Anda di halaman 1dari 15

1.

Pendahuluan
Teknologi informasi adalah teknologi yang tiada henti–hentinya
memperbaharui teknologinya agar semua aspek yang bersentuhan langsung
dengan dunia teknologi informasi dapat dengan mudah mengimplementasikan
teknologi informasi dibidangnya, baik langsung maupun tidak. Perencanaan
dalam sebuah kegiatan produksi memerlukan sebuah perhitungan yang matang,
dan teliti dibuktikan dengan penggunaan banyaknya aplikasi-aplikasi untuk
melakukan perhitungan perecanaan produksi, agar dalam membuat perencanaan
produksi, khususnya jadwal produksi untuk menghitung kebutuhan pesanan dapat
dilakukan dengan tepat dan teliti menggunakan metode make to order.
Dalam sebuah perusahaan manufaktur banyak terdapat divisi-divisi yang
berkerja untuk mengatur, mengelola, mengawasi jalannya produksi dalam
perusahaan, sebuah perusahaan yang mempunyai tingkat produksi yang besar,
dalam kesehariannya pasti akan mempunyai divisi yang bertugas merencanakan
produksi, dimana divisi perencanaan ini bertugas untuk merencanakan produksi
untuk tingkat selanjutnya ataupun menambah produksi yang sedang berjalan,
biasanya para perencana produksi ini bertugas sebagai pengambil keputusan
tentang efektifitas yang nantinya akan dikerjakan oleh perusahaan tersebut.
Adalah PPIC atau Production Planning and Inventory Control yang betindak
dalam sebuah perusahaan untuk merencanakan produksi dan mengkontrol bahan
baku yang dibutuhkan dalam setiap produksi dalam perusahaan tersebut. Dalam
dunia industri, sistem perencanaan hanya sebagian kecil dari sebuah sistem yang
mungkin sudah diterapkan dalam sebuah perusahaan, terdapat banyak sistem-
sistem lain yang mendukung kinerja pekerjanya dalam mengambil keputusan
untuk efesiensi dan efektifitas kerja.

2. Kajian Pustaka
Penelitian Sebelumnya
Kebutuhan akan sebuah aplikasi perencanaan produksi telah dibuktikan
dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Felicia Soedjanto dkk, dalam
penelitian yang berjudul perancangan dan pembuatan sistem perencanaan
produksi studi kasus PT. VONITA GARMENT, dalam penelitian yang dilakukan
dalam membuat aplikasi perencanaan produksi digunakan metode forcasting
MAD atau meramalkan pesanan menggunakan actual value tiap periodenya. Nilai
error dijadikan nilai mutlak atau sebuah konstanta. Nilai konstanta yang didapat
dari nilai error kemudian di jadikan nilai efisiensi untuk jadwal produksi dalam
perusahaan, karena nilai efisiensi adalah nilai yang diperlukan untuk mengurangi
jatah produksi pada jadwal produksi utama [6].
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Nur dalam penelitian yang
berjudul kostumisasi perancangan sistem informasi manufaktur pada
implementasi POWERMAX studi kasus PT. ALSTOM ENERGY POWER
SYSTEM INDONESIA, dimana aplikasi yang dikostumisasi merupakan aplikasi
web yang berisikan tentang informasi mengenai MRP (Management Resource
Planning) dari produk perusahaan tersebut. Aplikasi MRP pada sebuah
perusahaan sangat dibutuhkan untuk mengatur data produksi baik data produk
1
maupun data perencanaan jadwal produksinya [5]. Dalam hal ini dengan
membandingkan penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat disimpulkan tidak
ada sebuah aplikasi khusus untuk menangani tentang perencanaan produksi untuk
mengatur penjadwalan waktu produksi yang menggunakan metode make to order.

