Anda di halaman 1dari 9

25

Pemetaan Bawah Permukaan dan Perhitungan Cadangan Hidrokarbon


Formasi Baturaja, Lapangan Mawar, Cekungan Sumatra Selatan
Dina Kusumawardani*1 , Yoga Aribowo1, Ahmad Syauqi Hidayatillah1,
Fahri Usmani2
1
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
PT. Medco E&P Indonesia

ABSTRAK
Lapangan Mawar Formasi Baturaja merupakan lapangan yang terletak di Cekungan Sumatra
Selatan. Cekungan ini merupakan salah satu cekungan di Indonesia yang memiliki potensi sumber
daya hidrokarbon. Studi pemetaan bawah permukaan diperlukan dalam kegiatan eksplorasi untuk
mengetahui keadaan geologi dan jebakan minyak melalui data seismik. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui litologi dan stratigrafi, struktur geologi, dan sebaran reservoir dari data inti
batuan dan petrografi, log dan seismik. Kemudian untuk mengetahui fasies karbonat yang ada pada
Formasi Baturaja dari analisis fasies seismik dan validasi data inti batuan dan petrografi, dan juga
mengetahui cadangan hidrokarbon pada reservoir Baturaja, Lapangan Mawar, Cekungan Sumatra
Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan
melakukan studi literatur, studi kasus dan analisis data. Analisis yang digunakan adalah analisis
kualitatif untuk menentukan jenis litologi, korelasi stratigrafi, korelasi struktural dan analisis data
seismik 2D. Analisis data seismik 2D dilakukan dengan picking fault dan picking horizon yang
digunakan sebagai dasar interpretasi geologi bawah permukaan dan analisis fasies karbonat pada
reservoir Formasi Baturaja, Lapangan Mawar. Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data,
diinterpretasikan litologi penyusun Formasi Baturaja, Lapangan Mawar yaitu batugamping dari
carbonate shelf. Analisis kualitatif, ditemukan zona prospek hidrokarbon pada lapangan Mawar
berada pada puncak antiklin dengan perhitungan cadangan yang ada pada reservoir Formasi
Baturaja sebesar 188.905.829,38 STB.

Kata Kunci: Formasi Baturaja, analisis seismik 2D, perhitungan cadangan.

ABSTRACT
Mawar Field, Baturaja Formation is located in South Sumatra Basin. This basin is one
Indonesia’s basin which has a potential of hydrocarbon. The study of subsurface mapping is a
needed on exploration activity in oil and gas companies because by doing a subsurface mapping,
it can be shown geological condition and an oil trap from seismic data. The purpose of this
research is to understanding the litology and its stratigraphy, the geological structure and
reservoir distribution from core and petrography data, log and seismic data. Then to
understanding the carbonate facies on Baturaja Formation by analyze seismic facies and validate
core and petrography data, and also to understanding the hydrocarbon reserve on Baturaja
Formation of reservoir Mawar Field, South Sumatra Basin. The research methods used are
descriptive method. Descriptive method is a method which is held by doing a research on the
literature, case studies based on, and data analysis on the thesis topics. Qualitative analysis was
conducted to determine the type of lithology, stratigraphic, structural correlation and analysis
seismic 2D. The analysis of 2D seismic was carried out in the form of picking fault and picking
horizon which is used as the core for interpretation of the subsurface geology and analysis of
carbonate facies at reservoir of Baturaja Formation in the Mawar Field. Based on the results of
the data analysis and interpretation, the lithology of Baturaja Formation in the Mawar field is
limestone as a carbonate shelf deposition. Based on qualitative analysis, it discovered
hydrocarbon prospects in the Mawar field is at the top anticline with the preserve estimation that
exist in the Baturaja Formation reservoir by 188,905,829.38 STB.

Keywords: Baturaja Formation, 2D seismic analysis, preserve estimation.

