Anda di halaman 1dari 18

i-ISSN: 2597-4033

Vol. 4, No. 6, Desember 2020

ESTIMASI SUMBER DAYA BATUBARA PADA DAERAH MANGUNJAYA,


KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN
Rahma Yesa1, Nurdrajat1, Yusi Firmansyah1, Reza Mohammad Ganjar Gani1,
M. Abdurachman Ibrahim2, Sigit A. Wibisono2
1
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
2
Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi
*Korespondensi: rahma16002@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Batubara merupakan sumber energi yang ada di Indonesia, untuk menemukan suatu
daerah dengan prospek batubara yang baik dapat dilakukan dengan eksplorasi. Pencarian daerah
prospek batubara memerlukan disiplin ilmu mengenai ekplorasi batubara sehingga dapat
diketahui potensi endapan batubara. Potensi endapan batubara pada suatu daerah dapat diketahui
dengan melakukan pemodelan geologi dan perhitungan sumber daya batubara. Metode penelitian
pada penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data topografi, litologi, survey, data
kualitas dan lain sebagainya kemudian data tersebut diolah menggunakan perangkat lunak.
Penelitian ini dilakukan pada daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan. Penelitian ini terdapat 4 lapisan batubara yaitu lapisan Benakat, lapisan Kebon
Lower, lapisan Burung dan lapisan Mangus. Hasil pemodelan menunjukkan penyebaran lapisan
batubara, kedalaman dan ketebalan lapisan batubara serta kualitas masing-masing lapisan
batubara. Perhitungan estimasi sumber daya pada penelitian ini membuat daerah pengaruh pada
masing-masing lapisan batubara dengan jarak titik informasi geologi sederhana, sehingga total
estimasi sumber daya batubara dengan tingkat kepercayaan tereka 620.303,18 Ton, tertunjuk
321.305,77 Ton dan terukur 88.975,99 Ton.
Kata Kunci: Pemodelan Batubara, Estimasi Sumber Daya, Daerah Mangunjaya

ABSTRACT
Coal is a resource of energy in Indonesia, to find area with good coal prospects can be
done by exploration. Investigation for coal prospect area must have scientific discipline about
exploration of coal so that potential for coal deposits can be identified. The potential for coal
deposits in area can be determined by conducting geological modeling and calculating resource
of coal. Method in this research uses secondary data, namely topography data, lithology,
surveys, quality data, etc and then the data processed using software. This research located in
Mangunjaya area, Musi Banyasin Regency, South Sumatera Province. The research are 4 coal
seams, namely Benakat seam, Kebon Lower seam, Burung seam and Mangus seam. The
modelling result show distribution of coal seam, depth, thickness of coal seam and quality of
coal seams. The calculating of the resource estimate in this research makes area of influence on
coal seams with simple geological information, so total coal resource estimate with an inferred
confident is 620.303,18 tons, indicated 321.305,77 tons, and measured 88.975,99 tons.
Keywords: Geological Modelling, Resource Estimation, Mangunjaya

