net/publication/322652161
Geologi dan Studi Logam Tanah Jarang Daerah Karang Botor dan Sekitarnya,
Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
CITATIONS READS
0 1,953
3 authors:
Mochammad Aziz
Akita University
6 PUBLICATIONS 9 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mirzam Abdurrachman on 23 January 2018.
ABSTRAK
Banyaknya intrusi granit berumur Trias hingga Kapur di Kepulauan Bangka Belitung berpotensi
untuk dilakukan penelitian batuan dan endapan yang mengandung unsur tanah jarang. Unsur tanah
jarang merupakan unsur yang sangat langka atau ditemukan sangat sedikit di alam, berupa senyawa
kompleks umumnya senyawa fosfat dan karbonat. Seiring dengan perkembangan teknologi, unsur
tanah jarang semakin dibutuhkan dan umumnya pada industri teknologi tinggi. Penelitian ini berada
di daerah Kacang Botor Kecamatan Badau Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dengan metode geokimia soil. Hasil dari pemetaan geologi didapatkan dua satuan geomorfologi, yaitu
Satuan Perbukitan Intrusi (S11) dan Satuan Dataran Denudasional Peneplains (D5). Sedangkan
untuk satuan geologi didapatkan Satuan Granit dari Formasi Tanjung Pandan dan Satuan Batupasir
Kuarsa dari Formasi Tajam. Berdasarkan analisis ICP-MS (Inductively Coupled Plasma-Mass
Spectrometry) sebanyak 115 conto soil diperoleh 16 unsur dan hanya 8 unsur yang dilakukan
pengolahan data. Kisaran kadar kedelapan unsur tersebut antara lain 82,79-188 ppm Ce; 23,24-66
ppm La, 17,05-66 ppm Nd, 8-89 ppm Pr, 26,93-81 Li, 16-126 ppm Y; 8-51 ppm Gd; 16-140 ppm Sn.
Pola sebaran unsur tanah jarang yang didapatkan yaitu berarah barat daya - timur laut. Pola
sebaran ini mengikuti pola kontur litologi granit sebagai batuan sumber dan endapan residu dengan
butiran halus–kasar sebagai perangkap terendapkannya mineral tanah jarang. Unsur tanah jarang
saling berasosiasi dengan unsur Sn (timah), Uranium, dan Thorium.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
I. PENDAHULUAN megetahui kondisi geologi di daerah penelitian
Secara geologi, Unsur Tanah Jarang (UTJ) dengan melakukan pemetaan geologi dan
dapat dijumpai bersamaan dengan studi khusus tentang unsur/ logam tanah
terbentuknya endapan timah. Penambangan jarang berdasarkan pengambilan data di
dan pengolahan timah umumnya lapangan sebagai data primer dipadukan
menghasilkan produk sampingan berupa dengan dengan analisis geokimia soil dan
mineral yang mengandung unsur tanah jarang. didukung oleh data-data sekunder yang ada
Mineralisasi timah di Asia Tenggara berada pada daerah penelitian.
pada sabuk granit yang memanjang ke selatan
Lokasi penelitian berada di daerah Kacang
dari China menerus ke Myanmar, Thailand,
Botor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung,
Semenanjung Malaysia, sampai ke Jalur Timah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara
Indonesia yang terletak memanjang dari
geografis terletak pada koordinat (UTM)
Kepulauan Riau, menerus ke arah selatan
811.100-816.400 mE dan 9.698.900-9.693.500
sampai di Bangka Belitung (Sabtanto, 2009).
mN, dengan luas daerah penelitian 5 km x 5
Oleh karena itu, meneliti daerah tersebut
km.
diperlukan kajian geologi lebih lanjut berupa
geokimia soil, sehingga karakteristik kondisi Bahasan utama dari penelitian ini adalah
geologinya dapat diketahui secara detail. mengenai kondisi geologi daerah penelitian
dan penyebaran unsur/logam yang berkaitan
744
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
dengan Rare Earth Element (REE) berdasarkan yaitu kuarsa, feldspar, plagioklas, biotit,
data geokimia terutama geokimia soil untuk hornblende. Umur mutlaknya berkisar dari
menentukan zonasi penyebaran unsur yaitu 160 sampai 208 juta tahun (Priem dkk, 1975).
unsur/ logam tanah jarang.
