Fradikta Eri
Basuki Rahman
Irfin Zakiyah
Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang
Jl. Veteran PO Box 04 Telp (0341)551340-551341 Pesawat 310 Malang 65145
Abstrak
Di Indonesia sekarang ini kebutuhan energi berupa Bahan Bakar Minyak cukup besar. Untuk
itu PUSDIKLAT MIGAS Cepu sebagai salah satu industri minyak saat ini harus bekerja
optimal dengan menaikkan kapasitas produksinya dari 1900 barrel/h menjadi 3800 brrel/h.
Tentunya peningkatan kapasitas baru akan berpengaruh terhadap kinerja peralatan kilang
yang ada. Salah satunya adalah Furnace. Furnace adalah suatu peralatan perpindahan panas
yang sumber panasnya dihasilkan dari reaksi pembakaran bahan bakar oleh Burner di dalam
Fire Box, baik itu berupa Fuel Gas, Fuel Oil atau jenis bahan bakar lain dengan udara,
dimana panas yang dihasilkan dipindahkan ke dalam Crude Oil yang mengalir di dalam Tube.
Efisiensi Furnace dapat dilihat dari panas yang dihasilkan. Panas dari pembakaran Fuel Oil
dan Fuel Gas dalam Furnace tidak seluruhnya diserap oleh Crude Oil, tetapi ada yang pindah
karena terbawa oleh Flue Gas yang mengalir dalam cerobong (Stack). Dari hasil perhitungan
didapatkan efisiensi Furnace tipe Box sebesar 80 %. Hal ini dapat dijadikan basis perhitungan
jumlah tube dan diameter furnace tipe silinder vertical, yang terlebih dahulu menghitung
jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk kapasitas 3800 barrel/hari. Dari hasil perhitungan
pada Design Furnace tipe silinder Vertikal di dapat Jumlah Tube 36 Tube, Tinggi Furnace
16,87 ft dan Diameter Furnace 8,41 ft. Hasil ini diperoleh dari trial & error di seksi radiant
pada range heat flux yang masih memenuhi persyaratan yang diijinkan yaitu sebesar 10000 –
14000 BTU/jam.ft2.
Kata kunci : Evaluasi, jumlah bahan bakar, jumlah tube dan diameter Furnace
Abstract
Nowdays, the requirement of energy, specially liquid fuel in Indoensia is increasing.
PUSDIKLAT MIGAS Cepu as an oil industry in has to work to optimum by increasing its
production capacities from 1900 barrel/h to become 3800 barrel/h. The increasing of capacities
will have an effect to equipment performance. One of the equipment units is Furnace. Furnace
is a heat exchanger equipment which source of heat from combustion of reaction from burner
in firebox furnace, that is a fuel gas, fuel oil, or kind of fuel other with air, which heat product
moved into crude oil inside tube. Furnace efficiency be able to from heat production. Heat from
combustion of fuel oil and fuel gas in furnace not all of it absorbed crude oil, but there are
which change cause brought by flue gas in stack. From calculation result be able to get
efficiency 80 %. This can be basis of the calculation number of tube in cylinder vertical furnace,
previously calculation of fuel for capacity 3800 barrel/day. From calculation result for cylinder
vertical furnace will get number of tube 36 tubes. The high of furnace is about 16,87 feet and
diameter 8,14 feet. This result providable from trial and error method in radiant section in
range of heat flux which still require allowable is about 10000 – 14000 BTU/hr.ft2.
Key words: Evaluation, number of fuel, number of tube and diameter furnace
PPO05-1
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
PPO05-2
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
peralatan perpindahan panas. Salah satu jenis pertama tube di ruang konveksi yang langsung
peralatan perpindahan panas yang ada di dalam “menghadap” ke ruang pembakaran (radiant fire
kilang minyak adalah furnace. box) dinamakan Shield Tubes. Burner dipasang di
Pengertian Furnace lantai heater sedang pancaran api diarahkan
Unit Furnace adalah suatu peralatan vertikal. Sering dijumpai heater jenis ini
perpindahan panas yang sumber panasnya mempunyai dinding penyekat di bagian tengahnya
dihasilkan dari reaksi pembakaran bahan bakar (Center Wall Baffle).
