Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UTILITAS 2

BOILER BIOMASSA

Disusun oleh :
Nuzila Delayaski (I 0517064)
Reynaldi Virgiawan R. P. (I 0517069)
Sayyida Asy-Syifaa (I 0517076)
Wahyu Daut Utomo (I 0517087)
Yahya Prayoga (I 0517089)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
A. DIAGRAM ALIR PROSES

B. KARAKTERISTIK
Pada pabrik gula Kebonagung menggunakan 2 unit ketel uap Produksi Yoshimine
CO.LTD. Osaka Japan yaitu Ketel Uap Yoshimine H2700 dengan kapasitas 80 ton/jam,
dan Ketel Uap Yoshimine H-3500 dengan kapasitas 100 ton/jam dengan karakteristik yang
sama pada kedua ketel uap yaitu :Tekanan Uap Disain 24 kg/cm2G, Tekanan Uap Kerja
Normal 20 kg/cm2G, Steam Temperature Outlet 325 ± 10oC, Feed water Temperature
80oC, Temperatur Udara Minimum 25oC, Boiler efficiency at bagasse firing 80%, Boiler
efficiency at oil firing 85 %, Komsumsi Bahan Bakar Bagasse 34.632 kg/ jam untuk Ketel
Uap Yoshimine H- 2700 dan 51.780 kg/jam untuk ketel uap Ketel Uap Yoshimine H-3500.

