Anda di halaman 1dari 4

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.

2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-145

Desain Pabrik Synthetic Gas (Syngas) dari Gasifikasi


Batu Bara Kualitas Rendah sebagai Pasokan Gas
PT. Pupuk Sriwidjaja
7RWR ,VZDQWR 0XKDPPDG 5LID¶L <HQL 5DKPDZDWL 6XVLDQWR
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: muhammad.rifai27@gmail.com, rifqah_18des@chem-eng.its.ac.id

Abstrak ² Menurut data dari Kementrian Energi dan dan akan habis dalam kurun waktu 59 tahun, dengan estimasi
Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2013, cadangan gas bumi tidak ada peningkatan atau penurunan produksi [13].
Indonesia saat ini sebesar 170 TSCF dan akan habis dalam Dengan sisa cadangan gas alam yang terbatas tersebut,
kurun waktu 59 tahun, dengan estimasi tidak ada peningkatan rupanya tidak menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap
atau penurunan produksi. Di lain pihak, industri-industri kimia
minyak bumi dan gas alam sehingga membuat harga gas alam
di Indonesia, semisal industri pupuk, sangat mengandalkan
pasokan gas alam sebagai bahan baku pupuk maupun sumber semakin mahal. Padahal industri-industri kimia di Indonesia,
energi. Permasalahan utama yang dihadapi industri pupuk semisal industri pupuk, sangat mengandalkan pasokan gas
dewasa ini adalah kurangnya pasokan gas alam untuk proses alam sebagai bahan baku pupuk maupun sumber energi. Oleh
produksi. Di PT Pupuk Sriwidjaja misalnya, kebutuhan gas alam karena itu, perlu dicari sumber energi lain yang potensial
rata-rata untuk proses produksi amonia dan urea mencapai 225 sebagai pengganti yang nantinya dapat mengurangi
MMSCFD. Namun, pasokan gas dari Pertamina selalu kurang ketergantungan Indonesia terhadap minyak bumi dan gas
dari jumlah tersebut. Karena selalu berulang, maka hal ini akan alam.
mengganggu kinerja PT Pupuk Sriwidjaja sebagai garda Permasalahan utama yang dihadapi industri pupuk dewasa
terdepan pertahanan pangan nasional bersama petani. Salah satu
ini adalah kurangnya pasokan gas alam untuk proses produksi.
jenis sumber daya alam yang potensial mengganti dan atau
mensubtitusi pemakaian gas alam adalah Synthetic Gas (Syngas). Di PT Pupuk Sriwidjaja misalnya, kebutuhan gas alam rata-
Syngas merupakan gas campuran yang komponen utamanya rata untuk proses produksi amonia dan urea mencapai 225
adalah gas karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2) yang MMSCFD. Namun, pasokan gas dari Pertamina selalu kurang
dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat digunakan dari jumlah tersebut. Karena selalu berulang, maka hal ini
sebagai bahan baku dalam proses pembuatan zat kimia baru akan mengganggu kinerja PT Pusri sebagai salah satu garda
seperti metana, amonia, dan urea. Syngas dapat diperoleh dari terdepan pertahanan pangan nasional bersama petani. Oleh
proses gasifikasi batu bara dimana batu bara diubah dari bentuk karena itu perlu dicari sumber daya lain yang mampu
padat menjadi gas. Batu bara yang merupakan bahan baku mengganti atau mensubstitusi gas alam.
pembuatan syngas jumlahnya sangat melimpah di Indonesia.
Salah satu jenis sumber daya alam yang potensial
Menurut data dari Kementrian ESDM tahun 2011, total sumber
daya batu bara di Indonesia diperkirakan 119,4 miliar ton, mengganti dan atau mensubtitusi pemakaian gas alam adalah
dimana 48%-nya terletak di Sumatera Selatan dan 70% deposit Synthetic Gas (Syngas) yang dapat diperoleh dari proses
batu bara di Sumatera Selatan tersebut adalah batu bara muda gasifikasi batu bara yang sumber dayanya masih melimpah.
berkualitas rendah. Deposit batu bara terbesar di Sumatera Total sumber daya batu bara di Indonesia diperkirakan 105
Selatan terletak di Kab. Muara Enim yang letaknya tidak terlalu miliar ton, dimana cadangan batu bara diperkirakan 21 miliar
