Anda di halaman 1dari 6

PENAKSIRAN SUMBER DAYA PASIR SILIKA MENGGUNAKAN

METODE AREA OF INFLUENCE PADA PT. SINGKEP TUAH


PERSADA KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Weldy Kurniawan(1), Hendri Sutrisno(2), Wahdaniah Mukhtar(3)
(1)
Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
(2,3)
Dosen Fakultas Teknik Jurusan TeknikPertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: weldy.kurniawan56@gmail.com

ABSTRAK
Sumber daya dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu sumber daya hipotetik, sumber daya tereka, sumber
daya terunjuk, dan sumber daya terukur. Menentukan estimasi sumber daya diperlukan metode estimasi yang
sesuai dengan kondisi geologi, ganesa, dan mineralisasi pada daerah penelitian. PT. Singkep Tuah Persada
Telah Melakukan perhitungan estimasi sumber daya dengan menggunakan daerah pengaruh berbentuk lingkaran
dengan radius 500 meter dari titik lubang bor. Namun pada perhitungan penaksiran sumberdaya tersebut, PT .
Singkep Tuah Persada tidak menghitung daerah yang tidak terdapat titik bor dan juga menghitung pengaruh
yang berada diluar IUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi sumber daya setelah
ditambah titik test pit pada daerah yang tidak terjangkau titik bor yang dilakukan oleh perusahaan, mengetahui
mengapa pada daerah tertentu pihak perusahaan tidak melakukan pengeboran, serta mengetahui kualitas pasir
silika yang berada di daerah penelitian dengan uji laboratorium. Estimasi sumber daya yang terhitung setelah
menambahkan titik test pit adalah 2.872.270 m3 sedangkan estimasi yang diperoleh oleh pihak perusahaan
adalah 2.052.800 m3.

Kata kunci : daerah pengaruh area of influence, pasir silika, sumber daya.

ABSTRACT
Resources are divided into several classifications, namely hypothetical resources, inferred resources, indicated
resources, and measured resources. Determining the resource estimate requires an estimation method that is in
accordance with the geological conditions, ganesa, and mineralization in the study area. PT. Singkep Tuah
Persada Has calculated the resource estimate using a circular area of influence with a radius of 500 meters
from the drill hole point. However, in the calculation of the resource assessment, PT. Singkep Tuah Persada
does not count the areas where there are no drill points and also calculates the influence that is outside the
IUP. The purpose of this study is to determine the estimated resource after adding the test pit points in areas not
covered by the drill points carried out by the company, to find out why in certain areas the company does not
drill, and to determine the quality of silica sand in the study area by testing. laboratory. The resource estimate
calculated after adding the test pit points was 2,872,270 m3, while the estimate obtained by the company was
2,052,800 m3.

Keywords: area of influence, silica sand, resources.

I. PENDAHULUAN keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumber daya


Endapan mineral merupakan kekayaan alam mineral. Pada daerah penelitian terdapat indikasi
yang berpengaruh dalam perekonomian sebuah bahan galian pasir silika yang merupakan salah satu
negara khususnya di Indonesia. Oleh karena itu bahan galian industri yang tersusun atas mineral-
upaya untuk mengetahui kuantitas dan kualitas mineral silika (SiO2). Bahan Galian ini juga dikenal
endapan mineral harus selalu diusahakan dengan dengan pasir putih, pasir tersebut mempunyai
tingkat kepastian yang lebih tinggi seiring dengan kekerasan 7 (skala mohs), berat jenis 2,65 gr/cm3,
tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahap bentuk kristal heksagonal (Suhala dan Arifin,1997).
eksplorasi maka semakin besar pula tingkat
Klasifikasi sumber daya mineral merupakan yang dapat ditempuh dengan menggunakan
proses pengumpulan, penyaringan, serta kapal klotok dengan waktu tempuh ± 45
pengolahan data dan informasi dari suatu endapan menit.
mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas Geologi Regional
mengenai endapan itu berdasarkan kriteria Geologi regional penelitian termasuk dalam
keyakinan geologi. Sistem klasifikasi baku wilayah Lembar Tanjung Pinang yang ditulis oleh
digunakan untuk menyeragamkan pengertian Kusnama,K. Sutisna,T.C. Amin, S.