oleh Burner di dalam fire box, baik itu berupa Fuel Prinsip Kerja Furnace
Gas, Fuel Oil atau jenis bahan bakar lain dengan Pada dasarnya proses perpindahan panas
udara, dimana panas yang dihasilkan dipindahkan yang terjadi lebih banyak menggunakan panas
ke dalam crude oil yang mengalir di dalam tube. radiasi yang memancar ke crude oil yang mengalir
Crude oil sebelum masuk ke kolom destilasi harus di dalam tube-tube. Ruangan utama tempat panas
dipanaskan, agar mencapai suhu operasi distilasi radiasi berlangsung di dalam furnace disebut
yang diinginkan. Ada beberapa macam Furnace dengan radiant fire-box atau ruang bakar, dimana
antara lain: di dalam ruangan ini pembakaran dari bahan bakar
Tipe silinder vertical terjadi. Bahan bakar cair atau gas (atau kombinasi
Tipe ini berbentuk silinder tegak, tube dari keduanya) dimasukkan ke dalam Furnace
pada daerah radiasi dipasang secara vertical. Tube setelah dicampur dengan udara pembakaran di
yang satu dengan yang lainnya disambung dengan dalam burner dan dinyalakan. Burner dapat
menggunakan U bend. Burner terletak pada lantai diletakkan di lantai atau dinding samping.
bagian bawah, sehingga nyala api sejajar dengan Crude oil yang akan dipanaskan dialirkan
tube dapur. Bentuk lantai adalah lingkaran, sedang melalui bagian dalam tube yang tersusun pada
Burner dipasang dilantai dengan arah pancaran api bentangan horisontal atau vertikal di sepanjang
vertikal. Tube di ruang pembakaran dipasang dinding samping atau di atas pada bagian dalam
vertikal. Furnace jenis ini bisa didisain tanpa atau ruang pembakaran, bergantung pada konfigurasi
dengan ruang konveksi. Jenis tube yang dipasang perencanaan tata letak yang memungkinkan
di ruang konveksi bisa Bare Tube, Finned Tube; penerimaan secara langsung radiasi panas dari
tetapi pada umumnya digunakan Finned Tube nyala api pembakaran serta pemantulan kembali
untuk mempercepat proses perpindahan panas panas dari permukaan dinding refraktori ke
karena konveksi. permukaan tube.
Tipe box
Crude oil yang dipanaskan umumnya
Mempunyai bentuk kotak atau box,
dialirkan terlebih dahulu melalui seksi konveksi
daerah radiasi dan konveksi dipisahkan oleh great
(convection section) yang terletak di antara ruang
wall. Dapur ini digunakan untuk kapasitas besar
bakar dan cerobong, agar bisa memanfaatkan panas
(lebih dari 100 MBtu/jam. Tube-tube dapur
yang terkandung di dalam gas hasil pembakaran.
dipasang pada bagian atap, lantai dan sisi dari
Proses pertukaran panas
"brigde dapur”, burner dipasang secara horizontal
Pertukaran panas antara panas hasil reaksi
pada dinding furnace. Pada heater jenis ini antara
pembakaran (api) Flue Gas dengan cairan yang
ruang pembakaran (radiant fire box) dengan ruang
mengalir dalam tube dilakukan menggunakan cara
konveksi (convection section) dipisahkan oleh satu
radiasi, konveksi, konduksi.
atau lebih dinding penyekat yang dinamakan
Radiasi
Bridge Wall. Burner dipasang pada dinding
Proses perpindahan panas secara radiasi
dengan arah pancaran api mendatar. Semua tube
adalah perpindahan panas dari sumber panas ke
dipasang pada arah mendatar. Box Heater sudah
penerima panas yang dilakukan dengan pancaran
jarang dipakai karena harganya mahal.
gelombang panas. Antara sumber panas dengan
Tipe kabin
penerima panas tidak terjadi kontak. Bagian
Tipe kabin ini mempunyai kamar terdiri
furnace yang terkena radiasi adalah pada radiant-
dari daerah radiasi dan konveksi. Tube-tube
fire-box (ruang pembakaran). Di ruang ini terjadi
dipasang secara horizontal sedangkan burner
nyala api yang panasnya dipancarkan ke tube. Tube
terletak pada lantai furnace, sehingga nyala api
yang terdapat disekelilingnya akan menerima
tidak lurus dan sejajar dengan dinding dapur.
panas secara radiasi.
Susunan tube di ruang pembakaran dibuat dekat
Konveksi
dengan dinding atau dekat dengan penyekat
Proses perpindahan panas secara konveksi
(Baffle) dengan arah mendatar. Ruang konveksi
adalah perpindahan panas dari satu titik ke titik
terletak di atas ruang pembakaran . Dua lapis
PPO05-3
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
PPO05-4
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
selisih anatara panas yang masuk kedalam dapur Temperatur Proses yang dihasilkan
dari hasil pembakaran bahan bakar dikurangi panas Temperatur maksimal yang dapat
yang hilang melalui stack dan dinding furnace serta ditanggung oleh desain refractory untuk mencegah
panas yang tidak terhitung. terjadinya kerusakan dan dekomposisi material.
