Anda di halaman 1dari 5

GEOLOGI LEMBAR RUTENG,

NUSATENGGARA
Ditulis oleh Unknown  11/16/2015 06:31:00 PM  Tambah Komentar
STRATIGRAFI
Berikut tatanan stratigrafi untuk lembar Ruteng, Nusatenggara

Qal ALUVIUM; terdiri atas kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan lanau. Tersusun material andesit,
dasit, basal dan granit. Satuan ini terendapkan dalam lingkungan sungai dan pantai.
Ql BATUGAMPING KORAL; mengandung sedikit ganggang, pejal. Mencapai ketinggian
kurang lebih 200 mdpl.
Qct UNDAK PANTAI; tersusun atas perselingan konglomerat dan batupasir, sedikit
gampingan, mudah lepas, hampir mendatar, struktur silang silur, mencapai ketinggian 10 – 50
mdpl.
Qhv BATUAN GUNUNGAPI MUDA; terdiri atas lava, breksi, aglomerat bersusunan andesit –
basal. Struktur kekar melembar. Tufa pasiran dan pasir gunungapi mudah lepas. Berasal dari
kegiatan gunungapi strato muda yaitu; Waisano, Ine Rie, Ambulombo dan Poco Ranaka.
QTv HASIL GUNUNGAPI TUA; terdiri atas lava, breksi, aglomerat dengan sisipan tufa dan
tufa lapilli setempat lapisan tipis lanau dan batugamping koral. Lava bersusunan andesit piroksin,
setempat memperlihatkan struktur kekar tiang dan kekar melembar. Breksi dan aglomerat
berfragmen andesit dan basal, kemas terbuka, mudah lepas. Di beberapa tempat satuan ini
memperlihatkan struktur silang silur. Satuan ini diendapkan dalam lingkungan air dangkal yang
tenang.
Tmpl FORMASI LAKA; terdiri atas tufa berselingan dengan batupasir tufaan dan batupasir
gampingan. Tufa berwarna putih kehijauan, halus – kasar, menyudut – membulat tanggung,
padat. Batupasir tufaan berwarna putih kehijauan, halus – kasar, menyudut – membulat
tanggung, cukup padat. Batupasir gampingan berwarna putih kecoklatan, keras, mengandung
fosil Globigerinoides, Globorotalia, Bloboquadrina, Sphaerodinellopsis dan Hastigerina yang
menunjukkan umur Miosen Akhir – Pliosen dan lingkungan pengendapan pada daerah sublittoral
pinggir – sublittoral luar. Tebal formasi ini diperkirakan 750 – 1000 meter. Formasi ini
menjemari dengan formasi Waihekang dan tertindih tak selaras dengan satuan batuan gunungapi
tua.
Tmpw FORMASI WAIHEKANG; tersusun atas batugamping klastika dan rijang. Batugamping
berwarna putih kekuningan, mengandung tufa, kurang padat. Rijang berwarna merah jingga dan
berlapis. Mengandung fosil Pulleniatina, Globorotalia, Globoquadrina, Orbulina, Amphistegina
sp., Operculina sp., Marginophora, Alveolinella dan Lepidocyclina yang menunjukkan umur
Miosen Akhir – Pliosen dan lingkungan pengendapan pada laut dalam. Tebal formasi ini
diperkirakan 700 meter.
Tmg GRANODIORIT; berwarna kelabu kehijauan, padat dengan plagioklas dan andesine
terubah kuat menjadi serisit dan lempung. Mineral hitam terubah menjadi klorit dan epidot.
Satuan ini menerobos batuan dasit formasi Tanahau. Umur satuan ini diperkirakan Miosen
Tengah.
Tmd DIORIT KUARSA; berwarna kelabu kehijauan, padat, terkersikkan, holokristalin,
berkristal menengah – kasar. plagioklas dan andesine terubah kuat menjadi serisit dan lempung.
Mineral hitam terubah menjadi klorit. Satuan ini menerobos breksi dasit dari formasi Tanahau.
Satuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah.
Tmb FORMASI BARI; terdiri atas batugamping berselingan dengan batugamping pasiran,
setempat bersisipan batupasir gampingan. Batugamping berwarna putih kelabu, kurang padat –
padat. Mengandung fosil; Flosculinella, Miogypsina, Miliolida sp., Peneroplida sp., Ammonia,
Amphistegina sp., Anomalinella sp., Gypsina sp., Hastegerina sp., Polystomellina sp., Anomalin
a sp., Elphidium sp., Borelis sp., Orbulina, Globorotalia,
Praeorbulina dan Globigerinoides yang menunjukkan umur Miosen Tengah dengan lingkungan
pengendapan pada daerah litoral. Tebal formasi ini diperkirakan 1200 meter. Formasi ini
tertindih selaras oleh formasi Waihekang dan Laka.
Tmn FORMASI NANGAPANDA; terdiri atas batupasir dan batugamping, setempat lensa dan
sisipan napal, setempat sisipan breksi. Batupasir berbutir halus – kasar, konglomeratan,
komponen andesit dan basal, ukuran butir 0,5 – 2 cm, semen batupasir, menyudut tanggung
sampai membundar, kompak, berlapis. Batugamping berwarna kelabu, keras, kompak. Napal
berwarna putih kekuningan. Kemiringan perlapisan 25 – 300. Di dalam sisipan batupasir
gampingan terkandung fosil; Praeorbulina sp., Orbulina, Globoquadrina, Globorotalia,
Hastigerina, Sphaeroidinella sp., yang menunjukkan umur Miosen Tengah dengan lingkungan
pengendapan neritic. Tebal formasi diperkirakan 2000 meter.
Tmt FORMASI TANAHAU; terdiri atas lava, breksi dan tufa. Lava berwarna kelabu kehijauan,
bersusunan dasit, setempat struktur bantal. Breksi berwarna kelabu kehitaman, fragmen dasit,
berukuran 0,5 – 3 cm, menyudut tanggung – menyudut, semen tufa pasiran terkersikkan. Tufa
berwarna putih kelabu, bersusunan dasit, berbutir halus – menegah, pejal, terkersikkan,
termineralisasi. Formasi ini menjemari dengan formasi Bari dan menindih selaras formasi Kiro.
Tmk FORMASI KIRO; terdiri atas breksi, lava dan tufa dengan sisipan batupasir tufaan. Breksi
dengan fragmen batuan andesit dan basal, semen tufa pasiran, terkersikkan dan
termineralisasikan yang membentuk magnetit dan mangan. Lava bersusunan andesit, basal, latit
dan trakit berwarna kelabu kehijauan sampai kehitaman. Lava andesit dan basal bertekstur
porfiri, sebagian terkersikkan dan terkalsitkan, memperlihatkan kekar lapis. Latit berwarna
kelabu kecoklatan, porfiritik, matriks kaca dan serisit, padu. Trakit berwarna putih kelabu, padu,
berongga, porfiritik dengan sanidin sebagai fenokris. Matriksnya serisit dank aca terkersikkan.
Tufa pasiran dan batupasir tufaan berupa sisipan, berwarna kecoklatan, terkersikkan. Formasi ini
berlapis baik dengan kemiringan antara 10 – 250. Formasi ini berumur Miosen Awal – Miosen
Tengah dengan lingkungan pengendapan pada darat. Tebalnya diperkirakan 1000 – 1500 meter.

Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Ruteng, Nusatenggara


STRUKTUR DAN TEKTONIK
Struktur geologi yang ada pada lembar Ruteng adalah berupa sesar, lipatan dan kelurusan.
Sesar yaitu sesar normal dan geser. Sesar yang terdapat pada batuan Miosen Tengah dan Miosen
– Pliosen berarah batalaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya. Kemungkinan pensesaran ini
terjadi pada kala Pliosen. Sesar geser yang terdapat pada batuan Miosen Tengah dan Miosen –
Pliosen berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya. Kemungkinan pensesaran ini
berlangsung pada Pliosen juga. Perlipatan terjadi pada formasi Nangapanda dengan kemiringan
20 – 500, dibeberapa tempat kemiringan lapisan 10 – 150. Formasi Laka dan Waihekang
berhubungan menjemari dan telah terlipat kuat dengan kemiringan 10 – 300, berarah timurlaut –
baratdaya dan baratlaut – tenggara. Sisipan tufa dan tufa batupasir formasi Kiro terlipat dengan
kemiringan 10 – 250. Maka itu perlipatan terjadi pada Pliosen Akhir – Pliosen Awal. Kelurusan
yang terdapat pada batuan Miosen Tengah sampai termuda yaitu batuan gunungapi Holosen
berarah batalaut – tenggara dan baratdaya – timurlaut.

Pengendapan batuan sedimen berlangsung di dalam cekungan yang telah terbentuk sejak Miosen
Tengah sampai Miosen Akhir – Pliosen. Formasi Nangapanda dan Bari diendapkan pada kala
Miosen Tengah. Sementara itu kegiatan gunungapi menghasilkan batuan gunungapi formasi
Kiro. Kegiatan magma berupa penerobosan granodiorite dan diorite kuarsa pada formasi Kiro
terjadi pada akhir Miosen Tengah atau awal Miosen Akhir. Pada Miosen Akhir sampai Pliosen
diendapkan formasi Waihekang dan Laka. Kegiatan gunungapi Pliosen – Plistosen menghasilkan
satuan gunungapi tua. Pada Plistosen Akhir daerah ini merupakandaratan. Hasil kegiatan
gunungapi muda menutupi sebagian batuan yang lebih tua.

Undak pantai di pantai selatan dan pulau Nusa Mules serta batugamping koral di pantai utara
menunjukkan bahwa daerah ini masih mengalami pengangkatan pada kala Holosen.
VULKANISME
Lembar Ruteng terletak dalam jalur gunungapi Indonesia. Gunungapi yang masih giat yang
berada pada lembar ini adalah; Ine Lika, Ine Rie dan Ambulombo. Sebagai akibat kegiatan
gunungapi, disayap bagian timurlaut Poco Ranaka terbentuk sebuah kubah lava yang dinamakan
Anak Ranaka yang merupakan kerucut parasite Poco Ranaka. Kegiatannya dimulai dengan
preatomagmatik yang menghasilkan piroklastik serta awan panas. Kegiatan tahap akhir
menghasilkan pembentukan kubah lava setinggi 40 meter yang susunan batuannya terdiri dari
andesit piroksin bertekstur porfiri.
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Pemineralan di lembar Ruteng dijumpai di kampung Wangkal, hulu sungai Ncuring,
kabupaten Manggarai. Bijih mangan dalam breksi gunungapi formasi Kiro. Juga malachite dan
azurite ditemukan dalam batuan gunungapi. Endapan bijih sekunder mangan juga terdapat secara
setempat berupa bongkah di kampung Nggorang di selatan Reo, kabupaten Manggarai. Bijih besi
dilaporkan terdapat di daerah Riung, kabupaten Ngada pada batuan gunungapi di sekitar
terobosan diorite kuarsa. Gypsum terdapat dalam sedimen gunungapi muda di selatan Aisisa,
kabupaten Ngada. Bahan bangunan seperti batugamping, pasir, kerikil serta andesit dan basal
terdapat secara melimpah. Mata air panas dijumpai di dekat gunungapi dan pada sesar yang
sebagian mengandung belerang.

Anda mungkin juga menyukai