PENDAHULUAN
Indonesia yang bekerja sama dengan perusahaan Jepang, tetapi saat ini PT
yaitu BARITO GROUP dan merupakan anak perusahaan dari PT Chandra Asri
Pembangunan pabrik dimulai pada bulan Januari tahun 1991 dan selesai
bulan Oktober 1992. Pabrik ini mulai beroperasi secara komersial pada bulan
Januari pada tahun 1993. Kontraktor utama proyek pembangunan pabrik ini
adalah Toyo Engineering dari Jepang dan lisensi pembuatan produk adalah
pada pabrik ini adalah sebesar 100.000 MTA. Pada bulan Juli 1994, PT Styrindo
1
2
Pada bulan Juli 1999, PT Styrindo Mono Indonesia kembali menambah kapasitas produksinya
dengan mengoperasikan plant SM 2 dan memiliki EB plant sendiri. Kontraktor utama pembangunan
plant 2 adalah Mitsubishi Heavy Industri yang juga berasal dari Jepang dan lisensi pembuatan
Styrene Monomernya pun adalah Monsanto Lummus Crest (ABB lummus). SM 2 plant memiliki
kapasitas produksi Styrene Monomer sebanyak 240.000 MTA dan Toluene sebanyak 2.624 MTA,
sehingga total produksi Styrene Monomer menjadi 340.000 MTA dan Toluene sebanyak 2642 MTA.
Pada tahun 1998, dan pada tahun 1999 sampai sekarang kapasitas SMI sudah mencapai 25.000
ton/tahun.
Styrene Monomer adalah produk otomatis yang digunakan secara luas untuk pembuatan plastik
atau karet, merupakan salah satu bahan baku untuk industri manufactur, seperti:
3. Styrene Acrylonitrile berfungsi untuk peralatan rumah tangga dan alat otomotif.
4. Acrylonitrile Butadiene Styrene berfungsi untuk peralatan otomotif, pengepakan, koper, dan
mainan.
5. Styrene Butadiene Rubber berfungsi untuk ban, ikat pinggang, alas kaki dan lain-lain.
6. Styrene Butadiene Latex berfungsi untuk pembungkus kertas, bahan karpet busa dan karet.
7. Unsaturated Polyester resin berfungsi untuk fiberglass, pembuatan kapal, mobil dan lain-lain.
Ethylbenzene
Dalam proses produksi Styrene Monomer, maka dibutuhkan bahan baku utama. Styrene
Monomer ini merupakan hasil reaksi dehidrogenasi dari Ethylbenzene. Ethylbenzene adalah anggota
dari kelompok aromatik monomer dalam pembuatan Styrene Monomer. Pada proses ini Ethylbenzene
diproduksi dari Plant 2 EB PT Styrindo Mono Indonesia, dengan bahan baku Ethylene dan Benzene.
Kebutuhan Ethylene PT. Styrindo Mono Indonesia diperoleh dari PT. Chandra Asri Petro Chemical.
Ethylene dalam bentuk gas yang disuplai dari PT. Chandra Asri Petro Chemical masuk melalui jalur
pipa bawah tanah yang langsung mengalami proses pemurnian dengan kecepatan 25 ton/jam.