Efisiensi = total heat input total heat losses x100% Temperatur yang lebih tinggi dari service
total heat input temperatur yang mampu diberikan oleh refractory
Proses pembakaran akan mengakibatkan rusaknya lapisan terluar yang
Pembakaran pada dasarnya adalah reaksi kontak langsung dengan media pemanas. Juga bila
oksidasi antara hydro carbon dengan oksigen yang terjadi Slagg (bara) yang menempel pada
berasal dari udara. Reaksi tersebut menghasilkan refractory dapat mengakibatkan tercapainya
panas (heat of reaction). Reaksi pembakaran melting point dan menyebabkan refractory lepas
berlangsung pada suhu tertentu dan pada dan jatuh lapis demi lapis.
perbandingan jumlah hydrocarbon dengan oksigen Desain pipa/tube heater
(udara) yang tertentu pula. Tube merupakan bagian yang sangat
Reaksi pembakaran yang terjadi adalah : penting dalam perhitungan furnace. Ia juga
1. C +O2 CO2 + H (panas) merupakan komponen yang paling menentukan
2. C + ½ O2 CO + H (panas) mahal atau tidaknya suatu furnace.
3. CO + 1/2O2 CO2 + H (panas) Tata letak tube
4. H2 + 1/2O2 H2O + H (panas) Penyusunan tube dalam furnace juga akan
mempengaruhi proses perpindahan panas yang
5. S + O2 SO2 + H (panas)
terjadi. Untuk itu harus jeli memilih dan mengatur
susunan tube agar efektif dari segi perpindahan
Tahapan design Furnace
panas juga mudah dalam perawatannya. Dalam
Dalam mendesain furnace ada beberapa
mendesain susunan tube heater, secara umum ada
tahapan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut
dua jenis cara penyusunan tube, yaitu vertikal dan
disesuaikan dengan proses yang berlangsung pada
horizontal. Pada umumnya heater yang beroperasi
furnace itu sendiri Adapun tahapan yang biasa
pada kapasitas kecil akan menggunakan susunan
dilakukan adalah :
vertikal. Sedangkan heater-heater dengan
Menentukan kapasitas Furnace
kapasitas besar biasanya akan menggunakan tube
Furnace merupakan salah satu peralatan
dengan susunan horizontal.
dengan kapasitas yang tidak dapat dengan mudah
ditingkatkan kapasitasnya setelah dibuat. Untuk itu Burner
Fungsi burner adalah untuk mengabutkan
dalam menentukan kapasitas furnace harus mampu
bahan bakar dan mencampurnya dengan udara
cermat memperhitungkan kebutuhan proses saat ini
kemudian membakar bahan bakar tersebut.
maupun prospek yang akan datang. Faktor lain
Pengabutan bahan bakar Fuel Oil dilakukan
yang juga akan mempengaruhi besarnya kapasitas
dengan menggunakan pompa tekanan tinggi
furnace adalah duty. Semakin besar duty yang
(mechanical atomizing) atau ditekan dengan Steam
harus dicapai maka akan semakin besar luas
(Steam Atomizing)/Udara (air atomizing).
perpindahan panas yang dibutuhkan proses. Jumlah
Kriteria mendasar untuk memilih burner
panas yang dilepas (heat release rate) oleh furnace
antar lain :
dipilih tergantung pada bahan bakar dan
1. Kemampuan dalam menangani fuel yang
pengalaman sebelumnya yang menggunakan jenis
memiliki nilai heating value berbeda.
bahan bakar yang sama. Juga dalam perencanaan
2. Penyalaan yang aman dan perawatan yang
desain kapasitas sebuah furnace sebaiknya
mudah.
memperhatikan beberapa hal, antara lain :
3. Besarnya flame yang dapat di perkirakan
1. Bentuk dan tipe apa yang kemungkinan paling
untuk semua jains fuel dan laju pembakaran.
sesuai dengan proses (burner dan sebagainya).
2. Jenis dinding apa yang cocok dengan kondisi
setempat.
