Anda di halaman 1dari 14

Eksplorium p-ISSN 0854-1418

Volume 37 No. 1, Mei 2016: 27±40 e-ISSN 2503-426X

ALTERASI HIDROTERMAL DI DUMOGA BARAT, KABUPATEN


BOLAANG MONGONDOW, SULAWESI UTARA

HYDROTHERMAL ALTERATION IN DUMOGA BARAT, BOLAANG


MONGONDOW AREA, NORTH SULAWESI

Agus Harjanto1*, Sutanto1, Sutarto1, Achmad Subandrio1, I Made Suasta2, Juanito Salamat2, Giri Hartono2,
Putu Suputra2, I Gde Basten2, Muhammad Fauzi2, dan Rosdiana2
1
Prodi Teknik Geologi UPN Yogyakarta,
Jl.SWK 104 Condong-Catur, DI. Yogyakarta
2
PT. Oxindo Explorasi,
Jl. Jendral Sudirman Kav. 76-78, Jakarta
*E-mail: aharjanto69@yahoo.com

Naskah diterima: 15 April 2016, direvisi: 27 Mei 2016, disetujui: 30 Mei 2016

ABSTRAK
Bolaang Mongondow terletak di bagian tengah lengan utara Sulawesi yang disusun oleh busur magmatik
berumur Neogen dan berpotensi mengandung mineral-mineral ekonomis. Hal tersebut yang melatarbelakangi
dilakukan penelitian terhadap potensi sumber daya mineral. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari alterasi
akibat proses hidrotermal serta hubungannya dengan cebakan emas (Au) berdasarkan kajian di lapangan maupun
analisis laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu kajian literatur, survei geologi,
pengambilan conto batuan, analisis laboratorium, dan pengolahan data. Daerah penelitian merupakan kompleks
intrusi diorit yang terjadi berulang kali. Andesit, batuan klastika gunung api, dan dasit yang berumur lebih tua
diintrusi oleh kompleks ini. Selanjutnya, tufa dasitik, batupasir gunung api, dan endapan alluvium diendapkan di
atasnya. Terdapat tiga sesar utama yang telah diukur dan dipetakan, berarah timur laut-barat daya yang terpotong
oleh sesar barat-timur dan terakhir sesar barat laut-tenggara yang memotong sesar-sesar terdahulu. Alterasi
hidrotermal tahap awal berhubungan dengan keberadaan diorit kuarsa muda yang menunjukkan tahapan alterasi
dari pusatnya potasik sampai propilitik distal. Alterasi hidrotermal tahap akhir terdiri atas alterasi argilik, argilik
lanjut, dan silika-mineral lempung±magnetit±klorit yang menumpang tindih alterasi tahap awal. Mineralisasi Cu-
Au±Ag di bagian tengah daerah penelitian atau di daerah Tayap±Kinomaligan sebagian besar berasosiasi dengan
diorit kuarsa muda yang teralterasi potasik dan dipotong oleh urat-urat kuarsa-magnetit-kalkopirit±bornite yang
sejajar dan stockwork.
Kata kunci: alterasi hidrotermal, mineralisasi, argillik, profilitik, silifikasi

ABSTRACT
Bolaang Mongondow is located in central north Sulawesi arm, which is composed of Neogen magmatic arc
and potentially contain economic minerals. This condition is behind the research purpose to study the mineral
resources potencies. Research aim is to study alteration caused by hydrothermal process and its relation with
gold (Au) deposit based on field study and laboratory analysis. Methodologies used for the research are literature
study, geological survey, rocks sampling, laboratory analysis, and data processing. Research area is a multiply
diorite intrusion complex. Andesite, volcaniclastic rocks, and dacite, the older rocks, were intruded by this
complex. Later, dacitic tuff, volcanic sandstone, and alluvium deposited above them. There are three measured
and mapped major faults heading NE-SW crossed by E-W fault and NW-SE fault lately crossed all the older
faults. Early stage hydrothermal alteration related to the existence of young quartz diorite, showing alteration
stage from the potassic center to distal prophyllitic. Final stage hydrothermal alteration consist of argilic,
advanced argilic, and silica-clay mineral±magnetite±chlorite alteration overlapping the earlier alteration.

27
Alterasi Hidrotermal di Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Oleh: Agus Harjanto, dkk.

Mineralization of Cu-Au±Ag in central part of research area or Tayap-Kinomaligan area is mostly asociated with
potassic altered young quartz diorite and crossed by paralel and stockworked quartz-magnetite-
chalcopyrite±bornite vein.
Keywords: hydrothermal alteration, mineralization, argilic, prophyllitic, silisification