Kebutuhan Ethylene untuk proses ± 25 ton/jam. Ethylene dalam bentuk cair yang dibawa dengan
menggunakan kapal. Ethylene yang diimport dibawa ke pelabuhan khusus (Jetty) milik PT. Redeco
Petrolin Utama dengan kapasitas tanker (minimum) sebesar 3000 ton. Ethylene dibawa kapal tanker
dalam bentuk cairan, selanjutnya ditransfer ke tangki penyimpanan Ethylene Day Tank pada tekanan
24-26 barg dengan kecepatan sekitar 2,50 m3/jam. Ethylene tersebut disimpan di tangki dalam bentuk
cair dengan suhu -100°C. Kapasitas tangki penyimpanan Ethylene adalah 9000 KL. Ethylene Day
Tank ini dilengkapi dengan Ethylene Evaporator yang berfungsi untuk mengubah Ethylene Liquid
menjadi Ethylene vapour sebelum ditransfer ke proses. Kebutuhan benzene PT.Styrindo Mono
Indonesia diperoleh dari PT. Pertamina dan SGC Thailand Petro Chemical. Benzene dalam bentuk
dalam bentuk cair yang dibawa dengan menggunakan kapal. Benzene yang diimport dibawa ke
pelabuhan khusus (Jetty) milik PT. Redeco Petrolin Utama dengan kapasitas tanker (minimum)
sebesar 2500 ton. Benzene dibawa kapal tanker dalam bentuk cairan, selanjutnya ditransfer ke tangki
penyimpanan Benzene pada tekanan 25 barg dengan kecepatan sekitar 2,50 m3/jam. Benzene
Benzene 0,10
Toluene 0,05
Total 100,00
(Ardian.DY,2012)
DNBP berfungsi sebagai inhibitor untuk menghambat terjadinya polimerisasi dari produk Styrene
Monomer, semakin besar konsentrasi DNBP dalam reactor, maka polimerisasi yang terjadi semakin
kecil. Kebutuhan DNBP diperoleh dari PT. Dooyang Korea dibawa ke pelabuhan khusus di Jakarta
dengan menggunakan kapal tanker dengan kapasitas 1000 ton. DNBP dalam bentuk cairan diangkut
menggunakan truk tangki dengan kapasitas maksimal 20 ton. DNBP disimpan dalam NSI Tank (2FB-
403) dengan kapasitas penyimpanan 100 ton, dengan suhu -70°C dalam bentuk cairan pada tekanan
1,5-2 barg. Kebutuhan DNBP dalam proses ± 12kg/jam dengan tekanan 7,8 KCG.
TBC adalah sejenis bubuk sebagai inhibitor selama proses pemisahan, TBC berbentuk bubuk
yang digunakan untuk mencegah terjadinya polimerisasi/ penggumpalan didalam proses. Jenis TBC
ini untuk mempertahankan sifat kimia didalam fluida dan sesuai dengan temperatur kolom pemisahan.
Inhibitor/TBC jenis ini tingkat kelarutannya besar dan meyebar karena berbentuk bubuk, namun ada
juga yang berbentuk serpihan namun kelarutan didalam fluida agak terlalu lama.
Total 100,00
(Mosanto.LC,2008)
Catalyst (Katalis)
PT. Styrindo Mono Indonesia menggunakan Styromax – 6 cataliyst, untuk memperoleh hasil
reaksi utama yaitu styrene monomer secara optimum dan memperkecil kemungkinan terjadinya hasil
reaksi samping, maka digunakan Styromax – 6 catalyst yang mempunyai komposisi besi (II) Oksida
(Fe2O3), dengan adanya katalis ini maka reaksi utamalah yang paling berpengaruh terhadap kondisi
operasi. Katalis ini juga menambah performancenya tersebut dengan menggunakan K2O (kalium
Oksida) sebagai promotor. Katalis dehidrogenasi yang digunakan di PT Styrindo Mono Indonesia
adalah Fe2O3 dengan merek dagang FlexiCat Gold-HS/FlexCat Gold/ IronCat untuk SM-1 dan
Tabel 4. SpesifikasiStyromax-6
Komponen Komposisi
(% volume)
Fe2O3 10,00
K2CO3 20,00
CeO2 25,00
M0O3 15,00
CaO 5,00
MgO 15,00
Total 100,00
(Mosanto.LC,2008)
Katalis dehidrogenasi EB dapat mengalami deaktivasi yang disebabkan oleh faktor sebagai berikut :
1. Deposit karbon, faktor penyebabnya adalah tekanan parsial EB yang tinggi dan tekanan parsial
steam rendah.
2. Sintering, faktor penyebabnya adalah tekanan parsial H2 yang tinggi, tekanan parsial steam yang
3. Migrasi potassium yaitu terjadinya deposit terhadap senyawa kalium yang akan mengalir terbawa
keluar reaktor dan dapat ditemukan pada air kondensat setelah mengalami proses pemisahaan
dengan produk. Faktor penyebabnya adalah tekanan CO2 yang rendah, perbedaan fugasitas dari
6
senyawa kalium, kontaminasi senyawa kalor, kecepatan gas yang tinggi, dan temperatur yang
tinggi .