Sistem Produksi
Sistem merupakan kumpulan dari berbagai macam komponen yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan produksi
adalah suatu proses pengolahan input menjadi output. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem produksi adalah kumpulan dari manusia, mesin, uang,
material dan metode pada suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa.
Menurut Baroto fungsi-fungsi dari Sistem Produksi antara lain:
a. Bussiness Planning
b. Product Design and Engineering
c. Manufacturing Engineering
d. Supervision
e. Production Planning
f. Purchasing
g. Production
h. Production Control
i. Quality Control
j. Receiving, Shipping dan Inventory Control [1].
Sedangkan faktor penentu keberhasilan Sistem Produksi diantaranya:
a. Kedekatan hubungan antara pekerja dan sistemnya.
b. Adanya sistem perencanaan dan pengendalian yang baik [1].
Perkembangan industri dewasa ini ditandai dengan terjadinya perubahan-
perubahan yang sangat cepat. Implikasi dari perubahan-perubahan ini adalah di
satu pihak masyarakt sebagai konsumen mempunyai pilihan yang semakin banyak
dan di lain pihak perusahaan industri sebagai produsen didorong secara terus
menerus untuk mengikuti arah perubahan kebutuhan masyarakat tersebut. Secara
umum misi perusahaan industri adalah memenuhi kebutuhan masyarakat
(konsumen) dengan memproduksi barang-barang yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Untuk dapat memerankan misi tersebut, perusahaan industri perlu
mengintegrasikan setiap aktivitas baik kegiatan produksi maupun pendukung.
Secara umum misi perusahaan industri adalah memenuhi kebutuhan masyarakat
konsumen dengan memproduksi barang yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Untuk dapat memerankan misi tersebut, perusahan industri perlu
mengintegrasikan setiap akitivitas baik kegiatan produksi maupun pendukung.

2
Gambar 1 Alur Kerja PPIC pada Perusahaan Manufaktur [4]

Gambar 1 merupakan data utama pada penelitian ini, dalam kesehariannya


PPIC bertanggung jawab atas berjalannya semua rencana yang telah di rancang
sebelumnya, untuk itu peran PPIC dalam semua kegiatan manajemen perusahaan
sangat dibutuhkan sebagai media yang bertugas merancang perencaan untuk
waktu yang ditentukan. Alur kerja PPIC bermula pada forecast marketing yang
dibuat marketing Department kemudia PPIC membuat production planning dan
production schedule [4]. Production schedule dibuat bersama pihak produksi
dimana dalam produksi kita tahu banyak terdapat teknisi-teknisi produksi yang
biasa mengatur jalannya produksi dan mengetahui bahan-bahan apa saja yang
dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang.

3
Penjadwalan Produksi
Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari
bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis dan lain-lain.
Perencanaan dan pengendalian produksi adalah aktivitas bagaimana mengelola
dan mengatur proses produksi tersebut [1]. Perencanaan dan pengendalian
produksi memiliki fungsi dan aktivitas-aktivitas, yaitu mengelola pesanan dari
pelanggan, meramalkan permintaan,mengelola persediaan, menyusun rencana
agregat, membuat jadwal induk produksi, merencanakan kebutuhan, melakukan
penjadwalan pada mesin dan fasilitas produksi, monitoring dan pelaporan serta
evaluasi [1]. Penjadwalan produksi adalah pengaturan waktu, pengetahuan,
teknologi, sumber daya yang dimiliki dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan
mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi
suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi
produksi. Tujuan penjadwalan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu
langganan dan tingkat persediaan serta penggunaan yang efisien dari fasilitas,
tenaga kerja dan peralatan. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak
positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman yang akhirnya dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan [2] Penjadwalan operasi produksi merupakan
penetapan waktu (timing) serta penggunaan sumber daya dalam kegiatan operasi
produksi. Penetapan waktu berkenaan dengan masalah pengurutan atau
sequencing dan penggunaan sumber daya untuk kegiatan operasi produksi
berkenaan dengan masalah penugasan kerja (job assignment) atau pembebanan
kerja pada fasilitas produksi [2].