*) Korespondensi : aliesyahbanadina@gmail.com 
PENDAHULUAN Lapangan Mawar, Cekungan Sumatra
Produksi minyak dan gas bumi harus Selatan.
diimbangi dengan adanya kegiatan
eksplorasi potensi cadangan minyak dan Geologi Regional
gas bumi baru dalam memenuhi kebutuhan Daerah penelitian Lapangan Mawar
energi. Kegiatan eksplorasi berkelanjutan terletak pada Musi Platform yang terletak
seperti eksplorasi hidrokarbon harus di Cekungan Sumatra Selatan (Gambar 1).
dilakukan dengan mengintegrasikan aspek Daerah penelitian merupakan tinggian
geologi dan geofisika sehingga meng- yang terbentuk pada Miosen Awal, dengan
hasilkan informasi yang komprehensif, rekaman stratigrafi ditunjukkan pada
terutama kondisi bawah permukaan untuk Gambar 2. Musi platform semakin turun
menemukan potensi sumberdaya minyak diakibatkan oleh pengangkatan di barat
dan gas bumi yang baru. Peta bawah bersamaan dengan volcanic arc. Di bagian
permukaan dibangun dan didukung analisis selatan platform terdapat Lematang trough
log geofisika dapat digunakan untuk dan di bagian tengah platform merupakan
melakukan identifikasi zona prospek Busur High dari elongated paleohigh yang
minyak dan gas bumi, distribusi fasies melebar dari timur laut.
batuan, dan akumulasi minyak dan gas Daerah penelitian terdiri dari batuan
bumi. dasar (basement), Formasi Baturaja dan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Formasi Telisa. Menurut Ginger dan
mengetahui litologi dan stratigrafi, struktur Fielding (2005), batuan dasar Cekungan
geologi, dan distribusi reservoir dari Sumatra Selatan terdiri dari pertemuan
sampel inti batuan (core) dan petrografi, kompleks antara batuan beku Mesozoikum,
log dan seismik di Lapangan Mawar. batuan metamorf Paleozoikum-Meso-
Penelitian ini juga bertujuan untuk zoikum, dan batuan sedimen. Batuan dasar
menentukan fasies karbonat yang ada pada yang paling tua diperkirakan merupakan
Formasi Baturaja Lapangan Mawar, serta bagian dari lempeng mikro Malaka yang
menge-tahui cadangan hidrokarbon yang membentang di bagian utara dan selatan
ada pada reservoir Formasi Baturaja, Cekungan Sumatra Selatan.

Gambar 1. Kerangka tektonik yang terbentuk pada area Lapangan Mawar ditandai kotak merah
(Rashid dkk., 2006).

26
Gambar 2. Cakupan kolom stratigrafi daerah penelitian tercakup di dalam kotak biru. (Kamal,
2005 dalam Medco, 2012).

Pada bagian selatan terdapat sisa-sisa baik di bagian platform dari tepi cekungan
deformasi lempeng mikro Mergui. maupun di bagian tinggian sebagai
Lempeng mikro Malaka dan Mergui ini terumbu masuk cekungan atau intra-
dipisahkan oleh kumpulan Mutus, fragmen basinal. Reservoir karbonat berkualitas
terdeformasi yang muncul akibat tinggi umum dijumpai di bagian selatan
tumbukan. Morfologi batuan dasar tersebut cekungan, namun lebih sedikit di Sub-
dipercaya mempengaruhi morfologi rift Cekungan Jambi di Utara Cekungan.
Eosen-Oligosen dan proses inversi/ strike- Porositas sekunder berkembang ke arah
slip pada Plio-Plistosen, hal ini dibuktikan selatan dan timur (Ginger dan Fielding,
dengan keberadaan karbondioksida dalam 2005).
gas hidrokarbon maupun saat ekstensi pada Formasi Telisa terbentuk pada
rekahan dalam batuan dasar. lingkungan laut dalam menuju lingkungan
Formasi Baturaja diendapkan pada transisi yang berumur Miosen Awal-
Miosen Awal menumpang tidak selaras Miosen Tengah (Ginger dan Fielding,
diatas batuan Pra-Tersier atau diatas 2005).Formasi ini terdiri dari litologi
Formasi Talang Akar. Di bagian atas berupa serpih fossiliferous, batulanau,
formasi terdiri dari batuan karbonat batupasir halus dan sedikit pengendapan
sedangkan bagian bawah umumnya karbonat yang mengandung gaukonit.
merupakan serpih dengan lapisan tipis Formasi ini memilki ketebalan berkisar
batugamping. Ketebalan Formasi ini antara 1800-2700 m. Selama puncak
berkisar antara 76-120 m, dijumpai pula transgresi, pengendapan serpih glaukonitan
ketebalan 20-120m yang diakibatkan oleh mendominasi di seluruh cekungan dan
relief topografi yang tidak teratur dari membentuk batuan penyekat regional.
batuan Pra-Tersier. Transgresi berlangsung Selanjutnya, progradasi endapan delta di
menerus hingga Miosen Awal dengan seluruh cekungan terjadi dan selanjutnya
pengendapan serpih di sekitar graben endapan ini digantikan oleh endapan
sedangkan kondisi laut dangkal di sekitar transisi dan kemudian oleh endapan serpih
tinggian masuk ke cekungan atau laut. Daerah-daerah platform dibagian
intrabasinal dan sebagian besar menuju ke timur dan timur laut merupakan daerah
bagian timur cekungan. Produksi karbonat asal sedimen meskipun demikian pada saat
yang pesat terjadi pada saat ini dan ini sedimen vulkaniklastik juga bersumber
menghasilkan pengendapan batugamping dari tinggian vulkanik di bagian barat.