tentang sumber daya dan cadangan mineral Koesoemadinata, Sukardi & B. Hermanto dan
(mineral dan batubara) sehingga dapat dipakai diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
untuk inventarisasi yang luas dan perencanaan Pengembangan Geologi tahun 1994.
jangka panjang. Klasifikasi sumber daya Pembahasan mengenai geologi regional ini
didasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan terdiri atas topografi/ geomorfologi regional,
kajian kelayakan (Sulistiyana.W,2017) stratifrafi regional, serta struktur geologi regional
Sumber daya dibagi menjadi beberapa yang didasarkan pada Geologi Lembar Tanjung
klasifikasi, yaitu sumber daya tereka, sumber daya Pinang (Kusnama,K. Sutisna,T.C. Amin, S.
terunjuk, dan sumber daya terkur, (SNI 4726, Koesoemadinata, Sukardi & B. Hermanto,1994).
2011). PT. Singkep Tuah Persada telah melakukan Stratigrafi
perhitungan penaksiran sumber daya dengan Pulau Sumatra terletak di Baratdaya kontinen
menggunkan daerah pengaruh (area of influence), sundaland dan merupakan jalur konvergensi antara
pihak perusahaan menggunakan daerah pengaruh lempeng Hindia-Australia yang menyusup di
yang berbentuk lingkaran dengan radius 500 meter Sebelah Barat Lempeng sundaland. Konvergensi
dari titik lubang bor. Dari hasil perhitungan sumber lempeng tersebut menghasilkan subduksi sepanjang
daya tersebut diperoleh penaksiran sumber daya Palung Sunda dengan pergerakan lateral menganan
pasir silika sebesar 2.052.800 m3, namun pada dari sistem sesar Sumatra. Subduksi dari Lempeng
perhitungan penaksiran sumber daya perusahaan Hindia-Australia dengan batas Lempeng Asia
tidak menghitung daerah yang tidak terdapat titik termasuk Sumatra searah jarum jam dari posisi
bor dan daerah pengaruh yang terdapat di luar IUP sebelumnya yang relatif berarah Timur-Barat
juga dihitung oleh pihak perusahaan, sehingga menjadi Baratdaya-Tenggara dimulai pada masa
peneliti akan mengevaluasi hasil penaksiran Eosen atau Oligosen. Perubahan tersebut juga
sumber daya pihak perusahaan dengan metode mengindikasikan meningkatnya pergerakan sesar
yang sama yaitu daerah pengaruh (area of mendatar Sumatra seiring dengan rotasi. Subduksi
influence) tapi menggunakan penyebaran daerah Oblique dan pengaruh sistem sesar mendatar
pengaruh dan peneliti akan menambahkan titik bor Sumatra menghasilkan kompleksitas regim stress
pada beberapa daerah yang tidak terjangkau titik dan pola strain pada Sumatra.
bor sejauh ± 250 meter sehingga hasil penaksiran Bedasarkan letak geografisnya daerah
sumber daya dapat dihitung secara tepat dan ilmiah. penyelidikan yang berada di Desa Laboh,
Kesampaian Lokasi Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi
Lokasi IUP PT. Singkep Tuah Persada dapat Kepulauan Riau, secara regional masuk dalam peta
ditempuh dengan 2 (dua) jalur, yaitu jalur laut dan geologi lembar Tanjung Pinang, Sumatra 1994
udara, adapun sebagai berikut : dengan skala peta 1:250.000. Geologi lembar
a. Jalur Udara Tanjung Pinang tersusun dari beberapa formasi
Kesampaian daerah dimulai dari Pontianak batuan dan satuan intrusi. Adapun urutan formasi
Menuju Batam menggunakan pesawat udara penyusun mulai dari umur yang paling tua ke yang
denganw aktu tempuh ± 1,5 jam. Selanjutnya, paling muda adalah sebagai berikut:
dilanjutkan dengan perjalanan laut a. Formasi Berakit (PCmb)
b. Jalur Laut Formasi Berakit dicirikan dari hadirnya satuan
Kesampaian daerah dimulai dari Pelabuhan batuan filit, berwarna kelabu kehitaman, batusabak
Pontianak menuju pelabuhan Pulau Serasan, berwarna kelabu kemerahan yang memperlihatkan
kemudian dari pulau serasan menuju Pulau struktur menyerpih dengan urat kuarsa yang searah
Senadau, kemudian dari Pulau Senadau memotong foliasi dan sekis kelabu yang terfoliasi
menuju pelabuhan Pulau Siantan, kemudian kuat, sehingga sulit ditentukan mineral asalnya.
menuju pelabuhan Pulau Jemaja, dari Pulau Tebal formasi ini sekitar 3000 meter.