Area pembuatan Ethylbenzene dari bahan baku Benzene dan Ethylene terbagi atas dua area,
yaitu :
1. Area 100 untuk mereaksikan EB yaitu Alkilasi dari Ethylene dengan Benzene dan transalkilasi
Area pembuatan Styrene Monomer yang merupakan lanjutan dari proses Ethylbenzene sebagai
1. Area 300 untuk mereaksikan EB menjadi SM yaitu Dehidrogenasi EB menjadi crude SM.
menggunakan ISO 9001:2000 tentang Quality Management System. Struktur organisasi PT. Styrindo
Mono Indonesia adalah struktur organisasi garis, dimana pimpinan tertinggi perusahaan ada di bawah
President Commissioner, President Director yang berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh
Independent Director, Legal Advisor, Corporate Service Director, dan Executive Secretary. Dibawah
7
Presiden Direktur terdapat tiga Director yang membantu tugas Presiden Direktur, meliputi:
1. Commercial Director, bertugas dan bertanggung jawab untuk membuat strategi dan
kebijaksanaan penjualan yang sedang berlangsung serta yang akan datang. Divisi ini
Planning and Purchasing, bertugas dan bertanggung jawab terhadap pengadaan barang bagi
Sales General Manager, bertugas untuk membantu dan memberikan nasehat tentang teknik
2. Manufacturing Director merupakan pimpinan tertinggi di PT. Styrindo Mono Indonesia Production
site yang berkedudukan di Merak. Manufacturing Director bertugas dan bertanggung jawab
terhadap seluruh Merak Plant dan bidang produksi Styrene Monomer PT. Styrindo Mono
Indonesia. Tugas Manufacturing Director dibantu oleh Factory Manager. Factory Manager
membawahi empat department yaitu Storage Loading and Warehouse Section, Quality Safety
Factory Manager, bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi Styrene Monomer mulai
dari penerimaan bahan baku sampai dengan proses pembuatan Styrene Monomer. Divisi ini
Storage Loading and Warehouse Section, bertugas dan bertanggung jawab menyiapkan
barang untuk seluruh kebutuhan di PT. Styrindo Mono Indonesia. Dalam tugasnya membawahi
Production Departement, bertugas dan bertanggung jawab untuk mengolah dan memproduksi
hasil produk Styrene Monomer. Dalam tugasnya membawahi Production Plant 1, Production
Quality Safety and Environment Department (SED) bertugas dan bertanggung jawab
menangani dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan proses produksi di PT. Styrindo
Mono Indonesia, serta bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam
tugasnya membawahi Quality Control and Assurance, Safety and Environment Control.
seluruh peralatan di PT Styrindo Mono Indonesia. Dalam tugasnya membawahi Electrical and
3. Vice President Director bertugas dan bertanggung jawab untuk memimpin, mengkoordinir, dan
mengawasi kerja serta membantu tugas President Director dalam menghadapi masalah
perusahaan di PT. Styrindo Mono Indonesia yang berkaitan dengan aktivitas pabrik. Dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh Finance Group dan HR and Admin Director.
Finance Group bertugas dan bertanggung jawab untuk menghitung seluruh biaya produksi dan
Mono Indonesia.
HR and Admin Director, bertugas dan bertanggung jawab mengawasi kerja Audit Teknologi &
Operasi serta Audit nonTeknologi & Operasi. Kewajiban mengaudit semua yang terkait dengan
Teknologi & Operasi maupun non Teknologi & Operasi serta tanggung jawabnya memberikan
laporan. Dalam tugasnya membawahi Human Resource and General Affairs, Security, General
PT. Styrindo Mono Indonesia memberikan berbagai fasilitas untuk kesejahteraan karyawannya.
1. Koperasi
kebutuhan sehari-hari dengan harga yang relatif lebih murah. Koperasi ini terletak di areal pabrik.