PENDAHULUAN Struktur busur ini diyakini sebagian besar di


Daerah Bolaang Mongondow termasuk bawahnya kerak samudera yang terbentuk
dalam bagian tengah lengan utara Sulawesi selama pembukaan Laut Sulawesi pada Kala
yang umumnya disusun oleh busur magmatik Eosen [1] dan kerak benua yang tipis di
berumur Neogen yang sangat berpotensi bagian barat [7].
mengandung mineral-mineral ekonomis Tiga peristiwa utama pembentukan busur
sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap di dalam wilayah Sulawesi Utara:
potensi sumber daya mineral tersebut. x Kala Eosen Tengah±Miosen Awal
Penelitian terdahulu menyimpulkan daerah didominasi oleh batuan gunung api
penelitian terdapat tipe mineralisasi Au-Ag berkomposisi basal toleit berasosiasi
epitermal sulfidasi menengah sampai tinggi dengan sedimen laut dalam yang tebal
[1]. Beberapa penelitian terdahulu di sekitar [1];
lokasi penelitian dalam wilayah Kabupaten x Kala Miosen direpresentasikan oleh
Bolaang Mongondow telah dilakukan batuan gunung api kalk-alkali yang
diantaranya kegiatan inventarisasi dan diterobos oleh batuan granitoid yang
evaluasi mineral logam oleh Pusat Sumber mempunyai sifat kimia magma sama dan
Daya Geologi di Kecamatan Lolayan [2], menjemari dengan batuan sedimen laut
penelitian endapan epitermal serta uraian dangkal; dan
detail geologi dan sistem mineralisasi emas x Kala Pliosen±Holosen sebagian besar
sulfida tinggi di daerah prospek Bakan, terdiri dari batuan gunung api darat
Kecamatan Lolayan [3,4]. Di Kecamatan berkomposisi andesit-dasit dan intrusi
Limboto, Kabupaten Gorontalo studi alterasi dekat permukaan tersebut mempunyai
dan mineralisasi hidrotermal juga dilakukan sifat kimia magma sama [7±9].
pada daerah prospek emas Daenaa yang
merupakan tipe endapan Porfiri [5]. Tiga kelompok busur gunung api
Mandala geokimia Sulawesi Utara tersebut dipisahkan oleh ketidakselarasan
dibedakan menjadi enam bagian, yaitu regional [9] yang berasosiasi dengan
Mandala Barat (K-Li relatif tinggi), Mandala pengangkatan cepat dan dijelaskan dengan
Tengah (Zn-Mn-Fe rendah), Kelurusan Co- kegiatan periode magmatisme-vulkanisme
Ni, Mandala Tenggara (Mn-Zn rendah), dan berasosiasi dengan mineralisasi [8]. Hal
Mandala Timur (Co-Ni-Cr tinggi), dan tersebut menunjukkan bahwa busur Sulawesi
Mandala Utara (Mn-Zn relatif tinggi dan K-Li Utara merupakan batuan induk mineralisasi
relatif rendah). Berdasarkan pembagian yang berkembang dalam suatu rezim sesar
tersebut lokasi penelitian termasuk dalam regional mendatar kanan pada Kala Miosen
Mandala Utara [6]. Geologi Sulawesi Utara Awal dengan mineralisasi berkembang dalam
didominasi oleh batuan gunung api suatu rezim sesar regional mendatar kiri pada
Kenozoikum dan berasosiasi dengan intrusi Kala Pliosen. Sesar menyilang busur dan
yang membentuk komposit busur kepulauan. sesar sejajar busur yang berkembang Kala

28
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 37 No. 1, Mei 2016: 27±40 e-ISSN 2503-426X

Miosen mendominasi pola strukturnya. TEORI


Perpotongan sesar-sesar besar ini menjadi Geomorfologi
tempat ideal untuk mineralisasi porfiri Cu-Au Secara umum daerah penelitian dapat
pada kala Miosen Awal. dibedakan menjadi dua satuan geomorfologi,
Permasalahan yang menarik di daerah yaitu satuan Geomorfologi Perbukitan
penelitian adalah batuan-batuannya sudah Gunung Api dan satuan Dataran Aluvium.
terubah akibat proses alterasi hidrotermal dan - Perbukitan Gunung Api berada di bagian
banyak ditemukan mineralisasi bijih seperti selatan daerah penelitian, didominasi oleh
emas dan tembaga yang bernilai ekonomis. perbukitan bergelombang sedang sampai
Penelitian ini sendiri bertujuan untuk pegunungan berlereng curam yang
mempelajari alterasi akibat proses umumnya merupakan bagian dari taman
hidrotermal serta hubungannya dengan nasional. Kisaran elevasinya 200±900 m di
cebakan emas (Au) berdasarkan observasi atas permukaan air laut. Sungai dengan
lapangan maupun analisis laboratorium. kelerengan sedang dengan lembah yang
Lokasi penelitian berada di wilayah VHPSLW EHUEHQWXN SROD ³9´ XPXP GLMXPSDL
Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten di daerah pegunungan. Satuan ini dikontrol
Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara oleh batuan beku luar, klastika gunung api,
(Gambar 1). dan semi gunung api.

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian.

