LAPORAN
1
EKSPLORASI
PT. PUSAKA JAMAN RAJA
GEOLOGI
Granit Laur (KII) yang didefinisikan oleh Pieter & Sanyoto (1889) terdiri
dari monzogranit, granodiorit dan syenogranit, umumnya berbutir
menengah, equigranular kasar, kompak, seragam.Komposisi utama
adalah orthoklas, plagioklas, kuarsa muscovit dan biotit dan atau
hornblende, mineral asesorinya Fe oksida. Granit Laur bersentuhan secara
berangsur dan setempat tersesarkan, diatasnya ditutupi oleh Batupasir
Kempari dan Batuan Gunungapi Kerabai berupa terobosan retas.
Umurnya diperkirakan Kapur Awal.
LAPORAN
2
EKSPLORASI
PT. PUSAKA JAMAN RAJA
LAPORAN
3
EKSPLORASI
PT. PUSAKA JAMAN RAJA
Tonalit Sepauk (Kls) yang tersebar dibagian utara daerah survey. Tonalit ini
sebagian besar terdiri dari granodiorit, monzonit, diorite kuarsa, diorite, gabro,
monzonit kuarsa dan aplit. Berbutir menengah, jarang equigranular dan
alotriomorfik hingga hipidiomorfik granular. Biasanya padu dan homogeny dengan
sedikit variasi komposisinya. Di beberapa tempat, terutama dekat tepi tubuh
terobosan, batuannya terfoliasi, lineasi dan pengkristalan kembali. Inklusi dan
“schlieren” berbutir halus hingga menengah dari diorite, meladiorit, gabro dan
dolerite. Tubuh kecil berbutir menengah hingga kasar dari diorite, gabro dan norit
di beberapa tempat dekat tepi terobosan nampaknya di terobos oleh granitoid.
Mineral felsic antara lain plagioklas, K-Felsfar, dan kuarsa. Mineral asosiasinya Fe-
oksida, sphene, apatit, zircon dan tourmaline. Hasil ubahannya berupa serisit,
sausurit, kaolinit, klorit, amfibol sekunder, Fe oksida, sphene dan epidot. Batuan ini
berumur 130 sampai 87 Ma atau Kapur Awal (Bladon drr, 1989) menerobos Batuan
Pinoh, kontaknya dengan Granit Laur berangsur dan setempat tersesarkan.
Diterobos oleh Granit Sukadana (Kus), Gabro Biwa (Kub) dan retas Gunungapi
Kerabai dan ditutupi oleh batuan Gunungapi Kerabai (Kuk) dan Formasi tebidah
(Tot).
Granit Sukadana (Kus), terdiri dari monzogranit, syenoganit dan granit feldsfar
alkali; sedikt granodiorit, tonalit, diorite kuarsa dan diorite. Warna putih kotor,
coklat pucat dan merah muda, setempat terdapat lubang mikrolitik, berbutir
menengah. Umumnya leukokratik dengan mineral felsic (90 – 100%), sedikit
berbeda dengan Tonalit Sepauk dan Granit Laur. Batuan ini menerobos Tonalit
Sepauk; dalam kontak sesar dengan Granit Laur dan Batupasir Kempari.
Berdasarkan contoh yang berasal dari Ketapang dan Kendawangan, batuan ini
LAPORAN
EKSPLORASI
4
PT. PUSAKA JAMAN RAJA
diperkirakan berumur Kapur Akhir (de Keyser & Rustandi, 1993; Haile drr, 1977;
Bladon drr, 1989)
Gabro Biwa (Kub) terdiri dari Gabro dan sedikit diorit berbutir halus hingga kasar,
setempat pegmatitik, tetapi paling umum berukuran menengah; menerobos
Tonalit Sepauk dan ditutupi oleh Formasi Tebidah. Batuan ini diperkirakan berumur
Kapur Akhir.
Formasi Tebidah (Tot), terdiri dari batulumpur dan batupasir; setempat agak
karbonan. Kearah atas ukuran butir batupasir bertambah. Batulumpur; coklat
kemerahan, sedikit biru laut, bercak merah dan hijau dan kelabu kehijauan.
Batupasir; kelabu sampai kelabu kehijauan atau merah muda dan coklat, silang siur
skala kecil dan laminasi sejajar pada lapisan tipis pasiran, pemilahan jelek – sedang,
membundar, aneka bahan terdiri dari kuarsa, fragmen batuan, feldsfar, biotit, mika
putih dan oksida besi, epidot, tourmaline dan klino piroksen, mineral sekunder
hematite dan limonit, setempat membentuk semen. Batuan ini tidak selaras diatas
Batuan Malihan Pinoh, Tonalit Sepauk, Granit Laur dan Gabro Biwa. Selaras semu
dibawah Batupasir Sekayam, diterobos oleh Intrusi Sintang. Batuan ini diperkirakan
berumur Oligosen Awal, dengan tebal sekitar 500 m.
Batupasir Sekayam (Tos), terdiri dari batupasir polimikitos, batupasir kerikilan dan
konglomerat, bersisipan batulumpur. Batupasir, abu-abu kehijauan dan merah-
merah bata, ketebalan hingga 6 m, menyudut – membulat tanggung, mengandung
kuarsa, kuarsa gambungan, kuarsit hornsfelsan & terfoliasi, rijang, fragmen
sedimen berbutir halus dan fragmen subvolkanik bersifat menengah – mafik.
LAPORAN
EKSPLORASI
5
PT. PUSAKA JAMAN RAJA
2.1.2 BAUKSIT
Bijih bauksit yang umumnya ditambang di Indonesia dominan adalah Gibbsite,
selain campuran Gibbsite-Bohmite. Bauksit adalah suatu senyawa heterogen yang
terjadi secara alamiah terdiri dari gibbsite (Al2O3.3H2O), Boehmite (Al2O3.H2O) dan
diaspore, yang mempunyai komposisi yang sama dengan boehmite tetapi memiliki
kekerasan yang lebih keras (Tabel 2.1). Umumnya ada 2 jenis deposit aluminum,
yaitu : yang pertama diperoleh dari langsung dari batuan beku; serta yang kedua
berasal dari Laterite-Bauxite yang terbentuk dari material sisa pelapukan dari
batuan yang mengandung alumunium. Proses pelapukan yang terus berlanjut serta
kondisi fluktuasi muka air tanah dan cuaca akan membentuk proses pengayaan
atas kandungan alumunium dalam tanah laterite tersebut yang pada akhirnya
menentukan nilai ekonomisnya.
LAPORAN
EKSPLORASI
6
PT. PUSAKA JAMAN RAJA
setempat, telah dilakukan pembuatan sumur uji (test pit) di wilayah lokasi
penyedikan.
LAPORAN
EKSPLORASI