PENDAHULUAN
II.3 Isobutilen
Isobutilen merupakan senyawa hidrokarbon yang penting di industri. Senyawa
ini biasanya merupakan produk intermediet dari beberapa variasi produk. Isobutilen
direaksikan dengan metanol dan etanol untuk memproduksi zat aditif untuk bahan
bakar metil tersier butil eter (MTBE) dan etil tersier butil eter (ETBE). Alkilasi
dengan butane menghasilkan isooktan, zat aditif lain.
3.1 KESIMPULAN
1) MTBE adalah adalah eter yang terdiri dari gugus metil dan butil tersier dengan
rumus molekul CH3OC(CH3)3. Bahan ini sangat berhasil sebagai komponen
peningkat angka oktan karena mempunyai sifat yang bagus jika dicampurkan
dengan hidrokarbon.
2) Metanol 95% direaksikan dengan isobutene dalam temperautr 90oC dan tekanan 15
atm menghasilkan MTBE, methanol dan TBE. Selanjutnya akan dipisahkan
dengan cara distilasi untuk mengambil produk utamanya yaitu MTBE
3) MTBE biasa disebut octane booster karena fungsinya yang mampu meningkatkan
bilangan oktan pada bensin. MTEB juga tidak menimbulkan kerak pada dapur
pacu suatu mensin bakar
3.2 SARAN
1) MTBE sebaiknya dijauhkan dari sumber air atau sungai sungai karena akan
merusak lingkungan
2) MTBE bukan satu satunya octane booster sehingga ada baiknya makalah
berikutnya membahas tentang octane booster yang lebih baik seperti etanol
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses produksi ETBE pada teknologi proses ini dilakukan dengan menambahkan
fraksi C4 bersama dengan larutan etanol (kemurnian >95%) ke dalam reaktor.
Kemudian akan terjadi reaksi antara C4 dan etanol yang membentuk ETBE dan pada
reaktor juga terdapat TBA, etanol, dan 2-metilpropen yang tidak bereaksi serta
komponen inert dari fraksi C4. ETBE akan dipisahkan dari komponen lainnya dengan
proses pemisahan yang berlangsung pada dua destilasi kolom. Pada kolom pertama
akan terjadi pemisahan antara ETBE dan TBA dengan sisa-sisa fraksi C4 (2-
metilpropen, butana, dan 1-butena) yang tidak bereaksi yang terpisah dalam bentuk
destilat. ETBE dan TBA yang terdapat pada bagian bawah dari destilasi kolom
pertama selanjutnya akan masuk menuju destilasi kolom kedua (Kochar & Marcell,
1981). Skema teknologi untuk produksi ETBE pada reactor isothermal dimana
pemisahan produknya menggunakan metode distilasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Selanjutnya untuk aliran bahan dan kebutuhan investasi produksi ETBE dengan
pemisahan secara distilasi dapat dilihat pada tabel 2.