Jemaja menuju Pelabuhan Batam. Waktu b. Granit (Tg)
Tempuh dari Pontianak ke Batam ± 73 jam. Dicirikan dengan granit yang berwarna kelabu
Dilanjutkan dari pelabuhan Batam menuju kemerahan-kehijauan, berbutir kasar,
Pelabuhan Senayang dapat dicapai komposisi mineral felspar, kuarsa, hornblenden dan
menggunakan Speed Boat dengan waktu biotit, mineral umumnya bertekstur primer dan
tempuh ± 5 jam dan terakhir dari pelabuhan membentuk suatu pluton batolit yangtersingkap
Senayang menuju lokasi IUP PT. Singkep luas terutama di Pulau Batam dan Lingga. Hasil
Tuah Persada di Desa Laboh Pulau Sebangka Pelapukan dan proses ubahan menghasilkan
mineral ekonomis seperti cebakan bauksit. Formasi Tanjungkerotang berumur Mio-Pliosen
Berdasarkan lokasi dan komposisi mineralnya, dan ketebalan formasi sekitar 600 meter.
granit ini dikelompokkanmenjadi bebera j. Formasi Goungon (QTg)
pluton seperti Pluton Granit Kawal di Lingga dan Formasi Geoungon dicirikan dengan hadirnya
Pluton Granit Nongsa di Batam. batupasir tufan keputihan, dengan ukuran butir
c. Formasi Duriangkang (Tsd) halus sampai sedang, struktur laminasi. Batu lanau
Formasi Duriangkang terdiri dari litologi umum dijumpai, tuf dasitan dan perselingan tuf
serpih kelabu kehitaman dengan struktur pensil, litik dengan batupasir tuf yang memperlihatkan
getas dan agak karbon, berselingan dengan struktur laminasi dan silang siur. Formasi ini
batupasir serpih dan batupasir adalah 3:1. Formasi diendapkan tidak selaras dengan formasi
ini berumur Trias Akhir, tersingkap baik di Pulau Tanjungkerontang. Tebal formasi Geougon adalah
Batam dengan lokasi Sungai Duri Angkang dengan 200 meter dan berumur Plio-Plistosen.
ketebalan formasi sekitar 600 meter. k. Satuan Endapan Aluvium (Qa)
d. Granit Monzo (Jg) Satuan Endapan Aluvium tersusun dari pasir
Granit Monzo dicirikan dengan kompoisi berwana merah kekuningan dengan komposisi
megakristal felspar, biotit yang berwarna coklat tua terutama kuarsa, felspar, hornblende dan biotit
dan hornblende kehijauan serta mineral tambahan yang merupakan hasil lapukan dari granit,
K-perit, alanit dan zirkon. Satuan ini tersebar di konglomerat, kerikil granit, batupasir, endapan
Pulau Segal dan Pulau Lakat. rawa dan terumbu yang terangkat. Satuan ini
e. Formasi Pulaupanjang (Jp) merupakan hasil endapan sungai dan pantai.
Terdiri dari serpih kelabu kemerahan, keras
terdapat urat kuarsa dengan ketebalan 2 meter II. BAHAN DAN METODE
dengan sisipan batupasir kuarsa, berukuran butir Metode penelitian yang dilakukan pada
halus sampai kasar, terpilah buruk, memperlihatkan penelitian yaitu eksperimentatif dan teoritis yang
struktur laminasi sejajar dan silang siur. Ketebalan berada di IUP PT. Singkep Tuah Persada. Waktu
batupasir ini 2 sampai 10 centimeter. Tebal formasi penelitian dilakukan pada tanggal 8 April 2019
ini sekitar 500 meter. hingga 15 Mei 2019 dengan data yang diambil
f. Formasi Pancur (Ksp) berupa data primer.