29
Alterasi Hidrotermal di Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Oleh: Agus Harjanto, dkk.

- Dataran Aluvium berada di bagian utara litik vulkanik dan kristal berukuran halus
daerah penelitian, didominasi oleh dataran sampai kasar. Batupasir vulkanik dan serpih
yang relatif rata. Kisaran elevasinya 100± vulkanik dicirikan oleh ukuran butirnya
200 m di atas permukaan air laut. Satuan ini dengan beberapa fragmen andesit dan
disusun oleh endapan fluvial dan koluvium beberapa tempat dijumpai struktur sedimen
yang menutupi batuan di bawahnya perlapisan dengan kedudukan N 130°±140°
umumnya sungai berlereng rendah. Daerah E/25±30°. Satuan ini terpropilitisasi kuat
ini digunakan oleh penduduk sebagai sampai lemah.
sawah, kebun, dan perumahan. Satuan ini diinterpretasikan sebagai
satuan batuan tertua dan terintrusi oleh
Geologi Granodiorit (IGD), Diorit Kuarsa Tua (QD1),
Daerah penelitian dibagi menjadi 13 Diorit (IDR), Diorit Kuarsa Muda (QD2),
satuan batuan berdasarkan atas pengamatan Diorit Hornblenda Kuarsa (IHD), Diorit (IDR
batuan secara megaskopik [10]. Satuan dyke), Riolit (IFK), dan Andesit (VAN dyke).
batuan diinterpretasikan dari tua ke muda,
yaitu batuan klastika gunung api andesitik Granodiorit (IGD)
(VAN) Granodiorit (IGD), Dasit (VDA), Satuan ini dicirikan oleh warna abu-abu
Diorit Kuarsa Tua (IQD1), Diorit (IDR), terang merah muda. Ukuran kristal sedang±
Diorit Kuarsa Muda (IQD2), Diorit kasar, relatif seragam. Mineral disusun oleh
Hornblenda Kuarsa (IHD dyke), Diorit (IDR plagioklas (1±2 mm) 40 %, kuarsa (1±2 mm)
dyke), Riolit (IFK), Andesit (VAN dyke), 10%, k-felspar (1±2 mm) 10 %, dan mineral
Batupasir Vulkanik (VST), Tuf Dasit (VDT), mafik 10 % (terutama hornblenda 1±2 mm).
dan endapan Aluvium (LAL). Batuan segar hingga teralterasi propilitik
sedang dengan setempat-setempat hadir
Andesit-Vulkaniklastik (VAN) senolit andesit. Satuan ini terpetakan di
Penyusun utama satuan ini adalah andesit sebelah tenggara dan selatan daerah penelitian
dengan sisipan tipis dari breksi vulkanik, tuf di daerah hulu Sungai Kinomaligan, daerah
litik vulkanik, batupasir vulkanik, dan Nunuk, dan Minanga Kuai. Satuan ini
batulanau vulkanik dibeberapa tempat. terintrusi oleh diorit kuarsa tua (IQD1), diorit
Terdistribusi secara luas di selatan-tenggara- (IDR), dan diorit kuarsa muda (IQD2).
timur dari daerah penelitian. Andesit dicirikan
berwarna abu-abu, berukuran kristal halus- Dasit Vulkanik (VDA)
sedang, kebanyakan bertekstur porfiritik Satuan ini dicirikan oleh warna putih
dengan persentase fenokris plagioklas 3±10 abu-abu terang, dengan fenokris kuarsa (1
% (ukuran hingga 2 mm) tertanam dalam mm) 20 % tertanam dalam massa dasar
massa dasar kristal halus. Breksi vulkanik afanitik. Intensitas alterasi bervariasi dari kuat
dicirikan berwarna abu-abu, berukuran butir hingga lemah dan biasanya terubah silika-
halus sampai bongkah, didukung matrik, mineral lempung-pirit. Terdistribusi di bagian
fragmen monomik menyudut, fragmen- tengah daerah penelitian sepanjang daerah
fragmen andesit tertanam dalam massa dasar Tayap, Kinomaligan, dan Sungai Kosio.

30
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 37 No. 1, Mei 2016: 27±40 e-ISSN 2503-426X

Satuan ini terintrusi oleh diorit kuarsa tua


(IQD1), diorit kuarsa muda (IQD2), dan diorit Diorit Kuarsa Muda (IQD2)
hornblenda kuarsa (IHD). Satuan ini dicirikan berwarna abu-abu
terang-gelap. Ukuran kristal sedang-kasar,
Diorit (IDR) bertekstur porfiritik. Fenokris terdiri dari
Satuan ini dicirikan warna abu-abu plagioklas (1±3 mm) 10 %, hornblenda (1±2
terang sampai gelap dengan tekstur kristal mm) 2 %, kuarsa (1±2 mm) 1 % tertanam
berukuran sedang dan relatif seragam, dalam massa dasar felspar, kuarsa, dan
disusun oleh plagioklas dan sejumlah kecil hornblenda. Intensitas alterasi bervariasi
mineral mafik utamanya hornblenda, berkisar dari sedang hingga kuat. Umumnya
teralterasi propilitik lemah±kuat. Tersebar di satuan termineralisasi teralterasi potasik yang
bagian hulu Sungai Kinomaligan di sebelah dipotong oleh urat stockwork kuarsa-
tenggara daerah penelitian, cabang tengah magnetit-kalkopirit±bornit dengan tumpang
Sungai Tonom di bagian timur daerah tindihalterasi propilitik, argilik, argilik
penelitian, dan Ongkag Tomokang di sebelah menengah atau filik, dan silika-mineral
barat daya daerah penelitian. Satuan ini lempung (Gambar 2.B,F). Satuan ini
terintrusi oleh diorit kuarsa tua (IQD1), diorit terdistribusi di bagian tengah daerah
kuarsa muda (IQD2), diorit (IDR dyke), dan penelitian atau di daerah Tayap±Kinomaligan
andesit (VAN dyke). dan dinterpretasikan membentuk sebuah
Analisis sayatan tipis diorit ini bertekstur tubuh yang memanjang berarah timur laut-
porfiritik dengan fenokris plagioklas barat daya. Satuan ini terintrusi oleh diorit
umumnya zoning dengan massa dasar kuarsa, hornblenda kuarsa (IHD) dan andesit (VAN
mineral mafik, dan opak. Mineral ubahannya dyke).
adalah kuarsa, klorit, karbonat, dan serisit.
Sesar mikro terdapat pada fenokris plagioklas Diorit Hornblenda Kuarsa (IHD Dyke)
yang terpotong. Satuan ini dicirikan oleh warna abu-abu
terang sampai gelap. Ukuran kristal halus-
Diorit Kuarsa Tua (IQD1) kasar, bertekstur porfiritik. Komposisi
Satuan ini dicirikan oleh warna abu-abu mineral terdiri dari fenokris plagioklas (1±5
terang.Tekstur porfiritik berukuran sedang± mm) 10 %, hornblenda (1±3 mm) 5%, dan
kasar. Komposisi mineral terdiri dari fenokris kuarsa (1±2 mm) 2 % yang tertanam dalam
plagioklas (1±3 mm) 20 %, hornblenda (1±2 massa dasar mineral mafik, feldspar, dan
mm) 3 %, dan kuarsa (1±2 mm) 2 % yang kuarsa. Setempat ditemukan senolit batuan
tertanam dalam massa dasar felspar, kuarsa, terubah potasik. Batuan ini diperkirakan
dan hornblenda, terubah propilitik, argilik, memiliki tebal 1±10 m dengan arah umum
dan silika-mineral lempung sedang hingga relatif utara barat laut-selatan menenggara
kuat (Gambar 2 D). Satuan ini terpetakan di sampai utara-selatan. Umumnya satuan ini
bagian tengah daerah penelitian atau di berdekatan dengan kontak teralterasi argilik
Sungai Kosio dan daerah Tayap± menengah.
Kinomaligan. Satuan ini terintrusi oleh diorit
kuarsa muda (IQD2) dan diorit hornblenda
kuarsa (IHD).