jauh dengan PT Pupuk Sriwidjaja. Ditambah lagi dengan adanya ton, dengan tingkat produksi berkisar 200-300 juta ton per
PT Bukit Asam sebagai produsen terbesar batu bara di Kab. tahun, maka umur tambang akan dapat mencapai 100 tahun
Muara Enim tentu akan mempermudah pasokan batu bara [13]. Hal ini cukup aman untuk menjamin keberlanjutan
sebagai bahan baku pabrik. Oleh karena itu, pabrik akan
industri gasifikasi batu bara di Indonesia.
didirikan di Tanjung Enim, Kab. Muara Enim, Sumatera
Selatan. Pabrik akan didirikan tahun 2017 dan siap beroperasi Proses gasifikasi batu bara adalah proses yang mengubah
tahun 2019. Pabrik yang didirikan diharapkan mampu batu bara dari bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas.
mensubstitusi 40% kebutuhan gas alam PT Pupuk Sriwidjaja Dengan mengubah batu bara menjadi gas, maka material yang
sebesar 88 MMSCFD atau sekitar 29.000 MMSCF per tahun. tidak diinginkan yang terkandung dalam batu bara seperti
Proses pembuatan syngas dari batu bara kualitas rendah terdiri senyawa sulfur dan abu dapat dihilangkan dari gas dengan
dari tiga proses utama, yaitu persiapan batu bara, gasifikasi batu menggunakan metode tertentu sehingga dapat dihasilkan gas
bara, dan pemurnian gas hasil gasifikasi. Dari analisa bersih dan dapat dialirkan sebagai sumber energi. Syngas
perhitungan ekonomi diperoleh Total Cost Investment (TCI) merupakan gas campuran yang komponen utamanya adalah
sebesar 121.170.377,3USD, Internal Rate of Return (IRR) sebesar
gas karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2) yang dapat
27,48%, Pay Out Time (POT) selama 3,47 tahun, dan Break Event
Point (BEP) sebesar 45,05%. digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat digunakan
sebagai bahan baku dalam proses pembuatan zat kimia baru
Kata Kunci ² batu bara, gasifikasi, gas alam, synthetic gas seperti metana, amonia, dan urea. Produksi syngas melalui
gasifikasi batu bara kualitas rendah yang jumlahnya di
I. PENDAHULUAN Indonesia mencapai 70% [13] akan mampu menaikkan harga
jual batu bara tersebut.
Saat ini diperkirakan dunia akan mengalami 3 krisis besar, Syngas dari gasifikasi batu bara memiliki prospek yang
yakni krisis pangan, air, dan energi. Hal ini disebabkan karena bagus karena tiga hal, yang pertama, produk syngas sangat
semakin terbatasnya sumber daya alam yang tersedia komersial, banyak digunakan oleh industri-industri, baik untuk
sementara pertambahan jumlah penduduk dunia meningkat bahan kimia, energi, dan bahan bakar transportasi. Yang
pesat dari waktu ke waktu. Hal ini praktis akan mempengaruhi kedua, syngas lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
ketahanan nasional dari tiap negara. Tidak luput dari itu, gas alam maupun minyak bumi dengan rendahnya emisi CO 2,
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki sumber dan SOx, dan NOx. Yang ketiga, melimpahnya sumber daya batu
cadangan energi yang melimpah akan terkena imbasnya. Saat bara di Indonesia. Selain cadangannya yang cukup besar,
ini Indonesia memiliki ketergantungan pada sumber energi gasifikasi batu bara juga dapat memanfaatkan batu bara muda
fosil berupa minyak bumi (42,99%), gas bumi (18,48%), dan yang jumlahnya di Indonesia mencapai 70% [13].
batu bara (34,47%). Alternatif dalam pemanfaatan energi baru Gasifikasi batu bara tidak hanya dapat digunakan untuk
terbarukan hanya hadir dalam bentuk konversi (4,07%), belum satu tujuan, tetapi dapat pula dirancang untuk tujuan yang lain
dapat mengganti seutuhnya pemanfaatan energi di Indonesia. secara bersamaan. Mekanisme ini disebut dengan
Cadangan gas bumi di Indonesia saat ini sebesar 170 TSCF polygeneration (polygen) atau co-generation (co-gen).
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-146