524
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

1. PENDAHULUAN (de Coster, 1974). Cekungan Sumatera


Selatan terbentuk selama masa pra-Tersier
Batubara merupakan salah satu sumber hingga awal Tersier (Daly et al., 1987).
energi yang terdapat di Indonesia. Untuk Sejarah tektonik dan stratigrafi cekungan ini
menemukan suatu daerah dengan prospek telah dijelaskan oleh Adiwidjaja dan de
batubara yang baik dapat dilakukan dengan Coster (1973), de Coster (1974), Gafoer dan
eksplorasi. Pencarian daerah prospek adanya Purbohadiwidjoyo (1986) serta Darman dan
sumber daya batubara memerlukan disiplin Sidi (2000). Situasi tektonik regional dan
ilmu pengetahuan mengenai eksplorasi stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan
batubara sehingga dapat diketahui potensi (Gambar 2 dan Gambar 3).
endapan batubara. Pemodelan geologi
merupakan bagian awal dari satu proses Formasi pembawa batubara di lokasi
pembuatan perencanaan tambang. penelitian adalah Formasi Muara Enim yang
Pemodelan geologi mempunyai peranan berumur Miosen Akhir - Pliosen Awal.
yang sangat penting dalam memberikan Formasi Muara Enim terdiri dari
gambaran hasil interpretasi bentuk endapan batulempung dan batulanau dengan
batubara dan penyebarannya secara lateral. beberapa lapisan batupasir dan beberapa
lapisan batubara. Secara rinci, formasi
Perhitungan sumber daya satu bahan terdiri dari susunan unit-unit sedimentasi
galian merupakan hal yang paling penting yang mendangkal kearah atas dari endapan
dalam kegiatan eksplorasi. Hasil lingkungan laut dangkal hingga delta,
perhitungan sumber daya maupun cadangan dengan ketebalan berkisar dari 10 - 30 m.
kemudian akan digunakan untuk Ketebalan keseluruhan dari Formasi Muara
menentukan jumlah, kualitas dan untuk Enim bervariasi antara 450 hingga 750 m
mengevaluasi apakah sebuah kegiatan (Darman dan Sidi, 2000).
penambangan yang direncanakan layak atau
tidak. Berdasarkan dari latar belakang Shell Mijnbouw (1976) membagi
tersebut, maka penulis melakukan penelitian Formasi Muara Enim menjadi dua bagian
batubara di Daerah Mangunjaya, Kabupaten (anggota) yang dikenal dengan MPa bawah
Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera (Palembang Tengah 'a') dan MPb atas
Selatan” (Gambar 1) dengan tujuan (Palembang Tengah 'b'). Selanjutnya, kedua
mengetahui model endapan batubara dan anggota tersebut dibagi lagi menjadi M1 -
melakukan perhitungan sumber daya M4 (Gambar 4). Baik MPa maupun MPb
batubaranya. Diharapkan dari penelitian ini mengandung sekitar delapan lapisan
diperoleh gambaran model endapan batubara batubara. Diperkirakan ketebalan batubara
dan sumber daya batubara di daerah maksimum adalah sekitar 140 m. Beberapa
penelitian. lapisan batubara merupakan lapisan tipis
yang tidak menerus, sedangkan lapisan
lainnya lebih tebal dan menerus.
2. LATAR BELAKANG GEOLOGI Formasi Muara Enim telah mengalami
Cekungan Sumatera Selatan terletak di setidaknya satu periode lipatan dan patahan,
bagian selatan Pulau Sumatera. Cekungan serta pengintrusian magma andesitik. Intrusi
ini merupakan cekungan busur belakang magma andesitik diperkirakan terjadi dari
yang dibatasi oleh rangkaian perbukitan Pleistosen hingga awal Kuarter (Gafoer dan
Barisan di bagian barat daya dan oleh Pra- Purbohadiwidjoyo, 1986; Darman dan Sidi,
Tersier Paparan Sunda di bagian timur laut 2000). Intrusi tersebut menyebabkan

