Anda di halaman 1dari 10

Nama : Frans Hardi Samosir

NIM : 4172131016

1. SIFAT DAN KARAKTERISTIK LOGAM GOLONGAN 12

A. Sifat Fisik
No Sifat-sifat Zn Cd Hg
1. Nomor atom 30 48 80
2. Warna logam Abu-abu muda Putih perak Putih keperakan
kebiruan
3. Fase Padat Padat Cair
4. Massa jenis 7,14 g/cm3 8,65 g/cm3 13,534 g/cm3
10 2
5. Konfigurasi elektron [Ar]3d 4s [Kr]4d105s2 [Xe]4f145d106s2
6. Titik leleh, oC 419,6 320,9 -38,87
o
7. Titik didih, C 907 765 357
8. Jari-jari atom (bilangan 134 151 151
koordinasi 12), pm
9. Jari-jari ionik, M2+ pm 74 95 102
119 (M+)
  Energi ionisasi, kJ/mol      

10. Pertama  906,1  876,5  1007

Kedua 1733 1631 1809

11. Bilangan oksidasi utama (p) +2 +2 +1, +2


12. Potensial elektrode Eo, V      

[M2+(aq) +2e      →       M] -0,763 -0,403 +0,851

13. Keelektronegatifan 1,6 1,7 1,9


14. Sifat Kemagnetan Diamagnetik Diamagnetik Diamagnetik

B. Sifat Kimia
a. Sifat Kimia Seng
 Bersifat lunak, dan sangat reaktif, misalnya bereaksi dengan asam encer
menghasilkan ion dipositif menurut persamaan berikut :
Zn(s) + 2H3O+(aq) → Zn2+(aq) + H2(g) + 2H2O (l)
 Logam ini juga terbakar jika dipanaskan secara perlahan dalam gas klorin
menghasilkan ZnCl2 :
Zn(s) + Cl2(g)→ ZnCl2(s)
 Seng mengalami korosi yang ditandai perubahan warna dengan cepat di udara
lembab
 Bereaksi dengan oksigen, sulfur, fosfor, dan halogen ketika dipanaskan
 Larut dalam asam non-pengoksidasi dengan pelepasan gas hidrogen
 Reaksi dengan asam pengoksidasi lebih sulit, reaksi dengan asam nitrat untuk
membentuk berbagai oksida nitrogen bergantung pada konsentrasi dan suhu
 Tidak bereaksi dengan hidrogen, karbon, dan nitrogen
 Larut dalam basa kuat membentuk ion zinkat
Zn(s) + 2 OH-(aq) )→ ZnO22-(aq) + H2(g)
 Membentuk aloi dengan logam-logam lain

b. Sifat Kimia Kadmium


 Lebih tahan terhadap korosi dibandingkan dengan zink
 Bereaksi dengan oksigen, sulfur, fosfor, dan halogen ketika dipanaskan
 Tidak bereaksi dengan hidrogen, karbon, atau nitrogen
 Larut dalam asam non-pengoksidasi dengan pelepasan gas hidrogen
 Reaksi dengan asam pengoksidasi lebih sulit, reaksi dengan asam nitrat untuk
membentuk berbagai oksida nitrogen bergantung pada konsentrasi dan suhu
 Tidak larut dalam basa
 Membentuk kadmium oksida yang berwarna cokelat dari hasil pembakaran
kadmium di udara
 Semua senyawaan kadmium larut dalam larutan kalium iodida berlebihan karena
membentuk ion kompleks yang larut tetraiodokadmat (II), [CdI4]2-
 Membentuk aloi dengan logam-logam lain

c. Sifat Kimia Merkuri


 Larut dalam cairan polar maupun tidak polar
 Merkuri bereaksi dengan oksigen, sulfur, halogen, ketika dipanaskan, namun
tidak bereaksi dengan fosfor
 Reaksi merkuri dengan oksigen hanya terjadi cukup besar pada temperatur 350
℃, tetapi di atas temperatur 400℃ HgO terdekomposisi kembali menjadi unsur-
unsurnya
 Tidak bereaksi dengan hidrogen, karbon, atau nitrogen
 Tidak reaktif terhadap asam non-pengoksidasi namun larut dalam HNO3 pekat
dan dalam H2SO4 yang pekat dan panas membentuk garam Hg (II) bersama
oksida nitrogen dan sulfur, dengan HNO3 encer lambat membentuk garam
Hg2(NO3)2
 Logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam
yang lain. Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus disimpan
dalam kemasan tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup pertukaran
udaranya
 Apabila air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya akan
berubah menjadi Hg (II)
 Membentuk aloi dengan logam-logam lain
2. EKSTRAKSI ZINK, GARAM ZINK, ZINK OKSIDA, PENGGUNAAN, KESAMAAN
ZINK DAN MAGNESIUM