Tabel 2.
Target kualitas produk syngas berdasarkan komponen
penyusun
Komponen Konsentrasi (%mol)
CO 55,0
H2 40,0
CH4 3,0
CO2 0,05
N2 1,5
H2O 0,45

II. URAIAN PROSES

Gambar 1. Alur penggunaan syngas

Lokasi pabrik gasifikasi batu bara direncanakan didirikan


di Sumatra Selatan yang merupakan sumber cadangan batu
bara terbesar di Indonesia. Daerah yang dipilih adalah daerah
Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Pemilihan lokasi ini karena letaknya yang tidak terlalu jauh Gambar 2. Block Flow Diagram Proses Pembuatan Syngas
dengan PT Pupuk Sriwidjaja. Ditambah lagi dengan adanya dari Batu Bara
PT Bukit Asam sebagai produsen terbesar batu bara di Kab.
Muara Enim tentu akan mempermudah pasokan batu bara Penyiapan Batu Bara
sebagai bahan baku pabrik. Proses awal gasifikasi dimulai dari penyiapan batu bara.
Batu bara kualitas rendah (Low Rank Coal/LRC) secara Batu bara dari open yard akan di-treatment dengan berbagai
umum dalam praktek komersial adalah batu bara yang macam perlakuan agar sesuai dengan kondisi dalam reaktor
memiliki kandungan panas yang rendah, yaitu kurang dari gasifier. Mula-mula batu bara dari open yard coal (F-111)
5.100 kCal/kg, termasuk juga peringkat batu bara mulai dari diangkut menggunakan belt conveyor (J-112) menuju hammer
lignit hingga sub-bituminus B yang memiliki kandungan panas mill (C-110). Di hammer mill ini terjadi proses size reduction
kurang dari 9.500 BTU/lb (<5.278 kCal/kg). dari batu bara berukuran 5 cm menjadi ukuran yang
diinginkan, yaitu 1-6 mm. Setelah itu, batu bara yang telah
Tabel 1. dihaluskan dimasukkan ke dalam rotary-tube dryer (B-120)
Spesifikasi Bahan Baku untuk menguapkan sebagian air bawaan yang ada dalam batu
No. Parameter Nilai bara. Media pemanas yang digunakan dalam rotary-tube dryer
1. Total Moisture (TM) (%, ar) 30,0 adalah steam bertekanan yang dialirkan searah dengan arah
aliran batu bara. Jika dilihat dari cara pengontakkan media
2. Calorific Value (CV)
4.550 pemanas dengan material, tipe rotary dryer yang digunakan
Gross CV (kCal/kg, ar)
adalah tipe tidak langsung, dimana panas ditransfer dari steam
(kCal/kg, ad) 5.500 yang ada di dalam tube ke batu bara dengan cara konduksi.
3. Proximate Analysis Media pemanas dan tipe tidak langsung ini digunakan karena
Inherent Moisture batu bara merupakan material yang mudah terbakar sehingga
(%, ad) 15,0 kontak batu bara dengan oksigen yang dapat memicu reaksi
(IM)
Ash Content (%, ad) 8,0 pembakaran sebisa mungkin dihindari [4]. Batu bara yang
kandungan airnya telah diuapkan kemudian diangkut oleh
Volatile Matter (VM) (%, ad) 39,0
scrapper conveyor (J-121) untuk dimasukkan ke dalam bunker
Fixed Carbon (FC) (%, ad) 38,0 (F-211) dengan bantuan bucket elevator (J-122). Dari bunker,
4. Ultimate Analysis batu bara dimasukkan ke dalam lock hopper (F-212) untuk
dinaikkan tekanannya dari tekanan atmosfer (1,01 bar)
Carbon (C) (%, ad) 63,9
menjadi 31 bar menggunakan gas CO2 yang sebelumnya
Hydrogen (H) (%, ad) 5,2 dikompres di CO2 compressor (G-219). Kenaikan tekanan ini
Oxygen (O) (%, ad) 28,5 bertujuan untuk menyesuaikan tekanan batu bara dengan
Nitrogen (N) (%, ad) 1,6 tekanan operasi gasifier. Dari lock hopper, batu bara
Sulphur (S) (%, ad) 0,8 dikeluarkan melalui mekanisme air lock dan dimasukkan ke
dalam gasifier menggunakan screw conveyor (J-213).
Pengertian satuan yang biasa dipakai dalam analisa batu bara Mekanisme air lock ini memungkinkan untuk mengeluarkan
[21]: batu bara dari lock hopper tanpa ikut sertanya gas inert [2].
x As Received (ar): termasuk Total Moisture (TM).
x Air Dried (ad): hanya termasuk Inherent Moisture (IM). Gasifikasi Batu Bara
Oksidan berupa O2 dari oxygen storage tank (F-214)
x Dry Basis (db): tidak termasuk moisture.
dinaikkan tekanannya dari 1,01 bar menjadi 32 bar dengan
Produk yang dihasilkan dari proses gasifikasi ini berupa
cara dipompa menggunakan oxygen pump (L-215). Kemudian
syngas (synthesis gas), campuran gas yang mengandung H2
oksidan bertekanan ini dilewatkan pada oxygen vaporizer (E-
dan CO dengan jumlah yang bervariasi. Syngas harus
216) untuk mengubah fasenya menjadi gas dan untuk
memiliki tekanan tinggi, mengingat proses untuk sintesis
menaikkan suhunya dari -185oC menjadi 160oC. Gas oksigen
amonia berlangsung pada tekanan yang tinggi [5]. Selain itu,
ini kemudian diinjeksikan melalui injector nozzle ke dalam
syngas harus bebas senyawa sulfur untuk menghindari korosi
gasifier (R-210). Gasifier yang digunakan berjenis fluidized-
pada alat dan menghindari lepasnya senyawa sulfur ke
bed dengan tipikal proses High Temperature Winkler (HTW
lingkungan saat proses pembakaran, carbon oxide (CO dan
Gasifier). Gasifier ini bekerja pada kondisi temperatur
CO2), dan air [5]. Di samping itu, produk samping berupa CO2
1.000oC dan tekanan 30 bar. Hal yang membedakan gasifier
dengan kemurnian 90% dapat digunakan sebagai bahan baku
fluidized-bed dengan tipe gasifier lain adalah sistem
sintesis urea. Namun, produk samping CO2 ini perlu treatment
terfluidisasi yang membuat heat transfer dan mass transfer
lanjutan untuk menghilangkan kandungan airnya, mengingat
antara gas dan partikel solid lebih sempurna serta penggunaan
CO2 yang dapat digunakan untuk sistesis urea konsentrasinya
temperatur yang tidak terlalu tinggi sehingga mudah untuk
harus lebih dari 98,5% [5].
dikontrol dan dikendalikan [16]. Kemajuan yang paling
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-147