27
METODE PENELITIAN batugamping, hanya Mawar-1 yang tidak
Penelitian menggunakan data sekunder menembus batuan dasar.
yang terdiri dari sampel inti batuan, Analisis elektrofasies hasil rekaman log
petrografi, log geofisika (GR, ILD, gamma ray (GR) memperlihatkan
RHOB, NPHI) dari 3 sumur : Mawar-1, konfigurasi log cylindrical pada interval
Mawar-2, Mawar-3, dan 18 penampang batugamping. Pola ini menunjukkan
seismik 2D. Penelitian ini diawali dengan pengendapan batugamping dengan suplai
studi literatur terkait geologi regional sedimen konstan (agradasi) yang
lapangan, serta dilanjutkan deskripsi merupakan penciri endapan carbonate
sampel inti batuan dan petrografi. korelasi shelf (Kendall, 2005).
log sumur dan pemetaan bawah
permukaan menggunakan Petrel 2013. Korelasi Log Sumur
Penampang korelasi log sumur berarah
HASIL PENELITIAN Utara-Selatan dibuat dengan urutan sumur
Sampel Inti Batuan dan Petrografi : Mawar-2, sumur Mawar 1 dan sumur
Deskripsi inti batuan dan petrografi Mawar-3 (Gambar 5), log digantung pada
dilakukan untuk menentukan litologi MFS. Korelasi log sumur menunjukkan
penyusun serta litofasies karbonat Formasi distribusi Formasi Baturaja di daerah
Baturaja, Lapangan Mawar, baik secara penelitian semakin menebal ke arah
megaskopis maupun mikroskopis pada selatan.
sampel target batuan. Deskripsi inti batuan
dilakukan pada sampel dari interval Analisis Data Petrofisik
kedalaman 638-646 m, 640-646 m, dan Nilai porositas dan saturasi air dari data
647-652 m (Gambar 4). Analisis petrografi petrofisik sumur merupakam sebagian
dilakukan pada sampel dari kedalaman 638 variable yang digunakan untuk menentukan
m, 641 m, 646 m, 646 m, 649 m, dan 650 cadangan hidrokarbon pada reservoir secara
m (Gambar 3). Berdasarkan analisis inti empiris. Porositas rata-rata reservoir adalah
batuan dan petrografi dari sumur Mawar-2, 0,28 untuk cut off porositas sebesar 0,13
litologi penyusun Formasi Baturaja adalah yang diperoleh dari nilai porositas efektif
Packstone dan Wackstone. rata-rata setiap sumur pada Lapangan
Mawar (Tabel 1). Berdasarkan klasifikasi
Litologi dan Lingkungan Pengendapan Koesoemadinata (1980), porositas reservoir
Log GR, ILD, dan NPHI dari semua sumur target di Lapangan Mawar tergolong sangat
mengidentifikasi batupasir, serpih, dan baik hingga istimewa. 

(a) (b)  (c)  (d) 

Gambar 3. Inti Batuan Mawar-2; (a) Molluscs Wackstone-Packtone; (b) Molluscs Wackstone-
Packtone ; (c)Echinoderms Wackstone; (d) Coral Wackstone-Floatstone(Medco, 2012).