EKSTRAKSI ZINK

Seng diproduksi dalam skala besar pada tahun 1988, yaitu 7,1 juta ton. Sumber utama
dari seng adalah ZnS glende yang terdapat di Australia, Canada, USA. Logam seng juga
diekstraksi dari kalakin (ZnCO3), dan juga spharlente (ZnFe). Pada umumnya terdapat pada
galena (PbS). Biji seng dengan konsentrasi pertama (biji sulfida oleh proses flotasi) dan
kemudian dipanggang dalam udara dan mengubahnya ke oksida.

2 ZnS + 3 O2 → 2 ZnO + 2 SO2 3

ZnCO3 → ZnO + CO2

Seng dioksida direduksi karbon monoksida pada suhu 1200°C. Reaksi ini
adalahreversible dan suhu yang tinggi dibutuhkan agar kesetimbangan bergeser ke kanan. Pada
temperatur ini seng dalam bentuk gas.

ZnO + CO → Zn + CO2

Alternatif lain pemurnian besi adalah ZnS dipanaskan dalam udara pada temperatur
rendah, menghasilkan ZnO dan ZnSO4 yang larut dalam H2SO 4. Zn kotor ditambahkan dalam
endapan Cd, dan kemudian larutan ZnSO4 dielektrolisis sehingga menghasilkan Zn murni.
Proses elektrolisis ini sangat mahal

GARAM ZINK

Sebagian besar garam zink larut dalam air, dan larutan ini mengandung ion kompleks tak
berwarna heksaakuazink(II) [Zn(H2O)6]2+. Padatan garamnya umumnya terhidrat, misalnya
heksahidrat untuk zink nitrat, haptahidrat untuk zink sulfat, dan ini mirip dengan magnesium dan
kobalt (II). Struktur zink sulfat heptahidrat adalah [Zn(H 2O)6]2+[SO4.H2O]2. Larutan garam zink
bersifat asam karena terjadi hidrolisis bertahap seperti halnya garam alumunium Menurut
persamaan reaksi :

[Zn(H2O)6]2+(aq) [Zn(H2O)3(OH)]+(aq) + H3O+ (aq) + H2O (l)


Penambahan basa menyebabkan terjadinya endapan putih gelatin zink hidroksida :

[Zn(H2O)3(OH)]+(aq) + OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 3H2O (l)


Tetapi, endapan ini larut kembali dalam basa berlebih oleh karena sifat amfoterik dengan
membentuk ion kompleks tetrahidroksozinkat(II):
Zn(OH)2(s) + OH-(aq) → [Zn(OH)4]2-(aq)
Endapan zink hidroksida juga larut dalam ammonia membentuk ion kompleks
tetraaminzink(II), [Zn(NH3)4]2+, menurut persamaan reaksi:
Zn(OH)2(s) + 4NH3(aq) →[Zn(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)

ZINK OKSIDA
Zink oksida dapat diperoleh dari pembakaran logam zink diudara atau dekomposisi
termal dari zink karbonat menurut persamaan reaksi :
2Zn(s) +O2(g) → ZnO(s)

ZnCO3(s) ZnO(s) + CO2(g)


Zink oksida bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida berupa
padatan putih dan mempunyai struktur intan dengan jaringan ikatan kovalen. Dalam kristalnya ,
setiap atom zink dikelilingi oleh empat atom oksigen dikelilingi oleh empat atom zink dalam
geometri tetrahedron. Tidak seperti oksida logam putih yang lain, zink oksida menunjukkan
perubahan warna menjadi kuning pada pemanasan dan kembali menjadi putih pada pendinginan.
Perubahan warna seperti ini yang terjadi oleh karena perbedaan temperatur, dikenal sebagai sifat
termokromik. Perubahan warna zink oksida tersebut karena pada pemanasan beberapa atom
oksigen hilang dari kisi kristalnya sehingga meninggalkan kisi kristal dalam keadaan kelebihan
muatan negatif (elektron) dapat dipindahkan via kisi kristal dengan perbedaan potensial. Jadi,
oksida zink ini bersifat sebagai semikonduktor. Pada pendinginan, atom-atom oksigen yang
keluar dari kisi kristal pada pemanasan tersebut kembali lagi keposisi semula sehingga diperoleh
warna semula.

