reaction
T
dQ
=r 1 ∆ H R ( Tref )+ r 2 ∆ H R ( Tref )−∑ N ¿s ∫ Cps dT
dt 1
s T
2
ref
∫ Cp dT =∫ ( a+ bT + c T 2+ d T 3 ) dt (Reklaitis,1983)
T1 T1
T2
b c d
∫ CpdTa ( T 2−T 1) + 2 (T 22−T 21 )+ 3 ( T 32−T 31 )+ 4 (T 42 −T 41 )
T1
2. Absorpsi (T-103)
16
3. Stripper (T-104)
Berfungsi untuk memisahkan CO2 dan H2S serta meregenasi MEA.
CO2
22 H2S
19
T-104
CO2
H 2S
MEA MEA
24
4. Saturator (V-102)
Berfungsi untuk menjenuhkan komponen sebelum diumpankan ke unit
pre-reforming.
31
30
V-102
CH4 CH4
C2H4 C2H4
C3H8 C3H8
C4H10 C4H10
5. Mixing (MX-101)
Berfungsi untuk mengontakkan gas alam dengan steam.
32
H2O
31 35
MX-101
CH4 CH4
C2H4 C2H4
C3H8 C3H8
C4H10 C4H10
H2O
Komponen F in 31 F in 32 F out 35
CH4 13900,03008 0 13900,03008
C2H6 135,4768015 0 135,4768015
C3H8 28,81638115 0 28,81638115
C4H10 19,0552531 0 19,0552531
H2O 0 17646,22281 17646,22281
18
6. Pre-Reforming (R-101)
Berfungsi untuk menghilangkan gas hidrokarbon berat dan membentuk
syngas.
36 37
R-101
CH4 CH4
C2H6 H2O
C3H8 H2
C4H10 CO2
H2O
7. Autothermal-Reforming (R-102)
Berfungsi untuk pembentukan syngas
O2
15
CH4
38 H2O
CH4 R-102 H2
39
H2O CO2
H2 O2
CO2 CO
8. Separator (SE-102)
Berfungsi untuk memisahkan metanol, air, dan syngas yang belum
bereaksi.
CH4
H2
CO2
CH4
CO
H 2O
O2
H2
CO2 SE-102
O2
CO
H 2O
9. Sintesis Metanol
Reaktor 1 (R-103)
Berfungsi sebagai tempat pembentukan metanol dengan konversi 40%.
R-103
H2 H2
CO2 CO2
CO CO
H2O H2O
CH3OH
20
Reaktor 2 (R-104)
Berfungsi sebagai tempat pembentukan metanol dengan konversi 70%.
R-104
H2 H2
CO2 CO2
CO CO
H2O H2O
CH3OH CH3OH
SE-103
H2 CO2
CO2 CO
CO H2O
H2O CH3OH
CH3OH
21
T-105
CO2
CO
H2O
CO2
CH3OH
CO
CO
T-106
CO
H 2O
H2O
CH3OH
CH3OH
T-107
H2O
CH3OH
H2O
CH3OH
T-108
H2O
CH3OH
H2O
B. Separator (SE-101)
Panas Aliran Masuk Separator (SE-101)
Tin = 120C = 285,15 K
Tout = 12oC = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam CpdT ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978
C. Distilasi (T-101)
Panas Aliran Masuk Distilasi (T-101)
Tin = 120C = 285,15 K
Tout = 12oC = 285,15 K
Tref = 25oC = 298,15 K
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam Cpdt ∆H (Kj/Jam)
O2 15089.48 471.5463 -94.1488 -44395.5
Ar 36.01308 0.900327 -64.532 -58.0999
N2 49214.57 1757.663 -91.1931 -160287
H2O 376.7868 20.9326 -106.907 -2237.84
Total 64716.85 2251.042 -356.781 -206978
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -1,58E+12 -1,52E+15 -6,37E+15
C2H6 5,01420567 -4,06E+12 -2,03E+13 -8,51E+13
C3H8 0,72718553 -6,44E+12 -4,68E+12 -1,96E+13
C4H10 0,3647919 -8,72E+12 -3,18E+12 -1,33E+13
CO2 2534,4703 2522213,78 6,39E+09 2,67E+10
H2S 51,2689662 3599360,149 1,85E+08 7,72E+08
MEA 8239,907919 -29747705,71 -2,45E+11 -1,03E+12
Jumlah -1,55E+15 -6,49E+15
Kompone m
CpdT Q(Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
MEA 7755,20745 -29747705,7 -2,307E+11 -9,65247E+11
CO2 2534,4703 2522213,78 6,392E+09 26746119275
H2S 51,2689662 3599360,14 184535474 772096422,5
Jumlah -2,241E+11 -9,37729E+11
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
28
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 971,4514144 4,22E+12 4,10E+15 1,72E+16