Pemilihan Refractory
Refractory yang baik akan mencegah heat
loss ke casing. Dalam mengadakan pemilihan
produk refractory di pasaran untuk dipakai pada
suatu proses refinery sebaiknya memperhatikan
beberapa faktor penting yaitu :
Gambar Api pada burner
PPO05-5
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
Adapun macam burner dilihat dari tube area sebagai equivalent plane area untuk
pengunaan Fuel adalah : menyederhanakan hitungan. Jadi, perhitungan cold
plane area adalah area sepanjang tube, yang akan
menerima panas radiasi dari pembakaran fuel. Atau
dengan kata lain plane area yang memiliki
kapasitas penyerapan panas yang sama dengan
sejumlah tube tersebut.
Exchange factor (F)
Dikarenakan Flue Gas dalam Fire Box
merupakan radiator yang buruk, sehingga
persamaan perpindahan panas harus dikoreksi
dengan menggunakan exchange factor (F) dimana
nilai exchange factor tergantung dari emmisivity
Gambar Raw Gas Burner gas dan ratio refraktory area dengan cold plane
area. Overall radiant exchange factor dapat
diperoleh dari perhitungan rumus di Chemical
Process Equipment, Stanley M. Walas.
Relative Effectiviness Factor, (α)
Dikarenakan permukaan tube tidak dapat
menyerap semua panas radiasi ke cold plane area,
maka factor effektivitas absorpsi panas, α, dapat
digunakan untuk mengoreksi cold plane area.
Faktor koreksi (α) sendiri tergantung pada susunan
tube dan jarak center to center. Faktor relatif
efektivitas dapat diperoleh dengan mengunakan
grafik berikut :
Gambar Oil Burner
Gambar Oil and Gas Burner Gambar Efisiensi penyerapan panas (α)
Faktor koreksi perhitungan jumlah tube dan Untuk single row di depan refractory
diameter Furnace wall, gunakan total one row. Untuk pembakaran
Dalam perhitungan furnace perlu dari dua sisi gunakan direct one row.
sekiranya untuk memperhitungkan temperatur-
temperatur yang akan terjadi di dalam proses. 3. Metodologi
Sehingga rancangan yang dihasilkan merupakan Dalam mendesain furnace ada beberapa
rancangan yang aman dan baik dalam tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan
pengoperasiannya. Ada beberapa prinsip dalam yang dilakukan yakni : Mengumpulkan data
perhitungan temperatur yang sebaiknya dipahami Furnace tipe Box pada kapasitas 1900 barrel/hari,
dengan baik antara lain. Menghitung efisiensi pada Furnace tipe Box pada
Cold plane area (Acp) kapasitas 1900 barrel/hari, Menghitung bahan
Secara normal permukaan heat absorb bakar yang digunakan pada Furnace tipe Box
pada fire heater atau furnace terdiri dari sejumlah dengan kapasitas kapasitas 3800 barrel/hari,
susunan tube. Dari sini kita dapat mengasumsikan Menghitung Duty pada Furnace tipe silinder
PPO05-6
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
vertikal dengan kapasitas kapasitas 3800 bagian yakni : perhitungan panas pada seksi radian
barrel/hari berdasarkan hasil pada Furnace tipe dan perhitungan panas pada seksi konveksi.
Box dengan kapasitas yang sama dan Menghitung Adapun tahapan perhitungan panas pada seksi
jumlah Tube & diameter Furnace pada Furnace radian yakni : menghitung panas yang diserap pada
tipe silinder vertikal dengan kapasitas kapasitas radiant section, menghitung heat net release,
3800 barrel/hari. mengambil harga dari Average radiant rate,
Tahapan yang pertama yakni menghitung radiant surface yang dibutuhkan,
pengumpulan data pada Furnace tipe Box pada menghitung total panjang tube yang dibutuhkan,
kapasitas 1900 barrel/hari. Data yang perlu diambil menghitung jumlah tube yang dibutuhkan (trial
yakni temperatur, tekanan, flow rate, specific sampai harga heat flux berada dalam range yang
gravity dan massa jenis. Pengumpulan data ini ditentukan), menghitung jumlah tube per pass,
bertujuan untuk menghitung efisiensi furnace pada menghitung surface per tube, menghitung total
kapasitas yang 1900 barrel/hari. equivalent cold plane area, menghitung mean
Setelah didapatkan data-data diatas, tahap beam length (L), Trial perhitungan temperature fire
selanjutnya yakni menghitung efisiensi pada box sesungguhnya dan heat flux yang diizinkan dan
Furnace tipe Box pada kapasitas 1900 barrel/hari. menghitung temperature difference. Sedangkan
Tahapan ini dibagi lagi menjadi 2 bagian yakni : tahapan perhitungan panas pada seksi konveksi
perhitungan neraca massa dan perhitungan neraca yakni : menghitung panas yang diserap pada
panas. Perhitungan neraca massa bertujuan untuk convection section, menghitung mass velocity,
mengetahui seberapa besar massa yang menghitung LMTD, menghitung mean gas film,
dipindahkan/ ditranferkan dari pemanas terhadap menghitung overall transfer coefisient, menghitung
bahan yang dipanaskan. Adapun tahapan convection tube surface area dan menghitung
perhitungan neraca massa yakni : perhitungan jumlah row dan jumlah tube yang diperlukan.