penting dari teknologi ini adalah kenaikan tekanan yang Setelah semua sulfur terdapat dalam bentuk senyawa H2S,
mencapai 30 bar. Adanya kemajuan ini diharapkan mampu kemudian dilakukan proses pemisahan terhadap H2S. Unit
menurunkan energi kompresi. Temperatur yang tinggi juga pemisahan senyawa sulfur adalah tangki desulfurizer (D-320)
berguna untuk meningkatkan konversi karbon dan kualitas yang bekerja pada suhu 310oC dan tekanan 28,5 bar dengan
gas, dimana semakin tinggi suhu, kandungan tar akan semakin bantuan adsorben ZnO. Reaksinya sebagai berikut.
menurun [5]. H2S + ZnO (s) H2O + ZnS (s)
Di dalam gasifier terjadi berbagai macam reaksi yang Pada umunya, adsorben ZnO tidak dapat diregenerasi.
dimodelkan menjadi tiga reaksi, yaitu reaksi pirolisis Akibatnya, adsorben ini kurang praktis jika digunakan untuk
(devolatilisasi), reaksi pembakaran, dan reaksi gasifikasi. adsorpsi dengan konsentrasi H2S yang tinggi [7]. Untuk
Mulanya, batu bara akan mengalami proses pirolisis untuk keperluan downstream industri pupuk, kandungan H2S di
dekomposisi batu bara secara kimia dengan bantuan panas. aliran syngas yang keluar dari tangki desulfurizer diharapkan
Hasil dari pirolisis adalah karbon, ash, dan gas-gas ringan. dapat kurang dari 1 ppmv [5].
Pada pirolisis dengan temperatur tinggi, produk yang dominan Syngas dari desulfurizer yang bebas dari kandungan H2S
adalah gas, sedangkan pada temperatur rendah produk yang kemudian diturunkan suhunya melalui waste heat boiler 2 (E-
dominan adalah tar dan minyak berat [15]. Karena temperatur 333) sehingga suhunya menjadi 50oC. Media pendingin yang
dalam gasifier cukup tinggi (1.000 oC), maka diasumsikan tak digunakan adalah air. Proses pendinginan ini juga
ada tar atau minyak berat yang terbentuk. Reaksi pirolisis [5], menghasilkan steam yang dapat digunakan untuk proses
[15]: lainnya. Penurunan suhu bertujuan untuk menaikkan
Batu bara C (s) + CH4 + CO + CO2 + H2 + H2O+ H2S %recovery dari absorber karena absorber bekerja lebih baik
+ COS + N2 + Ash (s) pada suhu yang rendah dan tekanan tinggi. Selanjutnya,
Karbon hasil pirolisis akan mengalami reaksi pembakaran syngas dialirkan menuju kolom absorber (D-330) yang
dengan O2 yang berasal dari tangki penyimpan. Sebagian besar beroperasi pada suhu 50oC dan tekanan 27 bar. Pelarut MDEA
O2 yang diinjeksikan dalam gasifier ini akan digunakan untuk 40% berat dari MDEA storage tank (F-331) diumpankan ke
zona pembakaran. Proses pembakaran ini menghasilkan kolom absorber dengan bantuan MDEA pump (L-332).
karbon dioksida, karbon monoksida, dan uap air, yang Larutan MDEA akan mengabsorb gas CO2, dan kemudian
menyediakan panas untuk reaksi gasifikasi selanjutnya. keluar menuju stripper (D-340) untuk proses recovery kembali
Pirolisis dan pembakaran adalah proses yang sangat cepat. pelarut. Sedangkan produk syngas bersih yang keluar dari