31
Alterasi Hidrotermal di Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Oleh: Agus Harjanto, dkk.

Batupasir Vulkanik (VST) Riolit (IFK)


Satuan ini terutama terdiri dari batupasir Satuan ini dicirikan oleh warna krem
vulkanik dan setempat-setempat dengan putih, kristal halus±sedang, tekstur porfiritik,
sisipan breksi vulkanik, batulanau vulkanik, komposisi mineral terdiri dari fenokris kuarsa
dan andesit (lava). Batupasir vulkanik (<1 mm) 3 % yang tertanam dalam massa
dicirikan berwarna abu-abu terang hingga dasar felsik afanitik berwarna putih, dan tidak
gelap, berbutir halus±sedang, membulat teralterasi. Riolit ini berarah relatif timur-
tanggung, beberapa tempat dijumpai fragmen barat dan tebalnya berkisar 1±3 m. Satuan ini
andesit dan diorit berukuran kerikil tertanam terdapat di cabang Sungai Tonom di bagian
dalam matrik berukuran pasir halus. timur daerah penelitian.
Breksi vulkanik dicirikan berwarna abu-
abu terang hingga gelap, berbutir kasar- Andesit (VAN Dyke)
kerakal, membulat-menyudut tanggung, Satuan ini dicirikan oleh warna abu-abu
didukung matriks, fragmen andesit di dalam terang sampai putih kotor. Ukuran kristal
matriks pasir kasar. Batulanau vulkanik halus-kasar, fenokris terdiri dari plagioklas
dicirikan warna abu-abu terang hingga gelap, (1±2 mm) 3±5 % dan hornblenda (1±2 mm) 2
berbutir lempung±lanau. Umumnya struktur % yang tertanam dalam massa dasar afanitik,
sedimen teramati pada satuan ini, yaitu masif, terubah lemah sampai tak terubah dan
perlapisan, gradasi, dan laminasi sejajar setempat dipotong oleh urat kalsit. Satuan ini
dengan kedudukan N 70±105° E/30±40°. biasanya berarah barat laut-tenggara hingga
Umumnya klorit terubah lemah sampai tak utara barat laut-selatan menenggara dan
terubah dan setempat dipotong oleh urat kalsit tebalnya 2±4 m. Retas andesit terpetakan
(ketebalan kurang dari 2 cm). Satuan ini secara setempat-setempat di bagian tenggara-
tersebar luas di sebelah timur laut daerah timur daerah penelitian atau sepanjang sungai
penelitian. Kinomaligan dan Tonom.

Diorit Kuarsa (IQD Dyke) Tuf Dasit Vulkanik (VDT)


Diorit kuarsa dicirikan berwarna abu-abu Satuan ini utamanya terdiri dari tuf dasit
terang hingga gelap. Tekstur porfiritik kristal vulkanik dengan sedikit sisipan breksi
berukuran sedang hingga kasar. Komposisi vulkanik. Tuf Dasit Vulkanik berwarna coklat
mineral terdiri dari fenokris plagioklas (1±2 abu-abu terang. Ukuran butir sedang sampai
mm) 10±15 %, kuarsa (1 mm) 2±4 %, dan kasar, terkonsolidasi sedang, fragmen terdiri
hornblenda (1±2 mm) 3±5 % yang tertanam dari litik dasitik, felspar, hornblende, dan
dalam massa dasar felspar, kuarsa, dan kuarsa yang tertanam dalam matriks tuff.
mineral mafik, teralterasi propilitik lemah Breksi vulkanik dicirikan oleh coklat abu-abu
sampai kuat. Satuan ini terpotong oleh riolit terang, berbutir kasar hingga bongkah,
(IFK) dan umumnya berarah relatif timur± pelapukan sedang, didukung matriks, fragmen
barat dengan tebal 2±5 m. Keterdapatannnya dasit menyudut tanggung yang tertanam
setempat-setempat di sebelah tenggara-timur dalam matriks tuf litik. Umumnya satuan ini
dari daerah penelitian. tak terubah dan tersebar luas di sebelah barat
daya-barat daerah penelitian.