525
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

pengangkatan, patahan, dan lipatan lebih daerah penelitian yaitu dari timur ke selatan
lanjut serta meningkatkan peringkat daerah penelitian.
batubara dari lignit hingga antrasit di
beberapa daerah. Pada daerah penelitian sesuai hasil
korelasi terdapat 4 lapisan, yaitu lapisan
Benakat, lapisan Kebon Lower, lapisan
Burung dan lapisan Mangus. Adapun
3. METODE PENELITIAN penamaan dari ke-4 lapisan berdasarkan
Metode penelitian pada penelitian ini stratigrafi dari yang paling bawah (tua) ke
menggunakan data sekunder, yaitu data yang paling atas (muda) sebagai berikut:
topografi, litologi, survey dan lain 1. Lapisan Benakat (BE)
sebagainya kemudian data tersebut diolah Lapisan ini terdapat di 3 lokasi titik bor
menggunakan perangkat lunak. Perangkat pada daerah penelitian antara lain LD02,
lunak yang digunakan adalah Minescape LD04 dan LD12. Ketebalan batubara
5.7. Dari data tersebut dibangun pemodelan lapisan BE pada lubang bor bervariasi
geologi meliputi kontur struktur batubara, yaitu 9,61 m, 12,58 m dan 3,65 m.
ketebalan lapisan batubara, daerah pengaruh 2. Lapisan Kebon Lower (KL)
sumber daya berdasarkan kondisi geologi Lapisan ini terdapat di 2 lokasi titik bor
serta perhitungan total sumber daya batubara pada daerah penelitian antara lain LD08
pada daerah penelitian. dan LD12. Ketebalan batubara lapisan
KL pada lubang bor yaitu 3,6 m dan 5,45
4. HASIL DAN PEMBAHASAN m.
4.1 Kondisi Topografi Daerah Penelitian 3. Lapisan Burung (BU)
Lapisan ini terdapat di 3 lokasi titik bor
Peta topografi merupakan peta yang pada daerah penelitian antara lain LD09,
menggambarkan permukaan bumi dengan LD10 dan TL023. Ketebalan batubara
menggunakan garis kontur. Data topografi lapisan BU pada lubang bor bervariasi
juga memberikan informasi mengenai yaitu 7,55 m, 2,7 m dan 4,8 m.
keadaan permukaan dan elevasi suatu 4. Lapisan Mangus (M)
daerah. Pada dearah penelitian kondisi Lapisan ini terdapat di 4 lokasi titik bor
topografi dari datar hingga landai dengan pada daerah penelitian antara lain LD01,
elevasi terendah 20 m pada timur laut dan LD03, LD07 dan TL026. Ketebalan
elevasi tertinggi 75 m pada selatan daerah batubara lapisan M pada lubang bor
penelitian. bervariasi yaitu 9,4 m, 2,85 m, 12,7 m
dan 8,4 m.
4.2 Model Geologi Endapan Batubara
Berdasarkan daerah yang telah 4.2.1 Kedalaman dan Ketebalan
dipetakan, terdapat 9 lubang bor eksplorasi Lapisan Batubara
batubara yang digunakan. Jarak antar titik Pada penelitian ini kedalaman lapisan
bor sangat beragam, dimana jarak terdekat batubara dimodelkan dengan kontur
1400 m dan jarak terjauh sekitar kurang struktur, garis subcrop dan daerah pengaruh
lebih 6800 m. Penyebaran titik lubang bor dengan tujuan agar dapat melihat besar
dimulai dari barat laut hingga tenggara daerah pengaruh yang nantinya akan
daerah penelitian, namun kebanyakan titik dipotong oleh kontur struktur dan garis
lubang bor berada pada kuadran ke IV subcrop. Begitu pula dengan ketebalan

526
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

lapisan batubara yang mengikuti batas Daerah pengaruh untuk keyakinan


kontur struktur batubara. Berikut ini akan geologinya, dipotong oleh kontur
dijabarkan hasil lapisan batubara: struktur dan cropline. (Gambar 7).
4. Lapisan Mangus (M)
Pada daerah penelitian lapisan
Mangus terdapat pada kedalaman 44
1. Lapisan Benakat (BE)
meter, yang mana penyebarannya
Pada daerah penelitian lapisan
menuju ke arah utara daerah penelitian,
Benakat terdapat pada kedalaman 36
yang ditandai dengan adanya cropline
meter, yang mana penyebarannya
pada selatan daerah penelitian.
menuju ke arah barat laut daerah
Ketebalan maksimum lapisan ini
penelitian, yang ditandai dengan adanya
mencapai 14,5 meter yang menebal
cropline pada tenggara daerah
relative kearah barat (Gambar 8).
penelitian. Ketebalan maksimum lapisan
Daerah pengaruh untuk keyakinan
ini mencapai 14 meter (Gambar 8).
geologinya, dipotong oleh kontur
Daerah pengaruh untuk keyakinan
struktur (Gambar 7).
geologinya, pada bagian barat laut
dipotong oleh kontur struktur, sedangkan
4.2.2 Penyebaran Kualitas Batubara
bagian tenggara daerah pengaruh
dipotong oleh cropline dan kontur Berikut penyebaran kualitas batubara
struktur diselatan daerah penelitian pada daerah penelitian adalah sebagai
(Gambar 7). berikut:
2. Lapisan Kebon Lower (KL)
Pada daerah penelitian lapisan 1. Lapisan Benakat (BE)
Kebon Lower terdapat pada kedalaman Pada lapisan ini nilai terendah dari
22 meter, yang mana penyebarannya kandungan abu (ash), kandungan air
menuju ke arah utara daerah penelitian, (moisture) berada pada tenggara daerah
yang ditandai dengan adanya cropline penelitian. Sedangkan nilai kalori yang
pada selatan daerah penelitian. tertinggi berada pada tenggara daerah
Ketebalan maksimum lapisan ini penelitian (Gambar 9).
mencapai 7,4 meter yang menebal 2. Lapisan Kebon Lower (KL)
relative kearah barat laut (Gambar 8). Pada lapisan ini nilai terendah dari
Daerah pengaruh untuk keyakinan kandungan abu (ash), dan kandungan air
geologinya, dipotong oleh kontur (moisture) berada pada utara daerah
struktur (Gambar 7). penelitian. Sedangkan nilai kalori
3. Lapisan Burung (BU) tertinggi berada pada utara daerah
Pada daerah penelitian lapisan penelitian (Gambar 10).
Burung terdapat pada kedalaman 30 3. Lapisan Burung (BU)
meter, yang mana penyebarannya Pada lapisan ini nilai terendah dari
menuju ke arah barat daya daerah kandungan abu (ash) berada pada selatan
penelitian, yang ditandai dengan adanya daerah penelitian. Nilai kandungan air
cropline pada utara daerah penelitian. (moisture) terendah berada pada utara,
Ketebalan maksimum lapisan ini serta nilai kalori tertinggi berada pada
mencapai 8,4 meter yang menebal selatan daerah penelitian (Gambar 11).
relative kearah utara (Gambar 8). 4. Lapisan Mangus (M)
Pada lapisan ini nilai terendah dari
kandungan abu (ash), kandungan air