28
Gambar 4. Data Inti Batuan dan Petrografi Mawar-2 (Medco, 2012 dengan modifikasi).

Tabel 1 Nilai Rata-rata Porositas Efektif. Penelusuran horison dan struktur


Sumur Porositas rata-rata dilakukan untuk 3 top formasi yakni
Mawar-1 0,22 batuan dasar (horison merah) yang juga
menjadi bottom Formasi Baturaja, top
Mawar-2 0,309
Formasi Baturaja (horison biru), dan top
Mawar-3 0,27 Formasi Telisa (horison hijau). Struktur
geologi yang dominan teramati pada
penampang seismik di Lapangan Mawar
Interpretasi Penampang Seismik
adalah sesar normal (Gambar 7).
Well seismic tie (Gambar 6) dilakukan
Selanjutnya, peta struktur kedalaman
untuk mengikat horison seismik yang
diperoleh dari hasil nilai perkalian antara
memiliki domain waktu dengan data
nilai kecepatan rata-rata (average
sumur yang memiliki domain kedalaman
velocity) dari log sumur dengan nilai
sehingga dapat diketahui kedudukan
TWT (two way time) dari peta struktur
horison seismik pada kedalaman
waktu masing-masing top formasi.
sebenarnya.

Gambar 5. Korelasi Stratigrafi berdasarkan kesamaan pola gamma ray

29
Gambar 6.Well seismic tie, sumur Mawar-1 terhadap line seismik KS-6.

PEMBAHASAN pada Lapangan Mawar menunjukkan


Sampel inti batuan dari 3 sumur di geometri terumbu pada interval Formasi
Lapangan Mawar mengindikasikan pola Baturaja. Interval yang dominan tersusun
terumbu keep up. Hal tersebut dari mudstone, wackstone dan packstone
menjelaskan laju kenaikan muka laut yang dominan dapat diinterpretasikan
relatif sama dengan laju pertumbuhan sebagai hasil sedimentasi pada low relief
terumbu. Interpretasi penampang seismik basement.

Gambar 7. Interpretasi penampang seismik line KS-4 (atas) dan line DN-6.

30
Low-relief carbonate mud-bank sendiri penelitian pada Lapangan Mawar struktur
berkembang dengan baik di back-arc dan geologi yang berkembang berupa struktur
foreland basin yang terlindung atau jauh sesar normal yang membentuk berarah
dari open sea, seperti di cekungan Sumatra timurlaut-baratdaya yang berdasarkan
Selatan. geologi regional sesar tersebut terbentuk
Peta ketebalan Formasi Baturaja pada fase ekstensional. struktur geologi
menunjukkan pola penebalan formasi yang sesar normal pada Cekungan Sumatra
memanjang ke arah utaratimurlaut- Selatan terbentuk pada megasikuen syn-rift
selatanbaratdaya pada daerah penelitian yang menurut Ginger dan Fielding (2005).
(Gambar 8). Hal tersebut menunjukkan Pada Miosen Awal, Sumatra Selatan
kontrol sesar yang berpengaruh terhadap mengalami rotasi sebesar 15 derajat searah
distribusi formasi target. Berdasarkan dengan jarum jam hingga membentuk
identifikasi seismik dan pembuatan peta graben dengan arah utaratimurlaut-
bawah permukaan diidentifikasi daerah selatanbaratdaya.

Gambar 8. Peta struktur kedalaman top Formasi Baturaja (kiri). Peta ketebalan Formasi Baturaja
(kanan) menunjukkan distribusi formasi yang berarah utara timurlaut – selatan baratdaya.

Perhitungan Cadangan Hidrokarbon merupakan batas dari OWC (Gambar 9).


Penentuan zona prospek hidrokarbon Zona prospek hidrokarbon pada daerah
terlebih dahulu ditentukan dari formasi penelitian berdasarkan peta bawah
target reservoir, yaitu Formasi Baturaja. permukaan yang dihasilkan terletak pada 2
Zona prospek dibatasi oleh kontak air puncak antiklin yang teresarkan.
formasi dengan minyak (oil water contact) Setelah pembuatan peta struktur
yang ada pada reservoir. Oil water contact kedalaman kemudian diberi batas dengan
ditentukan berdasarnilai log resistivitas OWC (oil water contact). Kontur yang
(LLD) yang rendah serta melihat separasi dihitung volumenya adalah kontur yang
(crossover) log neutron dengan log memiliki trap dan dibatasi oleh OWC (oil
densitas. Nilai OWC ini didapat dari data water contact).
sekunder perusahaan yang sudah Mengacu pada dasar teori menurut
diindentifikasi yakni pada kedalaman 1738 Lucia (2008), perhitungan volume
ft. Peta stuktur kedalaman Formasi menggunakan metode pyramidal untuk
Baturaja, zona prospek dibatasi oleh kontur rasio luas kontur <0,5 dan trapezoidal
berwarna hijau putus-putus yang untuk nilai rasio luas kontur >0,5.

