( BeratBerat )
b. Pengujian Inherent Moisture, Ash Content, akhir yang hilang (g)
dan Volatile Matter pada sampel batubara % VM = x 100 –
sampel(g)
dengan menggunakan metode standar ASTM
%Inherent Moisture
atau SNI.
c. Pencatatan hasil pengujian Inherent
3.7.1.4. Rumus untuk mencari Air Dry Loss
Moisture, Ash Content, dan Volatile Matter
pada sampel batubara.
Air Dry Loss (ADL) % = [(A-B)/(A-C) x 100]
d. Analisis hasil pengujian Inherent Moisture,
Ash Content, dan Volatile Matter pada
Keterangan:
sampel batubara untuk mengetahui kualitas
A= Massa tray + sampel sebelum pengeringan
batubara.
(gram)
e. Interpretasi hasil analisis untuk menentukan
B= Massa tray + sampel sesudah pengeringan
penggunaan batubara dan harga jualnya.
(gram)
Standar analisis untuk Inherent Moisture,
C= Massa tray kosong (gram)
Ash Content, dan Volatile Matter pada batubara
dapat dilihat pada standar ASTM atau SNI yang
3.7.2. Uji Total Moisture
berlaku. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode standar yang telah
Berikut adalah informasi mengenai analisis
ditetapkan untuk memastikan hasil pengujian
data total moisture:
yang akurat dan konsisten. Dalam melakukan
a. Analisis total moisture, ash content, dan total
analisis data, peneliti perlu memperhatikan
sulfur dilakukan menggunakan standar
standar yang berlaku dan menggunakan teknik
ASTM dan BS.
analisis data yang sesuai dengan tujuan
b. Metode analisis meliputi uji Pearson r, uji
penelitian dan jenis data yang diperoleh.
regresi, dan uji t.
c. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin
3.7.1.1. rumus untuk menghitung nilai inherent
tinggi total moisture, total sulfur, dan ash
moisture
content, maka semakin rendah nilai kalor
batubara.
Berat air yang hilang ( g )
IM = x 100 d. Parameter yang digunakan dalam metode
Berat sampel ( g) analisis proksimat adalah total moisture, ash
content, dan nilai kalor.
e. Analisis total moisture dilakukan parameter total moisture, ash content, dan nilai
menggunakan metode ASTM dan ISO. kalor. Nilai kalor suatu bahan bakar dapat
Secara keseluruhan, analisis data total mempengaruhi kualitas dan efisiensi pembakaran
moisture melibatkan penggunaan metode standar bahan bakar tersebut.
dan uji statistik untuk menentukan dampak
kandungan moisture pada kualitas dan nilai kalor 3.7.4. Uji Sulfur
batubara.
Berikut adalah hasil pencarian terkait teknik
Residual Moisture (RM) % = [(A-C)/B x 100] analisis kandungan sulfur dalam batubara di
Indonesia:
Keterangan: a. Analisis kandungan sulfur pada sejumlah
A= Massa dish + sampel sebelum pengeringan contoh batubara dari berbagai cekungan
(gram) batubara Indonesia dilakukan untuk
B= Massa sampel batubara (gram) mengetahui pola nilai kandungan sulfur.
C= Massa dish + sampel sesudah pengeringan b. Dilakukan analisis proksimat, kandungan
(gram) sulfur, dan nilai kalor dalam penentuan
Nilai total moisture diperoleh dari hasil kualitas batubara.
perhitungan nilai air dry loss (ADL) dan nilai c. Dilakukan analisis anomali kandungan total
residual moisture (RM). sulfur dalam penentuan lingkungan
pengendapan batubara seam X78 formasi
Total Moisture (TM) = [RM/ (100-ADL)/100] Balikpapan di daerah Separi, Kalimantan
+ ADL Timur.
d. Belerang atau sulfur adalah unsur non-logam
3.7.3. Uji Calorific Value yang memiliki bentuk asli berupa zat padat
kristalin kuning. Di Indonesia, sulfur dapat
Berikut adalah informasi mengenai teknik ditemukan di banyak gunung berapi yang
analisis data uji calorific value: aktif.