527
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

(moisture) berada pada tenggara daerah Sehingga total estimasi batubara pada
penelitian. Sedangkan nilai kalori daerah penelitian adalah 1.030.584,94 Ton.
tertinggi berada pada tenggara daerah
penelitian (Gambar 12).

4.3 Estimasi Sumber Daya Batubara


Pada penelitian ini perhitungan
ketebalan dan luas daerah menggunakan 5. KESIMPULAN
software Minescape 5.7 dengan
menggunakan metode poligon (area of Dari penelitian ini dapat diambil
influence) dan jarak titik informasi kesimpulan sebagai berikut:
berdasarkan SNI (Standar Nasional 1. Penelitian ini terdapat 4 lapisan batubara
Indonesia 5015 tahun 2019) sebagai yaitu lapisan Benakat, lapisan Kebon
pembatas untuk setiap sumber daya dengan Lower, lapisan Burung dan lapisan
nilai jarak pengaruh sesuai dengan kondisi Mangus. Lapisan batubara ini terdapat
geologi sederhana untuk sumber daya pada kedalaman 22 meter hingga 44
terukur 500 meter, tertunjuk 1000 meter dan meter dari topografi dengan ketebalan
sumber daya tereka 1500 meter. lapisan batubara 7,4 meter hingga 14,5
Hasil perhitungan tersebut perlu diolah meter. Secara umum nilai kalori
lagi melalui Microsoft Excel sehingga batubara dipengaruhi oleh kandungan
menghasilkan tonase sumber daya batubara abu dan kandungan air sebagaimana
untuk masing-masing lapisan dengan nilai terlihat pada peta iso-kualitas batubara.
densitas batuan berdasarkan hasil 2. Total estimasi sumber daya batubara
laboratorium. Adapun rumus yang pada daerah penelitian dengan tingkat
digunakan sebagai berikut: kepercayaan tereka 733.668,31 Ton,
tertunjuk 379.055,06 Ton dan terukur
104.389,19 Ton.

Dimana:
T = Tonase (ton) 6. UCAPAN TERIMAKASIH

ρ = Densitas batuan (ton/m3) Ucapan terima kasih disampaikan


kepada Pimpinan Pusat Sumber Daya
ɑ = Luas daerah pengaruh (m2) Mineral Batubara dan Panas Bumi, yang
telah memberikan kesempatan dan izin
penggunaan data dan referensi untuk dimuat
dalam tulisan ini.
Total estimasi sumber daya batubara
pada daerah penelitian adalah sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1. Tereka 620.303,18 Ton
2. Tertunjuk 321.305,77 Ton Adiwidjaja, P., de Coster, G.L., 1973. Pre-
3. Terukur 88.975,99 Ton tertiary paleotopography and related

