Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


3.1.1 Lokasi Kesampaian Daerah
PT Tanjung Alam Jaya merupakan perusahaan tambang batubara
yang beroperasi di Kabupaten Banjar. Secara administratif, lokasi
Pemegang Kuasa Perjanjian Karya Perusahaan dan Penambangan Batubara
(PKP2B) PT Tanjung Alam Jaya terletak di Desa Mangkauk, Kecamatan
Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. PT Tanjung Alam Jaya
mempunyai masa berlaku 30 tahun yang meliputi daerah seluas 6.038 Ha.
(PT Tanjung Alam Jaya, 2020)
Lokasi penelitian dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda dua ataupun roda empat, dari Kota Banjarmasin melalui jalan Provinsi
dengan jarak kurang lebih 90 Km. Lokasi penambangan PT Tanjung Alam
Jaya dapat di tempuh dari Kota Banjarmasin dalam waktu kurang lebih 2
jam 22 menit perjalanan.

11
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir 2023
Gambar 3. 1 Peta Kesampaian Wilayah

12
3.1.2 Waktu Penelitian
Kegiatan pengambilan data lapangan dijadwalkan selama 5 bulan
dari bulan Oktober 2022-Maret 2023. Pada semester 6 peneliti melakukan
proses pengolahan data dan Tugas akhir.

3.1.3 Keadaan Geologi Daerah Penelitian


Daerah penelitian secara administrasi terletak di Desa Mangkauk,
Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Daerah
penelitian ini termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Banjarmasin,
Kalimantan (1994).
Lokasi penelitian termasuk ke dalam Cekungan Barito yang
terbentuk selama Tersier Awal. Cekungan Barito terletak di bagian
tenggara Kalimantan, disebelah barat dibatasi oleh Daratan Sunda, sebelah
timur oleh pegunungan Meratus, sebelah utara dibatasi oleh Cekungan
Kutai (Sikumbang & Heryanto, 1994).

13
Sumber : Sikumbang & Heryanto (1994)

Gambar 3. 2 Peta Geologi Lembar Banjarmasin

14
Stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh batu pasir, batu lempung, dan setempat
batubara sebagai anggota formasi Tanjung yang merupakan formasi pembawa batubara
pada wilayah PKP2B tersebut.

Sumber : Sikumbang & Heryanto (1994)

Gambar 3. 3 Kolerasi Satuan Batuan

Susunan stratigrafi yang masuk ke dalam wilayah PKP2B PT Tanjung


Alam Jaya sebagai berikut :

15
1. Formasi Berai (Tomb)
Batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik dengan ketebalan 20
sampai 200 cm, kaya akan koral, foraminifera dan ganggang, bersisipan
napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10-15 cm),
mengandung foraminifera plankton dan batu lempung berwarna kelabu
setempat tersisipkan dengan ketebalan 25 sampai 75 cm. formasi ini
terendapkan dalam lingkungan neritic dengan ketebalan sekitar 1000 m
dan berumur Oligosen.
2. Formasi Tanjung (Tet)
Batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar dengan tebal perlapisan 50-
150 cm, berstruktur sendimen perarian dan perlapisan silang-siur, sisipan
batu lempung berwarna kelabu setempat menyerpih, ketebalan perlapisan
30-150 cm, dijumpai pada bagian bawah formasi dengan tebal lapisan 50-
150 cm setempat dijumpai lensa batu gamping warna kelabu kecoklatan,
mengandung kepingan moluska, echinoid dan foraminifera. Terendapkan
dalam lingkungan paralas-neritik dengan ketebalan sekitar 750 m dan
berumur Eosen.
3. Formasi Manunggul (Km)
Konglomerat aneka bahan, berwarna kelabu kemerahan, dengan
komponen batuan mafik, ultra mafik, rijang, kuarsit, sekis dan batuan
sendimen; berukuran 2-10 cm, dengan massa dasar batu pasir, tebal
perlapisan 1-5 m; bersisipan dengan batupasir kelabu kecoklatan, pejal,
dengan tebal perlapisan20-50 cm; dan batulempung. Formasi ini berumur
Kapur Akhir.
4. Formasi Keramaian (Kak)
Perselingan batupasir (vulkarenite) berwarna kelabu kehitaman sangat
padat; dengan batulanau dan batu lempung, setempat sisipan
batugamping konglomeratan, tebal perlapisan berkisar 2-50 cm;