Granodiorit Burung Mandi terdiri dari
II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL granodiorit, kelabu sampai kehijauan, mineral
penyusun yaitu kuarsa, plagioklas, feldspar,
Menurut Badan Geologi tahun 2010,
biotit, hornblende. Berumur mutlak 115-160
Kepulauan Bangka Belitung termasuk ke dalam
juta tahun (Priem dkk, 1975) atau Kapur.
fisiografi daerah perbukitan (low hills) dengan
morfologi perbukitan terpisah (isolated hills) Diorit Kuarsa Batubesi terdiri dari diorite
yang memiliki asal mula dari sisa denudasi, kuarsa, hijau-kelabu muda, mineral
longsoran dan terobosan magma. Stratigrafi penyusunnya adalah kuarsa, plagioklas, k-
regional berdasarkan Peta Regional Lembar feldspar, hornblende, klorit, dan oksida besi.
Belitung secara urutan dari tua ke muda yaitu:
Pasir Berkarbon terdiri dari pasir karbonan
Formasi Kelapakampit tersusun atas kehitaman bersisipan lempung. Setempat
batuan sedimen flysch yang terlipat lemah dijumpai mineral kasiterit.
hingga sedang terdiri dari batupasir malih
Endapan Aluvial dan Pantai terdiri dari
berselingan dengan batusabak, batulanau
kerakal-kerikil, pasir, lanau, lempung, dan
tufan dan rijang. Umurnya diperkirakan antara
pecahan koral.
Permo-Karbon. Formasi ini terendapkan dalam
lingkungan laut dengan ketebalan yang Berdasarkan Peta Geologi Lembar Belitung
tersingkap lebih dari 500 m. (Baharuddin dan Sidarto, 1995), struktur
geologi yang dijumpai di daerah ini antara lain:
Formasi Tajam terdiri dari batupasir kuarsa
lipatan, sesar, kekar dan kelurusan. Arah
bersisipan batulanau terlipat sedang hingga
sumbu lipatan umumnya barat laut –
kuat dan termalihkan rendah. Bijih timah
tenggara, sedangkan sesar berarah timur laut
primer dijumpai bersama kuarsa dalam urat
– barat daya.
rekah.
Formasi Siantu terdiri dari lava basal dan III. SAMPEL DAN METODE
breksi gunungapi. PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Satuan ini terendapakan dalam lingkungan
yaitu metode pemetaan geologi dan
laut.
pengambilan sampel soil serta metode analisis
Granit Tanjung Pandan terdiri dari granit, berupa analisis petrografi dari batuan untuk
terdaunkan kelabu muda, mineral penyusun melihat nama batuannya, analisis mineral
yaitu kuarsa, felspar, plagioklas, biotit. Batuan butir mengetahui mineral berat dan
ini termasuk ke dalam granit tipe “S” persentasenya, analisis ICP-MS untuk
(Pitfield,1987), mengandung greisen yang kaya mengetahui unsur tanah jarang dalam soil dan
mineral primer. Umur mutlaknya berdasarkan pengolahan data geokimia dengan batuan
K-Ar berkisar antara 208 sampai 245 juta statistik.
tahun (Priem dkk, 1975).
IV. DATA DAN ANALISIS
Adamelit Baginda terdiri dari adamelit,
Geologi Daerah Penelitian
kelabu sampai kehijauan, mineral penyusun
745
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
747
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
748
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Sidarto. 1995. Peta Geologi Lembar Belitung, Sumatera, Skala 1: 250.000. Bandung:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Barber, A. J., M. J. Crow, dan J. S. Milson. (2005). Geological Society Memoirs No. 31, Sumatra:
Geology, Resources, and Tectonic Evolution. London: Geological Society of London.