32
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 37 No. 1, Mei 2016: 27±40 e-ISSN 2503-426X

Endapan Aluvium (LAL) 340 m di atas permukaan laut sedangkan


Aluvium dicirikan oleh lempung dan domain selatan pada ketinggian berkisar dari
bongkah yang belum termampatkan sebagai 340±450 m di atas permukan laut.
hasil transportasi dan sedimentasi dari batuan Analisis gabungan domain utara dan
yang lebih tua. selatan urat kuarsa-magnetit-sulfida
stockwork di Tayap menunjukkan arah utama
Struktur Geologi N 340±360º E (arah utara-barat laut atau
Sesar selatan-tenggara) sedangkan arah sekunder ke
Sesar yang teramati di daerah penelitian berbagai arah untuk domain utara dan N 300º
dicirikan dengan kehadiran bidang sesar, zona E±N 310º E atau barat laut dan N 190º E±N
gerusan, dan breksi sesar. Ada tiga arah 200º E atau utara timur laut untuk domain
utama sesar yang diukur dan dipetakan pada selatan.
daerah penelitian, yaitu sesar berarah timur
laut-barat daya yang dipotong oleh sesar METODOLOGI
timur-barat, dan terakhir sesar berarah barat Metode penelitian yang dilakukan
laut-tenggara yang memotong sesar-sesar selama penelitian, yaitu kajian literatur
terdahulu. dengan membaca beberapa laporan dan buku
Sesar berarah barat laut-tenggara dan ilmiah yang terkait dengan cakupan penelitian
timur-barat merupakan sesar geser kanan yang telah dipelajari dan difokuskan di
sedangkan sesar berarah timur laut-barat daya wilayah Bolaang Mongondow dan sekitarnya.
terindikasi sesar geser kiri. Struktur berarah Langkah selanjutnya adalah melakukan survei
timur-barat merupakan struktur sejajar busur geologi dengan lintasan pemetaan
sedangkan struktur berarah timur laut-barat menggunakan GPS sepanjang 149,7 km dan
daya dan barat laut-tenggara adalah struktur pemetaan detail menggunakan metode tali
menyilang terhadap busur kepulauan. Batuan dan kompas sepanjang 9,698 km. Observasi
intrusi pembawa mineralisasi sepertinya difokuskan di singkapan untuk mencatat
dikontrol dan berada di perpotongan struktur informasi tentang litologi, alterasi,
berarah timur-barat dan timur laut-barat daya. mineralisasi dan struktur. Setelah itu contoh
Struktur ini diinterpretasikan sebagai jalur batuan dianalisis petrografi dan mineragrafi
pembentukan intrusi porfiri di daerah di laboratorium sebanyak 15 sampel batuan
penelitian. Struktur terakhir yang berarah yang diambil di daerah penelitian. Sampel
barat laut-tenggara diinterpretasikan tersebut di analisis di laboratorium Petrografi
berhubungan erat dengan intrusi diorit atau Jurusan Geologi 831 ³9HWHUDQ´ <RJ\DNDUWD
andesit. Analisis Pima sebanyak 299 sampel batuan
diambil di daerah penelitian di kantor PT.
Urat Kuarsa Sungai Tayap Oxindo Exploration, Jakarta. Analisis
Pengukuran struktur di urat kuarsa- geokimia sebanyak 60 sampel batuan diambil
magnetit-VXOILGD XUDW WLSH ³$´ GDQ ³%´ di daerah penelitian dengan metode
sepanjang singkapan di sungai utama Tayap pengambilan batuan menerus setiap interval
telah diukur dan dibagi menjadi Domain dua meter. Semua sampel dikirim ke
Utara dan Domain Selatan. Singkapan di Laboratorium Intertek untuk mengetahui
domain utara berada pada ketinggian 320± kehadiran 36 unsur (Au, Ag, Al, As, Ba, Bi,

33
Alterasi Hidrotermal di Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Oleh: Agus Harjanto, dkk.

Ca, Cd, Co, Cr, Cu, Fe, Ga, K, La, Li, Mg, metode fire assay untuk Au dan ICP untuk
Mn, Mo, Na, Nb, Ni, Pb, Sb, Sc, Se, Sn, Sr, multi unsur.
Ta, Te, Ti, V, W, Y, Zn, and Zr) dengan

A B
A

C D

E F

Gambar 2. (A) Foto ubahan biotit-klorit-magnetit±K-felspar (potasik) teramati di Sungai Kinomaligan. (B) Foto
ubahan klorit-magnetit-aktinolit±epidot teramati di cabang kiri Sungai Tayap. (C) Foto ubahan klorit-
epidot±magnetit teramati di cabang Sungai Kinomaligan. (D) Foto ubahan klorit-kalsit±epidot yang teramati di
daerah Minanga Uuwan. (E) Foto ubahan silika-mineral lempung ±klorit ±magnetit yang teramati di punggungan
antara Sungai Tayap dan Sungai Kinomaligan. (F) Foto alterasi argilik teramati di bagian bawah Sungai Tayap.

