Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BERDASARKAN

ANALISIS DATA OUTCROP PADA DAERAH SMC SAMARINDA,


KECAMATAN SAMARINDA UTARA, KOTA SAMARINDA

Achmad Syarif Iskandar1, Bintang Anggoro Kusuma1*, Diva Aprilia1, Indah Purnamasari1, Jay
Febriyanto1, Mirawati Banne La’bi1

Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman


Jalan Sambaliung No. 09 Kampus Gunung Kelua Samarinda 75119
*Email: bintangal091@gmail.com

Abstrak

Daerah Samarinda terletak di Kalimantan Timur bagian selatan. Secara geologi daerah ini
merupakan bagian cekungan dari Cekungan Kutai yang telah dikenal luas sebagai salah satu
cekungan yang memiliki potensi minyak bumi maupun batubara. Penelitian ini dilakukan di
sebuah singkapan yang berada di dekat Rumah sakit SMC Samarinda. Yang secara administratif
terletak Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provonsi Kalimantan Timur. Cekungan
Kutai terbentuk karena proses pemekaran pada kala Eosen Tengah yang diikuti oleh fase
pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada Oligosen Akhir. Penelitian ini menggunakan
data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan pengamatan laboratorium dan
pengolahan data dengan software ArcGIS dan CorrelDraw untuk mendukung interpretasi hasil
analisis. Dari hasil statigrafi yang diperoleh di lapangan dan peta fasies daerah air putih, dapat
diambil kesimpulan bahwa pada daerah SMC ini memasuki lingkungan pengendapan delta.

Kata Kunci : Cekungan Kutai, Delta Front

PENDAHULUAN ini merupakan bagian cekungan dari


Cekungan Kutai yang telah dikenal luas
Daerah Samarinda terletak di Kalimantan
sebagai salah satu cekungan yang memiliki
Timur bagian selatan. Secara geologi daerah
potensi minyak bumi maupun batubara.

1
Cekungan Kutai ini berumur tersier, dapat digunakan untuk menentukan
memiliki dimensi cukup luas dengan lingkungan pengendapan, yaitu geometri,
pengendapan sedimen yang tebal. litologi, struktur sedimen, pola arus purba,
Sedimentasi berlangsung sejak Eosen hingga dan fosil.
Pliosen dengan batuan pengisi cekungan
antara lain adalah Formasi Pamaluan,
Lokasi Penelitian
Formasi Bebuluh, Formasi Pulubalang,
Penelitian ini dilakukan di sebuah singkapan
Formasi Balikpapan dan Kampungbaru.
yang berada di dekat Rumah sakit SMC
Dari lima formasi tersebut, endapan
Samarinda. Yang secara administratif
batubara umumnya lebih berkembang pada
terletak Kecamatan Samarinda Ulu, Kota
Formasi Balikpapan dan Formasi
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Pulubalang.

Berbagai variasi batuan sedimen dengan


tekstur dan struktur sedimen sangat beragam
di Kota Samarinda, yang menunjukkan pola
pengendapan dan lingkungan pengendapan
terbentuknya batu sedimen yang berbeda. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian
Lingkungan pengendapan didefinisikan
sebagai suatu kondisi dengan parameter Tinjauan Pustaka
fisik, kimia dan biologi tertentu yang Cekungan Kutai terbentuk karena proses
berhubungan dengan suatu unit geomorfik pemekaran pada kala Eosen Tengah yang
yang memiliki geometri dan ukuran tertentu diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan
dimana sedimen dapat diendapkan (Boggs, yang berakhir pada Oligosen Akhir.
2006). Untuk penentuan lingkungan Peningkatan tekanan karena tumbukan
pengendapan, studi litofasies merupakan lempeng mengakibatkan pengangkatan dasar
salah satu cara yang selama ini banyak cekungan ke arah baratlaut yang
diterapkan oleh para peneliti, baik menghasilkan siklus regresif utama
menggunakan data permukaan maupun data sedimentasi klastik di Cekungan Kutai, dan
bawah permukaan. Menurut Selley (2000), tidak terganggu sejak Oligosen Akhir hingga
ada lima parameter pada stusi litofasies yang sekarang (Ferguson dan McClay, 1997)