31
A

Gambar 9. Perhitungan bulk volume reservoir dengan oil water contact pada level 1.738 kaki.

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Cadangan Hidrokarbon.


Volume Boi
Porositas Saturasi Air Net to gross
(acre.ft) (bbls)
0,28 0,33 154.356,80 0,9 1,0703

Volume Formasi Baturaja dikurangi keterangan :


dengan hasil volume pada batuan dasar IOIP = initial oil in place, (STB, stock
untuk memperoleh volume reservoir. tank barrels).
Volume reservoir didapatkan dengan Vb = volume bulk reservoir, acre-feet.
mengurangi nilai volume baturaja hingga Φ = Porositas, (% atau desimal).
OWC dengan volume batuan dasar hingga Sw = Saturasi air, (% atau desimal).
OWC. Didapatkan nilai volume reservoir 7758 = Faktor konversi acre.ft ke barrels.
sebesar 154.356,80 acre.feet (Gambar 9). Boi = oil formation volume factor
Parameter petrofisik yang digunakan (STB/bbls).
untuk menghitung cadangan adalah nilai Peta struktur ketebalan yang dibuat
rata-rata porositas dan saturasi air. masih termasuk ketebalan shale, sehingga
Selanjutnya nilai-nilai tersebut disubstitusi perhitungan cadangan perlu dikalikan
ke dalam persamaan 2.4 (Rubiandini, dengan nilai net to gross sebesar 0,9 yaitu
2004) : nilai yang disepakati oleh perusahaan
berdasarkan data sumur dan seismik. Hasil
1 perhitungan cadangan dapat dilihat pada
IOIP 7758 Tabel 2.

32
Hasil perhitungan empiris menyebutkan of The South Sumatra Basin.
bahwa Lapangan Mawar memiliki Proceeding Indonesian Petroleum
cadangan minyak mula-mula (initial oil in th
Association (IPA), The 30 Annual
place) sebesar 188.905.829,38 STB. Convention & Exhibition, Jakarta.
Kendall, C. G. 2005. Stratigraphy and
KESIMPULAN Sedimentary Basin. University of South
Formasi Baturaja Lapangan Mawar adalah Carolina.
batugamping yang merupakan endapan Koesoemadinata, R. P. 1980. Geologi
carbonat shelf pada half-graben berarah Minyak dan Gas Bumi, jilid I dan II.
utara timurlaut - selatan baratdaya. ITB : Bandung.
Geometri Formasi Baturaja membentuk Longman, M.W. 1981. A Process
antiklin yang memanjang ke arah Approach to Recognizing Facies of Reef
utaratimurlaut-selatanbaratdaya. Hasil per- Complexes. SEPM Special Publiction.
hitungan estimasi menyebutkan bahwa Lucia, F. J. 2008. Carbonate Reservoir
cadangan pada zona prospek di interval Characterization: An Integrated
Formasi Baturaja Miosen Awal adalah Approach 2ndEdition, Springer-Verlag
sebesar 188.905.829,38 STB. Berlin Heldenberg, Berlin, Germany.
Medco E&P Indonesia, 2012. Internal
UCAPAN TERIMAKASIH Report, Jakarta (tidak dipublikasikan).
Penulis mengucapkan terimakasih Rashid, Sosrowidjojo, dan Widiarto, 2006.
kepada PT. Medco E&P Indonesia yang Musi Platform and Palembang High: A
telah memberikan kesempatan penulis New Look at the Petroleum System. 
mengolah data Tugas Akhir di perusahaan Proceeding Indonesian Petroleum
melalui bimbingan dari mentor perusahaan. Association, The 26th Annual
Convention & Exhibition, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Rubiandini. 2004. Drilling Fluid Design
Ginger, D. dan Fielding, K. 2005. The and Solid Control Course, Bandung.
Petroleum Systems and Future Potential

33

Anda mungkin juga menyukai