stokioetri, perhitungan uap air yang berada di flue Flowchart Perhitungan
gas, perhitungan exces air dan perhitungan neraca
massa total. Sedangkan perhitungan neraca panas Start
bertujuan untuk mengetahui efisiensi panas atau
kemampuan alat untuk menghantarkan/
mentransferkan panas dari pemanas ke bahan yang Mengumpulkan data Furnace tipe Box pada
dipanaskan. Adapun tahapan perhitungan neraca kapasitas 1900 barrel/hari
panas yakni : menghitung nilai bakar fuel oil,
mencari Lower Heating Value (LHV) fuel oil,
menghitung panas masuk dapur, menghitung panas Menghitung efisiensi pada Furnace tipe Box pada kapasitas
losses dan menghitung efisiensi panas. 1900 barrel/hari
Dengan basis perhitungan efisiensi
Furnace tipe Box pada kapasitas 1900 barrel/hari,
dengan cara yang sama dapat dihitung kebutuhan
fuel oil dan fuel gas pada kapasitas 3800 barrel/hari
Menghitung bahan bakar yang digunakan pada Furnace tipe Box
dengan cara menghitung mundur.
dengan kapasitas kapasitas 3800 barrel/hari
Setelah didapatkan kebutuhan fuel oil dan
fuel gas pada kapasitas 3800 barrel/hari, tahap
berikutnya yakni menghitung Duty pada Furnace
tipe silinder vertikal dengan kapasitas kapasitas
3800 barrel/hari berdasarkan hasil pada Furnace Menghitung Duty pada Furnace tipe silinder vertikal dengan
tipe Box dengan kapasitas yang sama. Adapun kapasitas kapasitas 3800 barrel/hari berdasarkan hasil pada Furnace
tahapan perhitungan Duty yakni : mencari enthalpy tipe Box dengan kapasitas yang sama
crude oil masuk dan keluar Heater, menghitung
panas crude oil masuk ke heater dan menghitung
panas crude oil keluar ke heater. Perhitungan Duty Menghitung jumlah Tube & diameter Furnace pada Furnace tipe
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar panas silinder vertikal dengan kapasitas kapasitas 3800 barrel/hari
yang diserap oleh Crude Oil.
Tahapan yang terakhir yakni Menghitung
jumlah Tube & diameter Furnace pada Furnace
tipe silinder vertikal dengan kapasitas kapasitas End
3800 barrel/hari. Tahapan ini dibagi lagi menjadi 2
PPO05-7
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
4. Hasil dan Pembahasan luas perpindahan panas yang lebih besar dan panas
Furnace yang di efisiensi adalah tipe box yang diberikan atau di transfer crude oil juga lebih
dengan susunan tube horizontal diseksi radiant dan besar.
