Anda di halaman 1dari 7

PT.

PUSAKA JAMAN RAJA

 Fauna dan Flora


Pada daerah-daerah perbukitannya yang agak tinggi dan mempunyai
kelerengan yang curam masih ditempati oleh hutan tropis yang masih
didapatkan pohon-pohon yang mempunyai diameter besar ,seperti :
meranti, belian dan pohon-pohon sebagai ciri hutan tropis. Disamping
itu banyak perbukitan yang sudah terbuka ditumbuhi oleh rumput
ilalang dan semak belukar sebagai bekas ladang yang ditinggalkan.
Pada daerah perbukitan rendah umumnya ditumbuhi oleh kebun karet
dan berbagai jenis tanaman buah (durian, duku, dll) milik masyarakat.
Adapun fauna yang masih sering terlihat di daerah penyelidikan ini
berupa ular, tupai, sedangkan babi hutan, monyet serta kijang sudah
sulit menemukannya.

 Keadaan Musim Dan Curah Hujan


Iklim yang mempengaruhi wilayah penyelidikan sebagaimana
umumnya di Kalimantan Barat berupa musim tropis. Suhu udara
berkisar antara 25oC sampai dengan 35oC, dengan curah hujan
mencapai 2500 mm/tahun, dan hujan rata-rata turun pada bulan
September sampai dengan Januari dan musim kemarau belangsung
dari bulan Februari s/d Agustus. Tapi berdasarkan kenyataan, bahwa
kondisi musim dan curah hujan di wilayah kalimantan Barat ini lebih
banyak turun hujan dibanding dengan kemarau.

LAPORAN
1
EKSPLORASI
PT. PUSAKA JAMAN RAJA

GEOLOGI

2.1 GEOLOGI UMUM


2.1.1 LITHOLOGI
Secara regional, batuan penyusun yang terdapat di wilayah penyellidikan
dari tua ke muda adalah sebagaimana Gambar 2.1 berikut :
Batuan tertua di daerah survey adalah Batuan Malihan Pinoh (PzTRp)
terdiri dari sekis mika, filit dan filit kuarsa, batusabak, batutanduk, kuarsit
meta, fels kuarsa-mika gneiss dan migmatit. Sedikit calc filit, calc sekis, calc
silikat, sekis hijau dan batu hijau. Metamorfik tingkat rendah; kumpulan
butirannya sangat halus hingga mikro kristalin dari kuarsa dan mika putih
dengan sedikit feldfar dan biotit. Metamorfik tingkat menengah – tinggi;
mika (muskovit dan biotit), kuarsa dan feldsfar umumnya lebih kasar dari
0,1 mm. Batuan ini diterobos oleh retas Gunungapi Kerabai, berumur
Paleozoik – Trias.

Granit Laur (KII) yang didefinisikan oleh Pieter & Sanyoto (1889) terdiri
dari monzogranit, granodiorit dan syenogranit, umumnya berbutir
menengah, equigranular kasar, kompak, seragam.Komposisi utama
adalah orthoklas, plagioklas, kuarsa muscovit dan biotit dan atau
hornblende, mineral asesorinya Fe oksida. Granit Laur bersentuhan secara
berangsur dan setempat tersesarkan, diatasnya ditutupi oleh Batupasir
Kempari dan Batuan Gunungapi Kerabai berupa terobosan retas.
Umurnya diperkirakan Kapur Awal.

LAPORAN
2
EKSPLORASI
PT. PUSAKA JAMAN RAJA

Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Daerah Penyelidikan

LAPORAN
3
EKSPLORASI
PT. PUSAKA JAMAN RAJA

Tonalit Sepauk (Kls) yang tersebar dibagian utara daerah survey. Tonalit ini
sebagian besar terdiri dari granodiorit, monzonit, diorite kuarsa, diorite, gabro,
monzonit kuarsa dan aplit. Berbutir menengah, jarang equigranular dan
alotriomorfik hingga hipidiomorfik granular. Biasanya padu dan homogeny dengan
sedikit variasi komposisinya. Di beberapa tempat, terutama dekat tepi tubuh
terobosan, batuannya terfoliasi, lineasi dan pengkristalan kembali. Inklusi dan
“schlieren” berbutir halus hingga menengah dari diorite, meladiorit, gabro dan
dolerite. Tubuh kecil berbutir menengah hingga kasar dari diorite, gabro dan norit
di beberapa tempat dekat tepi terobosan nampaknya di terobos oleh granitoid.
Mineral felsic antara lain plagioklas, K-Felsfar, dan kuarsa. Mineral asosiasinya Fe-
oksida, sphene, apatit, zircon dan tourmaline. Hasil ubahannya berupa serisit,
sausurit, kaolinit, klorit, amfibol sekunder, Fe oksida, sphene dan epidot. Batuan ini
berumur 130 sampai 87 Ma atau Kapur Awal (Bladon drr, 1989) menerobos Batuan
Pinoh, kontaknya dengan Granit Laur berangsur dan setempat tersesarkan.
Diterobos oleh Granit Sukadana (Kus), Gabro Biwa (Kub) dan retas Gunungapi
Kerabai dan ditutupi oleh batuan Gunungapi Kerabai (Kuk) dan Formasi tebidah
(Tot).

Granit Sukadana (Kus), terdiri dari monzogranit, syenoganit dan granit feldsfar
alkali; sedikt granodiorit, tonalit, diorite kuarsa dan diorite. Warna putih kotor,
coklat pucat dan merah muda, setempat terdapat lubang mikrolitik, berbutir
menengah. Umumnya leukokratik dengan mineral felsic (90 – 100%), sedikit
berbeda dengan Tonalit Sepauk dan Granit Laur. Batuan ini menerobos Tonalit
Sepauk; dalam kontak sesar dengan Granit Laur dan Batupasir Kempari.
Berdasarkan contoh yang berasal dari Ketapang dan Kendawangan, batuan ini

LAPORAN
EKSPLORASI

4
PT. PUSAKA JAMAN RAJA

diperkirakan berumur Kapur Akhir (de Keyser & Rustandi, 1993; Haile drr, 1977;
Bladon drr, 1989)

Gabro Biwa (Kub) terdiri dari Gabro dan sedikit diorit berbutir halus hingga kasar,
setempat pegmatitik, tetapi paling umum berukuran menengah; menerobos
Tonalit Sepauk dan ditutupi oleh Formasi Tebidah. Batuan ini diperkirakan berumur
Kapur Akhir.

Formasi Tebidah (Tot), terdiri dari batulumpur dan batupasir; setempat agak
karbonan. Kearah atas ukuran butir batupasir bertambah. Batulumpur; coklat
kemerahan, sedikit biru laut, bercak merah dan hijau dan kelabu kehijauan.
Batupasir; kelabu sampai kelabu kehijauan atau merah muda dan coklat, silang siur
skala kecil dan laminasi sejajar pada lapisan tipis pasiran, pemilahan jelek – sedang,
membundar, aneka bahan terdiri dari kuarsa, fragmen batuan, feldsfar, biotit, mika
putih dan oksida besi, epidot, tourmaline dan klino piroksen, mineral sekunder
hematite dan limonit, setempat membentuk semen. Batuan ini tidak selaras diatas
Batuan Malihan Pinoh, Tonalit Sepauk, Granit Laur dan Gabro Biwa. Selaras semu
dibawah Batupasir Sekayam, diterobos oleh Intrusi Sintang. Batuan ini diperkirakan
berumur Oligosen Awal, dengan tebal sekitar 500 m.

Batupasir Sekayam (Tos), terdiri dari batupasir polimikitos, batupasir kerikilan dan
konglomerat, bersisipan batulumpur. Batupasir, abu-abu kehijauan dan merah-
merah bata, ketebalan hingga 6 m, menyudut – membulat tanggung, mengandung
kuarsa, kuarsa gambungan, kuarsit hornsfelsan & terfoliasi, rijang, fragmen
sedimen berbutir halus dan fragmen subvolkanik bersifat menengah – mafik.

LAPORAN
EKSPLORASI

5
PT. PUSAKA JAMAN RAJA

Batupasir kerikilan, konglomerat, selang ketebalan hingga 6 m, umumnya


berbentuk lensa 50-200 cm,kerikil membundar tanggung, 7 cm, berkomposisi
kuarsa, kuarsit, rijang, batuan berbutir halus tersilisifikasi, granitoid, andesit/basalt
dan diorit. Batulumpur mencapai 100 cm termasuk selang seling tipis dengan
batulanau dan batupasir halus.

2.1.2 BAUKSIT
Bijih bauksit yang umumnya ditambang di Indonesia dominan adalah Gibbsite,
selain campuran Gibbsite-Bohmite. Bauksit adalah suatu senyawa heterogen yang
terjadi secara alamiah terdiri dari gibbsite (Al2O3.3H2O), Boehmite (Al2O3.H2O) dan
diaspore, yang mempunyai komposisi yang sama dengan boehmite tetapi memiliki
kekerasan yang lebih keras (Tabel 2.1). Umumnya ada 2 jenis deposit aluminum,
yaitu : yang pertama diperoleh dari langsung dari batuan beku; serta yang kedua
berasal dari Laterite-Bauxite yang terbentuk dari material sisa pelapukan dari
batuan yang mengandung alumunium. Proses pelapukan yang terus berlanjut serta
kondisi fluktuasi muka air tanah dan cuaca akan membentuk proses pengayaan
atas kandungan alumunium dalam tanah laterite tersebut yang pada akhirnya
menentukan nilai ekonomisnya.

2.2 PENYELIDIKAN TERDAHULU


Alcoa Minerals of Indonesia (Alcomin) dari tahun 1967 sampai dengan 1971 telah
melakukan kegiatan penelitian tentang keberadaan bauksit derajat rendah dalam
granit di wilayah Kalimantan Barat. Berdasarkan informasi dari masyarakat

LAPORAN
EKSPLORASI

6
PT. PUSAKA JAMAN RAJA

setempat, telah dilakukan pembuatan sumur uji (test pit) di wilayah lokasi
penyedikan.

Tabel 2.1 Komposisi Mineral Bauksit dan Kandungan Alumina

Unit Gibbsite Bohmite Diaspore


Komposisi Al(OH)3 AlO(OH) AlO(OH)
Kandungan Alumina
% 65.4 85 85
Maksimal
Monoclinic Orthorhombic Orthorhombic
Sistem Kristal
Density g/cm3 2.42 3.01 3.44
Temp Dehidrasi °C 150 350 450

LAPORAN
EKSPLORASI

Anda mungkin juga menyukai