Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perak Nitrat


Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau,
kristal transparan dengan rumus kimia AgNO3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton
dan air. Perak nitrat dapat dibuat dengan cara melarutkan perak mentah dengan asam
nitrat, namun perak merupakan logam reaktif yang sukar larut dalam asam yang
memiliki konsentrasi rendah. Oleh karena itu oksidator diperlukan untuk
mengoksidasi perak menjadi ion-ion perak. Asam nitrat merupakan asam kuat yang
bersifat oksidator sehingga dapat melarutkan perak. Tetapi asam nitrat pada suhu
ruangan tidak dapat melarutkan perak karena energi yang dibutuhkan untuk
melarutkan perak sangat besar, sehingga dilakukan dengan pemanasan asam nitrat
sampai suhu 90 0C (Anonim, 2011). Adapun reaksi pelarutannya adalah :
4Ag + 6HNO3 4AgNO3 + 3H2O + NO2 + NO
(U.S. patent.No.5.000.928, 1991)

Beberapa penggunaan perak nitrat dalam industri :

a. Plating : Perak nitrat secara efektif digunakan dalam proses


elektroplating. Perak nitrat biasanya digunakan untuk penyepuhan pada
nikel dengan menggunakan listrik. Jenis plating biasanya digunakan
untuk memproduksi jewelery jam tangan.
b. Cermin : Salah satu proses paling terkemuka yang menggunakan perak
nitrat, adalah “ Reagent Tollen”, di mana perak nitrat digunakan pada sisi
belakang cermin untuk memberikan refleksi yang jelas dan rinci. Lapisan
perak nitrat yang diterapkan ke cermin dikenal sebagai 'reflektor'.
c. Pewarna dan Tinta : Selain menggunakan industri seperti plating, perak
nitrat juga digunakan dalam berbagai pewarna dan tinta yang termasuk
pewarna rambut.

Universitas Sumatera Utara


d. Bahan Peledak : Perak nitrat juga digunakan dalam berbagai bahan
peledak yang meliputi silver acetylide dan silver azida.
e. Fotografi : Perak nitrat digunakan untuk membuat basis film pada kimia
fotografi.
f. Keramik : Perak nitrat juga digunakan dalam keramik untuk membuat
warna yang berbeda (Anonim, 2010).

2.2 Spesifikasi Senyawa

2.2.1 Bahan Baku

A. Asam Nitrat (HNO3) (MSDS, 2011)

1. Berat Molekul : 63,012 g/mol

2. Densitas : 1,049 g/cm³

3. Titik beku : - 42 °C

4. Titik didih : 118,1 °C

5. Tekanan Uap : 6 kPa (Pada 20 0C)

5. Berupa cairan tidak berwarna

B. Perak (Ag) (MSDS, 2011)

1. Fasa : Padatan

2. Densitas (pada suhu kamar) : 10,49 g/cm³

3. Densitas (cair pada titik lebur) : 9,320 g/cm³

4. Titik lebur : 961,78 °C

5. Titik didih : 2212 °C

6. Kalor peleburan : 11,28 kJ/mol

7. Kalor penguapan : 258 kJ/mol

8. Kapasitas kalor : 25,350 J/mol·K (25 °C)

Universitas Sumatera Utara


C. Natrium Hidroksida (NaOH) (MSDS, 2011)

1. Berat molekul : 40 g/mol

2. Densitas : 2,13 g/cm³

3. Titik lebur : 323 °C

4. Titik didih : 1390 °C

5. Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20 °C)

6. Kebasaan (pKb) : -2,43

7. Tekanan uap : 20 °C

8. Berupa padatan berwarna putih

9. Bereaksi dengan asam klorida akan membentuk garam dan air

NaOH + HCl → NaCl + H 2O


Natrium hidroksida asam klorida garam air

10. Bereaksi dengan karbondiosida akan membentuk natrium karbonat


dan air
2NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O
natrium hidroksida karbondioksida natrium karbonat air