seksi konveksi berdasarkan kapasitas 1900 barre/h. Dari perhitungan dengan cara
Hasil perhitungan efisiensinya adalah: perbandingan langsung didapatkan jumlah
Tabel 4.1. Perhitungan panas masuk dan panas kebutuhan bahan bakar pada kapasitas 3800
hilang pada furnace type box barrel/hari yaitu:
No Panas masuk No Jumlah (Btu) No Panas Losses No Jumlah Btu
. t . t Flow rate fuel oil dan fuel gas sudah
1.a Panas Pembakaran Q1 7656769,575 1.a Panas terbawa oleh gas asap Q’1 904836,243
flue oil . kering ditetapkan sebesar:
b. Panas sensible flue
oil
Q2 23172,007
b. Panas terbawa oleh uap air di Q’2 206274,074 1. Fuel oil = 0,248 m3/jam
2.a Panas pembakaran
fuel gas
Q3 1762563,067 dalam gas asap karena kandungan
air (H2O) dalam bahan bakar 2. Fuel gas = 71,21 m3/jam
b. Panas sensible fuel Q4 5816,850
gas c. Panas terbawa oleh uap air dalam Q’3 756912,400 Tabel. 4.2. Perhitungan jumlah bahan bakar
gas asap karena hydrogen dalam
3. Panas otomazing Q5 24049,692 bahan bakar metode perbandingan langsung
stream
4.a Panas udara Q6 142636,461 d. Panas terbawa oleh uap air di Q’4 37002,293
pembakaran dalam gas asap karena kandungan Masuk Keluar
b. Panas sensible air udara
karena kelembaan Q7 16837,275
udara 2. Panas keluar dinding dapur Q’5 52494,027 Komponen lb/jam Komponen lb/jam
Total panas masuk 9631844,928 Total panas losses 1957519,03
8 Fuel Gas Flue Gas
Maka : CH4 87,329 CO2 1384,485
= total panas masuk total panas losses x100% C2H6 7,371 O2 487,349
total panas masuk C3H8 6,132 N2 8218,851
i-C4H10 1,822 H2O 900,309
= 9631844.928 1957519.038 x100% n-C4H10 2,477 Total 10990,994
9631844.928
= 80 % i-C5H12 1,276
Berdasarkan perhitungan efisiensi kondisi n-C5H12 1,044 Losses 577,948
aktual untuk Furnace saat ini yang beroperasi
dengan kapsitas 1900 barrel/h masih memenuhi C6H14 4,226
kelayakan. Tetapi apakah furnace masih layak CO2 89,646
beroperasi jika kapasitas produksi akan dinaikkan N2 0,564
sebesar 3800 barrel/h ? Secara nyata tentunya alat
Total 201,889
ini akan bekerja diluar kemampuannya (over
design). Untuk melakukan perhitungan dengan
kapasitas baru (3800 barrel/hari) hasil dari Fuel Oil
perhitungan pada kapasitas yang lama (1900 C 428,370
barrel/hari) dijadikan dasar untuk menghitung
kebutuhan fuel oil dan fuel gas serta menghitung H2 72,823
kebutuhan jumlah tube dan diameter pada tipe H2O 0,5195
silinder vertikal pada kapasitas 3800 barrel/h.
Dari hasil perhitungan efisiensi pada type Total 501,193
box, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
Udara
nilai bahan bakar yang dibutuhkan dengan cara
perbandingan langsung terhadap jumlah bahan O2 2496,695
bakar pada kapasitas 1900 barrel/h dan cara trial N2 8218,288
and error dengan mengubah flow rate crude oil 10714,98
pada efisiensi tetap. Total 3
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Atomizing
efisiensi Furnace Type Box yakni 80 %. Nilai ini steam
dijadikan dasar sebagai nilai minimal efisiensi pada
H2O 150,358
Furnace Type Cylinder Vertical pada kapasitas
baru (3800 barrel/hari) dengan dasar pertimbangan TOTAL 11568,942 11568,942
nilai Duty yang dihasilkan. Selain itu, nilai Pada tabel 4.2. diperoleh hasil
efisiensi ini juga dapat diperbesar (dengan perhitungan berdasarkan perbandingan yang sama
pertimbangan nilai Duty) agar dapat memperoleh antara fuel oil dan fuel gas pada furnace tipe box
PPO05-8
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
dengan kapasitas 1900 barrel/hari. Tujuan dari Tabel. 4.3. Perhitungan jumlah bahan bakar
perhitungan dengan metode perbandingan langsung metode trial and error
yakni untuk mempermudah penentuan nilai fuel oil
dan fuel gas. Perhitungan dengan metode ini Masuk Keluar
bertujuan untuk memperoleh nilai efisiensi yang Komponen lb/jam Komponen lb/jam
sama dengan kapasitas 1900 barrel/hari.