34
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 37 No. 1, Mei 2016: 27±40 e-ISSN 2503-426X

HASIL DAN PEMBAHASAN digantikan oleh klorit. K-felspar sekunder


Daerah penelitian menunjukkan suatu yang berukuran halus hadir menggantikan
rangkaian tahapan kegiatan hidrotermal yang felspar primer. Kehadiran mineral sulfida
berulangkali yang menyebabkan hilangnya pada batuan secara umum rendah, kurang dari
tekstur dan komposisi awal batuan. 3%, yang terdiri dari kalkopirit, pirit, dan
Setidaknya terdapat enam kumpulan alterasi bornit yang berukuran halus, serta muncul
yang diketahui di daerah penelitian dan sebagai pengisi rekahan dan tersebar dalam
mencerminkan dua fase alterasi, yaitu: urat kuarsa dan di batuan induk yang
a). Alterasi Hidrotermal Tahap Awal teralterasi. Penyebaran ubahan potasik
- Alterasi biotit-klorit-magnetit±K-felspar terpetakan di bagian tengah daerah penelitian
(Potasik/POT). sepanjang Sungai Tayap-Kinomaligan dan
- Alterasi klorit-magnetit-aktinolit±epidot cabang-cabangnya. Umumnya ubahan potasik
(propilitik proksimal/PRP1). ini diketemukan pada diorit kuarsa muda
- Alterasi klorit-epidot±magnetit (IQD2) dan andesit-batuan vulkaniklastik
(propilitik distal/PRP2). (VAN).
- Alterasi klorit-kalsit±epidot (PRP3)
b). Alterasi Hidrotermal Tahap Akhir Alterasi Klorit-Magnetit-Aktinolit±Epidot
- Alterasi silika-mineral lempung±klorit (Propilitik Proksimal/PRP1)
±magnetit (SIL). Di daerah penelitian kehadiran aktinolit
- Alterasi mineral lempung±silika±klorit± sekunder hasil ubahan hornblenda yang
serisit (argilik/ ARG). terbentuk ke arah luar dari bagian pusatnya
- Alterasi silika-alunit-pirofilit-dikit- potasik merupakan salah satu ciri dari alterasi
kaolinit (argilik lanjut /AAG) tipe ini. Magnetit sekunder hasil ubahan
mineral mafik sangat umum dan kehadiran
Alterasi Hidrotermal Tahap Awal epidot hanya ditemukan pada batas kontak
Ubahan hidrotermal tahap awal di daerah terluar zona ini yang berdekatan dengan
penelitian berhubungan dengan intrusi diorit alterasi klorit-epidot±magnetit. Di beberapa
plutonik yang menunjukkan ubahan bertahap tempat diamati sejumlah kecil urat magnetit
dari potasik pusat hingga ke daerah propilitik dan urat kuarsa-magnetit-sulfida. Kandungan
proksimal dan propilitik distal. tembaga sulfida pada zona propilitik
proksimal lebih rendah dibandingkan dengan
Alterasi Biotit-Klorit-Magnetit±K-felspar zona potasik terutama kalkopirit±bornite yang
(Potasik / POT) kurang dari 0,1 % keterdapatannya sebagai
Ubahan potasik merupakan pusat sistem pengisi rekahan dan sedikit tersebar pada
endapan porfiri yang dicirikan oleh kehadiran batuan berukuran halus. Kehadiran pirit
magnetit yang berlimpah dan berasosiasi semakin bertambah secara setempat hingga 3
dengan biotit sekunder berukuran halus % ubahan mineral mafik. Alterasi ini
dipotong oleh urat stockwork kuarsa- terpetakan di bagian hulu Sungai Tayap dan
magnetit-mineral sulfida dan urat magnetit. Sungai Kinomaligan mengelilingi zona
Seluruh mineral mafik digantikan oleh biotit alterasi potasik dan umumnya dijumpai pada
sekunder dan magnetit yang berukuran halus. diorit kuarsa tua (IQD1) dan andesit-batuan
Di beberapa tempat, biotit sekunder vulkaniklastik (VAN).