Reaksi-reaksi pembakaran [5]: absorber dialirkan melalui gas pipeline.
C (s) + ½O2 CO ¿H = -111MJ/kmol Untuk melakukan recovery pelarut, larutan MDEA kaya
CO + ½O2 CO2 ¿H = -283 MJ/kmol CO2 (rich-amine) yang keluar dari kolom absorber diturunkan
H2 + ½O2 H2O ¿H = -242 MJ/kmol tekanannya dari 27 bar menjadi 3,52 bar dengan expansion
Reaksi gasifikasi terjadi karena karbon bereaksi dengan valve. Penurunan tekanan ini bertujuan untuk meyesuaikan
karbon dioksida dan steam untuk menghasilkan karbon tekanan rich-amine dengan tekanan operasi stripper.
monoksida dan hidrogen. Reaksinya [5]: Kemudian suhu rich-amine dinaikkan suhunya dengan cara
a) Reaksi Boudouard: melewatkannya di lean-rich amine heat exchanger (E-341).
C (s) + CO2 2CO ¿H = +172 MJ/kmol Stripper beroperasi pada suhu 125oC dan tekanan 2,03 bar.
b) Reaksi Water Gas: Untuk mengambil CO2 dari pelarut, digunakan superheated
C (s) + H2O CO + H2 ¿H = +131 MJ/kmol steam dengan tekanan 2,03 bar dan suhu 125oC. Steam akan
c) Reaksi Shift Convertion: men-strip CO2 dan keluar bersama-sama dari stripper menuju
CO + H2O CO2 + H2 ¿H = -41 MJ/kmol stripper outlet cooler (E-342) untuk didinginkan hingga suhu
d) Reaksi Metanasi: 45oC. Pendinginan ini bertujuan untuk mengkondensasi aliran
C (s) + 2H2 CH4 ¿H = -75 MJ/kmol gas CO2 dan steam sehingga diperoleh fase campuran. Lean-
Reaksi Boudouard merupakan reaksi endotermis yang amine yang keluar dari stripper dialirkan kembali ke lean-rich
menghasilkan CO. Reaksi water gas dan shift convertion amine exchanger untuk diturunkan suhunya menjadi 70oC.
merupakan reaksi utama pada gasifikasi batu bara karena pada Lean-amine ini kemudian diumpankan kembali ke absorber
reaksi ini dihasilkan syngas H2 dan CO beserta dengan CO2 dengan bantuan MDEA recovery pump (L-334). Aliran CO2
sebagai hasil samping. Dan yang terakhir reaksi samping dan steam yang berada dalam fase campuran dipisahkan dalam
metanasi yang menghasilkan metana dalam jumlah yang separator (H-343) untuk mendapatkan gas CO2 yang lebih
sedikit. murni. Gas CO2 yang lebih murni dialirkan menuju gas
Karbon (char) yang tidak bereaksi dan 10% dari total ash pipeline untuk proses sintesis urea.
turun sebagai slag di bagian bottom [16]. Syngas yang keluar
dari gasifier akan menuju cyclone (H-217) untuk memisahkan III. NERACA MASSA
ash yang terbawa keluar, lalu menuju ke waste heat boiler 1
(E-311) untuk didinginkan. Syngas didinginkan dengan media Umpan batu bara pada pabrik ini sebesar 617.760
pendingin air dari suhu 1.000°C menjadi 300oC. Proses ton/tahun dengan kapasitas produk syngas yang dihasilkan
pendinginan ini menghasilkan steam yang dapat digunakan sebesar 653.000 ton/tahun (sekitar 29.000 MMSCF per tahun
untuk untuk proses selanjutnya. atau 88 MMSCFD) [8].