CO 1,42090933 1,40E+04 1,99E+04 8,31E+04
H2 9673,84478 1,40E+04 1,35E+08 5,66E+08
CO2 6,821679493 6353307 4,33E+07 1,81E+08
Jumlah 4,10E+15 1,72E+16
Panas Reaksi
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
O2 472,6495781 15353,5311 226776,2494 948831,8276
31
Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Autothermal Reformer Hr (25oC) dQ/dT
1. CH4+ O2 ↔ CO+ 2H2 -35,69 -1,8190E+16
2. CH4 + H2O ↔ CO+ 3H2 -10,89 -1,8457E+16
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO 572,7934493 2334571,31 1337227158 5594958428
32
Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Hr (25oC) dQ/dT
1. CO+ 2H2↔ CH3OH -90,63 -2,108E+11
2. CO2 +3H2↔ CH3OH + H2O -403,46 -28337803
n (Kgmol/Jam)
CO 165,747915 21878,78 3,63E+06 1,52E+07
Jumlah 3,63E+06 1,52E+07
Tin = 366 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CO2 2,53E+03 2624,16928 6,65E+06 2,78E+07
H2S 5,13E+01 -9,16426391 -4,70E+02 -1,97E+03
Jumlah 6,65E+06 2,78E+07
Panas Massa Keluar Umpan
Tin = 316 K
Tref = 298 K
Kompone m
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CO2 2,53E+03 675,576478 6,65E+06 7,16E+06
H2S 5,13E+01 -7,57997367 -4,70E+02 -1,63E+03
Jumlah 2087,58266 6,65E+06 7,16E+06
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CO2 4,092078 7847,763 32113,66 1,34E+05
CO 5,73E+02 4290,151 2457370 1,03E+07
H2 1,25E+03 60,10567 75071,58 3,14E+05
H2O 2,73E+00 1598,868 4365,429 1,83E+04
CH3OH 3,85E+02 9777,545 3763950 1,57E+07
Jumlah 6332871 2,65E+07
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA
Komposisi gas alam yang digunakan diketahui dalam persen mol, Untuk
menentukan komposisi gas alam dalam persen berat, dilakukan perhitungan
sebagai berikut. Misalkan dalam 1000 m3 gas, maka berat masing-masing
komponen :
116087,4422 kg/jam
2. Unit Absorbsi
Unit proses ini berfungsi untuk menyerap kandungan CO 2 dan H2S pada
dengan Menggunakan MEA sebagai Absorben.
Tabel A.5 Umpan Masuk Unit Absorbsi
Komponen Fi Ni
CH4 13900,03008 866,423367
43
3. Unit Stripper
Tabel A.7 Neraca Massa pada Stripper
Komponen F in 19 F out 22 F out 24
CO2 100434,1528 100434,1528 0
H2S 1569,910933 1569,910933 0
MEA 237472,8002 0 237472,8002
Total 339476,8639 102004,0637 237472,8002
339476,8639
4. Unit Saturator
Berfungsi untuk menjenuhkan komponen sebelum diumpankan ke unit
pre-reforming.
Tabel A.8 Neraca Massa pada Saturator
Komponen F in30 F out 31
CH4 13900,03008 13900,03008
C2H6 135,4768015 135,4768015
C3H8 28,81638115 28,81638115
C4H10 19,0552531 19,0552531
Total 14083,37851 14083,37851
44
6. Unit Pre-Reforming
Pada unit proses ini senyawa hidrokarbon berat dikonversi kedalam
senyawa CH4. Kondisi umpan unit Pr- Reforming adalah :
Tabel A.11 Kondisi Umpan Unit Pre-Reforming
Komponen F out 35
CH4 13900,03008
C2H6 135,4768015
C3H8 28,81638115
C4H10 19,0552531
H2O 17646,22281
Total 31729,60132
45
CO H2O CO2 H2
AWAL 6,142344283 973,3870927 0 0
REAKSI 6,142344283 6,142344283 6,142344283 6,14234428
SISA 0 967,2447484 6,142344283 6,14234428
7. Unit Autothermal-Reforming
Pada unit ini gas keluaran unit pre-reforming akan dikonversi menjadi
syngas sebelum diumpankan ke dalam reaktor sintesis metanol.