2. Sarana Transportasi
PT. Styrindo Mono Indonesia menyediakan sarana transportasi bagi karyawan yang akan
berangkat maupun pulang kerja. Sarana transportasi ini beroperasi di daerah Cilegon, Merak dan
11
Serang, adapun untuk keperluan transportasi di dalam pabrik, PT. Styrindo Mono Indonesia
3. Makan
PT. Styrindo Mono Indonesia memberikan fasilitas makan, baik untuk karyawan shift
4. Klinik Kesehatan
Fasilitas kesehatan diberikan oleh pihak perusahaan untuk kecelakaan atau penyakit
5. Seragam
Pemberian seragam dilakukan rata-rata sekali dalam setahun sebanyak 3 pasang. Semua
Perlengkapan safety ini berupa sepatu, helmet, kacamata, masker, penutup telinga (ear plug),
tali pengaman, dan lain-lain. Perlengkapan ini diberikan kepada karyawan sesuai lokasi kerja.
PT. Styrindo Mono Indonesia menyediakan sarana olah raga seperti lapangan volley,
lapangan sepak bola, lapangan futsal, lapangan basket, lapangan tennis, tempat gym (fitness)
Akhir tahun 2014 tercatat bahwa PT. Styrindo Mono Indonesia memiliki tenaga kerja sebanyak ±
Karyawan di PT. Styrindo Mono Indonesia terbagi menjadi karyawan shift dan non shift dengan jumlah
jam kerja 60 jam tiap minggu. Pembagian jam kerja untuk karyawan tetapnya sebagai berikut :
1. Karyawan non shift (daily) masuk lima kali dalam seminggu dari hari Senin sampai hari Jum’at.
Tabel 5. Sistem pembagian shift di PT. Styrindo Mono Indonesia pada bulan Maret tahun 2015
Plant 2
Keterangan :
O : off (libur)
Masing-masing group bekerja secara shift selama 7 hari kemudian mendapat jatah libur selama 2
hari. Pembagian shift di PT. Styrindo Mono Indonesia untuk setiap shiftnya berjumlah 34 orang di
antaranya :
Laboratorium : 2 orang
PPIC : 2 orang
Security : 8 orang +
Total : 34 orang
Karyawan tetap yang bekerja pada PT. Styrindo Mono Indonesia terdiri dari tenaga kerja dengan
S2 : 2 orang
S1 : 43 orang
D3 : 22 orang
SMP : 14 orang
SD : 5 orang +
Keselamatan Kerja
Prosedur Keselamatan dan Keamanan kerja di PT. Styrindo Mono Indonesia sangat ketat. Hal ini
dilakukan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi lingkungan kerja, tenaga kerja maupun peralatan.
Setiap orang yang berada di area pabrik dilarang keras membawa rokok, korek api dan handphone
serta barang – barang elektronik lainnya yang dapat menimbulkan percikan api.
14
Alat perlindungan diri untuk keselamatan kerja serta kesehatan kerja yang telah ditetapkan oleh
APD disebut juga dengan PPE (Personal Protective Equipment) yang digunakan di PT.
Styrindo Mono Indonesia yaitu: safety helmet, goggles, face shield, dust mask, ear plug, gloves,
2. Jenis Pengaman
Jenis pengamannya berupa peralatan yang berfungsi sebagai pelindung dan pencegah
bahaya - bahaya lebih lanjut terhadap tenaga kerja antara lain: rotating unit cover (penutup mesin
yang berputar), pagar pengaman tangan pada daerah yang tinggi, alat basuh mata, safety
shower, traffic sign, grounding, bounding, sikring dan saklar, alat pengatur tekanan.
PT. Styrindo Mono Indonesia memiliki potensi bahaya kebakaran yang tinggi untuk itu perlu
pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang benar - benar berkualitas, sehingga di PT.