Gambar 1. Skema teknologi untuk produksi ETBE pada reactor isothermal dimana
pemisahan produknya menggunakan metode distilasi (Mikus et al 2013)
Tabel 2. Aliran bahan dan kebutuhan investasi produksi ETBE dengan pemisahan secara
distilasi (Mikus et al 2013)
Stream 7 C4 Distilasi ETBE + TBA Distilate ETBE
Mass flow 992,9 85 539,1 50,1 489
(kg/jam)
Temperatur 40 13 85 51,8 91,1
(o C)
Tekanan 2 0,2 0,2 0,2 0,2
(Mpa)
Component Content/mass flow %
1-Butane 32,8 78 0,7 6,8 -
Butena 7,6 17,2 0,7 7,2 -
2- 2 4,8 - 0,4 -
Metilpropen
Etanol 1,7 - 2,9 12,8 1,9
Air 0,2 - 0,3 0,9 0,2
ETBE 54,7 - 93,7 68,8 96,2
TBA 1 - 1,7 3,1 1,6
Peralatan Ukuran Biaya () Bahan Jumlah Biaya ()
Mixer (MIX) 1,4 m3h-1 14312 Steam 0,99 GJh-1 80387
Pump 1,4 m3h-1 2317 Elektricity 2,25 kW 1838
(PUMP)
Reaktor 0,25 m3 57900 Cooling 30,8 m3h-1 251420
(REACTOR) water
Destilasi 28 stage 49952 Ethanol 5,5 kmol h-1 523884
kolom (RK1) (D=0,42 m) C4 fraction 12 kmol h-1 628661
Destilasi 12 stage 20399 Catalyst 150 kg 899
kolom (RK2) (D=0,15 m)
Equipment cost 144881 Material and power media 1487089
costs
Total investment capital 761420 Income (ETBE) 3074053
Gambar 3. Skema produksi ETBE pada reaktor straight pass yang dikombinasikan
dengan catalytic distillation column reactor (Mikus et al 2013)
Tabel 4. Aliran bahan dan investasi produksi ETBE pada reaktor pass straight yang
dikombinasikan dengan reaktor destilasi kolom reaktif (Mikus et al 2013)
Stream 3 Waste ETBE
Mass flow (kg/jam) 931,9 380 553
Temperatur (o C) 40 107,1 210,3
Tekanan (Mpa) 2 2 2
Component Content/mass flow %
1-Butane 32,5 79,7 -
Butena 7,5 18,4 -
2-Metilpropen 4,7 - -
Etanol 4,2 0,6 0,2
Air 0,4 - 0,7
ETBE 50,6 1,2 99,1
TBA 32,5 79,7 -
Peralatan Ukuran Biaya () Bahan Jumlah Biaya ()
Mixer (MIX) 1,5 m3h-1 14897 Steam 0,72 GJ/hod 58399
Pump 1,5 m3h-1 2284 Elektricity 2,16 kW 1763
(PUMP)
Reaktor 0,25 m3 57900 Cooling 7,8 m3h-1 63561
(REACTOR) water
Reactive 28 stage 106975 Ethanol 5,7 kmol h-1 542935
distillation (D=0,42 m) C4 fraction 12 kmol h-1 628661
(RK1) Catalyst 500 kg 2996
Equipment cost 182057 Material and power media 1298315
costs
Total investment capital 956798 Income (ETBE) 3470209
Proses produksi
ETBE dengan
pemisahan 90.4 570 159088 1343377 - -
secara ekstraksi
Proses produksi
ETBE dengan
kombinasi
reactor straight 99.1 553 182057 1298315 956798 3470209
pass dengan
distilasi kolom
reaktif
Pada tabel 5 dapat dilihat perbandingan kriteria yang digunakan untuk masing-
masing teknologi proses. Pada kriteria yang pertama, yaitu tingkat kemurnian, proses
produksi ETBE yang dapat menghasilkan produk dengan tingkat kemurnian tertinggi
diperoleh dengan mengkombinasikan reactor straight pass dengan distilasi kolom
reaktif, yaitu sebesar 99.1%. selanjutnya diikuti oleh proses produksi ETBE dengan
pemisahan secara distilasi dimana teknologi ini dapat menghasilkan kemurnian
sebesar 96.2%. Yang terakhir, adalah proses produksi ETBE dengan pemisahan
secara ekstraksi dimana dengan teknologi ini hanya menghasilkan ETBE dengan
tingkat kemurnian 90.4%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa proses
produksi ETBE dengan pemisahan secara ekstraksi menghasilkan tingkat kemurnian
produk yang tidak memenuhi standar (90.4%) dimana standar kemurnian ETBE yang
dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar adalah minimal sebesar 96% (Mikus
et al 2013).