Formasi Pancur dicirikan dengan hadirnya Alat Penelitian
serpih warna kemerahan dengan struktur pinsil, a. Meteran
mengandung urat kuarsa yang tipis, ketebalan b. GPS Mapping
lapisan 2 meter. Terdapat sisipan batupasir kuarsa c. Drone
berlapis dan terpilah baik, laminasi sejajar dan d. Alat Tulis
konvolut, dengan ketebalan 2-10 sentimeter, Studi Pustaka
konglomerat abu-abu kemerahan dengan komposisi Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari
dengan komponen utama batupasir kasar. Tebal literatur–literatur yang berhubungan dengan
lapisan konglomerat 50 sampai 100 sentimeter perhitungan sumber daya, khususnya sumber daya
dengan ketebalan formasi 300 meter yang berumur pasir silika.
Kapur Awal. Pengamatan Data Lapanan
g. Formasi Semarung (Kss) Pengamatan secara langsung terhadap
Formasi Semarung tersusun dari batupasir permasalahan yaitu lubang bor/test pit untuk
arkos kemerahan berbutir sedang sampai kasar, pengambilan data kedalamannya. Data yang
struktur perlapisan dengan sisipan batulempung diambil terdiri dari data primer dan data sekunder.
berwarna kelabu terang dan berlapis tipis yang Pengambilan Data Primer
diendapkan pada lingkungan darat sampai transisi Titik Koordinat Test Pit
hubungan stratigrafi selaras dengan Formasi Data primer diperoleh melalui pengamatan
Pancur, umur formasi ini diinterpretasikan berumur survei lapangan. Data yang diperlukan berupa
Kapur akhir. Tebal formasi sekitar 500 meter. pengambilan titik test pit dan pengambilan
h. Andesit (Tma) topografi, ketebalan pasir silika. Pengambilan titik
Batuan gunungapi andesit berwarna kelabu, test pit tambahan dilakukan pada daerah yang
berkomposisi plagioklas, hornblende dan biotit, belum terjangkau oleh daerah pengaruh. Daerah
bertekstur porfiritik dengan massa dasar mikro tersebut berada pada daerah Barat IUP penelitian.
kristal pada satuan andesit ini banyak dijumpai Pengambilan test pit dilakukan menggunakan
struktur kekar. excavator untuk memudahkan memasuki hutan dan
i. Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) sedikit rawa. Pembuatan test pit dilakukan selebar
Formasi Tanjungkerotang terdiri dari bucket dari excavator yang mana kurang lebih 1, 3
konglomerat berkomponen granit, batupasir kuarsa, meter, kedalaman penggalian lubang test pit
feldspar dan malihan yang tertanam dalam matriks dilakukan hingga terlihat lapisan lempung atau
batupasir kasar, struktur perlapisan dan silang siur. lumpur berwarna abu-abu .
Pemetaan Topografi
Penggambaran topografi daerah penyelidikan
menggunakan data topografi dari hasil pemetaan
citra drone yang dapat memberikan gambaran
topografi daerah penyelidikan secara representatif.
Langkah yang pertama untuk melakukan pemetaan
adalah membuat lintasan terbang drone tersebut,
lintasan terbang dibuat melebihi luas IUP
dikarenakan untuk mendapatkan kontur yang ada
disekitar IUP. Peneliti menggunakan ketinggian
250 meter diatas permukaan tanah untuk
menghindari pohon dan bukit yang ada di sekitar
daerah penelitian. Foto yang diambil dari citra
(Sumber : Data Perusahaan)
drone akan benar-benar tegak dan tidak miring
dikarenakan pada drone sendiri terdapat stabilizer Gambar 2. Peta Batas IUP
yang membuat drone tidak goyang pada saat Penyelidikan laboratorium, Kegiatan
terbang. Pada drone sendiri sudah terdapat penyelidikan laboratorium merupakan kegiatan
pembacaan otomatis ketinggian kontur yang analisis studio untuk menguji kodisi fisik maupun
mengacu pada mdpl, sehingga pada saat diolah kimia dari pemercontoan endapan pasir silika yang
pada aplikasi lainnya peneliti hanya menganalisa telah dilakukan pada daerah penyelidikan. Uji
kontur yang sudah didapat. laboratorium ini sangat penting dilakukan agar
Langkah kedua yaitu, pengolahan hasil citra kualitas dari endapan material pasir silika diketahui
drone menggunakan aplikasi agisoft, data yang secara rinci, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai
didapat dari drone adalah berupa foto-foto dari peruntukannya. Uji lab yang dilakukan oleh
ketinggian 250 meter kemudian foto-foto tersebut perusahaan adalah sebanyak 5 titik.