Styrindo Mono Indonesia terdapat satuan pemadam kebakaran. Setiap orang yang berada di
dalam area pabrik dilarang keras membawa rokok, korek api, kamera atau benda lain yang bisa
menimbulkan percikan bunga api. Pabrik bila terjadi suatu keadaan darurat maka akan
dibunyikan sirine, untuk penyelamatan semua tenaga kerja harus menuju ke sebuah tempat yang
dinamakan Head Account Point (HAP) disetiap gedung, bila keadaan bertambah gawat maka
semua karyawan yang telah terkumpul pada masing-masing HAP-nya akan keluar bersama-sama
ke suatu tempat yang disebut AP (Asembly Point), kemudian informasi keadaan darurat akan
ditangani oleh Emergency Response Team yang terdiri dari Security, Medical, Fireman and
Bagi para pekerja yang akan bekerja di PT. Styrindo Mono Indonesia harus diberi tahu
mengenai peraturan keselamatan kerja yang akan disampaikan melalui Safety Induction, untuk
melatih kebiasaan tersebut maka setiap tiga bulan dilakukan pelatihan emergency agar semua
PT. Styrindo Mono Indonesia merupakan perusahaan yang beresiko tinggi sehingga harus
menggunakan ijin kerja sekalipun dalam keadaan darurat yang dikeluarkan oleh supervisor area
Jenis – jenis ijin kerja yang ada dalam PT. Styrindo Mono Indonesia antara lain:
Ijin ini harus dimiliki pekerja yang pekerjaannya dapat menimbulkan panas atau nyala api
seperti pengelasan pipa atau bejana penggunaan bor listrik, gerinda dan lain – lain.
Ijin ini harus dimiliki pekerja yang pekerjaannya tidak menimbulkan api atau panas sama sekali
atau alat – alat yang dikerjakan tidak menimbulkan nyala api atau panas. Cara kerja yang dapat
dikategorikan dalam hal ini adalah penggantian valve, penggantian pipa, pengecekan peralatan,
Ijin bekerja untuk pekerjaan diruang tertutup, hampa udara atau ruangan dengan kandungan
oksigen terbatas, misalnya membersikan reaktor, tangki, dan lain – lain. Para pekerja sebelumnya
harus melakukan pengujian terhadap gas – gas berbahaya dan kadar oksigen dalam ruangan.
Kesehatan Kerja
PT. Styrindo Mono Indonesia memberikan pelayanan kesehatan pada setiap karyawannya melalui
sebuah klinik yang terdapat di lokasi pabrik. Tenaga kesehatan di klinik terdiri dari 2 orang dokter, satu
16
orang berstatus on duty (siap di tempat), satu orang berstatus on call (siap dipanggil) serta tiga orang
1. Pemeriksaan kesehatan karyawan baru sebelum bekerja pada PT. Styrindo Mono Indonesia
3. Pelayanan kesehatan umum untuk selain karyawan tetap, training kesehatan dan PPPK.
Jaminan Sosial
Jaminan sosial adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang
sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang akibat dari peristiwa-
a. Ruang Lingkup
- Jaminan kematian
keselamatan.
b. Iuran
2. Iuran jaminan hari tua akan ditanggung oleh perusahaan sebesar 3,7 % dan ditanggung oleh
karyawan sendiri sebesar 2 % dari gaji bulanan yang dibayarkan langsung oleh perusahaan
Gaji Pokok
17
Bonus
Uang Cuti (tahunan, sakit, hamil / bersalin, diluar tanggungan perusahaan, haid, menunaikan
ibadah haji)
Uang Shift
Uang Lembur
Setiap tahun karyawan PT. Styrindo Mono Indonesia mempunyai Cuti tahunan selama masa kerja < 5
tahun : 12 hari kerja, 5-10 tahun : 18 hari, > 10 tahun : 24 hari kerja
Bagian pemasaran PT Styrindo Mono Indonesia ditugaskan untuk memasarkan produk yang
dihasilkan oleh PT Styrindo Mono Indonesia kepada konsumen-konsumen serta mencari konsumen
yang menggunakan produk Styrene Monomer sebagai bahan bakunya. PT Styrindo Mono Indonesia
sejak dulu sampai saat ini memasarkan produknya ke luar negeri maupun ke dalam negeri.
Pemasukan dalam pasar domestik adalah 40%, sedangkan sisanya untuk ekspor seperti Cina,Taiwan,
Daftar konsumen domestik yang pernah menjalin kerja sama dengan PT Styrindo Mono Indonesia
sebagai berikut :
1. PT Latexia
2. PT Arbe Styrindo
18
3. PT Clariant
4. PT Gajah Tunggal
6. PT BASF Indonesia
Serang-Banten. Lokasi terletak kurang lebih 15 kilometer dari pelabuhan Merak dan 30 kilometer dari
kota Serang.