PENGGUNAAN ZINK
a. Digunakan sebagai pelat (elektroda) pada sel listrik.
b. Seng oksida (ZnO) digunakan sebagai zat warna putih pada cat, sebagai antioksidan pada
pembuatan ban mobil, sebagai antiseptik, sebagai senyawa penguat dalam karet, pigmen,
kosmetik, mineral untuk makanan, fotokonduktor dalam mesin fotokopi.
c. Seng sulfida (ZnS) untuk melapisi tabung layar televisi (karena dapat berfluoresensi),
sebagai bahan fotokonduktor, semikonduktor, cat luminensi, industri pigmen dan lampu
pendar, layar sinar-X dan televisi, serta lampu fluorescence dan alat-alat elektronik
lainnya.
d. ZnSO4 digunakan dalam industri rayon, makanan ternak, pengawet.
e. Senyawa ZnCl2 digunakan sebagai tambahan dalam deodorant, balsam, dan pengawet
kayu.
f. Untuk industri baterai.
g. Bahan aloi seperti kuningan, nikel-perak, logam mesin tik, dan penyepuhan listrik.
h. Zn-metil (Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa organik.
i. Zn-Stearat digunakan sebagai aditif penghalus plastik.
j. Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit
luka/alergi/kemerahan.
k. Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan guna
mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan.
l. Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan (throat
lozenges) saat musim dingin

KESAMAAN ZINK DAN MAGNESIUM


Zink memiliki beberapa kesamaan sifat kimia dengan Magnesium. Hal ini disebabkan
karena kedua unsur ini memiliki ukuran ion yang hamper sama. Dan keduanya juga memiliki
keadaan oksidasi +2.
3. EKSTRAKSI RAKSA, SENYAWA RAKSA (II), SENYAWA RAKSA (I)
EKSTRAKSI RAKSA
Satu-satunya bijih raksa adalah mineral sinabar, raksa (II) sulfida (HgS). Kira-kira 75%
logam ini di dunia terdapat sebagai endapan di Spanyol dan Italia. Banyak bijih raksa
mengandung kurang dari 1% HgS, sehingga menyebabkan mahalnya logam ini. Raksa secara
sederhana dapat diekstrak dengan pemanasan bijih raksa(II) sulfida di udara. Jika sinabar (HgS)
dipanaskan, senyawa ini mengurai langsung menjadi Hg (g), kemudian mengembun menjadi Hg
(l)

HgS (s) + O2 (g) ∆



Hg (l) + SO2 (g)

Alternatif lain, dalam kondisi terutama kaya akan bijih sinabar, bisa dilakukan
pemanggangan bijih sinabar (HgS) dengan besi atau kapur

HgS (s) + Fe (s) ∆



FeS (s) + Hg (g)
4 HgS (s) + 4 CaO (s) ∆

3 CaS (s) + CaSO4 (s) + 4 Hg (g)

Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu tinggi,
mengurai menjadi Hg (g) dan O2(g).

Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3(aq), yang mengoksidasi hampir


semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke permukaan cairan dan dapat diambil.
Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa mudah diperoleh dengan kemurnian yang
paling tinggi dari kebanyakan logam (99,9998% Hg atau lebih).

SENYAWA RAKSA (II)


1. Merkuri (II) Oksida
Merkuri (II) oksida, HgO Merkuri (II) oksida dibentuk ketika merkuri dipanaskan dalam
waktu yang lama pada suhu 350° C maka akan dihasilkan padatan merah. merkuri (II) oksida
kuning dapat dibuat dengan penambahan NaOH ke larutan garam merkuri, tetapi merkuri (II)
hidroksida tidak stabil.
Hg2+ +2OH- → Hg(OH)2
Hg(OH) → HgO + H2O
2. Merkuri (II) Sulfida, HgS
Merkuri (II) Sulfida terdapat pada bijih unabar merah. Padatan hitam dihasilkan dengan
menambahkan H2S dalam larutan garam merkuri.
Hg2 + H2S → HgS + 2H+
Air raksa sulfida diendapkan dari larutan aqua sebagai senyawaan hitam yang sangat
tidak larut. Hasil kali kelarutannya adalah 10-54, namun sulfidanya lebih larut akibat hidrolisis
ion-ion Hg2+ dan S2-. Sulfida hitam tidak stabil dibanding dengan bentuk merah yang mirip
dengan mineral cinnabar, dan berubah menjadi bentuk merah bila dipanaskan atau dihancurkan
dengan alkali polisulfida atau air raksa (I) klorida.