2
secara lateral maupun vertikal (Walker,
Batuan dasar yang mendasari Cekungan 1992).
Kutai, teramati di tepi Cekungan Kutai
bagian utara tepatnya di tinggian Kuching Menurut Selley (1985), fasies sedimen
terdiri dari batuan bancuh berumur adalah suatu satuan batuan yang dapat
Mesozoikum (Yura – Kapur). Satuan dikenali dan dibedakan dengan satuan
stratigrafi Tersier Cekungan Kutai tertua batuan lain atas dasar geometri litologi,
diendapkan secara tidak selaras diatas struktur sedimen, fosil dan pola arus
batuan dasar yang merupakan batuan bancuh purbanya. Fasies sedimen merupakan prodik
tersebut. Proses pengendapannya dibeberapa dari proses pengendapan batuan sedimen
tempat berlangsung bersamaan dengan didalam suatu jenis lingkungan
pembentukan struktur sesar (syn- pengendapan, maka mendeskripsikan fasies
depositional fault). Sedimen Tersier yang sedimen dapat menginterpretasikan
diendapkan pada bagian tengah Cekungan lingkungan pengendapannya.
Kutai sangat tebal dan mencapai lebih dari
10000 meter. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer dan
Lingkungan Pengendapan adalah bagian dari data sekunder yang dianalisis dengan
muka bumi yang secara fisik, kimia, biologi pengamatan laboratorium dan pengolahan
berbeda dengan lingkungan sekitarnya. data dengan software ArcGIS dan
Secara garis besar dapat disebutkan bahwa CorrelDraw untuk mendukung interpretasi
lingkungan pengendapan manapun akan hasil analisis. Data primer berupa data
terpengaruh dengan ketiga faktor diatas stratigrafi terukur hasil dari pengukuran di
(Selley, 1970). permukaan dan sampel batuan untuk analisis
petrografi dan paleontologi. Data sekunder,
Fasies secara umum diartikan oleh para ahli berupa data geologi regional dan peneliti
sedimentologi sebagai suatu massa batuan pendahulu yang diperoleh dari publikasi di
yang berdasarkan kumpulan parameter jurnal maupun proceeding pertemuan
penyusunnya seperti litologi, struktur fisik, ilmiah.
dan biologinya menjadikan batuan tersebut
berbeda dengan batuan disekitarnya baik

3
Setelah melakukan kajian pustaka terkait
geologi daerah penelitian dan metode yang
akan diterapkan, langkah selanjutnya pada
penelitian ini adalah dengan mengambil data
permukaan dilapangan utamanya dengan
membuat stratigrafi terukur pada jalur-jalur
yang sudah direncanakan. Analisis
paleontologi dan petrografi dilakukan untuk Gambar 2 Peta Geologi Regional Lembar
deskripsi rinci litologi dan interpretasi Samarinda (Supriatna, S., Sukardi., Rustandi, E,
litologi daerah telitian. Seluruh data 1995)
lapangan digabungkan dan disintesakan Informasi mengenai geologi regional daerah
bersama untuk menjelaskan lingkungan penelitian diperoleh dari publikasi dari Peta
pengendapan dan dinamika sedimentasi Geologi Lembar Samarinda, Kalimantan
pada daerah SMC. Timur, terbitan (Supriatna, S., Sukardi.,
Rustandi, E, 1995). Daerah Samarinda
Geologi Regional terletak di Kalimantan Timur bagian selatan.
Kegiatan penelitian terletak didaerah Secara geologi daerah ini merupakan bagian
Samarinda, Kalimantan timur. Lebih cekungan dari Cekungan Kutai yang telah
tepatnya pada daerah . Kota Samarinda dikenal luas sebagai salah satu cekungan
adalah salah satu kota yang berada di dalam yang memiliki potensi minyak bumi maupun
cekungan kutai. Kota Samarinda batubara.
mempunyai banyak struktur antiklin dengan
arah tenggara-barat laut, karena banyaknya Cekungan Kutai berumur Tersier, memiliki
antiklin ini Kota Samarinda disebut juga dimensi cukup luas dengan pengendapan
sebagai Antiklinoriun Samarinda. sedimen yang tebal. Sedimentasi
berlangsung semenjak Eosen hingga Pliosen
dengan batuan pengisi cekungan antara lain
adalah Formasi Pamaluan, Formasi Bebuluh,
Formasi Pulubalang, Formasi Balikpapan
dan Kampung Baru. Dari lima formasi
tersebut, endapan batubara umumnya lebih