Make To Order
Make To Order adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk memenuhi
pesanan. Rencana produksi disusun berdasarkan jumlah peramalan untuk horison
waktu yang direncanakan dikurangi selisih antara target akhir backlog dan
backlog awal [3]. Pernyataan ini dinyatakan dengan persamaan dibawah ini:

PP = Peramalan + (target backlog akhir – backlog awal)

Dimana
Target backblog akhir = waktu akhir pemesanan
Target backblog awal = waktu awal pemesanan

Untuk menghitung lamanya proses produksi dengan menggunakan metode ini


adalah sebagai berikut:

4
tP = n Order

t
Kebutuhan waktu = kapasitas mesin untuk memproduksi = produk/waktu kapasitas

Dimana
tP = waktu produksi
n Order = banyaknya produk pesanan
t = kebutuhan waktu/lama waktu pesanan

Karakteristik Make To Order adalah:


1. Inputnya bahan baku
2. Biasanya untuk supply item dengan banyak jenis
3. Harga cukup mahal
4. Perlu keahlian khusus
5. Komponen biasanya dibeli untuk persediaan
Biasanya perusahaan yang berdasarkan order adalah perusahaan garment atau
pabrik tekstil. Teknik penjadwalan yang benar tergantung pada volume pesanan,
ciri operasi dan keseluruhan komplesitas pekerjaan, sekaligus pentingnya tempat
pada masing-masing tempat pekerjaan. Empat kriteria untuk efisiensi penggunaan
penjadwalan produksi adalah :
1. Meminimalkan waktu penyelesaian atau dengan menentukan rata-rata
waktu penyelesaian pekerjaan.
2. Memaksimalkan utilisasi atau dengan menggunakan fasilitas dengan
efisien.
3. Meminimalkan persediaan barang dalam proses termasuk jumlah
pekerjaan, persediaan.
4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan atau pemesan [3].

Diagram Gantt
Diagram Gantt merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam
pembebanan dan penjadwalan. Diagram ini menvisualisasikan penggunaan
sumber daya seperti dalam penelitian ini produk yang dihasilkan dari waktu yang
sudah ditentukan. Pada saat digunakan untuk pembebanan, diagram gantt
menunjukan waktu, pembebanan waktu dan waktu menganggur dari setelah
sebuah produk yang dipesan selesai atau terpenuhi pesanannya [3].

3. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam membangun aplikasi perencanaan penjadwalan
produksi adalah metode iteratif. Metode ini akan membantu dalam penguasaan
proses bisnis dan alur sistem. Karena suatu sistem besar dibagi-bagi menjadi
beberapa bagian kecil maka akan lebih muda menguasainya. Saat satu bagian
sudah dengan baik dipahami, maka dapat berpindah ke bagian berikutnya sebagai
proses iteratif selanjutanya. Dalam memulai membangun aplikasi menggunakan
5
metode iteratif ini langkah pertama untuk membangun aplikasi adalah proses
requirement atau membuat daftar kebutuhan sistem, seperti model data produksi,
rumus perhitungan waktu produksi.
Langkah kedua adalah membuat desain dan analisa proses apa saja yang
dibutuhkan oleh aplikasi seperti proses untuk membuat rumusan produk pada
BOM (Bill of Materials), langkah ketiga adalah implementasi dari hasil analisa
dan desain aplikasi, dengan kata lain adalah membangun aplikasi dari mulai
desain interface hingga implemenasi coding atau kode program. Langkah
berikutnya adalah melakukan testing atau pengujian program, agar ditemukan
fungsi atau proses yang kurang dari sistem yang sudah dibangun. Langkah
terakhir adalah evaluasi guna menemukan kekurangan ataupun kelebihan pada
aplikasi, metode iteratif ini berlangsung secara iteratif atau berulang, hingga
dihasilkan aplikasi yang tepat guna menurut penggunaannya.

4. Hasil Pembahasan dan Implementasi


Aplikasi yang baik tentunya harus dapat melakukan manajemen data
dengan baik, rapi dan cepat. Perubahan data secara realtime dan berlangsung
secara terus menerus harus dapat ditangani dengan meminimalkan kesalahan
pemrosesan (error processing). Berdasarkan permasalahan tersebut, aplikasi ini
dibuat dengan pemrosesan data secara cepat, tepat dan menekan kesalahan proses.
Dengan sistem input berupa form, pengguna dapat memasukan sendiri data
produk yang akan diolah menjadi data jadwal produksi, yang nantinya akan
dijadikan perencanaan jadwal secara dinamis berdasarkan alur bisnis (bussiness
flow) yang ada. Pada halaman aplikasi utama pengguna bisa mendapatkan
informasi, mencari, menambahkan, mengubah dan menghapus data, dimana akses
tersebut diinformasikan dalam satu halaman. Hal ini diharapkan dapat
memudahkan bagi pengguna aplikasi ketika harus dituntut untuk mengawasi
perubahan data secara realtime.
Alur proses perencanaan jadwal produksi aplikasi akan dijelaskan dengan
gambar dibawah ini :

6
Gambar 2 Alur Proses Perencanaan Jadwal Produksi [4]
Pada Gambar 2 dijelaskan alur aliran data dari proses perencanaan produksi,
alur perencanaan penjadwalan produksi dimulai dari bagian purchasing dan
marketing yang menerima surat invoice atau biasa disebut surat pesanan produk
dalam penelitian ini disebut product orders. Untuk menganalisa akan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan dalam memproduksi pesanan tersebut divisi penjualan
produk memberikan surat invoice tersebut kepada bagian divisi manufacturing
untuk nantinya dianalisa dan dapat diketahui apa-apa saja yang dibutuhkan untuk
memproduksi pesanan, dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data
produk dari divisi inventory management data sebagai data inventaris, divisi part
master bill of materials data sebagai penyusun produk sehingga produk dapat
dirumuskan kebutuhannya, purchasing dan vendor sebagai divisi yang menangani
bagian pembelian bahan-bahan yang nantinya dibutuhkan.
Bagian material planning dan master planning schedule data adalah yang
bertugas mengambil semua data dan mengolahnya dengan menganalisa surat
invoice yang diterbitkan tadi, parameter-parameter diatas adalah parameter
kebutuhan untuk merencanakan jadwal induk produksi dalam suatu perusahaan
manufacturing, dengan menggunakan data diatas para perencana produksi akan
meramalkan dengan analisa produksi yang ada, kemudian analisa tersebut
dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menerima atau tidaknya
pesanan produk yang dipesan oleh pelanggan.

7
Aplikasi Perencanaan Jadwal Produksi
Production

Calcutation Method, DB Connection, Etc DB

Response Request

Browser (FireFox, Chrome, Etc)

Gambar 3 Arsitektur Sistem Aplikasi Perencanaan Jadwal Produksi

Gambar 3 adalah gambaran arsitektur sistem perencanaan jadwal produksi dalam


penelitian ini, dapat dijelaskan penggunaan basis data sebagai penyimpan data
utama aplikasi untuk dimanipulasi, yang diteruskan kedalam aplikasi yang
berbentuk sebuah web application, terdapat request dan respone sebagai cara
untuk mengakses semua fungsi dan data pada aplikasi dari browser yang
digunakan untuk mengakses aplikasi. Didalam arsitektur aplikasi yang berisi
fungsi perencanaan, metode make to order, terdapat sebuah framework sebagai
middleware untuk menengahi dan menjembatani jalannya aplikasi

Gambar 4 Pengkodean untuk menghitung jumlah penggunaan bahan dari tabel BOM

Seperti yang dijelaskan pada gambar sebelumnya, pada halaman BOM (Bom of
Materials) terdapat fungsi aritmatika untuk menghitung jumlah penggunaan
bahan-bahan yang dipakai oleh sebuah produk, gambar diatas menjelaskan
8
tentang pengkodean atau coding untuk menghitung jumlah penggunaan bahan-
bahan produk yang diambil dari tabel BOM.

Gambar 5 Pengkodean untuk menghitung jumlah penggunaan waktu dari tabel BOM

Gambar 5 adalah gambar pengkodean atau coding yang menjelaskan


implementasi untuk menghitung jumlah penggunaan waktu dalam memproduksi
produk, yang parameternya diambil dari field reqtime pada tabel BOM yang
dipunyai oleh setiap record atau rekaman dalam tabel, kemudian diambil dengan
cara membuat perulangan, dan dimasukan kedalam variabel LIST<float> yaitu
variabel yang bisa menyimpan banyak data dalam sebuah blok memori, kemudian
hasil penyimpanan tersebut dihitung dan dijumlahkan.