Dari tabel 4.2. sudah diketahui flow rate Fuel Gas Flue Gas
fuel oil adalah 0,248 m3/jam sehingga didapatkan CH4 49,055 CO2 1763,740
nilai rate fuel oil sebesar 501,193 lb/jam,
C2H6 4,141 O2 620,850
sedangkan flow rate fuel gas adalah 71,21 m3/jam
sehingga didapatkan juga nilai rate fuel gas sebesar C3H8 3,445 N2 10549,877
201,889 lb/jam. i-C4H10 1,024 H2O 1127,999
Dari perhitungan cara trial and error 14062,46
didapatkan jumlah kebutuhan bahan bakar pada n-C4H10 1,391 Total 5
kapasitas 3800 barrel/hari yaitu: i-C5H12 0,717
Flow rate fuel oil dan fuel gas di trial, dan
hasil trial didapatkan nilai sebesar: n-C5H12 0.586 Losses 593.891
1. Fuel oil = 0,300 m3/jam C6H14 2,374
2. Fuel gas = 40 m3/jam CO2 50,356
N2 0,317
113,40
Total 5
Fuel Oil
C 517,970
H2 88,055
H2O 0.628
Total 606,025
Udara
3204,93
O2 0
10549,5
N2 60
13754,
Total 490
Atomizing
steam
H2O 181,81
14656,3
TOTAL 56 14656,356
Tabel 4.3 diatas diperoleh dari hasil
perhitungan yang didasarkan pada metode trial &
error antara fuel oil dan fuel gas. Tujuan dari
perhitungan dengan metode trial & error yakni
untuk menghemat penggunaan bahan bakar fuel
gas karena lebih memperioritaskan penggunaan
fuel oil yang lebih dimaksimalkan.
Dari 4.3 tabel diatas untuk menentukan
flow rate dilakukan dengan trial. Nilai flow rate
untuk fuel oil didapatkan 0,300 m3/jam sehingga
dapat diketahui nilai rate sebesar 606,025 lb/jam.
PPO05-9
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
Nilai flow rate fuel gas juga didapatkan melalui dan pengaruh diameter maupun tinggi furnace
trial sehingga didapatkan nilai rate sebesar 113,405 yang terjadi :
lb/jam. Tabel 4.5. Hasil perhitungan Heat Flux dengan
Dari kedua hasil perhitungan diatas kami jumlah tube, diameter serta tinggi furnace
mengambil perhitungan pada tabel 4.3 karena Jumlah Heat Flux Tinggi Diameter
bahan bakar yang dimaksimalkan adalah Tube (Btu/jam/ft2) Heater (ft) Heater (ft)
penggunaan fuel oil, fuel oil yang digunakan 24 15104,571 25,31 5,84
adalah residu yaitu produk bawah atau hasil
samping dari proses pengolahan minyak bumi itu 26 13942,681 23,36 6,27
sendiri, sehingga dilihat dari segi biaya bisa 28 12946,775 21,70 6,70
mengurangi jumlah pengeluaran untuk fuel gas, 30 12083,657 20,25 7,12
secara langsung mengurangi biaya pengeluaran
32 11328,428 18,98 7,55
pada bahan bakar.
Hasil perhitungan jumlah tube dan 34 10662,050 17,87 7,98
diameter furnace tipe silinder vertikal dengan 36 10069,714 16,87 8,41
kapasitas 3800 barrel/h adalah :
38 9539,329 15,99 8,84
Tabel 4.4.Hasil perhitungan pada langkah
design furnace silinder vertikal
Pengaruh jumlah Tube terhadap Heat Flux
No Yang dihitung Hasil hitungan
1. Heat duty 10562546,667 40
lenght (L) 5,894 ft Grafik 4.6. hubungan antara jumlah tube dan
Dalam penentuan jumlah tube hal yang Heat flux
menjadi dasar dari perhitungan desain kali ini Kami memilih 36 tube agar mendapatkan
adalah Heat Flux yang diijinkan. Berdasarkan luas perpindahan panas yang lebih maksimal.
tahapan perhitungan teori yaitu pada langkah 11 Selain itu juga untuk pemilihan ini didasari dari
diperoleh jumlah tube minimal sebesar 10. Hasil luasnya area yang ada di PUSDIKLAT MIGAS
diatas tidak dapat diterapkan, karena heat flux Cepu sebesar 5 m2. Sehingga diameter 8,41 ft dan
yang dihasilkan tidak memenuhi syarat yang ada tinggi 16,87 ft lebih cocok untuk untuk menempati
(Sebagaimana diketahui bahwa Heat Flux yang area tersebut.
diijinkan berkisar antara 10000-14000 BTU/jam.ft2 Untuk memudahkan dalam melihat hasil
(Applied Heat Transfer hal 392)). Untuk itu agar perhitungan furnace tipe silinder vertikal maka
mendapatkan jumlah tube minimum yang sesuai secara tabel dapat dilihat spesifikasi dari furnace
dengan range atau syarat yang ada harus digunakan sebagai berikut :
trial and error. Hasil perhitungan trial dan error Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Desain furnace
jumlah tube terhadap jumlah Heat Flux yang silinder vertical
dihasilkan bisa dilihat pada tabel 4.3 dan grafik kapasistas 3800 barrel/h
perhitungan 4.1 Spesifikasi Furnace Desain Silinder Vertikal
Menentukan temperature Fire Box Tipe Heater Silinder vertikal
dilakukan pada tahap perhitungan ke-17, dimana Kapasitas per hari 3800 barrel per hari
temperature Fire Box merupakan dasar dalam
Jenis burner yang Combination mix Fuel
perhitungan Heat Flux selanjutnya, maka
digunakan
digunakan metode trial and error.