digabungkan menggunakan agisoft dan diperoleh
luasan yang sesuai dengan lintasan drone. Pengolahan Data
Langkah ketiga yaitu mengolah hasil citra yang Perhitungan Luas Area Of Influence
sudah digabungkan di aplikasi global mapper untuk Perhitungan luas dari masing-masing daerah
menganalisa konturnya. pengaruh menggunakan batuan software computer
yaitu autoCAD2007, perhitungan luas daerah
pengaruh sejauh radius ±250 meter. Dari jarak
±250 meter akan diperoleh luas 62.500 m2. Dari
keseluruhan luas IUP 146 Ha akan dibuat Grid
±250 meter dan membentuk blok-blok untuk
memudahkan rata-rata dari titik bor yang berada
didalam blok.
Perhitungan Volume Sumber Daya
Perhitungan dengan cara andaikan ketebalan
bijih pada titik 1 adalah t 1 dan luas daerah
pengaruhnya adalah S1 maka :
V = S1 x t1 x ρ (1)
Keterangan :
(Sumber : Survei Penelitian Lapangan) V : volume sumber daya
Gambar 1. Pengambilan Data Topografi
S1 : luas daerah pengaruh
Data Sekunder t1 : ketebalan pasir pada titik bor
Data Sekunder terdiri dari koordinat titik bor ρ : spesific grafity
PT. Singkep Tuah Persada, Koordinat batas IUP,
Peta batas IUP merupakan peta yang
Analisis Data
menggambarkan batas-batas koordinat yang
Analisis data bertujuan untuk mengolah data
membentuk polygon tertutup. Peta batas IUP
menjadi suatu informasi baru sehingga karakteristik
didapatkan dari perusahaan. Dalam peta batas IUP
data menjadi lebih mudah dipahami dan berguna
terdapat jalan desa, batas laut yang berada di
untuk solusi masalah, terutama yang terkait dengan
sekitar IUP. Skala peta batas IUP yaitu 1:12.000.
penelitian.
Daerah penelitian berada di Desa Laboh,
Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kesimpulan dan Saran
Kepulauan Riau. Koordinat titik daerah penelitian Kesimpulan merupakan hasil akhir dari
berjumlah 54 titik dan memiliki luas 146 Ha. penelitian ini dan saran merupakan solusi untuk
perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan
sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pasir silika yang berada pada daerah penelitian
melakukan proses selanjutnya, yang didapat dengan memiliki kadar silika > 97%.
menyimpulkan data yang telah diolah oleh peneliti.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Keadaan Topografi
Daerah kontur tertinggi daerah penelitian
berada pada 104 mdpl. Daerah penelitian yang
digambarkan melalui peta topografi yang
mempunyai interval 2 m. Desa Laboh merupakan
darah dengan kontur yang relatif landai walaupun
ada beberapa bukit yang tidak terlalu tinggi di
dekatnya, dikarenakan daerah penelitian berada
dekat dengan pantai. Topografi daerah penelitian
sebagian merupakan daerah yang landai (Sumber : Survei Penelitian Lapangan)
dikarenakan daerah penelitian adalah pesisir pantai Gambar 4. Kenampakan Pasir Daerah
yang dekat dengan laut. Penelitian
Pengamatan yang dilakukan secara visual
dilapangan menujukan bahwa, deposit pasir silika Penampang Sayatan Daerah Penelitian
menunjukan warna putih bersih, penyebaran luas, Pembuatan sayatan dilakukan dengan
dengan tekstur yang kasar hingga halus. Kondisi memotong topografi mengikuti letak titik bor dan
yang lain adalah bahan galian pasir silika tersebut test pit, dengan demikian akan didapat gambar
memiliki ketebalan antara 1 hingga 3 meter pada penampang yang menunjukan kedalaman dari
topografi 0 mdpl hingga 20 mdpl. Pada lokasi endapan. Dari sayatan penampang tersebut pasir
penelitian sangat sedikit tanah pucuk dikarenakan putih mendominasi bagian atas (permukaan)
pada daerah tersebut berada di dekat pantai, namun walaupun terdapat pasir coklat yang mendominasi.