D. Sodium Format (HCOONa) (MSDS, 2011)

1. Berat molekul : 68,01 g/mol

2. .Densitas : 2,1 g/cm3

3. Titik lebur : 318 °C

4. Titik didih : 1390 °C

5. Kelarutan dalam air : 111 g/100 mL (20°C)

6. Kebasaan (pKb) : 7,0 – 8,5

E. Air (H2O) (Kirk Othmer, 1968)

Universitas Sumatera Utara


1. Berat molekul : 18,015 gr/mol

2. Titik didih : 1000C

3. Titik beku : 00 C

4. Densitas (250c) : 0,998 gr/ml

5. Viskositas (pada kondisi standar, 1 atm) : 8,949 mP

6. Tekanan uap (200c) : 0,0212 atm

7. Panas pembentukan : 6,013 kJ/mol

8. Panas spesifik (pada kondisi standar) : 4,180 J/kg K

9. Panas penguapan : 22,6.105 J/mol

10. Kapasitas panas : 4,22 kJ/kg K

11. Tidak berbau, berasa dan berwarna

b. Sifat-sifat kimia :

- Bereaksi dengan karbon menghasilkan metana, hidrogen, karbon dioksida,


monoksida membentuk gas sintetis (dalam proses gasifikasi batubara)
- Bereaksi dengan kalsium, magnesium, natrium dan logam-logam reaktif lain
membebaskan H2
- Air bersifat amfoter
- Bereaksi dengan kalium oksida, sulfur oksida membentuk basa kalium dan
asam sulfat.
- Dengan anhidrid asam karboksilat membentuk asam karboksilat.

2.2.2 Produk

Universitas Sumatera Utara


Perak Nitrat (AgNO3 ) (MSDS, 2011)

1. Titik lebur : 212°C

2. Titik didih : 444° C

3. Massa molar : 169,87 g mol-1

5. Kepadatan : 4,35 g / cm 3

7. Kelarutan dalam air : 1,22 kg / L (0°C)

: 2,16 kg / L (20°C)

: 4,40 kg / L (60°C)

: 7,33 kg / L (100°C)

8. Berupa padatan berwarna putih

2.3 Proses Pembuatan

Terdapat beberapa cara untuk menghasilkan perak nitrat murni, diantaranya


adalah :
a. Larutan perak nitrat dikontakkan secara berturut-turut dengan bahan baku
karbon, alumina aktif dan perak oksida untuk menghilangkan logam
pengotor (U.S. Paten.No.2.543.792, 1951).
b. Larutan perak nitrat ditambah dengan perak oksida hingga mencapai pH
minimal 6,1, kemudian diendapkan agar terpisah dari logam pengotor dan
logam hidroksida, selanjutnya filtrat dicampur dengan air yang telah
dicampurkan dengan alumina aktif atau magnesium yang berfungsi
sebagai adsorben (U.S. Paten. No.2.614.029, 1952).
c. Larutan perak nitrat dicampurkan dengan perak oksida yang bertujuan
untuk meningkatkan pH dan membentuk endapan dari logam pengotor
tertentu, kemudian filtrat dipanaskan hingga mencapai suhu 750C sampai
950 C, selanjutnya ditambahkan besi nitrat dan perak oksida untuk
mengendapkan kontaminan yang tersisa (U.S. PatenNo.2.940.828, 1960).

Universitas Sumatera Utara


d. Larutan perak nitrat dicampurkan dengan perak oksida yang cukup agar
mencapai pH 5,1 sampai 5,8 dan membentuk endapan. Filtrat yang
dihasilkan selanjutnya dimurnikan dengan mencampurkan perak oksida
untuk menghasilkan pH dari 5,9 menjadi 6,3 dan membentuk endapan
kedua. Filtrat dan endapan dipisahkan sehingga menghasilkan filtrat yang
lebih murni (U.S. Paten.No.3.141.731, 1964).
e. Melarutkan perak mentah ke dalam larutan asam nitrat dengan
penambahan NaOH untuk menjaga pH 5,7 – 6,0 dan menghilangkan
logam-logam pengotor. Kemudian menambahkan sodium format
(HCOONa) untuk mereduksi perak nitrat menjadi perak dan
mengendapkan logam pengotor. Kemudian mereaksikan perak murni
dengan larutan asam nitrat menghasilkan perak nitrat murni (U.S.
patent.No.5.000.928, 1991).

