METODE PENELITIAN
11
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir 2023
Gambar 3. 1 Peta Kesampaian Wilayah
12
3.1.2 Waktu Penelitian
Kegiatan pengambilan data lapangan dijadwalkan selama 5 bulan
dari bulan Oktober 2022-Maret 2023. Pada semester 6 peneliti melakukan
proses pengolahan data dan Tugas akhir.
13
Sumber : Sikumbang & Heryanto (1994)
14
Stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh batu pasir, batu lempung, dan setempat
batubara sebagai anggota formasi Tanjung yang merupakan formasi pembawa batubara
pada wilayah PKP2B tersebut.
15
1. Formasi Berai (Tomb)
Batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik dengan ketebalan 20
sampai 200 cm, kaya akan koral, foraminifera dan ganggang, bersisipan
napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10-15 cm),
mengandung foraminifera plankton dan batu lempung berwarna kelabu
setempat tersisipkan dengan ketebalan 25 sampai 75 cm. formasi ini
terendapkan dalam lingkungan neritic dengan ketebalan sekitar 1000 m
dan berumur Oligosen.
2. Formasi Tanjung (Tet)
Batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar dengan tebal perlapisan 50-
150 cm, berstruktur sendimen perarian dan perlapisan silang-siur, sisipan
batu lempung berwarna kelabu setempat menyerpih, ketebalan perlapisan
30-150 cm, dijumpai pada bagian bawah formasi dengan tebal lapisan 50-
150 cm setempat dijumpai lensa batu gamping warna kelabu kecoklatan,
mengandung kepingan moluska, echinoid dan foraminifera. Terendapkan
dalam lingkungan paralas-neritik dengan ketebalan sekitar 750 m dan
berumur Eosen.
3. Formasi Manunggul (Km)
Konglomerat aneka bahan, berwarna kelabu kemerahan, dengan
komponen batuan mafik, ultra mafik, rijang, kuarsit, sekis dan batuan
sendimen; berukuran 2-10 cm, dengan massa dasar batu pasir, tebal
perlapisan 1-5 m; bersisipan dengan batupasir kelabu kecoklatan, pejal,
dengan tebal perlapisan20-50 cm; dan batulempung. Formasi ini berumur
Kapur Akhir.
4. Formasi Keramaian (Kak)
Perselingan batupasir (vulkarenite) berwarna kelabu kehitaman sangat
padat; dengan batulanau dan batu lempung, setempat sisipan
batugamping konglomeratan, tebal perlapisan berkisar 2-50 cm;
16
barasosiasi dengan rijang. Formasi ini merupakan endapan flysch dan
berstruktur turbidit.
5. Formasi Paau (Kvp)
Breksi gunung api, berwarna kelabu kehitaman; berkomponen batuan
andesit-basal, berukuran 5-30 cm, dengan massa dasar batu pasir tuf,
kemas terbuka, terpilah buruk, bentuk butir menyudut-membulat
tanggung; berasosiasi dengan lava, berwarna kelabu kehitaman
bersusunan basal, setempat porfiritik dengan fenokris plagioklas,
berongga. Sebarannya di sungai Paau, Pinang dan Hajawa. Ketebaln
formasi ini diperkirakan 750 m.
6. Formasi Pitanak (Kvpl)
Lava andesit berwarna kelabu, coklat bila lapuk, porfiritik dengan
fenokris plagioklas, umumnya berlonsong yang terisi mineral zeolite,
kuarsa dan seladonit; setempat berstruktur bantal. Berasosiasi dengan
breksi-konglomerat volkanik, umumnya lapuk berwarna coklat,
berkomponen andesit-basal porfiri, berukuran beberapa sampai puluhan
centimeter dengan massa dasar batu pasir gunung api, terpilah buruk butir
menyudut-menyudut tanggung. Formasi ini tersingkap di bagian barat
laut Penggunungan Meratus melanjut ke Lembar Amuntai dan dikenal
dengan formasi Haruyan. Tebal formasi diperkirakan 500 m.
7. Formasi Batununggul (Klb)
Batu gamping klastika berwarna kelabu hitam; berlapis baik; stempat
merupakan breksi batu gamping; setempat kaya akan fosil orbulina yang
menunjukkan umur Akhir Kapur Awal; tersingkap di Mangkarak,
Kendihin dan hulu Sungan Riam Kiwa. Tebalnya diduga 50 m.
17
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir 2023
Gambar 3. 4 Peta Geologi Regional
18
3.1.4 Keadaan Flora dan Fauna
Jenis vegetasi yang ditemukan di lokasi penelitian hampir seluruhnya
merupakan perkebunan karet, sebagian perkebunan sawit dan perkebunan
warga sekitar, selain tanaman tersebut ada berupa alang-alang dan
sejenisnya
Jenis fauna yang sering dijumpai pada lokasi penelitian berupa
hewan ternak berupa sapi, ayam dan kambing, selain itu juga terdapat
kucing, tokek, monyet, babi hutan dan beberapa jenis burung-burungan.
19
Tabel 3. 1 Curah Hujan
Sumber : Badan Pusat Statistika Kab. Banjar dalam Divisi Engineering PT BSS
20