35
Alterasi Hidrotermal di Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Oleh: Agus Harjanto, dkk.

Alterasi Klorit-Epidot±Magnetit Berikut adalah deskripsi singkat dari setiap


(Propilitik Distal / PRP2) tipe:
Ciri utama tipe alterasi ini di daerah
penelitian ditandai dengan berlimpahnya Alterasi Silika-Mineral lempung±Klorit
epidot hingga 10 % ubahan dari felspar dan ±Magnetit (SIL)
mineral mafik dengan atau tanpa magnetit Di sepanjang Sungai Tayap dan
sekunder. Urat epidot juga hadir berasosiasi Kinomaligan, atau bagian tengah dari daerah
dengan urat kuarsa kalsit dan pirit. Pirit hadir penelitian alterasi ini tumpang tindih dengan
hingga 2 % ubahan dari mineral mafik dan zona pusat potasik, setempat berasosiasi
pengisi rekahan. Kalkopirit umumnya tidak dengan noda malakit dengan tekstur sisa urat
hadir. Alterasi tipe ini tersebar secara luas di kuarsa-magnetit-kalkopirit berjajar/stockwork
sekeliling zona klorit-magnetit- dan juga magnetit sekunder, keterdapatannya
aktinolit±epidot di daerah Sungai Tayap dan sebagai urat dan atau mengelompok.
Kinomaligan, di dalam sistem urat-logam Walaupun demikian alterasi tipe awal di
dasar di bagian timur dari daerah Tonom, bagian hulu Sungai Kinomaligan di sebelah
Nunuk, dan di bagian tengah daerah Tonom tenggara daerah penelitian susah untuk
atau antara Tayap dan bagian timur Tonom. ditentukan. Zona alterasi ini berasosiasi
Alterasi ini umumnya diketemukan pada dengan urat magnetit stockwork yang sangat
diorit kuarsa tua (IQD1), andesit-batuan intens atau pengisi rekahan dengan sedikit
vulkaniklastik (VAN), granodiorit (IGD), kalkopirit. Pirit berukuran halus hadir hingga
dasit (VDA), diorit (IDR), andesit (VAN 2 % dan tersebar dalam massa dasar batuan.
dyke), diorit kuarsa hornblenda (IHD dyke), Pada umumnya ditemukan pada diorit kuarsa
dan diorit kuarsa (IQD dyke). muda (IQD2), diorit kuarsa tua (IQD1), dasit
vulkanik (VDA), dan andesit-batuan
Alterasi Klorit-Kalsit±Epidot (PRP3) vulkaniklastik (VAN).
Tipe alterasi ini umumnya diketemukan
pada andesit dan batuan vulkaniklastik Alterasi Mineral lempung±SilikaKlorit±
(VAN) dan keterdapatannya di bagian Serisit (Argilik/ ARG)
selatan-tenggara-timur daerah penelitian. Penyebaran yang tidak signifikan dari
Kehadiran epidot jarang, klorit tipe alterasi ini telah berkembang di bagian
keterdapatannya sebagai pengganti mineral tengah dari daerah penelitian di daerah Tayap
mafik sedangkan kalsit mengubah plagioklas. sepanjang zona menyempit yang dikontrol
Pirit hadir setempat-setempat hingga 1 % oleh struktur yang menumpang tindih dengan
ubahan dari mineral mafik. kumpulan alterasi awal. Alterasi argilik
merupakan suatu kejadian destruksinya
Alterasi Hidrotermal Tahap Akhir tekstur awal batuan dan dicirikan oleh
Tipe alterasi ini dicirikan oleh felspar penggantian total dari felspar utamanya oleh
bersifat destruksi yang menumpang tindih monmorilonit, kaolinit, serisit, dan terkadang
dengan semua tipe alterasi tahap awal, silika yang berasosiasi dengan pirit yang
sebagian besar dikontrol oleh struktur. Ada berlimpah. Urat limonit (FeOx)
dua tipe dari alterasi hidrotermal tahap akhir PHUHSUHQWDVLNDQ WLSH ³'´ \DQJ XPXPQ\D
yang teridentifikasi di daerah penelitian.

36
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 37 No. 1, Mei 2016: 27±40 e-ISSN 2503-426X

berasosisasi dengan alterasi tipe ini di zona sepenuhnya teridentifikasi karena pelapukan
oksidasi. yang kuat dan sebagian besar tertutupi oleh
tuf dasit vulkanik (VDT) yang tidak
Alterasi Silika-Alunit-Pirofilit-Dikit- teralterasi. Tipe ini umumnya ditemukan di
Kaolinit (Argilik Lanjut/AAG) andesit-batuan vulkaniklastik (VAN)
Alterasi tipe ini ditentukan berdasarkan (Gambar 3).
data lapangan dan didukung pembacaan
PIMA. Ini hanya ditemukan dan terpetakan di Hasil Analisis PIMA
bagian barat daerah penelitian di daerah Sejumlah 299 sampel diambil di daerah
Toraut. Selama pemetaan telah terobservasi penelitian dan setiap sampel sekurangnya dua
zona tersilisifikasi kaya pirit yang berasosiasi kali pembacaan PIMA. Kesimpulan singkat
dengan breksi, mengindikasikan bahwa hasil pembacaan PIMA yang digabung
kumpulan mineral alterasi ini cenderung ke dengan data lapangan dan distribusi dari
batas tepi dari sistem lingkungan asam. lokasi pengambilan sampel PIMA dapat
Pemetaan di daerah ini terbatas dan dilihat pada Tabel 1.
kemenerusan dari zona alterasinya tidak

Tabel 1. Kesimpulan dari pembacaan PIMA.

Tipe Alterasi Pembacaan PIMA Interpretasi

Alterasi potassik (POT) biotit, klorit Temperatur sangat tinggi (>3000 C),
pH netral.

Alterasi propilitik (PRP) klorit, epidot, kalsit Temperatur tinggi (<2500 C),
pH netral.

Alterasi silika- muskovit, illit, paragonit, klorit, Temperatur sedang, (2000 ±3000 C),
lempung±klorit±magnetit (SIL) phengit pH asam.

Alterasi argillik (ARG) illit, muskovit, hallloysit, Temperatur rendah (<2000 C),
montmorilonit, siderit, paligorskit, pH netral-asam.
nontronit

Alterasi argillik lanjut (AAG) k-alunit, pirofilit, dickit, kaolinit Temperatur sangat rendah ±sedang
(1500±2500 C), pH asam <4.

37
Alterasi Hidrotermal di Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Oleh: Agus Harjanto, dkk.

Gambar 3. Peta alterasi daerah penelitian.

