3 OKTOBER 2021
http://jurnal.uts.ac.id
Science and Technology
1’Departemen Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Lingkungan Dan Mineral, Universitas Teknologi Sumbawa
2’3’4’ Departemen Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Lingkungan Dan Mineral, Universitas Teknologi Sumbawa
*Corresponding Author email: 2syamsul.bahtiar@uts.ac.id, 3fauzi.widyawati@uts.ac.id,
4syamsul.hidayat@uts.ac.id
Abstrak
Diterima : Sebagian besar batubara dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik,
Bulan September industri semen dan industri pengolahan logam. Penggunaan batubara sebagai bahan bakar
2021 akan sangat bergantung pada kualitas batubara yang dipakai. Parameter utama yang
menentukan kualitas batubara ialah nilai kalori. Sementara itu, nilai kalori suatu batubara
Diterbitkan : akan sangat bergantung pada beberapa parameter yaitu total moisture, total sulphur dan
Bulan Oktober ash content. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan
2021 kandungan beberapa parameter tersebut terhadap nilai kalori suatu batubara. Analisis
yang dilakukan menggunakan American Society for Testing and Material (ASTM).
Keyword : Adapun tahapan analisis ini meliputi preparasi sampel, pengujian air dry loss, residual
batubara, moisture, total sulphur, ash content dan gross calorific value. Hasil analisis menunjukkan
moisture, sulphur, bahwa semakin tinggi kandungan total moisture, total sulphur dan ash content maka akan
ash content, menyebabkan semakin rendah nilai kalori suatu batubara.
calori value
Total Mositure
Kandungan air total (total moisture)
merupakan jumlah kandungan air yang terdapat
pada batubara dalam bentuk inherent dan adherent
pada kondisi batubara diambil as sampled) atau
diterima (as received), di mana kandungan air pada
batubara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kegiatan eksplorasi, penanganan, penyimpanan,
Gambar 1. Struktur kimia batubara (Pasyami, penggilingan hingga pembakaran (Komariah, 2012).
2008) Kandungan air atau moisture pada batubara berada
dalam beberapa bentuk yang berbeda yaitu :
Pembentukan batubara
Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan a. Air dry loss atau kandungan air bebas yang
yang sudah mati, dengan komposisi utama terdiri dipengaruhi oleh factor eksternal seperti
dari selulosa. Menurut C.F.K. Diessel (1992), kegiatan penambangan, dsb. di mana, air dry
pembentukan batubara diawali dengan proses loss menguap pada temperature ruang.
biokimia kemudian diikuti proses geokimia dan
fisika, di mana proses geokimia dan fisika Air Dry Loss (ADL) % = [(A-B)/(A-C) x 100]
berpengaruh terhadap peringkat batubara (coal Keterangan :
rank). Berikut ini merupakan reaksi pembentukan A = Massa tray + sampel sebelum pengeringan
batubara : (gram)
B = Massa tray + sampel sesudah pengeringan
5(C6H10O5) → C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO (gram)
(cellulose) (lignit) Gas metana C = Massa tray kosong (gram)
Pembentukan induk batubara dimulai dengan proses b. Residual moisture merupakan air terkondensasi
penggambutan (peatification), di mana jasad di kapiler, air yang terserap dan air yang terikat
tumbuh-tumbuhan mengalami pembusukan oleh dengan gugus polar dan kation, dan air yang
bakteri anaerob (biokimia) yang diubah menjadi timbul disebabkan oleh dekomposisi kimia baik
gambut (peat). Pada proses ini dipengaruhi oleh material organik ataupun anorganik (Xianchun
peredaran air, temperature, keasaman dan toksisitas et al., 2009). Di mana, air dalam bentuk ini akan
dari lingkungan tempat pembentukan. Setelah menguap pada temperature 105-110°C dari
gambut (peat) terbentuk, selanjutnya proses batubara yang sudah kering (setelah air dry
pembentukan batubara, terjadi ketika gambut (peat) loss-nya menguap).
tertimbun dalam lapisan tanah yang dipengaruhi
karena adanya panas dan tekanan dari lapisan tanah Residual Moisture (RM) % = [(A-C)/B x 100]
diatasnya (overburden) dan dari samping akibat Keterangan :
adanya pergeseran kulit bumi (dinamokimia) A = Massa dish + sampel sebelum pengeringan
sehingga terbentuknya batubara. Pada proses ini (gram)
akan menghasilkan batubara dengan peringkat yang B = Massa sampel batubara (gram)
berbeda-beda bergantung pada temperatur dan C = Massa dish + sampel sesudah pengeringan
tekanan. (gram)
PL.20.1024
PL.20.1018
PL.20.1019
PL.20.1020
PL.20.1021
PL.20.1022
PL.20.1023
PL.20.1025
PL.20.1026
PL.20.1027
PL.20.1028
PL.20.1029
PL.20.1030
pada temperature 105°C selama 2 jam 30 menit,
setelah itu dilakukan pendingan pada desikator
selama 10 menit.
Calorific Value (cal/g ad) Total Moisture (% ar)
d. Analisis total sulphur
Pada analisis ini menggunakan American Gambar 3. Pengaruh total moisture terhadap gross
Society for Testing and Material (ASTM) calorific value batubara
D4239-17. Sampel berukuran 0.250 mm Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa
dilakukan pembakaran menggunakan kualitas kalor batubara dipengaruhi oleh total
instrument SDS-212 infrared sulphur analyzer moisture. Semakin tinggi nilai total moisture maka
pada temperature 1350°C dan pada analisis ini calorific value batubara rendah dan sebaliknya,
menggunakan gas oksigen murni. semakin rendah nilai total moisture maka caloririfc
e. Analisis ash content value batubara tinggi. Hal ini disebabkan, dalam
Pada analisis ini menggunakan American proses pembakaran batubara dibutuhkan sebagian
Society for Testing and Material (ASTM) panas atau kalor untuk menguapkan kandungan air
D3174-12. Sampel berukuran 0.250 mm dalam batubara.
dilakukan pembakaran menggunakan furnace Pengaruh total sulphur terhadap gross calorific
pada temperature 737°C selama 3 jam. value batubara
f. Analisis calorific value
Pada analisis ini menggunakan American 6150 0,7
6100 0,6
Society for Testing and Material (ASTM) 6050
D5865-13. Sampel berukuran 0.250 mm 6000 0,5
dilakukan pembakaran menggunakan 5950 0,4
instrument PARR 6200 dan pada analisis ini 5900
menggunakan gas oksigen murni. 5850 0,3
5800 0,2
HASIL DAN PEMBAHASAN 5750
5700 0,1
Data yang diperoleh dari hasil penelitian 5650 0
ini dalam bentuk air determined basis. Terdapat 13
PL.20.1019
PL.20.1024
PL.20.1029
PL.20.1018
PL.20.1020
PL.20.1021
PL.20.1022
PL.20.1023
PL.20.1025
PL.20.1026
PL.20.1027
PL.20.1028
PL.20.1030
PL.20.1019
PL.20.1020
PL.20.1021
PL.20.1022
PL.20.1023
PL.20.1025
PL.20.1026
PL.20.1027
PL.20.1028
PL.20.1029
PL.20.1030