Menurut Rostrup, 1993 jumlah oksigen dan steam yang dibutuhkan dalam unit
ATR adalah:
Oksigen : Mol O2/Mol C pada CH4 = 0,65
Steam : Mol Steam / Mol C pada CH4 = 1
Total karbon pada CH4 di umpan adalah dari perhitungan berikut :
Tabel A.13 Perhitungan Jumlah Mol Karbon
Kompone
n mr Ni ar c ar c / mr Mol c
872,563456 0,74861310 653,212436
CH4 16,043 7 12,01 2 3
= 11797,81878 kg/jam
Reaksi yang terjadi pada Unit ATR terbagi atas dua zona:
- Combustion Zone (Partial Oxidation)
Pada zona Combustion Zone reaksi yang terjadi adalah Partial oksidasi
terhadap CH4 ,dimana konversi reaksi yang dicapai adalah 90% Seperti berikut
ini:
CH4 1/2 O2 CO 2 H2
872,5634567 425,6776135 0 0
785,3071111 392,6535555 785,3071111 1570,614222
87,25634567 33,02405795 785,3071111 1570,614222
47
8. Unit Separator
Kandungan air berlebih keluaran Unit ATR kemudian dimanfaatkan
sebagai pemanas pada unit saturator, pemisahan air tersebut dilakukan pada unit
separator.
Tabel A.15 Neraca Massa pada Separator.
Komponen Fin 39 Fout 45 F out 44
CH4 209,978033 209,978033 0
CO2 270,3245719 270,3245719 0
CO 24073,89489 24073,89489 0
H2 3650,757272 3650,757272 0
H2O 27886,59832 0 27886,59832
O2 1056,703806 1056,703806 0
Total 57148,25689 29261,65857 27886,59832
57148,25689
Reaktor 2 (R-104)
Berfungsi sebagai tempat pembentukan metanol dengan konversi 70%.
Reaksi yang terbentuk adalah:
CO 2 H2 CH3OH
49
515,6850029 1115,940687
360,9795021 721,9590041 360,9795021
154,7055009 393,9816826 360,9795021
CO2 3 H2 CH3OH H2O
3,68540657 393,9816826
2,579784599 7,739353797 2,579784599 2,579784599
1,105621971 386,2423288 2,579784599 2,579784599
29261,65611
27893,24355
3. Destilasi (T-108)
Diharapkan pada hasil puncak akan diperoleh metanol dengan kemurnian
99,85 wt%.
Tabel A.21 Neraca Massa Destilasi (T-108)
Komponen Fin 69 Fout 70 Fout 75
H2O 90,73655245 0,136104829 90,60044762
CH3OH 23089,96051 23089,96051 0
Total 23180,69706 23090,09662 90,60044762
23180,69706
52
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA ENERGI
Atau
T
B C D
∫ CpdT = A(T-Tref)+
2
(T2- T2ref)+
3
(T3- T3ref)+
4
(T4- T4ref)+
Tref
E
(T5- T5ref)
5
Keterangan :
Cp = kapasitaspanas (J/mol.K)
A,B,C,D,E = konstanta
Tref = temperature referensi = 298 K
T = Temperaturoperasi (K)
A. Cooler (E-101)
FSteam
B. Seperator (SE-101)
Qin FSteam
T1 = 12oC T2 = 12oC
Qin
T1 = 12oC T2 = 12oC
(Kgmol/Jam)
CO2 2534,470305
6,79E+07 1,72E+11 7,20E+11
H2S 51,26896621
9,70E+07 4,97E+09 2,08E+10
Jumlah 1,77E+11 7,41E+11
Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)
Tin = 468 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
MEA 7755,207453 -9,13E+08 -7,08E+12 -2,96E+13
Jumlah -7,08E+12 -2,96E+13
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 964,615466 -5,48E+13 -5,29E+16 -2,21E+17
C2H6 5,01420567 -1,41E+14 -7,07E+14 -2,96E+15
C3H8 0,72718553 -2,24E+14 -1,63E+14 -6,80E+14
C4H10 0,3647919 -3,03E+14 -1,10E+14 -4,62E+14
H2O 1088,52327 6,79E+07 7,39E+10 3,09E+11
Jumlah -5,39E+16 -2,25E+17
Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Pre-Reformer Hr (25oC) dQ/dT
1. C2H6 + H2O ↔ CO + CH4 + 2H2 141,09 1,72E+16