528
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

sedimentation in South Sumatra. its bearing on the occurence of


Proceedings Indonesian Petroleum mineral deposits. Bulletin of the
Association 2nd Annual Convention, Geological Research and Development
Jakarta, pp. 89-103. Center, No.12, Directorate General of
Geology and Mineral Resources of
Anonim. 2019. Pedoman Pelaporan Hasil Indonesia, Bandung, pp.15-30.
Eksplorasi, Sumber Daya, dan Pulunggono, A., S., Haryo, A., Kosuma, C.
Cadangan Batubara. Badan G. 1992. Pre-Tertiary and Tertiary
Standarisasi Nasional – SNI 5015:2019. Fault Systems As A
Framework of The South Sumatra
Daly, M.C., Hooper, B.G.D., Smith, D.G.,
Basin; A Study of SAR-MAPS.
1987. Tertiary plate tectonics and
Proceedings Indonesian Petroleum
basin evolution in Indonesia.
Association, Twenty First Annual
Proceedings of The 6th Regional
Convention.
Congress on Geology, Mineral and
Hydrocarbon Resources of Southeast Shell Mijnbouw. 1978. Explanatory notes to
Asia (GEOSEA VI), Jakarta, pp.1-28. the geological map of the South
Darman, H., Sidi, F.H., 2000. An outline of Sumatran Coal Province. 31 pp.
the geology of Indonesia. Indonesian Susilawati, R. and Ward, C.R, 2006, "
Association of Geologists, Jakarta, 254 Metamorphism of mineral matter in
pp. coal from the Bukit Asam deposit, south
de Coster, G.L., 1974. The geology of Sumatra, Indonesia" International
Central and South Sumatra Basins. Journal of Coal Geology 68 (2006) pp.
Proceedings Indonesian Petroleum 171–195.
Association 3rd Annual Convention,
June 1974, Jakarta, pp. 77-110.
Gafoer, S., Purbohadiwidjoyo, M.M., 1986.
The geology of Southern Sumatra and

529
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

LAMPIRAN

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 2. Tektonik regional cekungan Sumatera Selatan (modifikasi dari Pulunggono 1993
dalam Darman dnn Sidi, 2000)

530
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

Gambar 3. Stratigrafi regional cekungan Selatan (modifikasi dari Darman H. dan Sidi H., 2000)

531
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

GROUP
EPOCHS FORMATION LITHOLOGY ENVIRONMENT

Pleistocene Kasai Tuffaceous sand,


Pliocene (KAF) Clay, Gravel Continental

PALEMBANG
?
Thin coal
Muara Enim Sandstone, Shallow Marine

Late
(MEF) Claystone, Coal to non Marine

Claystone, Glau-
Air Benakat Marine to
conitic sandstone,
Miocene

Middle

(ABF) Brackish
Limestone
Gumai Claystone, Thin Shallow to
(GUF) glauconitic limestone Deep Marine
Batu
Raja Limestone (Platform Shallow
Early

(BRF) bank, reefal), Marine


Claystone
Talang Akar
(TAF) Sandstone,Siltstone, Delta Plain to
Claystone, Coal Marine
?
Late
Oligocene

Claystone,
Tuffaceous
claystone, Fresh Water to
Early

Siltstone, Brackish
Sandstone,
TELISA

Thin coal, Carbonate


Lahat (LAF)/
Late

Lemat
Eocene

Middle

Sandstone,
Claystone,
Early

Conglomerate, Continental
Granite wash,
? Thin coal, Tuff
Late
Paleocene

Early

Metamorphic and
Pre-Tertiary Basement
Igneous Rocks

Gambar 4. Stratigrafi Formasi Muara Enim dan tatanama lapisan batubara ( modifikasi dari
Shell Minjbouw, 1978 dalam Susilawati R. dan Ward C.R, 2006

532
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

Gambar 5. Peta Topografi Daerah Penelitian

533
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

Gambar 6. Peta Sebaran Titik Bor

534
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

Gambar 7. Peta kontur struktur, cropline dan daerah pengaruh

535
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

Gambar 8. Peta Isopach

536
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

Gambar 9. Peta Iso-Kualitas Lapisan BE (Benakat)

537
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

Gambar 10. Peta Iso-Kualitas Lapisan KL (Kebon Lower)

538
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 524-541

Gambar 11. Peta Iso-Kualitas Lapisan BU (Burung)

539
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

Gambar 12. Peta Iso-Kualitas Lapisan M (Mangus)

540
Estimasi Sumber Daya Batubara Pada Daerah Mangunjaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan (Rahma)

Tabel Perhitungan Sumber Daya Batubara

541

Anda mungkin juga menyukai