Gambar 6 Tampilan Halaman Product Requirement

Gambar 6 adalah gambar yang menjelaskan tentang tampilan halaman Product


Requirement, dimana halaman diatas berguna untuk mengetahui tentang informasi
9
kebutuhan bahan-bahan, pekerja dan waktu/kapasistas mesin untuk membuat
sejumlah produk.

Gambar 6 Tampilan Halaman Product Inventory

Gambar 7 menjelaskan tentang halaman Product Inventory, halaman Product


Inventory digunakan untuk mengetahui informasi tentang inventaris sebuah
produk dalam sistem produksi, dan sebagai paramenter dalam merencanakan
penjadwalan produksi.

Gambar 8 Tampilan Halaman View Schedule Plan

Gambar 8 adalah gambar dari halaman View Schedule Plan, dimana fungsi
halaman diatas adalah hasil dari analisis pesanan produk yang dijadikan sebuah
10
tabel yang mempunyai chart berupa gant chart. Gant chart adalah sebuah Chart
untuk menampilkan blok penggunaan waktu dalam sebuah tabel. Halaman diatas
mempunyai dua analisis yaitu analisis untuk perencanaan penjadwalan produksi
berdasarkan pesanan yang tidak memakai inventaris produk sebagai bahan utama,
dan perencanaan penjadwalan produksi yang memakai inventaris produk sebagai
bahan utama produksi. Terdapat beberapa fungsi untuk menganalisa data pesanan
produk dari tabel product_order.

Gambar 9 Pengkodean untuk menghitung total waktu produksi dalam 24 jam

Gambar 10 Pengkodean untuk menghitung kapasistas mesin memproduksi dalam 24 jam

Untuk menghitung penggunaan total waktu produksi dalam 24 jam maka gambar
diatas menjelaskan implementasi penggunaan waktu produksi pada kapasistas
mesin / 24 jam dan menghitung berapa kali kapasitas mesin digunakan.

11
Gambar 11 Pengkodean untuk menghitung kebutuhan pekerja dalam 24 jam

Pada gambar 11 menjelaskan tentang pengkodean menghitung jumlah kebutuhan


pekerja dalam 24 jam.

Gambar 12 Pengkodean untuk menghitung kebutuhan waktu produksi pesanan.

Gambar 12 menjelaskan pengkodean untuk menghitung kebutuhan waktu


produksi menurut pesanan dengan tidak memakai inventaris produk sebagai bahan
utama, perhitunan kebutuhan diambil dari (jumlah pesanan / kapasitas waktu
produksi dalam 24 jam )* 24 jam.

12
Gambar 13 Pengkodean untuk menghitung kebutuhan waktu produksi pesanan berdasarkan
inventaris produk.

Untuk menghitung kebutuhan waktu produksi dengan inventaris produk sebagai


bahan utama, maka pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengurangi
pesanan dengan inventaris produk yang ada, kemudian sisa yang didapat dihitung
sama dengan perhitungan untuk kebutuhan waktu produksi, yaitu jumlah sisa
pesanan / kapasitas waktu produksi dalam 24 jam )* 24 jam

Pengujian
Untuk lebih memperjelas penggunaan aplikasi maka dalam penelitian ini
dilakukan pengujian guna mengetahui sejauh mana aplikasi dapat merencanakan
sebuah jadwal produksi, mengatur jadwal. Pengujian dilakukan oleh koresponden
yang mengetahui tentang metode perhitungan jadwal produksi menggunakan
metode make to order pada sistem produksi di perusahaan, dibutuhkan 10
koresponden untuk menguji aplikasi guna mendapatkan hasil yang diharapkan.
Pengujian dilakukan secara langsung menggunakan aplikasi, dan data diambil dari
sampel data produksi pada perusahaan XYZ, yang mempunyai hasil produksi
berupa mainan anak-anak, dan yang paling penting adalah perusahaan XYZ
menggunakan metode produksi make to order dalam sistem produksinya
dikarenakan karakteristik perusahaan yang notabene adalah perusahaan garment
Pengujian dilakukan berdasarkan :
1. Kemudahan penggunaan.
2. Error testing atau error catching.
3. Penggunaan metode make to order (implementasi dalam perhitungan).
4. Hasil perencanaan.
13
Adapun hasil dari pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil pengujian dari koresponden