jika dilakukan pengeboran atau test pitting semakin Dari sayatan tersebut juga tergambar 3 (tiga)
dalam maka akan di temukan pasir coklat dan lapisan yang mana terdapat pasir putih, coklat, dan
anyau (lempung). Pada pasir coklat masih terdapat lempung. Pada pasir coklat masih terdapat pasir
pasir silika namun pada kadar yang kurang bagus, silika namun pihak perusahaan hanya akan
sedangkan pasir silika yang berada pada diatas menggunakan pasir silika yang berwarna putih
pasir coklat berwarna putih memiliki kualitas pasir dikarenakan lebih banyak pengotor pada pasir
silika yang tinggi dan layak untuk ekspor ke coklat. Pembuatan penampang sayatan antar titik
mancanegara. bor dimaksudkan untuk korelasi titik bor .
Berdasarkan pengamatan setelah dibuatnya
penampang maka didapat lapisan pasir yang
memiliki ketebalan yang berbeda-beda mengikuti
kontur diatasnya. Ketebalan rata-rata yang didapat
adalah 3 meter.
Adapun langkah-langkah yang diakukan pada
saat membuat sayatan adalah sebagai berikut:
a. Membuat sayatan pada peta topografi daerah
penelitian dibuat berdasarkan titik bor dan
titik test pit. Dari titik tersebut ditarik garis
saling menghubungkan ke titik bor.
b. Setelah itu dari titik bor tersebut dimasukan
kedalaman masing-masing sehingga bisa di
(Sumber : Survei Penelitian Lapangan) korelasikan ketebalannya.
Gambar 3. Peta Topografi
Ketebalan Pasir Daerah Penelitian
Deskripsi Pasir Silika Pada Daerah Penelitian Ketebalan pasir daerah penelitian dapat dilihat
Pasir silika pada daerah penelitian merupakan pada hasil bor menggunakan bor bangka yang
pasir silika yang berada pada pesisir pantai hingga didapat dari perusahaan namun pada data yang
ke sebelah Barat pantai Pulau Sebangka. Pasir diperoleh dari perusahaan tidak semua daerah pada
silika pada daerah penelitian berwarna putih bersih daerah penelitian terdapat titik bor sehingga pada
dengan sedikit pengotor, pada permukaan (bagian daerah penelitian memiliki titik bor yang tidak
atas) sudah terlihat pasir silika yang tampak bersih, merata, sehingga dilakukan eksplorasi tambahan
namun pada bagian barat tempat titik test pit berupa test pit menggunakan alat Excavator untuk
ditambahkan pasir silika berada pada lapisan bawah memudahkan dan mempercepat kegiatan test pit.
tanah yang ditutupi semak belukar. Berdasarkan 5 Ketebalan masing-masing kedalaman bor dan test
hasil uji laboratorium oleh pihak perusahan kadar
pit dapat digambarkan dengan software autocad
2007 sehingga dapat dilihat dengan ilustrasi IV. KESIMPULAN DAN SARAN
sederhana untuk memudahkan membaca Kesimpulan
kedalaman lubang. Hasil estimasi volume sumber Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
daya pasir silika dengan menggunakan metode area yang telah dilakukan untuk mengetahui besar
of influence sebesar 2.872.270 m3 dan volume pasir potensi sumber daya pasir silika di PT Singkep
coklat sebesar 3.056.129 m3, hasil tersebut dihitung Tuah Persada. Maka dapat disimpulkan sebagai
bedasarkan rata-rata blok grid 250 meter. Pada berikut :
lokasi dilakukan test pit dengan kedalaman kurang a. Penaksiran sumber daya pasir silika di daerah
lebih 6 meter, penggalian test pit dilakukan hingga penelitian dengan menggunakan metode area
kedalaman menyentuh atau terdapat anyau (lumpur of influence dengan area pengaruh ±250 meter
pasir). Pada pembagian tiap blok sumber daya dengan kedalaman masing masing titik bor
terdapat beberapa blok yang memiliki titik test pit dan test pit diperoleh volume pasir silica
dan bor lebih dari satu, sehingga data ketebalan sebesar 2.872.270 m3.