2.4 Pemilihan Proses


Dari kelima cara pembuatan perak nitrat murni di atas, kami memilih cara yang
terakhir yaitu melarutkan perak mentah ke dalam larutan asam nitrat dengan
penambahan NaOH untuk menjaga pH 5,7 – 6,0 dan menghilangkan logam-logam
pengotor. Kemudian menambahkan sodium format (HCOONa) untuk mereduksi
perak nitrat menjadi perak dan menghilangkan logam pengotor. Kemudian
mereaksikan perak murni dengan larutan asam nitrat menghasilkan perak nitrat
murni (U.S. patent.No.5000,928). Alasan pemilihan proses ini adalah dapat
menghilangkan logam-logam pengotor secara maksimal sehingga menghasilkan
perak nitrat yang memiliki kemurnian yang sangat tinggi.

2.5 Deskripsi Proses


Tahap awal pada proses ini berlangsung di dalam crusher untuk mengecilkan
ukuran perak mentah dan melarutkannya dengan asam nitrat di dalam reaktor
pelarutan selama 90 menit untuk membentuk larutan perak nitrat, dimana asam nitrat
dipanaskan secara perlahan hingga mencapai suhu 900C yang berfungsi untuk
memutuskan rantai perak mentah. Persamaan reaksi perak dengan asam nitrat yaitu :
4Ag + 6HNO3 →4AgNO3 + NO + NO2 + 3H2O

Universitas Sumatera Utara


Larutan perak nitrat yang dihasilkan diencerkan dengan air sebanyak 25 %
dari jumlah perak nitrat. Kemudian ditambahkan sodium hidroksida (NaOH) dengan
konsentrasi 90% sebanyak 5809,24907 kg/jam untuk menghasilkan pH 5,7-6,0 yang
berfungsi untuk mengendapkan logam pengotor. Larutan yang dihasilkan dialirkan
ke filter untuk memisahkan endapan (logam pengotor) dari larutan perak nitrat.
Selanjutnya, larutan perak nitrat yang dihasilkan dimasukkan kedalam reaktor
dengan menambahkan sodium format (HCOONa) berlebih 10% dari nilai
stoikiometri dan reaksi berlangsung selama 2 jam (120 menit). Pada reaktor ini,
larutan dipanaskan dengan suhu 900C. Reaksi perak nitrat dengan sodium format
(HCOONa) adalah:
AgNO3 + HCOONa HCOOAg + NaNO3

2HCOOAg 2Ag + HCOOH + CO2

2AgNO3 + HCOOH 2Ag + CO2 + 2HNO3

Penambahan sodium format (HCOONa) mengakibatkan perak mengendap


dan membentuk bubuk perak yang akan dipisahkan dari logam pengotor dengan
menggunakan sentrifugasi. Kemudian dicuci dengan air bersih, sehingga dihasilkan
bubuk perak yang murni. Selanjutnya bubuk perak tersebut dimasukkan ke dalam
reaktor dan dilarutkan dalam asam nitrat sekitar 25 menit dengan cara pemanasan
pada suhu 900 C dengan penambahan udara untuk memisahkan nitrogen oksida.
Larutan dialirkan ke tangki kristalisator untuk menghasilkan kristal perak nitrat
dengan cara mendinginkan larutan pada suhu 20 0C. Kristal yang dihasilkan
dipisahkan dari asam nirat dengan menggunakan sentrifugasi. Asam nitrat yang
berlebih direcycle ke tangki bahan baku dan dapat digunakan untuk melarutkan perak
mentah. Kristal perak nitrat yang dihasilkan dari sentrifugasi dikeringkan dengan
proses pemanasan (dryer) pada suhu 95 0C dan tekanan 0,5 atm. Kristal dengan
kemurnian 99,99% dimasukkan ke tangki penyimpanan (U.S.Paten.No.5000928,
1991).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai