Anda di halaman 1dari 2

Tugas 3

Nama : Arica Nefia


NIM : 211190004
Coal Basin Coal Bearing Formation Keterangan
Cekungan kutai 1. Formasi Balikpapan  Formasi Balikpapan Batuan penyusunnya terdiri atas batupasir kuarsa, batulempung bersisipan batulanau, serpih, batugamping dan batubara. Formasi ini berumur Miosen Tengah dan
2. Formasi kampongbaru diendapkan di lingkungan delta – litoral hingga laut dangkal.
3. Formasi Pulaubalang  Formasi Kampungbaru kandungan air tertambat (IM) 13,85 % - 26,38 %, abu (Ash) 1,43% - 24,77 %, sulphur (St) 0,13 % - 0,36 %; nilai kalori (CV) 3.649 kal/gr – 5849 kal/gr.
4. Formasi Kuaro  Formasi Pulaubalang Peselingan batupasir kuarsa, batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara. Tebal formasi ± 900 m, berumur Miosen Tengah dan diendapkan dalam lingkungan
5. Formasi Toyu sublitoral dangkal.
6. Formasi Pamaluan  Formasi Toyu Formasi Tuyu (Toty), tersusun atas Napal kelabu tua kehitaman, batulempung dengan sisipan batugamping. Diperkirakan berumur Oligosen Awal bagian tengah. Diendapkan
7. Formasi Marah pada lingkungan laut dangkal – paparan luar. kandungan air tertambat (IM) 5,59 – 10,07 %, abu (Ash) 1,24 – 8,49 %, sulphur (St) 0,64 – 2,41%; nilai kalori (CV) 6.326 – 7.140 kal/gr;
8. Formasi Wahau  Formasi Pamaluan tersusun oleh batupasir dengan sisipan batulempung, serpih, napal, batulanau, tuf, batubara, oksida besi dan lensa batugamping. Diendapkan pada lingkungan peralihan
9. Formasi Lati dengan pemasukan unsur laut. Kisaran umurnya antara Oligosen Akhir – Miosen Awal.
 Formasi Marah ini umumnya tersusun oleh batupasir, batulumpur, batulanau dan sedikit batugamping. Setempat terdapat sisipan batubara, lempung karbonan dan gampingan. Formasi ini
berumur Eosen Akhir dan diendapkan di lingkungan delta hingga laut dangkal – terbuka.
 Formasi Wahau ini tersusun oleh perselingan batulempung, batupasir kuarsa, batupasir lempungan dan batulempung pasiran, setempat terdapat sisipan batubara. Pada bagian bawah dari
formasi ini disisipi oleh batugamping. Formasi ini diperkirakan berumur MiosenTengah dan diendapkan di lingkunganlaut dangkal – darat.
 Formasi Lati Tersebut tersusun oleh batulumpur dan batulempung yang sebagian karbonan dan gampingan, serta batupasir, batupasir gampingan, serpih batubaraan, batubara serpihan, dan
batubara. Batuan itu terendapkan di lingkungan delta susut laut dengan pengaruh pasang surut dominan sejak Miosen Awal hingga Miosen Tengah
Cekungan Tarakan 1. Formasi Tabul  Formasi Tabul terdiri atas batupasir, batulempung konglomerat dan sisipan batubara ; mengandung Operculina sp, tebal saruan kurang lebih 1050 m. Satuan batuan merupakan endapan
2. Formasi Tarakan regresif delta. Umurnya Miosen Akhir.
3. Formasi Bunyu  Formasi Lambanan terdiri atas perselingan konglomerat aneka bahan, batupasir, batulanau, batulempung, disisipi batugamping dan batubara. Lapisan batubara (0,2 – 1,5 m ) berwarna hitam,
4. Formasi Lambanan coklat. Tebal satuan kurang lebih 450 m, diendapkan dalam lingkungan fluviatil. Umurnya Miosen Akhir – Pliosen.
5. Formasi Domaring  Formasi Domaring terdiri atas batugamping terumbu, batugamping kapuran, napal dan sisipan batubara muda ; diendapkan dalam lingkungan rawa litoral. Tebalnya mencapai 1000 m,
6. Formasi Sajau berumur Miosen Akhir- Pliosen.
 Formasi Sajau terdiri atas perselingan batulempung, batulanau, batupasir, konglomerat, disisipi batubara, mengandung moluska, kuarsit dan mika ; menunjukkan struktur silang siur dan
laminasi. Lapisan batubara (0,2 – 1 m) berwarna hitam, coklat. Tebal satuan batuan lebih kuran 775 m. Diendapkan dalam lingkungan fluviatil dan delta.
Cekungan Barito 1. Formasi Tanjung  Formasi Tanjung tersusun atas perselingan antara batupasir, serpih, batulanau, konglomerat, sebagian bersifat gampingan.dan batubara. Formasi Tanjung berumur Eosen, yang diendapkan
2. Formasi Warukin pada lingkungan paralis hingga neritik dengan ketebalan 900-1100 meter.
3. Formasi Montalat  Formasi Warukin tersusun atas batupasir selangseling batulempung dan sisipan batubara, Formasi Warukin diendapkan pada lingkungan neritik dalam hingga deltaic dengan ketebalan 1000-
2400 meter,
 Formasi Montalat terdiri atas batupasir kuarsa putih berstruktur silang silur, sebagian gampingan, bersisipan batulanau / serpih atau batubara.

Cekungan Asem-Asem 1. Formasi Tanjung  Formasi Tanjung tersusun atas perselingan antara batupasir, serpih, batulanau, konglomerat, sebagian bersifat gampingan.dan batubara. Formasi Tanjung berumur Eosen, yang diendapkan
2. Formasi Warukin pada lingkungan paralis hingga neritik dengan ketebalan 900-1100 meter.
 Formasi Warukin tersusun atas batupasir selangseling batulempung dan sisipan batubara, Formasi Warukin diendapkan pada lingkungan neritik dalam hingga deltaic dengan ketebalan 1000-
2400 meter,

Cekuangan Ombilin 1. Formasi Sawahlunto  Formasi Sawahlunto berumur Eosen Akhir hingga Oligosen Awal. Formasi ini ditambang dan tersingkap di bagian barat cekungan, tepatnya di daerah Sawahlunto dan Parambahan.

Cekungan Bengkulu 1. Formasi Lemau  Formasi Lemau didominasi oleh breksi dengan sisipan batupasir. Pada beberapa tempat terdapat lempung menyerpih yang mengandung lapisan batubara.
2. Formasi Simpangaur  Formasi Simpangaur berada selaras diatas formasi Lemau. Di daerah inventarisasi litologinya terdiri atas konglomerat dengan sisipan batupasir dan batubara, batulempung dan batulanau.
3. Formasi Bintunan

Cekungan Sumatra Tengah 1. Formasi Bekasap  Formasi Bekasap mempunyai kisaran umur Miosen Awal. Formasi inidiendapkan secara selaras diatas Formasi Bangko. Litologi penyusunya berupa
batupasir dengan kandungan glaukonit pada bagian atasnya sertasisipan serpih, batugamping tipis dan lapisan tipis batubara. Lingkungan pengendapan dari estuarine, intertidal , inner-
neritic sampai middle/outer.
Cekungan Sumatra Selatan 1. Formasi Muara Enim  Formasi Muara Enim secara umum tersusun oleh batulempung, batupasir, batulanau tufaan dan batubara. Umur formasi ini diperkirakan Miosen Akhir – Pliosen. Di beberapa daerah formasi
2. Formasi Talang Akar ini di tembus oleh Intrusi Andesit yang mempengaruhi kualitas batubara di dekat lokasi intrusinya tercatat kalori ada kalori batubaranya yang mencapai 7714 cal/gr. (Pusat Survei Geologi
2016)
 Formasi Talang Akar Tebal lapisan batubara di Formasi Talang Akar berkisar dari beberapa sentimeter sampai 20 cm. Nilai kalori 4585 kal/gr (adb), kandungan abu 17,7% (adb), sulfurtotal
0,69% (adb) dan vitrinit reflektan 0,47-0,60%. Ketebalan maksimum lapisan batubara
Sub-cekungan Kiliranjao 1. Formasi Kiliaran  Formasi Kiliran merupakan salahsatu satuan batuan sedimen pembawa batubara di Sumatra Barat. Formasi Kiliran berjenis bright (B) dan terdapat hanya beberapa lapisan tipis bright banded
(BB). Secara makroskopis, batubara ini umumnya berwarna hitam, goresan hitam aga kecoklatan, kilap sutra,ter-cleat-kan secara ketat dengan space Antara 1 – 2 cm, ringan, sedikit mineral
pirit. (Rian Koswara, Ildrem Syafri1, dan Nana Suwarna 2014)
Cekungan Meulaboh 1. Formasi Tutut  Formasi Tutut, batuannya terdiri dari perselingan antara batupasir, lempung, konglomerat serta lapisan tipis batubara. Ketebalan dari formasi ini adalah lebih kurang 500 meter
memberikan indikasi lingkungan pengendapan Fluviátil sampai Sublitoral berumur Plio-Pleistosen.

Cekungan Gelumpang 1. Formasi Toraja  Batuan penyusunnya terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, serpih dan batulanau bersisipan konglomerat kuarsa, batugamping, napal, batupasir kehijauan, batulempung karbonan dan
2. Formasi Mallawa batubara. Diperkirakan mempunyai kisaran umur antara Eosen Tengah-Eosen Akhir.
3. Formasi Walanae  Formasi Mallawa terdiri atas batupasir kuarsa,batulanau, batulempung dan konglomerat, dengan sisipan dan lensa Batubara, Ketebalan Batubara pada Formasi Mallawaberukuran antara
4. Formasi Camba 0,15 – 1,60 meter. Berselingan dengan lempung, batupasir, dan lanau. Ciri fisik berwarna hitam sampai hitam kecoklatan, kilap terang sampai pudar, getas, rekahan terisi lempung dan ada
pula pirit, umumnya memiliki pecahan konkoidal. Formasi batuan tersebut diendapkan pada lingkungan paralic hingga laut dangkal, sehingga lapisan batubaranya sebagian besar kandungan
unsur belerang cukup tinggi yakni berkisar 0,96-9,85 %. Sedangkan nilai kalori berkisar antara 4.236 – 7.470 k.cal/kg dan fuel ratio 0,9 – 1,3. Batubara Formasi Mallawa tersingkap pula di
Desa Gattareng, Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Singkapan batubara terdiri dari 5 (lima) lapisan dengan ketebalan 0,3 – 5 meter. Dari hasil uji kualitas batubara Kabupaten
Soppeng diperoleh nilai kalori 5880 – 6600 Cal/g, Zat Terbang 35 – 40 %, dan kadar belerang 1,4 – 1,8 %.
 Formasi Walanae tersusun dari perselingan batupasir, konglomerat, tufa dengan sisipan batulanau, batulempung, batugamping, napal dan lignit, batupasir berbutir sedang sampai kasar,
umumnya gampingan dan agak kompak, berkomposisi sebagian andesit dan sebagian lainnya banyak mengandung kuarsa. Tebal satuan ini diperkirakan sekitar 1.200 meter (Rab. Sukamto
dan Sam Supriatna, 1982). Batubara pada formasi Walanae yang pernah diteliti antara lain pada Kabupaten Sinjai, pada daerah Panaikang dan Bulupodo. Ketebalan batubara formasi Walanae
pada daerah Panaikang bervariasi dengan rata-rata 2 meter. Kondisi fisik berlapis-lapis, berselang-seling dengan lempung. Melalui hasil analisa kimia nilai Kalori batubara Walanae pada
daerah Panaikang, Sinjai memiliki nilai Kalori 5.000 Cal/gr, fuel ratio (0,8-0,9) dengan kadar sulfur 2,1 – 3,5 %.
 Formasi Camba terdiri atas perselingan antara batuan gunungapi, yaitu batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir, batulanau, dan batulempung. Di beberapa tempat dijumpai sisipan
napal, batugamping, dan batubara. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir (Rab. Sukamto,1982) dan terendapkan dalam lingkungan laut dangkal,
umumnya jenis batubara ini berwarna hitam buram, dan dijumpai adanya pengotoran dari oksida besi. Hasil analisa kimia batubara Formasi Camba menunjukkan nilai kalori antara 3175 –
4270 cal/g, karbon padat 28,20 – 39,90 %,dan kadar abu 36,10 – 52,20 %, diperkirakan perubahan tersebut sebagai akibat pengaruh intrusi andesit dan basal
Cekungan Akimeugah 1. Formasi Buru  Formasi Buru berumur Miosen akhir sampai Kuarter terdiri dari batulumpur gampingan, serpih pasiran, batugamping, konglomerat, aneka bahan dan batubara-lignit.
2. Formasi Aiduna  terdiri dari batupasir sela, greywake, serpih, batulanau, biokalkarenit, batupasir kuarsa, konglomerat, kalkarenit pasiran dan batubara yang diendapkan dalam lingkungan fluvial sampai delta

Anda mungkin juga menyukai