tersebut akan rata-ratakan menjadi satu ketebalan b. Pada daerah yang tidak terjangkau titik bor
blok. Estimasi penaksiran sumber daya tersebut dikarenakan daerah tersebut tidak
didapat dari merata-ratakan jumlah titik bor memungkinkan untuk dimasuki dikarenakan
kedalam suatu blok yang dibatasi luas kurang lebih lahan yang basah dan banyak ditumbuhi
250x250 meter kemudian volume dari tiap-tiap tanaman-tanaman semak, alat berat dan alat
blok akan dijumlahkan, begitu juga dengan pasir bor juga sulit untuk memasuki lokasi rencana
coklat untuk mendapatkan tonase pasir silika maka pengeboran.
akan dikalikan dengan spesific grafity dari pasir Saran
silika yaitu 2,6. Pengeboran dihentukan ketika Berdasarkan hasil yang didapat dalam
sudah bor mengenai lempung, pada penelitian penelitian ini, maka ada beberapa saran untuk
diperoleh data sekunder berupa koordinat titik bor perbaikan sebagai berikut :
dari perusahaan namun tidak merata pada seluruh a. Titik bor hendaknya dibuat berdasarkan
IUP Eksplorasi, sehingga peneliti menambah rencana grid 250 meter yang merata
beberapa titik test pit pada daerah yang belum keseluruhan IUP, sehingga memudahkan
menjangkau daerah IUP Eksplorasi yang belum untuk menghitung ketebalan pasir.
terdapat titik bor. b. Hasil yang lebih baik sebaiknya penelitian
Berdasarkan hasil estimasi penaksiran sumber dilakukan berdasarkan perbandingan 2 (dua)
daya dengan menggunakan metode area of metode seperti crossection dan Area Of
influence diperoleh sumber daya sebesar 2.872.270 Influence .
m3 sedangkan penaksiran sumber daya yang UCAPAN TERIMAKASIH
dimiliki oleh perusahaan sebesar 2.052.800 m3. Terimakasih kepada PT. Agricola Nusantara
Total estimasi kedua data tersebut berbeda Baramineral sebagai donatur dalam melakukan
padahal memiliki metode yang sama yaitu area of penelitian serta PT. Singkep Tuah Persada atas
influence dikarenakan pada estimasi sumber daya kesempatan dan bimbingan sehingga penelitian ini
yang dimiliki oleh perusahaan tidak tersebar dapat dilaksanakan.
menyeluruh ke seluruh IUP Eksplorasi, namun
pada data estimasi sumber daya milik peneliti DAFTAR PUSTAKA
memiliki total estimasi sumber daya yang lebih SNI 4726:2011.2011. Pedoman Pelaporan,
besar dikarenakan peneliti menambah titik test pit Sumber Daya, dan Cadangan Mineral.
pada daerah yang belum terjangkau oleh titik bor Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
milik perusahaan dan diperoleh hasil yang berbeda
dengan perusahaan. Suhala Supriatna, dkk., 1995, Teknologi
Klasifikasi Sumber Daya Mineral Pertambangan di Indonesia, Pusat
Klasifikasi sumber daya mineral adalah suatu Penelitian dan Pengembangan Teknologi
proses pengumpulan serta pengolahan data dan
Mineral, Departemen Pertambangan dan
informasi dari suatu endapan mineral untuk
memperoleh gambaran yang ringkas mengenai Energi, Bandung.
endapan itu berdasarkan kriteria keyakinan geologi,
dan kelayakan tambang. Kriteria keyakinan geologi Sulistyana,W. 2017. Perencanaan Tambang.
didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi Program Studi Teknik Pertambangan, UPN
survey tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan “ Veteran” Yoyakarta.
eksplorasi rinci. Mengacu pada SNI 4726:2011
maka sumber daya pasir silika di daerah penelitian Kusnama, K. Sutisna, 1994, Peta Geologi Lembar
dapat dikategorikan sebagai sumber daya terukur Tanjungpinang, Sumatera skala 1
dikarenakan memiliki jarak antar titik bor ±250 :250.000, Pusat Penelitian dan
meter dan memiliki kondisi geologi sederhana. Pengembangan Geologi, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai