Anda di halaman 1dari 14

PENYELIDIKAN UNTUK MENENTUKAN WILAYAH PENGEBORAN

EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIMAH PRIMER DAN LOGAM


LAINNYADAERAH PARIT TEBU DAN LINTANG,
KECAMATAN GANTUNG, KABUPATEN BELITUNG TIMUR,
PROVINSI BANGKA BELITUNG

Oleh :
Soepriadi, Armin Tampubolon dan Hamdan Z. Abidin
Kelompok Penyelidikan Mineral Logam, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Mineralisasi logam timah di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung,


memiliki kaitan erat dengan lingkungan geologi dan jalur timah Malaysia-
Thailand yang memanjang sampai ke Indonesia P.Bangka, Singkep, Kundur dan
pulau kecil penghasil timah di Indonesia (Lehmann, 1990), terbentuk karena
adanya terobosan granit yang dikenal dengan Granit Kelapa Kampit berumur
Trias.(Schwart dan Sujono,1990).
Kegiatan penyelidikan menentukan wilayah pengeboran mineral logam
timah primer dan logam lainnya dilakukan untuk mengetahui sebaran timah
primer dan mineral ikutannya di bawah permukaan baik kuantitas dan
kualitasnya.
Hasil kegiatan uji petik menunjukkan bahwa kisaran kandungan Cu :41-
5965 ppm, Pb: 41-6562 ppm; Zn : 13-877 ppm; Ag: 3-22 ppm; Li: 2-54 ppm; Fe:
0.58-23.38%; Au: 1-89 ppb dan Sn : 20-800 ppm.
Berdasarkan hasil survey geofisika pengukuran polarisasi imbas dan
magnet di daeah Pairt Tebu seluas 2,5 x 2,5 km menghasilkan 6 titik anomaly
keberadaan batuan granit ditunjukan dengan chargeability tinggi dan data
magnet menunjukkan kontras nilai positif dan negative yang menarik dan
diprediksi mengindikasikan keberadaan batuan granit di bawah permukaan.
Hasil penyelidikan logam lainnya yaitu unsure tanah jarang (REE)
diantaranya kisaran kandungan Ce = 9-120 ppm, rata-rata 34.46 ppm. Nd = 0-
33 ppm dan rata-rata 11.35. Sm = 0-400 ppm, rata-rata 21.50 ppm. Li = 3-20
ppm dan rata-rata 7.14 ppm.
Dengan data-data penyelidikan yang didukung survey geofisika dan
analisis laboratorium, sebaran mineralisasi dan ubahan serta interpretasi
pendugaan geofisika, sebagai tindak lanjut dari hasil penyelidikan ini
direncanakan untuk dilakukan pengeboran uji geologi sebanyak 6 (enam) titik
bor.

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
1
1. PENDAHULUAN sulfide menemukan logam
Pulau Belitung selain terkenal dasar, unsure tanah jarang
memiliki bijih timah (timah sekunder) dan mineral logam lainnya;
ternyata juga memiliki jenis logam  Baharudin dan Sidarto, 1989,
lainnya termasuk logam tanah jarang Peta Geologi Lembar
(REE), logam dasar (Cu, Pb, Zn) Belitung, Sumateram Skala 1
dan bijih besi. Logam-logam ini : 250.000, Pusat Penelitian
diduga terbentuknya berkaitan erat dan Pengembangan,
dengan terjadinya timah primer Geologi, Bandung,
akibat intrusi granit. Bijih timah melakukan pemetaan
sekunder sudah dieksploitasi sejak geologi.
lama dan sampai sekarang masih
dilakukan penambangan baik oleh 4. HASIL PENYELIDIKAN
PT. Timah maupun pengusaha 4.1. Geologi Daerah Penyelidikan
swasta. Beberapa tambang aktif Hasil penyelidikan geologi di wilayah
masih banyak dijumpai di daerah ini. Parit Tebu dapat diuraikan ini
Khususnya potensi bijih timah primer sebagai berikut :
sampai saat ini belum banyak 4.1.1. Morfologi
mendapat perhatian baik dari pihak Secara geomorfologi, wilayah Parit
PT. Timah ataupun swasta. Oleh Tebu memperlihatkan perbukitan
karena itu, cebakan timah primer bergelombang rendah dan
masih merupakan harapan besar pedataran dengan ketinggian
setelah menipisnya potensi berkisar dari 50-100 m diatas
/cadangan bijih timah sekunder. permukaan laut.
4.1.2. Stratigrafi
2. Lokasi Daerah Penyelidikan
Secara litologi satuan batuan yang
Lokasi daerah penelitian terletak di
dapat diamati dilapangan dari tua ke
daerah Parit Tebu, Kecamatan
muda (Gbr.2) adalah:
Gantung, Kabupaten Belitung Timur
a. Satuan malihan berselingan
dengan ibukota di Manggar (Gbr. 1).
batusabak batulumpur (PCks)
3. Penyelidik Terdahulu
Satuan ini terdiri dari batupasir
 Anonim, 2013., Laporan Uji
berwarna putih kekuningan berbutir
Petik Kajian Timah Primer,
sedang - halus, porositas baik,
Pusat Sumber Daya Geologi,
sortasi baik, mengalami
Badan Geologi, Bandung.
metasedimen, silika berlimpah
Dari hasil analisa selain
teroksidasi sedang – lemah,
timah terlihat adanya mineral

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
2
dominan bertekstur massif tersebar berupa agregat-agregat halus
menempati bagian barat daerah berserabut, mengisi celah-celah
penyelidikan tersebar sekitar 20 % diantara butiran-butiran kuarsa.
sebanding dengan Formasi Kalapa b. Satuan Batupasir Kuarsa
Kampit yang berumur Paleo-Karbon. sisipan Batulanau (PCTm)
Hasil analisis petrografi dalam Terdiri dari batupasir, kuarsa,
sayatan tipis batuan tersebut pada lempung dan lanau berwarna putih
conto BT 14/070/R menunjukan kekuningan no. conto BT.14/085/R,
tekstur klastik, berbutir halus hingga berbutir sedang-halus, porositas
berukuran 0,75 mm, bentuk baik, sortasi baik, mengalami
menyudut-membundar, kemas metasedimen, bad sed flysch yang
terbuka, terpilah buruk, dominan terlipat lemah, teroksidasi sedang-
disusun oleh kuarsa dan mineral lemah mengandung dominan silika,
opak didalam masa dasar serisit/filit. kondisi lapuk sedang. Satuan ini
Mineral opak, berwarna hitam, menempati bagian barat tersebar
kedap cahaya, berbutir halus hingga hanya 15 % terdapat di daerah
berukuran 0,2 mm, bentuk penyelidikan, Di endapkan selaras
menyudut-menyudut tanggung, diatasnya dengan batuan di
tersebar baik sebagai individu bawahnya, satuan ini sebanding
maupun mengelompok, terdapat dengan Formasi Tajam yang
dalam jumlah sedikit. berumur Paleo-Perm, Baharudin
Komposisi (% volume) : Kuarsa (70), dkk,1995.
Opak (1), Serisit/Ilit (29), c. Alluvium (Qa)
Kuarsa, tak berwarna berbutir halus Endapan aluvium terdiri dari lanau,
berukuran hingga 0,75 mm, bentuk pasir, kerikil pasir, lempung dan
butir menyudut tanggung- lumpur. Umumnya, endapan ini
membundar , setempat hubungan menempati lembah dan aliran sungai
antar butirnya saling bertautan, no. conto BT.14/027/R. Endapan
sebagian kecil berupa mikrokristalin Aluvial yang merupakan endapan
kuarsa yang mengelompok, termuda (Kuarter-Holosen)
menunjukkan pemadaman menempati hampir 75% daerah
bergelombang. penyelidikan baik di bagian utara,
Serisit/ilit, sebagai masa dasar, tak selatan, barat dan timur. Di daerah
berwarna, berbutir halus berupa Endapan Aluvial ini banyak dijumpai
mineral mikrokristalin, terdapat penambangan bijih timah sekunder.
menyebar maupun mengelompok

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
3
4.1.3. Struktur dan Tektonika hidrotermal yang ditunjukkan oleh
Struktur geologi yang dijumpai di hadirnya mineral sulfida pirit,
daerah ini antara lain lipatan, sesar, hematit, hidorus iron oxide terdapat
kekar dan kelurusaran lokasi conto di 2 (dua), lokasi yaitu mineralisasi
no BT.14/085/R. Arah sumbu lipatan paling selatan daerah penyelidikan.
umumnya berarah baratlaut- Indikasi yang mengarah pada
tenggara, sedangkan sesar berarah. endapan timah primer kurang
timurlaut-baratdaya. Kegiatan signifikan karena tidak ditemukannya
tektonik dimulai pada masa Permo- mineral kasiterit.
Karbon yang menghasilkan endapan Sayatan poles batuan di bawah
sedimen “flysch” Formasi Kalapa mikroskop cahaya pantul, mineral
Kampit bersamaan dengan logam yang terindikasi adalah
terjadinya tumbukan yang yang pirit,hematit dan hidrous iron oxide.
membentuk Formasi Siantu. Pada Pirit, berwarna putih kekuningan,
masa Trias terjadi kegiatan bersifat isotrop berbutir halus ± 1
magmatic dan menghasilkan granit mm dengan bentuk anhedral,
terjadi kegiatan magmatic dan terdapat secara te rsebar tidak
menghasilkan granit Tanjungpandan merata dalam massa batuan,
pembawa kasiterit primer. sebagian telah terubah menjadi
4.1.4. Paritan Geologi hidrous iron oxide.
Lintasan paritan dilakukan untuk Hematit,.berwarna abu-abu
mengetahui geologi paritan pada keputihan, bersifat anisotrop,
lintasan pengukuran geofisika (IP berbutir halus hingga ± 0,5 mm,
dan magnet), lintasan ini berarah dengan bentuk anhedral-subhedral,
N50o-60oE sebanyak 5 lintasan. terdapat secara tersebar tidak
Jarak lintasan satu dengan lintasan merata mengisi ronga batuan,
lainnya adalah 500 m pada Lintasan sebagian nampak mengisi retakan,
A, B, C, D dan E (Gbr. 2 dan 3). sebagian telah terubah menjadi
hidrous iron oxide.
5.2.Mineralisasi dan Ubahan
Hidrous Iron Oxide, berwarna abu-
Hasil pengamatan di lapangan dan
abu, dengan refleksi dalam dominan
hasil analisa mineragrafi terhadap
merah, merupakan ubahan pirit dan
beberapa conto diantaranya no
hematit melalalui bagian pinggir. No.
lokasi BT.14/051/R, BT.14/080/R
Conto BT.14/051/R.
yang telah kami ambil bahwa
Paragenesa :
mineralisasi yang terjadi di daerah
Pirit
penyelidikan adalah mineralisasi

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
4
Hematit maupun perusahaan (PT. Timah dan
Hidrous Iron Oxide
Pihak Swasta). Namun, sampai saat
Komposisi (% volume)
Pirit (trace), Hematit (3), Hidrous baik potensi bijih timah maupun
Iron Oxide (5) potensi logam lainnya belum terdata
Hasil pengamatan batuan ubahan dan terhitung secara terukur.
disekitar daerah pengeboran 4.1.6. Geokimia Batuan dan Tanah
memperlihatkan zona mineralissasi Pengambilan conto tanah dan
dan ubahan philik dan argilik seperti batuan dengan metoda soil sampling
pada pengambilan conto batuan no. disepanjang lintasan berjarak 2,5
BT14/063/R menunjukan ubahan km, berarah N 58 E untuk
dominan kuarsa, kaolin dan mengetahui sebaran unsure logam
muskopit. Mineralisasi yang dasar, timah primer sebanyak 28
berkembang pada daerah (dua puluh delapan) conto batuan
penyelidikan terindikasi adalah pirit, dan unsure tanah jarang (REE)
hematit dan hidrous iron oxide. sebanya 74 (Tujuh puluh empat)
(Gambar 4). conto sebagai berikut :
4.1.5. Potensi Endapan Bahan 4.1.6.1. Sebaran Conto Batuan
Galian Unsur Logam Dasar dan Logam
Seperti yang telah diuraikan Lainnya
sebelumnya, potensi endapan bahan Sebaran Unsur Cu
galian di daerah ini, selain bijih timah Berdasarkan hasil hitungan
juga dijumpai endapan logam (Cu, statistik yang diperoleh bahwa untuk
Pb, Zn), bijih besi dan unsur tanah unsur Cu harga minimum 5 harga
jarang (REE). Potensi mineral logam maksimum = 241 ppm, harga rata-
jarang dan unsur tanah jarang belum rata = 39.00 ppm, standar deviasi =
terdata karena penelitian untuk 49.06 ppm, dan harga anomali ≥ 241
kedua mineral ini belum dilakukan ppm. Sebaran anomali unsur Cu
secara rinci baik untuk terdapat disebelahbaratlaut daerah
penyelidikan/kajiannya maupun penyelidikan yaitu pada satuan
prospeksi keberadaannya. batupasir malihan berselingan
Sebaliknya, bijih timah khususnya dengan batulumpur Formasi
endapan sekunder memiliki potensi Kelapakampit .
yang cukup besar. Di lapangan, di Sebaran Unsur Pb
daerah lembah /aliran sungai Perhitungan statistik unsur Pb
perbukitan sudah dilakukan diperoleh harga minimum = 17 ppm,
penambangan oleh masyarakat harga maksimum = 791 ppm, harga

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
5
rata-rata = 164.12 ppm, standar Baratlaut daerah penyelidikan pada
deviasi = 182.359 ppm, dan harga satuan batupasir malihan sebanding
anomali ≥ 791 ppm. Sebaran dengan Formasi Kelapakampit.
anomali unsur Pb terdapat di bagian Sebaran Unsur Fe
utara daerah penyelidikan pada Berdasarkan hasil hitungan statistik
satuan batupasir malihan. yang diperoleh bahwa untuk unsur
Sebaran Unsur Zn Fe harga minimum= 0.29 harga
Hitungan statistic menunjukan maksimum = 45.82 ppm, harga rata-
unsure Zn memperoleh harga rata = 14.85 ppm, standar deviasi =
minimum = 9 ppm, harga maksimum 14.51 ppm, dan harga anomali ≥
= 1451 ppm, harga rata-rata = 45.82 ppm. Sebaran anomali unsur
249.31 ppm, standar deviasi = Fe terdapat di baratlaut dan tengah
394.57 ppm dan harga anomaly ≥ daerah penyelidikan yaitu pada
1451 ppm. Sebaran unsure Zn satuan batupasir malihan
terdapat dibagian Baratlaut daerah berselingan dengan batulumpur
penyelidikan Formasi Kelapakampit.
Sebaran Unsur Ag Sebaran Unsur Al
Berdasarkan hasil hitungan statistik Hitungan statistic menunjukan
yang diperoleh bahwa untuk unsur unsure Al memperoleh harga
Ag harga minimum 1 harga minimum = 92.32 ppm, harga
maksimum = 5 ppm, harga rata-rata maksimum = 17.42 ppm, harga rata-
= 2 ppm, standar deviasi = 1 ppm, rata = 8.63 ppm, standar deviasi =
dan harga anomali ≥ 5 ppm. 4.90 ppm dan harga anomaly ≥
Sebaran anomali unsur Ag terdapat 17.42 ppm. Sebaran unsure Al
dibagian tengah daerah penyelidikan terdapat dibagian Baratlaut daerah
yaitu pada satuan batupasir malihan penyelidikan.
berselingan dengan batulumpur Sebaran Unsur Au
Formasi Kelapakampit. Hitungan statistic menunjukan
Sebaran Unsur Li unsure Au memperoleh harga
Hitungan statistic menunjukan minimum = 0.00 ppb, harga
unsure Li memperoleh harga maksimum = 26 ppb, harga rata-rata
minimum = 2 ppm, harga maksimum = 4.62 ppm, standar deviasi = 7.83
= 14 ppm, harga rata-rata = 5.54 ppm dan harga anomaly ≥ 26 ppb.
ppm, standar deviasi = 2.52 ppm Sebaran unsure Au terdapat
dan harga anomaly ≥ 145 ppm. dibagian tengah daerah
Sebaran unsure Li terdapat dibagian penyelidikan.

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
6
Sebaran Unsur As Dy harga minimum= 0.00 harga
Perhitungan statistik unsur As maksimum = 5.00 ppm, harga rata-
diperoleh harga minimum = 0.00 rata = 2.18 ppm, standar deviasi =
ppm, harga maksimum = 45 ppm, 0.70 ppm, dan harga anomali ≥ 5
harga rata-rata = 9.81 ppm, standar ppm. Sebaran anomali unsur Dy
deviasi = 13.08 ppm, dan harga terdapat di baratlaut dan barat daya
anomali ≥ 45 ppm. Sebaran anomali daerah penyelidikan yaitu pada
unsur As terdapat di bagian barat endapan alluvial.
daerah penyelidikan pada satuan Sebaran Unsur Cu
batupasir kuarsa. Hasil hitungan statistik yang
Sebaran Unsur Sn diperoleh bahwa untuk unsur Cu
Hitungan statistic menunjukan harga minimum= 0.00 ppm, harga
unsure Sn memperoleh harga maksimum = 2 ppm, harga rata-rata
minimum = 0.00 ppm, harga = 0.17 ppm, standar deviasi = 0.44
maksimum = 400 ppm, harga rata- ppm, dan harga anomali ≥ 2 ppm.
rata = 75.38 ppm, standar deviasi = Sebaran anomali unsur Cu terdapat
109.19 ppm dan harga anomaly ≥ di baratlaut dan tengah daerah
400 ppm. Sebaran unsure Sn penyelidikan yaitu pada satuan
terdapat dibagian barat dan timur batupasir malihan berselingan
daerah penyelidikan. dengan batulumpur Formasi
4.1.6.2. Sebaran Unsur Tanah Kelapakampit.
Jarang (REE) Sebaran Unsur Gd

Sebaran Unsur Ce Dalam hitungan statistik

Dalam hitungan statistik sebaran sebaran tanah jarang unsure Gd

tanah jarang unsure Ce menunjukkan harga minimum = 1.00

menunjukkan harga minimum = 9 ppm, harga maksimum = 72 ppm,

ppm, harga maksimum = 120 ppm, harga rata-rata = 13.47 ppm, standar

harga rata-rata = 34.46 ppm, standar deviasi = 15.81 ppm, dan harga

deviasi = 21.67 ppm, dan harga anomali ≥ 72 ppm. Sebaran anomali

anomali ≥ 120 ppm. Sebaran unsur Gd terdapat di bagian tengah-

anomali unsur Ce terdapat di bagian utara daerah penyelidikan pada

Selatan daerah penyelidikan pada satuan batupasir malihan.

endapan aluvium. Sebaran Unsur Ho

Sebaran Unsur Dy Hasil hitungan statistik yang

Berdasarkan hasil hitungan statistik diperoleh bahwa untuk unsur Ho

yang diperoleh bahwa untuk unsur harga minimum= 1.00 ppm, harga

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
7
maksimum = 2 ppm, harga rata-rata harga minimum= 1.00 ppm, harga
= 2.50 ppm, standar deviasi = 3.25 maksimum = 157 ppm, harga rata-
ppm, dan harga anomali ≥ 2 ppm. rata = 28.31 ppm, standar deviasi =
Sebaran anomali unsur Ho terdapat 32.90 ppm, dan harga anomali ≥ 157
di baratlaut dan utara daerah ppm. Sebaran anomali unsur Nd
penyelidikan yaitu pada satuan tersebar di 4 titik, 1 titik dibagian
batupasir malihan berselingan utara dan 3 titik dibagian selatan
dengan batulumpur Formasi daerah penyelidikan yaitu pada
Kelapakampit. satuan batupasir malihan
Sebaran Unsur La berselingan dengan batulumpur
Berdasarkan hasil hitungan statistik Formasi Kelapakampit dan alluvium.
yang diperoleh bahwa untuk unsur Sebaran Unsur Pr
La harga minimum= 0.00 harga Dalam hitungan statistik sebaran
maksimum = 42.00 ppm, harga rata- tanah jarang unsure Pr menunjukkan
rata = 12.53 ppm, standar deviasi = harga minimum = 1.00 ppm, harga
9.40 ppm, dan harga anomali ≥ 42 maksimum = 157 ppm, harga rata-
ppm. Sebaran anomali unsur La rata = 28.31 ppm, standar deviasi =
tersebar pada lima titik di baratlaut- 32.90 ppm, dan harga anomali ≥ 157
tenggara daerah penyelidikan yaitu ppm. Sebaran anomali unsur Pr
pada satuan batuan malihan dan terdapat di bagian barat daerah
endapan alluvial. penyelidikan pada endapan aluvium.
Sebaran Unsur Lu Sebaran Unsur Sm
Hasil hitungan statistik yang Hasil hitungan statistik yang
diperoleh bahwa untuk unsur Lu diperoleh bahwa untuk unsur Sm
harga minimum= 0.00 ppm, harga harga minimum= 0.00 ppm, harga
maksimum = 7 ppm, harga rata-rata maksimum = 400 ppm, harga rata-
= 0.51 ppm, standar deviasi = 1.54 rata = 21.50 ppm, standar deviasi =
ppm, dan harga anomali ≥ 7 ppm. 67.97 ppm, dan harga anomali ≥ 400
Sebaran anomali unsur Lu terdapat ppm. Sebaran anomali unsur Sn
di barat daerah penyelidikan yaitu terdapat di bagian selatan daerah
pada satuan batupasir malihan penyelidikan yaitu pada satuan
berselingan dengan batulumpur batuan batupasir malihan
Formasi Kelapakampit. berselingan dengan batulumpur
Sebaran Unsur Nd Formasi Kelapakampit .
Dari hasil hitungan statistik yang
diperoleh bahwa untuk unsur Nd

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
8
Sebaran Unsur Tb Hasil hitungan statistik yang
Berdasarkan hasil hitungan statistik diperoleh bahwa untuk unsur Sn
yang diperoleh bahwa untuk unsur harga minimum= 0.00 ppm, harga
Tb harga minimum= 0.00 harga maksimum = 400 ppm, harga rata-
maksimum = 48 ppm, harga rata- rata = 95.07 ppm, standar deviasi =
rata = 1.24 ppm, standar deviasi = 105.48 ppm, dan harga anomali ≥
5.72 ppm, dan harga anomali ≥ 48 400 ppm. Sebaran anomali unsur Sn
ppm. Sebaran anomali unsur Tb terdapat di barat tengah daerah
terdapat di sebelah selatan daerah penyelidikan yaitu pada satuan
penyelidikan yaitu pada endapan batupasir malihan berselingan
aluvial dengan batulumpur Formasi
Sebaran Unsur Tm Kelapakampit.
Hasil hitungan statistik yang Sebaran Unsur Li
diperoleh bahwa untuk unsur Tm Berdasarkan hasil hitungan statistik
harga minimum= 1.00 ppm, harga yang diperoleh bahwa untuk unsur Li
maksimum = 2 ppm, harga rata-rata harga minimum= 3.00 harga
= 1.01 ppm, standar deviasi = 0.12 maksimum = 20 ppm, harga rata-
ppm, dan harga anomali ≥ 2 ppm. rata = 7.14 ppm, standar deviasi =
Sebaran anomali unsur Tm terdapat 2.98 ppm, dan harga anomali ≥ 20
di baratlaut daerah penyelidikan ppm. Sebaran anomali unsur Li
yaitu pada satuan batupasir malihan terdapat di utara daerah
berselingan dengan batulumpur penyelidikan yaitu pada satuan
Formasi Kelapakampit. batuan malihan berselingan dengan
Sebaran Unsur Y batulumpur.
Dalam hitungan statistik sebaran 4.4. Prospek Pemanfaatan dan
tanah jarang unsur Y menunjukkan Pengembangan Bahan Galian
harga minimum = 0.00 ppm, harga Bahan galian yang terdapat di
maksimum = 12 ppm, harga rata- daerah ini memiliki prospek
rata = 3.11 ppm, standar deviasi = pemanfaatan dan pengembangan
2.54 ppm, dan harga anomali ≥ 12 yang cukup baik ke depan. Bahan
ppm. Sebaran anomali unsur Y galian yang mempunyai prospek
terdapat di baratlaut daerah pemanfaatan yang signifikan adalah
penyelidikan pada satuan batuan bijih timah sekunder. Bahan galian
malihan jenis ini sudah cukup prospek untuk
Sebaran Unsur Sn pemanfaatannya baik untuk
kebutuhan dalam negeri maupun

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
9
untuk bahan ekspor. Bahan galian Tebu seluas 2,5 km x 2 km
bijih timah sekunder ini juga cukup menghasil 5 ( lima) lintasan
prospek pengembangannya dengan
Pengukuran ini menunjukkan hasil
melakukan kajian-kajian di daerah
yang signifikan dimana batuan granit
yang kaya akan bijih timah
umumnya memiliki tahanan jenis
sekunder maupun daerah-daerah
yang lebih tinggi daripada batuan
yang belum pernah dilakukan kajian.
sedimen. Keberadaan timah diatas
Dengan dilakukannya eksplorasi
batuan granit dimungkinkan terjadi,
penyelidikan timah primer di daerah
hal ini ditunjukkan dengan nilai
penyelidikan yang ditunjang dengan
chargeability yang juga tinggi di
metoda geofisika IP dan magnet
daerah tersebut. Kontras nilai positif
diharapkan adanya temuan baru
dan negative pada data magnet
khususnya timah primer dan
menunjukkan adanya anomaly yang
ditemukannya batuan granit yang
menarik dan diprediksi
merupakan indikasi timah primer
mengindikasikan keberadaan batuan
selanjutnya akan dilakukan
granit dibawah permukaan. (Gbr.3)
pengeboran uji geologi untuk
Hasi pengamatan secara struktur
mengetahui keberadaan batuan
megaskopis dilapangan
granit.
pemineralan yang terjadi
dipengaruhi oleh adanya sesar
4.5.Pembahasan Rencana Titik
geser berarah baratdaya-timurlaut
Pengeboran
yang terjadi pada satuan batupasir
Hasil penyelidikan menentukan kuarsa bersisipan batulanau primer
wilayah pengeboran di daerah Parit dijumpai bersama urat kuarsa dalam
Tebu, Kecamatan Gantung urat rekah.
diantaranya pengamatan geologi,
Berdasarkan hasil evaluasi dari
mineralisasi, pengamatan ubahan
kajian dan beberapa motoda
dan pengambilan conto pada paritan
penyelidikan : pengamatan geologi,
disepanjang lintasan survey
mineralisasi, ubahan, geofisika dan
geofisika, didukung pula dengan
hasil analisa kimia dan fisikan
pengukuran polarisasi imbas (IP)
diperoleh 6 (enam) anomaly yang
dan Magnetik yang dilaksanakan
sangat menonjol selanjutnya
oleh Kelompok Penyelidikan Bawah
direncanakan untuk dilakukan
Permukaan dalam melkasanakan
penyelidikan lebih lanjut yaitu
pengukuran polirasasi imbas dan
pengeboran uji geologi sebanyak 6
titik ukur geomagnet di daerah Parit

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
10
titi pengeboran., Bdilakukan endapan placer. Endapan inilah
pengeboran uji Geologi. (Gbr. 4) yang masih ditambang hingga
sekarang.
3. Mengingat batuan di daerah ini
5. KESIMPULAN DAN SARAN
sudah mengalami pelapukan
5.1. Kesimpulan
kuat, petunjuk untuk mendeteksi
Daerah penelitian merupakan
cebakan mineral logam
daerah yang kaya akan kandungan
khususnya timah adalah “gosan””.
bijih timah sekunder. Sampai saat
Gosan adalah hasil pelapukan
ini, endapan ini masih ditambang
dari tubuh bijih (timah dan logam
oleh masyarakat dan PT. Timah.
lainnya).
Bahkan sekarang, penambangan
4. Petunjuk lain untuk mendeteksi
telah dilakukan di daerah perbukitan
keberadaan mineral logam di
dengan menggali laterit hasil
daerah ini adalah urat-urat kuarsa
pelapukan batuan. Dari hasil
tipis (veinlet) dalam batupasir.
kegiatan yang dilakukan di daerah
5. Struktur (kekar, urat, rekahan)
ini, beberapa kesimpulan yang dapat
yang mengandung mineral juga
ditarik, yaitu :
menjadi petunjuk untuk mencari
1. Secara geologi (pengamatan
logam timah dan logam lainnya.
geologi dan paritan), satuan
5.2.SARAN
batuan di daerah ini dapat
1. Menindaklanjuti hasil penyelidikan
dibedakan menjadi 3 satuan,
geologi dan keberadaan cebakan
yaitu : Satuan batuan malihan
mineral logam timah dan mineral
berselingan batusabak, batupasir
lainnya seperti REE.
kuarsa bersisipan batulanau dan
2. Perlu dilakukan pemetaan detail
Endapan aluvium.
struktur pada daerah tertentu
2. Semua unit batuan mengandung
dengan munculnya indikasi
urat-urat tipis kuarsa kecuali
kelimpahan urat kuarsa.
endapan aluvium. Urat-urat ini
3. Hasil analisa laboratorium yang
diduga berasosiasi dengan
menunjukkan anomali logam
cebakan timah. Hasil pelapukan
timah dan mineral lainnya di
kuat batuan yang berubah
lintasan paritan perlu dikaji lebih
menjadi laterit, gutit, hematit dan
lanjut untuk mengetahui sebaran
gosan juga menghancurkan
secara lateral dengan melakukan
kandungan dalam batuan dan
pengukuran secara grid (50x50
urat dan diendapkan di lembah-
m).
lembah yang dikenal sebagai

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
11
4. Perlu dilakukan pemetaan Sumatera, sekala 1: 250.000,
detail sebaran singkapan Pusat Penelitian dan
gossan yang merupakan Pengembangan Geologi,
hasil pelapukan tubuh bijih Bandung.
primer di daerah Bappeda,2013, Belitung Dalam
penyelidikan. Angka, Badan Statistik
5. Perlu dilakukan tes Kabupaten Belitung Timur,
pengeboran uji geologi di Provinsi Bangka Belitung,
lokasi yang ada petunjuk Manggar.
anomali logam dan juga Lehmann, B, 1990. Metallogeny of
anomali geofisika (indikasi Tin. Lecture notes in Earth
terobosan granit). Sciences., 32. Springer-Verlag,
Berlin.
Franklin dkk, 2011. Laporan Survey
Geologi Detail Dan Persiapan
DAFTAR PUSTAKA
Lokasi Pengeboran
Aleva, G.J.J., 1960, The plutonic
Logam Dasar Di Daerah Wai
igneous rocks from Billiton
Wajo, Kabupaten Sikka,
Indonesia, Geol. En Mijnb. 3
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
q.e.p. 427-436
Schwartz, M.O. dan Surjono, 1990.
Tim Kajian PSDG, 2013. La poran
The Stratabound deposit of
Uji Petik Kajian Timah
Namsalu Kelapa Kampit,
Primer, Pusat Sumber Daya
Indonesia. Econ. Geol. 95.
Geologi, Badan Geologi
76-98.
Bandung
WWW/id.wikipedia.org/wiki/Belitung
Baharudin dan Sidarto, 1995, Peta
_Timur
Geologi Lembar Belitung,

Lokasi Penyelidikan

Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Penyelidikan

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
12
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Parit Tebu Dan sekitarnya Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur,
Propinsi Bangka Belitung

LB.3
LB.4

LB.2 LB.1

LB.6
LB.5

Gambar 3. Peta analisis Polarisasi Imbas (IP) dan Magnetik daerah Parit Tebu Kecamatan
Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
13
PENAMPANG GEOLOGI
Skala Tegak 1 : 12.500
Datar 1 : 25.000

Gambar 4. Peta geologi, geokimia, ubahan batuan, lintasan geofisika dan titik bor Daerah Parit
Tebu,Kec.Gantung, Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung

Proceeding Penyelidikan Untuk Menentukan Pengeboran Eksplorasi Mineral Logam Timah Primer dan Logam
Lainnya Di Kab. Belitung Timur, Prov. Bangka Belitung DIPA 2014
14

Anda mungkin juga menyukai