Pemurnian Gas Hasil Gasifikasi IV. ANALISA EKONOMI


Syngas dari gasifier masih mengandung berbagai senyawa
pengotor, seperti H2S, COS, dan CO2. Adanya senyawa- Analisa ekonomi dimaksudkan untuk dapat mengetahui
senyawa tersebut dapat meningkatkan risiko korosi pada apakah suatu pabrik yang direncanakan layak didirikan atau
peralatan dan merusak katalis, termasuk katalis dalam proses tidak. Untuk itu dilakukan evaluasi atau studi kelayakan dan
pembuatan pupuk. Oleh karena itu syngas perlu dimurnikan penilaian investasi. Faktor-faktor yang perlu ditinjau untuk
terlebih dahulu [5]. memutuskan hal ini adalah laju pengembalian modal (Internal
Karbonil sulfida bukan merupakan gas asam, maka Rate of Return / IRR), waktu pengembalian modal minimum
hidrolisis COS untuk membentuk H2S sering dilakukan untuk (Pay Out Time / POT), dan titik impas (Break Even Point /
pemurnian sulfur yang terkandung dalam COS. Tujuan BEP) [14]. Dari hasil perhitungan analisa ekonomi diperoleh
pengonversian COS menjadi H2S disebabkan adsorben yang Total Cost Investment (TCI) sebesar 121.170.377,3USD
digunakan untuk proses desulfurisasi lebih selektif terhadap dengan bunga pinjaman 11% per tahun. Selain itu diperoleh
H2S daripada COS. Reaksi hidrolisis terjadi di COS hydrolysis IRR sebesar 27,48%, POT selama 3,47 tahun, dan BEP
reactor (R-310) dengan suhu operasi 303oC dan tekanan 29 sebesar 45,05%. Umur dari pabrik ini diperkirakan selama 10
bar dengan bantuan katalis chromia-alumina [7]. tahun dengan masa pembangunannya selama 2 tahun di mana
COS + H2O H2S + CO2 operasi pabrik ini 330 hari/tahun.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-148

V. KESIMPULAN

Dari analisa perhitungan ekonomi diperoleh Total Cost


Investment (TCI) sebesar 121.170.377,3USD dengan bunga
pinjaman 11% per tahun. Selain itu diperoleh IRR sebesar
27,48%, POT selama 3,47 tahun, dan BEP sebesar 45,05%.
Harga IRR yang diperoleh lebih besar dari bunga pinjaman dan
waktu pengembalian modal lebih kecil dari perkiraan usia
pabrik. Dengan demikian, pabrik ini layak untuk didirikan.