C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


1. Keuntungan sistem boiler biomassa, yaitu :
Salah satu keuntungan menggunakan boiler biomassa dibandingkan dengan boiler
minyak atau gas adalah biaya dan ketersediaan bahan-bakarnya. Penggunaan chip kayu
relatif murah dan meskipun kepadatan energinya rendah, dapat digunakan
dengan feeder otomatis pada sistem 24-jam sehari. Dalam penggunaan skala besar,
boiler biomassa dianggap berbahan-bakar yang paling ekonomis mengingat harga
BBM internasional semakin tinggi, limbah kayu dapat dikonversi menjadi serpihan
kayu sebagai bahan bakar operasional sistem boiler biomassa. Mengenai masalah
ketersediaan, limbah kayu tidak butuh untuk diimpor dari negara lain karena setiap
negara menggunakan kayu untuk berbagai kegunaan internal dan karenanya limbah
kayu akan cukup tersedia.
Keuntungan lain dari penggunaan sistem boiler biomassa adalah karena sistem ini
menggunakan limbah dan residu dari industri atau perkotaan, hutan, dan
pertanian untuk menghasilkan listrik dan panas dengan lebih sedikit efek negatif
terhadap lingkungan. Karbon yang terdapat pada biomassa adalah bagian dari siklus
karbon alami dan karena itu menghasilkan efek yang sangat kecil terhadap lingkungan,
karena tidak menambah jumlah karbon di alam seperti yang ditimbulkan oleh boiler
minyak dan gas. Penggunaan bahan bakar biomassa mengurangi emisi gas rumah kaca.
Bahan bakar biomassa juga membantu mengelola limbah kayu yang bisa mengganggu
lingkungan.
Keuntungan lainya adalah penggunaan boiler berbahan bakar limbah kayu dapat
digunakan di setiap rumah. Jika Anda ingin memiliki sumber energi yang efektif,
tersedia dengan baik dan terbarukan, Anda bisa memanfaatkan biomassa sebagai
sumber energi alternatif.
2. Kerugian sistem boiler biomassa, yaitu :
a) Penggunaan boiler jenis ini memerlukan waktu pemanasan yang relative lebih lama
daripada jenis boiler berbahan bakar BBM.
b) Boiler dengan bahan bakar biomassa memiliki kapasitas produksi uap bervariasi
tergantung dari biomassa yang digunakan. Dalam penelitian berjudul “Kinerja Mini
Boiler Tipe Pipa Api 3 Pass Berbahan Bakar Biomassa Pelet Kayu dan Tempurung
Kelapa “ menunjukkan bahwa bahan bakar biomassa pellet kayu lebih efisien dan
menghasilkan kapasitas produksi uap yang lebih tinggi daripada tempurung kelapa.
c) Tidak semua biomassa mampu menghasilkan uap yang sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya adalah sekam padi yang memiliki laju pembakaran pada mini boiler
yang lambat, hanya 1,5 kg /jam dengan kandungan kalori sebesar 3300 kkal/kg,
sehingga kenaikan suhu air dan uap juga lambat. Pada pemanasan awal selama 40
menit, suhu air hanya meningkat dari 35 °C ke 49 °C, dan tekanan uap belum
terbaca di indikator tekanan (pressure gauge) dimana dirasa kurang memenuhi
kebutuhan produksi uap pada UKM.
D. STUDI KASUS
Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler dapat berasal dari proses
pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat digunakan, seperti kayu,
batubara, solar/minyak bumi, dan gas. Tetapi biasanya pemilihan bahan bakar tersebut
dilihat dari banyak hal, salah satunya Beban Sepesifik Ruang Bakar : Banyak kalor yang
dilepaskan persatuan volume ruang bakar persatuan waktu (Qbb).. (Btu/ft3 jam atau
kkal/m3 jam).
Boiler dengan bahan bakar biomassa di pabrik sudah banyak diterapkan contohnya
boiler dengan bahan bakar Bagasse dan Fiber (cangkang + serabut ) pada pabrik gula.
Biasanya pada pabrik gula menggunakan bahan bakar berupa minyak atau bagasse (ampas
tebu) yang kalau dihitung High Heating Value (HHV) (banyaknya kalor yang dihasilkan
pada proses pembakaran 1 kg bahan bakar, tanpa adanya kandungan air pada bahan bakar)
dan Low Heating Value (LHV) (banyaknya kalor yang dihasilkan pada proses pembakaran
1 kg bahan bakar dan sebagian dimanfaatkan untuk penguapan sehingga kandungan air
pada bahan bakar akan habis) dapat dibandingkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan nilai HHV dan LHV
1. ampas tebu :
HHV = 15882,3936 Kj/kg
LHV = 12642,3936 Kj/kg
2. Fiber (cangkang + serabut) :
HHV = 21323,584 Kj/kg
LHV = 18083,584 Kj/kg
3. Minyak :
HHV = 57058,9696 Kj/kg
LHV = 53818,9696 Kj/kg
b. Berdasarkan kebutuhan bahan bakar
1. ampas tebu :
Wf = 19284,47 kgb.bakar/jam
2. Fiber (cangkang + serabut) :
Wf = 13481,94 kgb.bakar/jam
3. Minyak :
Wf = 4530,034 kgb.bakar/jam
c. Berdasarkan jumlah udara pembakaran bahan bakar
1. ampas tebu :
Uog = 21,604 kgudara/kgbb
2. Fiber (cangkang + serabut) :
Uog = 23,316 kgudara/kgbb
3. Minyak :
Uog = 59,25 kgudara/kgbb
Bisa didapatkan efisiensi pada boiler sebagai berikut :

Pada kasus ini didapat kesimpulan bahwa nilai kalor ampas tebu lebih kecil dari nilai
kalor campuran serabut dan cangkang sawit. Nilai kalor campuran serabut dan cangkang
sawit jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai kalor bahan bakar minyak residu. Namun
penggunaan bahan bakar ampas tebu, serabut dan cangkang sawit sebagai bahan bakar pada
Pabrik Gula sangat dianjurkan ekonomis, mengingat persediaannya yang cukup banyak dan
gratis, sedangkan minyak residu jauh lebih mahal.
Keterangan :
Feed biomassa berada pada hopper bernomor 2 dan akan memasuki boiler pada nomor
untuk dilakukan pembakaran. Panas hasil pembakaran pada tangki 3 akan dialirkan ke 5
dan akan terjadi pertukaran panas dari panas hasil pembakaran bagase dan fiber ke fluida
(biasanya air) untuk merubah air menjadi steam yang akan digunakan dalam proses
evaporasi gula pada evaporator multistage.

Anda mungkin juga menyukai