4
berkembang pada Formasi Pulubalang dan ini tersusun oleh batuan sedimen Tersier
Formasi Balikpapan. berumur Miosen awal hingga
Pliosendengan urutan dari tua ke muda
Fisiografi sebagai berikut: Formasi Pamaluan,
Formasi Bebuluh, Formasi Pulubalang,
Fisiografi Pulau Kalimantan
dan Formasi Balikpapan. Endapan kuarter
(modifikasi dari Nuay dkk, 1985)
berupa endapan alluvium merupakan
dikelompokkan menjadi 5 zona, yang
endapan termuda yang tak selaras di atas
meliputi :
batuan yang lebih muda.
 Zona Cekungan Kutai
 Zona Tinggian Kuching
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Zona Blok Schwanner
Fasies delta front dijumpai pada daerah
 Zona Cekungan Pasir, dan
SMC Samarinda yang dibuktikan dengan
 Zona Blok Paternosfer
kolom stratigrafi (Gambar 5), kolom
stratigrafi membuktikan lingkungan
pengendapan berupa distal bar,
distributary mouth bar , dan channel
dimana lingkungan pengendapan tersebut
masih berada didaerah delta front. Area
ini ditandai dengan warna coklat pada
Peta Fasies Daerah Air Putih (Gambar 4).

Gambar 3 Fisiografi dan Kerangka tektonik


Pulau Kalimantan (modifikasi dari Nuay,
1985 dalam Rose dan Hartono, 1978).

Statigrafi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar


Samarinda, Kalimantan Timur, terbitan
Gambar 4 Peta Fasies Daerah Air Putih
Puslitbang Geologi Bandung (Supriatna,
(Hamzah Umar & Chairul Ikhwan, 2017)
1995), statigrafi regional daerah penelitian

5
Gambar 5 Kolom Statigrafi Singkapan di SMC

6
Basins in Kalimantan (Borneo),
KESIMPULAN Indonesia. AAPG Bulletin, 76 (11).
Dari hasil statigrafi yang diperoleh di
Walker, RG. James NP., 1992. Facies
lapangan dan peta fasies daerah air putih,
Models Response to Sea Level
dapat diambil kesimpulan bahwa pada
Change: Geological Assosiation of
daerah SMC ini memasuki lingkungan
Canada.
pengendapan delta.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah Umar dan Chairul Ikhwan. 2017.


Dinamika Sedimentasi Dan
Lingkungan Pengendapan
Berdasarkan Litofasies Daerah Air
Putih, Kecamatan Samarinda Ulu,
Kota Samarinda. Prosiding Seminar
Nasional IV

Selley, R,C., 1985. Ancient Sedimentary


Environment and Their Subsurface
Diagnosis 3rd edition, Cornell
University Press, Ithaca; New York.

Supriatna, S., Sudrajat, A., Abidin, H.Z.,


1995. Geological Map of the Muara
Tewe Quadrangle, Kalimantan,
Geological Research and
Development Centre, Bandung.

Van de Weerd, A., and Armin R.A., 1992.


Origin and Evolution of the
TertiaryHydrocarbon Bearing

Anda mungkin juga menyukai