LAMPIRAN
CW

BFW

S
Exhaust Water
Vapor

2 4 33 36
1,01
F-111 151,87 50 125 30
J-112 30 KETERANGAN
5 1,01 2,03 1,7
1 ALIRAN PROSES ALIRAN PROSES
Coal

16
C-110 1,01 301.94 Nomor Aliran CW Cooling Water

50 17 16 28.9
7
120,71 30 Suhu (oC) Boiler Feed
5 BFW
B-120 Water
2,03 2,72

Tekanan (bar) S Steam


Syngas
CWR Cooling Water
D-320A D-320B Bahan baku Return

30 Produk / Effluent WW Waste Water


J-121
1000
F-211 30
15 E-342 SC Steam Condensat
1000 39
J-122 23 21 27
CO2
12 45
19
120,71 30 50 1,01
303,65
2,03 2,72 28 H-343 Two Phase Separator 1
26,67
H-217 28,97 27 E-342 Stripper Outlet Cooler 1
35
26 E-341 Lean-Rich Amine Exchanger 1
F-212A 20
G-219 F-212B 125 25 D-340 Stripper 1

41 42 310,04 24 L-334 MDEA Recovery Pump 2


1,7
CO2 28,28
23 E-333 Waste Heat Boiler 2 2
30 149,25
27 H-343 22 L-332 MDEA Pump 2
10 31
21 F-331 MDEA Storage Tank 2
50
20 D-330 Absorber 1
26
37 19 D-320 Desulfurizer 6
6 32 18 E-311 Waste Heat Boiler 1 3
3
R-210 45
35 17 R-310 COS Hydrolysis Reactor 1
60 76,41
1,01 16 G-219 CO2 Compressor 1
31
1,01 2,3 15 F-218 Dry Slag Open Yard 1
38
14 H-217 Cyclone 1
60 13 E-216 Oxygen Vaporizer 1
R-310
1,01 12 L-215 Oxygen Pump 2

J-213 11 F-214 Oxygen Storage Tank 4


5
27 10 J-213 Screw Conveyor 1
40
200 9 F-212 Lock Hopper 4
50,58 45
8 F-211 Coal Bunker 1
9
28 1,01 7 R-210 Gasifier 1
D-340
D-330 6 J-122 Bucket Elevator 1
18
5 J-121 Scrapper Conveyor 1
300 34
4 B-120 Rotary-Tube Dryer 2
10 125
29,31 3 J-112 Belt Conveyor 1
160 2,03 2
1 F-111
C-110 Coal Open
Hammer MillYard 1
1 C-110 Hammer Mill 1
31,31
NO. KODE NAMA ALAT JUMLAH
30
F-214 8 125 L-334 Digambar oleh:
7 E-216
-185 28 1. Toto Iswanto 2311 100 026
Oxygen L-215 2. 0XKDPPDG 5LID¶L 2311 100 187
-185 32 29
1,01 E-333 22 E-341
50,58
50
13 14 E-311 3,52
11 27,59
1000 1000
146,35 Pembimbing:
1,01 1,01 Dr. Yeni Rahmawati, ST, MT
4,31 Dr. Ir. Susianto, DEA

F-331 31 CWR
25
24 30 70
MDEA L-332 TUGAS PRA DESAIN PABRIK
30
WW SYNGAS DARI GASIFIKASI
Solution 27 27,31
BATU BARA KUALITAS RENDAH
1,01
SC SEBAGAI PASOKAN GAS PABRIK PUPUK
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015
F-218
Dry Slag

[11] * ' 8OULFK ³$ *XLGH WR &KHPLFDO (QJLQHHULQJ


UCAPAN TERIMA KASIH 3URFHVV 'HVLJQ DQG (FRQRPLF ´ &DQDGD -RKQ :LOH\
& Sons (1984).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yeni [12] H.W. Haring ³,QGXVWULDO *DV 3URFHVVLQJ ´ Berlin:
Rahmawati, S.T., M.T. dan Dr. Ir. Susianto, DEA atas Wiley - VCH Verlag GmBH (2008).
bimbingan dan saran yang telah diberikan selama ini. [13] ³Handbook of Energy & Economic Statistics of
IndoQHVLD´ 3XVDW 'DWD GDQ ,QIRUPDVL Kementrian
DAFTAR PUSTAKA Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia (2013).
[14] 0 6 3HWHUV . ' 7LPPHUKDXV 5 ( :HVW ³3ODQW
[1] $ .RKO 5 1LHOVHQ ³Gas Purification ´ 7H[DV *XOI Design DQG (FRQRPLFV IRU &KHPLFDO (QJLQHHUV ´
Publishing (1997). Boston: McGraw-Hill (2003).
[2] $ 5DXWDOLQ & :LOHQ ³)HHGLQJ %LRPDVV LQWR [15] N.P. Cheremisinoff, A.J. 5H]DL\DQ ³Principles of
Pressure DQG 5HODWHG 6DIHW\ (QJLQHHULQJ ´ *DVLILFDWLRQ ´ 3ULQFHWRQ Taylor & Francis Group
Finlandia: Valtion Teknillinen Tutkimuskeskus (2005).
(VTT) (1992). [16] 3 %DVX ³&RPEXVWLRQ DQG *DVLILFDWLRQ LQ )OXLGL]HG
[3] $ - .LGQD\ ³Fundamentals of Natural Gas %HG ´ &DQDGD 7D\ORU )UDQFLV *URXS
Processing ´ New York: CRC Press (2006). [17] 5 + 3HUU\ ' : *UHHQ ³3HUU\¶V &KHPLFDO
[4] A.S. Mujumdar, ³+DQGERRN RI ,QGXVWULDO 'U\LQJ ´ (QJLQHHUV¶ +DQGERRN ´ New York: McGraw-Hill
Singapura: Taylor & Francis Group (2006). (2008).
[5] & +LJPDQ 0 %XUJW ³Gasification ´ 1HZ <RUN [18] W.L. McCabe, J.C. Smith, P. Harriot, ³Unit
Elsevier Science (2003). Operations of Chemical Engineering ´ 1HZ <RUN
[6] & - *HDQNRSOLV ³Transport Process and Separation McGraw-Hill (1993).
Process Principles ´ 1HZ -HUVH\ 3UHQWLFH +DOO (2003). [19] Y. Arullah, Nurhadi, H. Susanto, ³.DMLDQ
[7] ' $ %HOO % ) 7RZOHU 0 )DQ ³Coal Gasification Termodinamika Updraft Gasifier dengan Side Stream
and Its Applications,´ 1HZ <RUN (OVHYLHU untuk Mengolah Batubara Sumatera Selatan Menjadi
Science (2011). Gas 6LQWHVLV ´ -XUQDO 5HND\DVD .LPLD GDQ 3URVHV
[8] D.M. +LPPHOEODX - % 5LJJV ³%DVLF 3ULQFLSOHV DQG [20] Laporan Tahunan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Calculations in Chemical Engineering ´ New Jersey: Tbk. (2009-2013).
Prentice Hall (1989). [21] World Coal Association.
[9] ( ( /XGZLJ ³Applied Process Design for Chemical [22] http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 1 Januari 2015.
and Petrochemical Plants ´ 7H[DV *XOI 3XEOLVKLQJ [23] http://www.pusri.co.id.Diakses tanggal 3 Januari 2015.
(1997).
[10] ) & 9LOEUDQW & ( 'U\GHQ ³&KHPLFDO (QJLQHHULQJ
Plant 'HVLJQ ´ 1HZ <RUN 0F*UDZ-Hill (1959).

Anda mungkin juga menyukai