Temperatur masuk heater 257 oF
Asumsi : Temperatur Fire Box = 1800 ºF.
Temperatur keluar heater 635 oF
Selain memperhatikan efisiensi furnace juga harus
diperhatikan Heat Flux yang terjadi. Berikut ini Jumlah tube pada seksi 36 tube
hasil perhitungan jumlah tube dengan Heat Flux radiant
PPO05-10
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2
Bandung, 19-20 Oktober 2009
Jumlah tube pada seksi 16 tube 4. Jumlah Tube pada Furnace Type
konveksi Cylinder Vertical dengan kapasitas 3800
Panjang tube 30 ft barrel/hari di seksi radiant sebanyak 36
Diameter tube 4 in tube dan di seksi konveksi berjumlah 18
Jarak center to center 8.1 in tube. Diameter dan Tinggi Furnace
Temperatur Fire Box 1800 oF masing-masing yakni 8,41 ft dan 16,87 ft.
Temperatur Stack Gas 392 oF 5. Jumlah tube dan besarnya diameter di
Excess air 24 % trial dengan memperhatikan heat flux
Efisiensi 80 % yang dihasilkan agar tetap pada batas
Fuel Oil : 606,025 yang diijinkan (10.000 - 14.000
lb/jam BTU/jam.ft2) .
Konsumsi bahan bakar
Fuel Gas :113,405
lb/jam Daftar Pustaka
1. Fired Heaters. html
Dari perhitungan desain furnace di atas
2. GANAPATHY. V, 1982, “Applied Heat
setidaknya dapat diketahui suatu hal penting bahwa
Transfer”. PennWell Books, Oklahoma.
untuk mendesain suatu furnace haruslah
3. GEANKOPLIES. CJ.1997,”Transport
memperhatikan besarnya Heat Flux yang
dihasilkan. Sedangkan hal utama yang Processes and Unit Operations”.Third Edition,
mempengaruhi Heat Flux itu sendiri adalah jumlah University Of Minnesota.
4. HARDJONO.1987, “Teknologi Minyak Bumi
tube. Semakin besar jumlah tube yang ada maka
I”, Jutusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah
semakin kecil Heat Flux yang diperoleh.
Mada.
5. HIMMELBLAU, DAVID M, “Basic
5. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian maupun tahapan- Principles and Calculations Engineering”.
tahapan perhitungan yang telah dilakukan pada bab Sixth Edition, University Of Texas.
6. KERN, DONALD Q. 1988, “Process Heat
diatas, terutama yang berkaitan dengan
Transfer” , McGraw-Hill book.
permasalahan dalam efisiensi dan desain furnace
7. MAXWELL. J.B. Application To Process
tipe silinder vertikal, maka setidaknya ada
Engineering,“Data Book On Hydrocarbons”,
beberapa kesimpulan maupun saran yang dapat
diberikan. Antara lain: Second Printing, D. Van Nostrand Company,
1. Efisiens Furnace Type Box pada Inc.
8. PERRY, ROBERT H. “Chemical
kapasitas 1900 barrel/hari di
Engineerings Handbook”. Fifth Edition, The
PUSDIKLAT MIGAS CEPU sebesar 80
McGraw Hill Companies.
%. Berarti furnace ini layak untuk
dijadikan dasar perhitungan untuk design 9. S.A, KARDJONO. “Ketel Uap dan Sistem
furnace yang baru. Tenaga Uap”.
10. Walas, Stanley M, 1990.”Chemical Process
2. Jumlah bahan bakar yang digunakan
Equipment Selection and Design”. Department
untuk Furnace Type Box pada kapasitas
of Chemical and Petroleum Engineering
3800 barrel/hari adalah : fuel oil 606,025
University of Kansas.
lb/jam dan fuel oil 113,405 lb/jam.
3. Untuk memanaskan crude oil pada 11. W.L NELSON,1985 “Petroleum Refinery
Furnace Type Cylinder Vertical dengan Engineering” Fourth Edition, McGraw-Hill
Book Company.
kapasitas 3800 barrel/hari di
PUSDIKLAT MIGAS CEPU diperlukan
duty sebesar 10562546,667 BTU/jam.
PPO05-11