38
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 37 No. 1, Mei 2016: 27±40 e-ISSN 2503-426X

KESIMPULAN merupakan bagian atas dari sistem


Daerah penelitian Bolaang Mongondow mineralisasi porfiri.
terdapat suatu komplek multi intrusi diorit.
Komplek intrusi mengandung variasi UCAPAN TERIMA KASIH
komposisi berkisar dari diorit hingga Kami mengucapkan banyak terima kasih
granodiorit dengan tekstur berbutir seragam kepada PT. Oxindo Exploration dan
hingga porfiritik, dan berdimensi dari retas Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang
kecil hingga stock. Batuan intrusi dari tua ke Mongondow yang telah bekerja sama dalam
muda, yaitu granodiorit (IGD), diorit (IDR), penelitian sumber daya mineral di Desa
diorit kuarsa tua (IQD1), diorit kuarsa muda Werdi Agung dan Desa Kinomaligan dan
(IQD2), diorit hornblenda kuarsa (IHD), sekitarnya, Kecamatan Dumoga Barat,
diorit (IDR dyke), riolitik (IFK), dan andesit Kabupaten Bolaang Mongondow, Propinsi
(VAN dyke). Batuan intrusi tersebut Sulawesi Utara.
menerobos andesit-batuan vulkaniklastik dan
dasit vulkanik yang berumur lebih tua, batuan DAFTAR PUSTAKA
vulkanik, vulkaniklastik, dan intrusi tersebut [1] 7 0 9DQ /HHXZHQ DQG 3 ( 3LHWHUV ³0LQHUDO
di beberapa tempat tertutupi oleh satuan 'HSRVLWV RI 6XODZHVL ´ LQ Sulawesi Mineral
Resources 2011 Seminar, 2011, no. November,
batuan dari Tuf Dasitik Vulkanik, Batupasir
pp. 1±10.
Vulkanik, dan Endapan Aluvium. [2] $ 6RI\DQ ³,QYHQWDULVDVL GDQ (YDOXDVL 0LQHUDO
Batuan intrusi pembawa mineralisasi di Logam di Kabupaten Bolaang Mongondow dan
daerah penelitian diperkirakan dikontrol dan Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi
berada di sepanjang pertemuan struktur 8WDUD ´ LQ Kolokium Direktorat Inventarisasi
Sumber Daya Mineral Tahun 2005/Prosiding
berarah timur-barat dan timur laut-barat daya. 2006, 2005.
Struktur-struktur ini diinterpretasikan sebagai [3] % %XGLPDQ , +DUGMDQD DQG +HUPDGL ³7KH
jalur pengintrusian porfiri di daerah Discovery, Geology, and Exploration of the High
penelitian. Sulphidation Au-Mineralization System in the
Alterasi hidrotermal tahap awal di daerah %DNDQ 'LVWULFW 1RUWK 6XODZHVL ´ Maj. Geol.
Indones., vol. 27, no. 3, pp. 143±157, 2012.
penelitian berhubungan dengan intrusi diorit [4] $ $ULILQ ³7LSH (QGDSDQ (SLWHUPDO 'DHUDK
kuarsa muda (IQD2) yang menunjukkan Prospek Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten
deretan alterasi dari pusatnya potasik ke Bolaang Mongondow, Propinsi Sulawesi UtarD ´
propilitik terdekat hingga propilitik terjauh. J. Ilm. MTG, vol. 6, no. 1, 2013.
Alterasi hidrotermal tahap akhir dari alterasi- [5] I. Nur dan $ ,O\DV ³6WXGL $OWHUDVL-Mineralisasi
Hidrotermal berdasarkan Analisis Mikroskopis
alterasi silika-mineral lempung±magnetit±
dan Kimia pada Prospek Emas di Daerah Daenaa,
klorit, argilik menengah dan argilik /LPERWR .DEXSDWHQ *RURQWDOR ´ LQ Prosiding
menumpang tindih dengan alterasi tahap Hasil Penelitian Fakultas Teknik Universitas
awal. Hasil signifikan dari mineralisasi Hasanudin, 2014, pp. 1±10 (TG4).
Cu±Au±Ag di daerah Tayap-Kinomaligan [6] 6 - 6XSUDSWR ³*HRNLPLD 5HJLRQDO 6XODZHVL
Bagian Utara Percontoh Endapan Sungai Aktif -
berkaitan erat dengan diorit kuarsa muda
0HVK ´ J. Geol. Indones., vol. 1, no. 2, pp.
(QD2) yang teralterasi potasik kuat dipotong 73±82, 2006.
oleh urat stockwork kuarsa-magnetit- [7] J. C. Carlile, S. Digdowirogo, and K. Darius,
kalkopirit±bornit dan kemungkinan ³*Hologic Setting, Characteristics, and Regional
Exploration for Gold in the Volcanic Arcs of
1RUWK 6XODZHVL ,QGRQHVLD ´ J. Geochem. Explor.,
z

39
Alterasi Hidrotermal di Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Oleh: Agus Harjanto, dkk.

vol. 35, pp. 105±140, 1990. Mineralization, North Arm of Sulawesi,


[8] ' ) 3HDUVRQ DQG 1 0 &DLUD ³7KH *HRORJ\ ,QGRQHVLD ´ J. Southeast Asian Earth Sci., vol. 7,
and Metallogeny of Central North SulawesL ´ LQ no. 2±3, pp. 113±129, 1992.
3DFULP µ &RQJUHVV 3URFHHGLQJV, 1999, pp. [10] T. Apandi dan S. Bachri, Peta Geologi Lembar
311±326. Kotamubagu Sulawesi. Bandung: Pusat
[9] I. Kavalieris, T. M. van Leeuwen, and M. Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1997.
:LOVRQ ³*HRORJLFDO 6HWWLQJ DQG 6W\OHV RI

40

Anda mungkin juga menyukai