2. C3H8 + H2O ↔ CO + +2CH4 + H2 85,41 1,72E+16
3. C4H10 + H2O ↔ 3CO + CH4 + 6H2 -38,52 1,72E+16
4. CO + H2O ↔CO2 +H2 -41,17 2,07E+08
O2
R-102
CH4 CH4
H2O H 2O
H2 H2
CO2 CO2
O2
CO
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 786 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
CH4 971,4514144 4,45E+12 4,32E+15 1,81E+16
CO 0 6606257,49 0 0
H2 19,89273063 14365,0016 2,86E+05 1,20E+06
CO2 6,821679493 22199,4369 1,51E+05 6,34E+05
H2O 1074,871642 17457,972 1,88E+07 78513090,66
Jumlah 4,32E+15 1,81E+16
Tin = 786 K
Tref = 298 K
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
O2 472,6495781 15353,5311 226776,2494 948831,8276
Jumlah 226776,2494 948831,8276
Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Autothermal Reformer Hr (25oC) dQ/dT
1. CH4+ O2 ↔ CO+ 2H2 -35,69 -1,8190E+16
2. CH4 + H2O ↔ CO+ 3H2 -10,89 -1,8457E+16
R-103
CO CO
H2O H2O
H2 H2
CO2 CO2
CH3OH
Panas Massa Masuk Umpan
Tin = 489,5 K
Tref = 298 K
Komponen m CpdT Q Q
66
Panas Reaksi
Reaksi Reaksi Hr (25oC) dQ/dT
1. CO+ 2H2↔ CH3OH -90,63 -2,108E+11
2. CO2 +3H2↔ CH3OH + H2O -403,46 -28337803
m
Komponen CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
(Kgmol/Jam)
H2O 5,24724853
2029,67701 1,07E+04 4,46E+04
CH3OH 788,991898
26920,9067 2,12E+07 8,89E+07
Jumlah 2,13E+07 8,89E+07
Panas Massa Keluar Umpan (Bottom)
Tin = 353 K
Tref = 298 K
Kompone M
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
CO 165,747915 21878,78 3,63E+06 1,52E+07
Jumlah 3,63E+06 1,52E+07
Tin = 392 K
Tref = 298 K
Kompone M
CpdT Q (Kcal/Jam) Q (kJ/Jam)
n (Kgmol/Jam)
H2O 165,747915 21878,78 3,63E+06 1,52E+07
Jumlah 3,63E+06 1,52E+07
Destilasi (T-107)
Menghitung kebutuhan steam
∆H in + ∆H steam = ∆H out
∆H steam = ∆H out - ∆H in
= 2,14E+09 – 4,20E+08
= 1,72E+09 kj/jam
Oleh karena itu membutuhkan fluida panas yang berfungsi sebagai pemanas yaitu
saturated steam pada steam table (G.V. Reklaitis) dengan kondisi :
Temperatur ( T ) = 392 oC
Tekanan (bar) = 100
Hi = 1928,9 kj/kg
Hv = 2295,2 kj/kg
λ steam = Hv- Hl
= 2295,2 kj/kg – 1928.9 kj/kg
= 366,3 kj/kg
Menghitung massa steam (m) :
∆ H steam
m steam =
λ steam
1,72E+09 kj/ jam
=
366,3 kj/kg
= 4,68E+06 kg/jam
Panas steam masuk :
∆H steam masuk = m x Hv
∆H steam masuk = 1,72E+09kg/jam x 2295,2 kj/kg
∆H steam masuk = 3,94E+12kj/jam
Panas steam keluar :
∆H steam keluar = m x Hl
71
Destilasi (T-108)
Menghitung kebutuhan steam
∆H in + ∆H steam = ∆H out
∆H steam = ∆H out - ∆H in
= 1,46E+08 – (- 4,51E+06)
= 1,50E+08 kj/jam
Oleh karena itu membutuhkan fluida panas yang berfungsi sebagai pemanas yaitu
saturated steam pada steam table (G.V. Reklaitis) dengan kondisi :
Temperatur ( T ) = 340 oC
Tekanan (bar) = 100
Hi = 1591,3 kj/kg
Hv = 2629,1 kj/kg
λ steam = Hv- Hl
= 2629,1 kj/kg – 1591,3kj/kg
= 1037,8 kj/kg
Menghitung massa steam (m) :
∆ H steam
m steam =
λ steam
1,50E+08 kj/ jam
=
1037,8 kj/kg
= 1,45E+05 kg/jam
Panas steam masuk :
∆H steam masuk = m x Hv
∆H steam masuk = 1,50E+08 kg/jam x 2629,1kj/kg
∆H steam masuk = 3,95E+11kj/jam
Panas steam keluar :
∆H steam keluar = m x Hl
∆H steam keluar = 1,50E+08 kg/jam x 1591, 1 kj/kg
∆H steam keluar = 2,39E+11 kj/jam