16
barasosiasi dengan rijang. Formasi ini merupakan endapan flysch dan
berstruktur turbidit.
5. Formasi Paau (Kvp)
Breksi gunung api, berwarna kelabu kehitaman; berkomponen batuan
andesit-basal, berukuran 5-30 cm, dengan massa dasar batu pasir tuf,
kemas terbuka, terpilah buruk, bentuk butir menyudut-membulat
tanggung; berasosiasi dengan lava, berwarna kelabu kehitaman
bersusunan basal, setempat porfiritik dengan fenokris plagioklas,
berongga. Sebarannya di sungai Paau, Pinang dan Hajawa. Ketebaln
formasi ini diperkirakan 750 m.
6. Formasi Pitanak (Kvpl)
Lava andesit berwarna kelabu, coklat bila lapuk, porfiritik dengan
fenokris plagioklas, umumnya berlonsong yang terisi mineral zeolite,
kuarsa dan seladonit; setempat berstruktur bantal. Berasosiasi dengan
breksi-konglomerat volkanik, umumnya lapuk berwarna coklat,
berkomponen andesit-basal porfiri, berukuran beberapa sampai puluhan
centimeter dengan massa dasar batu pasir gunung api, terpilah buruk butir
menyudut-menyudut tanggung. Formasi ini tersingkap di bagian barat
laut Penggunungan Meratus melanjut ke Lembar Amuntai dan dikenal
dengan formasi Haruyan. Tebal formasi diperkirakan 500 m.
7. Formasi Batununggul (Klb)
Batu gamping klastika berwarna kelabu hitam; berlapis baik; stempat
merupakan breksi batu gamping; setempat kaya akan fosil orbulina yang
menunjukkan umur Akhir Kapur Awal; tersingkap di Mangkarak,
Kendihin dan hulu Sungan Riam Kiwa. Tebalnya diduga 50 m.

17
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir 2023
Gambar 3. 4 Peta Geologi Regional

18
3.1.4 Keadaan Flora dan Fauna
Jenis vegetasi yang ditemukan di lokasi penelitian hampir seluruhnya
merupakan perkebunan karet, sebagian perkebunan sawit dan perkebunan
warga sekitar, selain tanaman tersebut ada berupa alang-alang dan
sejenisnya
Jenis fauna yang sering dijumpai pada lokasi penelitian berupa
hewan ternak berupa sapi, ayam dan kambing, selain itu juga terdapat
kucing, tokek, monyet, babi hutan dan beberapa jenis burung-burungan.

3.1.5 Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya


Keadaan sosial ekonomi dan budaya yang ada di sekitar wilayah PT
Tanjung Alam Jaya mayoritas di dominasikan oleh penduduk transmigran,
yang berasal dari suku Madura dan suku lokal (Kalimantan) yaitu suku
banjar. Mayoriyas penduduk desa Mangkauk sebagai penganut agama
Islam, terlihat dengan banyaknya tempat ibadah seperti Masjid, Mushola
dan acara keagamaan lainnya. Penduduk di sekitar wilayah kerja PT
Tanjung Alam Jaya berprofesi sebagai petani karet, wirausaha dan
sebagian adalah pekerja tambang.

3.1.6 Keadaan Iklim


Berdasarkan letak geografis keadaan iklim di lokasi penelitian PT
Tanjung Alam Jaya termasuk daerah yang memiliki iklim tropis, dengan
dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Dengan iklim tropis
ini menjadikan suhu di daerah lokasi penelitian berkisar antara 23°-30°C.
Curah hujan yang terjadi di wilayah kerja PT Tanjung Alam Jaya selama
penulis melakukan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

19
Tabel 3. 1 Curah Hujan

Sumber : Badan Pusat Statistika Kab. Banjar dalam Divisi Engineering PT BSS

20

Anda mungkin juga menyukai