Selanjutnya dibandingkan antara proses produksi ETBE dengan pemisahan
secara distilasi dengan proses produksi ETBE dengan kombinasi reaktor dengan
distilasi kolom reaktif. Dapat dilihat pada tabel 5, apabila ditinjau dari tingkat
kemurnian dan produk yang dihasilkan maka proses produksi ETBE dengan
kombinasi reactor dengan distilasi kolom reaktif memberikan hasil yang lebih
unggul. Tetapi apabila ditinjau dari segi biaya peralatanya yang dikeluarkan dan total
modal investasi yang harus disiapkan oleh investor maka proses produksi ETBE
dengan pemisahan secara distilasilah yang lebih unggul karena menghabiskan biaya
yang lebih rendah.
Teknologi proses produksi ETBE dengan kombinasi reactor dengan distilasi
kolom reaktif mungkin memiliki biaya investasi peralan dan modal investasi yang
lebih besar, tetapi dari segi biaya annual yang dikeluarkan per tahunnya, teknologi ini
dapat menghabiskan biaya annual yang lebih rendah. Selain itu bila dilihat dari
produk yang dihasilkan maka melalui teknologi kombinasi reactor straight pass
dengan reactor destilasi kolom eaktif dapat diperoleh keuntungan yang lebih tinggi
pertahunnya dibandingkan proses produksi ETBE dengan pemisahan secara distilasi.
Melalui berbagai perbandingan yang telah dilakukan berdasarkan parameter-parmeter
yang telah ditentukan maka dapat dipilih teknologi yang terbaik untuk memproduksi
ETBE adalah Teknologi proses produksi ETBE dengan kombinasi reactor dengan
distilasi kolom reaktif. Hal ini dilihat dari segi tingkat kemurnian, kuantitas produk
yang dihasilkan, biaya annual yang dikeluarkan, serta pemasukan yang dihasilkan
yang diniliai lebih ungul dari yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arfaj MA, Luyben, WL (2002) Industrial & Engineering Chemistry Research 41:
37843796. DOI: 10.1021/ie010432y.
Bakshi A, Jones EM Jr, Strain BA. 1992. US Paten No. 5,248,836. U.S. Petent and
Trademark Office, Washington, DC, USA. dalam Mikus V, Ridzonova M,
Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive Production: ethyl t buthyl ether, a case
study. Journal Acta Chimica Slovaca. Vol 6(2): 211-226.
Kochar NK, Marcell RL.1981. US Paten No. 4,334,890. U.S. Petent and Trademark
Office, Washington, DC, USA. dalam Mikus V, Ridzonova M, Steltenpohl P.
2013. Fuel Additive Production: ethyl t buthyl ether, a case study. Journal
Acta Chimic Slovaca. Vol 6(2): 211-226.
Mierka O (2012) Energetick audit, Lecture notes. Slovak University of Technology
in Bratislava, Bratislava, Slovak Republic.
Mikus V, Ridzonova M, Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive Production: ethyl t
buthyl ether, a case study. Journal Acta Chimica Slovaca. Vol 6(2): 211-226
Pucci A, Mikitenko P, Zuliani M. 1992. U.S. Patent No. 5,348,624. U.S. Petent and
Trademark Office, Washington, DC, USA. dalam Mikus V, Ridzonova M,
Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive Production: ethyl t buthyl ether, a case
study. Journal Acta Chimica Slovaca. Vol 6(2): 211-226.
Sasongko S B, Anggoro D D. 2011. Pembuatan Ethyl Tert-Buthyl Ether (Etbe)
Sebagai Bahan Bakar Additif Ramah Lingkungan. Simposium nasional
penelitian perubahan iklim: Semarang
Weber de Menezes E, Cataluna R. 2008. Fuel Processing Technology 89 : 1148-
1152. dalam Mikus V, Ridzonova M, Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive
Production: ethyl t buthyl ether, a case study. Journal Acta Chimica
Slovaca. Vol 6(2): 211-226.
Yuan H. 2006. ETBE as an additive in gasoline: advantages and disadvantages.
Linkpings universitet: Sweden