3. Merkuri (II) klorida, HgCl2


Merkuri (II) klorida dibentuk dengan cepat ketika felonin kontak dengan merkuri.
Hg +Cl2 → HgCl2
Merkuri (II) klorida berbentuk padatan putih dan larut dalam pelarut organik seperti
etanol dan eter, dan lebih dominan ikatan kovalen.
Air raksa (II) klorida mengkristal dalam kisi molekul yang sesungguhnya. Relatif
terhadap HgF2 yang ionik, halida lain mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah,
misalnya titik leleh HgCl2 2800C. Mereka juga memperlihatkan kelarutan yang nyata dalam
pelarut organik. Dalam larutan aqua mereka berada hampir tidak terbatas sebagai molekul HgX2,
namun beberapa hidrolisis terjadi membentuk kesetimbangan utama, misalnya:
HgCl2 + H2O → Hg(OH)Cl + H+ + Cl-

4. Merkuri (II) iodida, HgI2


Komponen ini berupa padatan kuning dan cepat berubah menjadi merah ketika sejumlah
KI ditambahkan ke dalam merkuri (II) iodida.
Hg2+ + I2- → HgI2
Dengan pemanasan pada suhu 127°C warna merah akan berubah menjadi kuning dengan
struktur kristal yang berbeda. merkuri (II) iodide larut dalam KI membentuk [Hg I4]2-.

SENYAWA RAKSA (I)


1. Raksa (I) Bromida (Hg2Br2)
Senyawa kimia yang terdiri dari ion raksa dan bromin dengan rumus kimia Hg 2Br2.
Memiliki warna putih dan jika dipanaskan berubah menjadi kuning. Pembuatannya dengan
mengoksidasi raksa dengan bromin atau dengan cara menambahkan larutan natrium bromide ke
dalam larutan raksa (I) nitrat.

2. Raksa (I) Klorida (Hg2Cl2)


Senyawa ini berwarna putih atau putih kekuningan. Senyawa ini dapat dibentuk dengan
reaksi antara raksa (I) nitrat dengan senyawa yang mengandung klorida seperti NaCl atau HCl.
2HCl + Hg2(NO3)2 → Hg2Cl2 + 2HNO3

3. Raksa (I) Nitrat (Hg2(NO3)2


Senyawa ini digunakan untuk membuat senyawa raksa(I) lainnya dan merupakan
senyawa beracun. Raksa (I) Nitrat terbentuk ketika raksa digabung dengan asam nitrat encer.
PROSES PENGAWETAN BUKU DENGAN SENYAWA ZINK

Senyawa yang dapat digunakan dalam pengawetan buku yaitu senyawa organometalik
dietilzink, Zn(C2H5)2 ,yang disintesis pertama kali oleh Edward Frankland pada tahun 1849.
Dalam proses pengawetan yang diterapkan oleh Library of Congress sekitar 9.000 buku
ditempatkan dalam suatu ruangan, udara dipompa keluar dan ruangan diisi kembali dengan gas
nitrogen murni bertekanan rendah. Hal ini untuk menghilangkan oksigen karena dietilzink sangat
mudah terbakar menurut persamaan reaksi :

Zn(C2H5)2 (g) + O2 (g) → ZnO (s) + 4 CO2 (g) + 5 H2O (l)

Kemudian uap dietilzink dipompakan ke dalam ruangan,meresap ke dalam halaman-


halaman buku,dan terjadilah reaksi dangan ion hidronium (asam) menghasilkan ion zink dan gas
etana menurut persamaan reaksi :

Zn(C2H5)2 (g) + 2 H3O+ (aq) → Zn2+ (aq) + 2 C2H6 (g) + 2 H2O (l)

Senyawa dietizink juga bereaksi dengan uap air pada buku membentuk zink oksida
menurut persamaan reaksi :

Zn(C2H5)2 (g) + H2O → (l) ZnO (s) + 2 C2H6 (g)

Zink oksida lebih bersifat basa sehingga mampu berfungsi menjaga kemungkinian
terjadinya asam lagi pada proses pembusukan lanjut. Kelebihan hasil dietilzink dan gas etana
dalam ruangan dipompa keluar dan ruangan dicuci dengan aliran gas nitrogen dan udara,setelah
itu buku-buku baru dapat dipindahkan. Prosedur ini relatif lambat,memerlukan waktu 3-5 hari.

PERSAMAAN REAKSI SIFAT AMFOTERIK SENYAWA ZINK


Senyawa Seng Oksida (ZnO) yang bereaksi tergantung sifat keasaman larutan :
Dalam asam :
ZnO + 2H+ → Zn2+ + H2O
Dalam basa :
ZnO + H2O + 2OH- → [Zn(OH)4]2-

Anda mungkin juga menyukai