Cobbing, John. 2000. The Geology and Mapping of Granite Batholiths. Germany: Springer-Verlag
Berlin Heidelberg.
Frost, B. R.. 2001. A Gheochemical Classification for Granitic Rocks, Jurnal of Petrology, Vol. 42, No.
11, p. 2033-2048, April 2001.
Hamilton, W. B. 1979. Professional Paper 1078: Tectonics of the Indonesian Region. Washington DC:
USGS.
Humphries, Marc. 2013, Rare Earth Elements: The Global Supply Chain, Congressional Research
Service.
Metcalfe, I. 2000. The Betong-Raub Suture Zone. Journal of Asian Earth Sciences. 18, 691-712.
Metcalfe, I. 2010. Tectonic Framework and Phanerozoic Evolution of Sundaland. Gondwana
Research. 19, 3-21.
Nichols, Gary. 2009. Sedimentology and Statigraphy, Second Edition. United Kingdom: Wiley-
Blackwell.
Rodliyah, I., dan Pramusanto, Penelitian Logam Tanah Jarang di Indonesia. Bandung: Puslitbang
Teknologi Mineral dan Batubara.
Rose, A.W., Hawkes, H.E., & Webb, J.S., 1979, Geochemistry in Mineral Exploration. New York, N.Y:
Academic Press.
Streckeisen, A. 1976. Classification and Nomenclature of Igneous Rock (Final Report of An Inquiry).
Neues Jahrbuch fürMineralogie. Stuttgart.
Soetopo, B., Subiantoro, L., dan Haryanto, D. 2012. Studi Deposit Monasit dan Zirkon dalam Batuan
Kuarter di Daerah Cerucuk Belitung, Eksplorium Volume 33 No. 1, Mei 2012: 25-40.
Suprapto, S.J., 2009, Tinjauan Tentang Unsur Tanah Jarang, Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 4
No. 1 - 2009.
Suwargi, E., Pardiarto, B., dan Islah, T. 2010. Potensi Logam Tanah Jarang Di Indonesia. Buletin
Sumber Daya Geologi Vol. 5 No. 3 - 2010.
van, Zuidam, R. W. 1985. Aerial Photo-Interpretation Terrain Analysis and Geomorphology Mapping.
Smith Publisher The Hague, ITC.
Wellmer, Friedrich-Wilhelm. 1989. Statistical Evaluations in Exploration for Mineral Deposits.
Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
749
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
FOTO
Foto 1. Singkapan batupasir kuarsa yang berarah N 195°E di Foto 2. Sayatan tipis (petrografi) litologi batupasir kuarsa
lokasi pengamatan NF/9.4
Foto 3. Singkapan granit pada lokasi pengamatan NF/10.2 Foto 4. Sayatan tipis (petrografi) litologi granit pada lokasi
NF/1.3
(foto menghadap ke arah timur laut)
TABEL
Tabel 1. Perbandingan harga ambang di daerah penelitian dengan konsentrasi rata-rata unsur di dalam kerak
bumi (Rose dkk. 1979; Lehman, 1991 dalam Suwargi dkk, 2010 )
Konsentrasi Rata-rata unsur Konsentrasi Rata-rata unsur di
Unsur di dalam kerak bumi dalam kerak bumi (Lehman,
(Rose, 1979) (ppm) 1991) (ppm)
Ce 81 64
La 25 16
Nd ? 16
Pr 7,7 7,1
Li 30 20
Y 35 ?
Gd 8,8 ?
Sn 2 ?
750
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Kisaran Nilai
Unsur Anomali Penyebaran
Ce 82,79-106,31 Kelas 4
La 16,28-23,24 Kelas 3
Nd 17,05-21,98 Kelas 3
Pr 8,23-19,01 Kelas 2
Li 26,93-34,85 Kelas 4
Y - -
Gd 9,92-14,15 Kelas 4
Sn 4,55-17,03 Kelas 2
751
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
GAMBAR
752
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
753