a. Calorific value atau nilai kalor adalah e. Dilakukan penentuan kadar sulfur dalam
ukuran kemampuan suatu bahan bakar untuk batubara dengan menggunakan alat Furnace
menghasilkan panas saat terbakar dengan Total Sulphur.
oksigen. f. Dilakukan studi penentuan kandungan sulfur
b. Nilai kalor suatu bahan bakar dapat diukur dalam batubara pada PT Geoservices
menggunakan bomb calorimeter, yaitu alat Samarinda Kalimantan Timur untuk
untuk mengukur panas yang dihasilkan saat mengetahui jumlah persentase kandungan
sampel bahan bakar terbakar secara sulfur dalam batubara dan dampak
sempurna. kandungan sulfur terhadap lingkungan.
c. Nilai kalor suatu bahan bakar dapat diukur Dari hasil pencarian tersebut, dapat
dalam satuan Btu/lb atau kJ/kg. disimpulkan bahwa terdapat beberapa teknik
d. Analisis nilai kalor dapat dilakukan analisis kandungan sulfur dalam batubara di
menggunakan metode proksimat dengan Indonesia, seperti analisis proksimat, analisis
parameter yang digunakan adalah total kandungan total sulfur, dan penggunaan alat
moisture, ash content, dan nilai kalor. Furnace Total Sulphur. Selain itu, kandungan
e. Nilai kalor suatu bahan bakar dapat sulfur dalam batubara juga dapat mempengaruhi
mempengaruhi kualitas dan efisiensi lingkungan sekitarnya.
pembakaran bahan bakar tersebut.
Secara keseluruhan, teknik analisis data uji Berat residu( g)
calorific value melibatkan pengukuran nilai kalor % Total sulfur = x 13.738
Berat sampel ( g)
suatu bahan bakar menggunakan bomb
calorimeter dan dapat dilakukan dengan 3.7.5. Uji HGI
menggunakan metode proksimat dengan
Berikut adalah hasil pencarian terkait teknik
analisis data uji HGI: 4. Hasil dan Pembahasan
a. HGI (Hardgrove Grindability Index) adalah 4.1. Pengujian free moisture
parameter yang menyatakan tingkat
kemudahan batubara untuk digerus. Semakin 4.2. Pengujian total moisture
tinggi nilai HGI semakin mudah batubara
dihancurkan.
b. Nilai HGI dapat diukur dengan 4.3. Pengujian inherent moisture
menggunakan alat HGI Machine.
c. Prosedur analisis HGI meliputi menyiapkan 4.4. Pengujian ash content (kandungan
contoh batubara yang diterima untuk analisis abu)
HGI, melakukan reduksi ukuran batubara
sampai ukuran butiran 4.75 mm, dan
mengukur nilai HGI. 4.5. Pengujian calorific value (kcal/kg)
d. Dilakukan pengujian nilai HGI tiap sampel
batubara dengan menggunakan alat HGI 4.6. Pengujian volatile matter
Machine.
e. Pada penelitian tertentu, dilakukan 4.7. Pengujian sulfur
pengambilan data HGI setelah pemanasan
dilakukan pada sampel batubara dengan
suhu pemanasan 50˚C, 100˚C, 150˚C dan 4.8. Perhitungan fix karbon
200˚C dan waktu pemanasan 30 menit.
Dari hasil pencarian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa teknik analisis data uji HGI
5. Kesimpulan dan Saran
meliputi pengukuran nilai HGI dengan
menggunakan alat HGI Machine, serta prosedur 6. Daftar Pustaka
analisis HGI yang meliputi reduksi ukuran
batubara sampai ukuran butiran 4.75 mm. Selain
itu, pada penelitian tertentu, dilakukan
pengambilan data HGI setelah pemanasan
dilakukan pada sampel batubara dengan suhu dan
waktu pemanasan tertentu. Nilai HGI dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat kemudahan
batubara untuk dihancurkan.