1. Lokasi di pinggir laut sehingga memudahkan transportasi bahan baku (Ethylene dan Benzene)
yang diimport dari luar negeri dan dekat dengan pelabuhan kecil (Jetty) milik PT. Redeco Petrolin
2. Lokasi PT. Styrindo Mono Indonesia yang sangat mendukung kelangsungan hidup perusahaan dan
kemampuan untuk berkembang karena lokasi yang sangat strategis dalam pemanfaatan sumber
daya air laut sebagai sumber utama sirkulasi proses pendingin dan di tambah lagi lokasi dekat
dengan PLTU Suralaya sebagai penyedia tenaga listrik untuk proses produksi.
19
3. Lokasi PT. Styrindo Mono Indonesia dekat dengan pabrik – pabrik yang memproduksi bahan baku
yang diperlukan PT. Styrindo Mono Indonesia, sehingga bahan baku tersebut dapat dipasok secara
4. Lokasi PT. Styrindo Mono Indonesia dekat dengan sarana dan prasarana transportasi darat
5. Kantor pusat PT Styrindo Mono Indonesia terletak di Wisma Barito Pacific Tower A, 7th floor, Jl.
Pabrik dan kantor PT. Styrindo Mono Indonesia menempati lahan seluas 14 Ha dengan perincian
sebagai berikut :
a. Bangunan Pabrik
b. Bangunan lain :
1. Kantor yang terdiri dari meeting room, klinik, ruang kantor berlantai dua.
3. Control room
1. Security
2. Parkir
3. Mushola
4. Workshop
5. Laboratorium
Bagian Proses Produksi PT. Styrindo Mono Indonesia terdapat 3 area, yaitu :
Area ini terdiri dari unit utilitas dan unit off site yang berfungsi sebagai unit pendukung proses
Unit utilitas ini meliputi beberapa bagian seperti Sea Water (SW), Cooling Water (CCW),
Demineralizer Plant, Brine System, Boiler Feed Water (BFW) / Condensat System, Boiler
HS/MS/LS System, Steam Circulation System, Ethylene Day Tank, Benzene Tank, EB Product
Tank, EB Off Spec Tank, SM Product Tank, DM Tank, Toluene Tank, Flux Oil Tank, Slop Oil, Diesel
Oil Tank, Water Tank, Instrument and Plant Air, Steam Generation, Fuel Oil Storage, Plant Flare
and Vent, LPG Storage, Hydrogen Supply, Unit Penyediaan Tenaga Listrik.
Area ini terdiri dari Area 100 dan 200 yang merupakan area proses pembuatan bahan baku yang
menghasilkan Ethylbenzene (EB). Area 100 untuk mereaksikan Ethylbenzene yaitu dengan proses
Alkilasi dari Ethylene dengan Benzene dan transalkilasi Polyethylbenzene (PEB) menjadi
Ethylbenzene. Area 200 untuk pemisahan EB yaitu pemurnian crude EB menjadi EB murni.
Area ini terdiri dari area 300 dan 400 yang merupakan tempat pembuatan Styrene Monomer,
Ethylbenzene yang sudah jadi langsung diinjeksikan ke reaktor utama. Di area 300 berlangsung
proses Dehidrogenasi EB menjadi crude SM, sedangkan Area 400 untuk pemisahan SM yaitu
21
Pemurnian crude SM menjadi SM produk. Pabrik PT. Styrindo Mono Indonesia dilengkapi dengan
(Administrasi), Control Room, Training Center, Workshop, Engineering dan Maintenance, Technical
Servis dan Quality Control dan lain-lain. Bangunan satu dengan yang lain terpisah oleh jalan
membentuk blok-blok sehingga letaknya cukup teratur dan rapi, untuk sistem pemipaannya disusun di
pipe rack, demikian juga untuk kabel-kabel disusun dalam cable rack. Bangunan selain unit proses
terletak di bagian depan, sedangkan unit prosesnya terbagi atas blok – blok sesuai dengan
pembagian unit proses dan utilitas. Tata letak pabrik dapat dilihat pada gambar 2.
Keterangan Gambar :
10. Sistem Air Umpan Boiler 32. Tangki Styrene Monomer sisa
15. Sistem Kontrol Unit EB/SM 37. Sistem Pengolahan Air Laut
24