Perhitungan
Kemudahan Error Analisa
waktu
Pemakaian Testing kebutuhan
produksi
Koresponden ( (Validation hasil
(metode
User , Error Perencanaan
make to
Interface) Catching) (Perhitungan)
order)
Koresponden 1 B C B B
Koresponden 2 C B B B
Koresponden 3 B B B B
Koresponden 4 C C B B
Koresponden 5 B B B B
Koresponden 6 C C B B
Koresponden 7 C B B B
Koresponden 8 B B B B
Koresponden 9 C C B B
Koresponden 10 B C B B

Tabel 1 menjelaskan tentang sumber data primer dari hasil pengujian yang
dilakukan oleh koresponden. Data tersebut diolah menjadi tabel hasil pengujian
berisikan informasi kepuasan akan aplikasi perencanaan penjadwalan produksi
yang menggunakan metode make to order, terdapat kekurangan dan kelebihan
program dalam implementasinya.

Tabel 2 Keterangan penilaian pengujian


Keterangan
SB Sangat Baik
B Baik
C Cukup
K Kurang

Data Sampel yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Data produk sampel untuk pengujian


Product ID Product Part Standart Hour Quantity Requirement
T190A T190A-3421A 0.112 14 pcs
T190A T190A-6752A 0.698 32 pcs
T190A T190A-8756A 0.428 27 pcs
T190A T190A-BZ190 0.421 18 pcs

Tabel 3 adalah data primer yang digunakan untuk membangun aplikasi


penjadwalan produksi, data produk pada tabel digunakan untuk menjadi model
tabel pada aplikasi, yang dimanipulasi menurut fungsinya.
14
9. Simpulan
Terealisasinya suatu aplikasi untuk mengelola rencana penjadwalan
produksi yang dapat membantu proses produksi pada perusahaan manufaktur
dengan metode make to order. Penggunaan metode make to order menjadi
karakteristik aplikasi yang secara penggunaannya harus digunakan pada
perusahaan tekstil atau garment. Secara teori dalam metode make to order tidak
memakai bahan dasar berupa inventaris produk sebagai produk pengganti
pesanan, namun untuk mempersingkat waktu produksi dalam memenuhi pesanan,
diasumsikan penggunaan inventaris produk serupa dalam inventaris produk. Maka
hal ini menjadi dasar pemikiran untuk mengurangi beban waktu untuk jadwal
perencanaan produksi pada aplikasi.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa implementasi dari perhitungan metode
make to order sangat baik digunakan untuk sebuah perusahaan industri
manufaktur yang berkarakteristik perusahaan garment dikarnakan perhitungan
yang menghitung kebutuhan waktu pesanan dan beban penggunaan jadwal
produksi yang sangat rinci karna ditampikan dalam diagram Gantt dan keutamaan
aplikasi adalah implementasi rumus awal dari metode make to order.

9. Daftar Pustaka
[1] Baroto, Teguh., 2002., Perencanaan dan Pengendalian Produksi, (1sted). Jakarta.
Ghalia Indonesia.
[2] Herjanto, E,. ,1999., Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Jakarta:
Grasindo.

[3] Render, Berry & Heizer , Jay,. 2001., Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Jakarta:
Salemba Empat.

[4] Wahyudi, Eddy,. 2010., Usulan Perancangan Sitem Informasi Jadwal Induk Produksi
Kayu di UD Putra Dinamis Tasikmalaya, Bandung :Unikom.

[5] Wicaksana Pratama , Irawan Nur,. 2008., Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi
Manufaktur pada Implementasi POWERMAX (Studi Kasus PT. ALSTOM POWER
ENERGY SYSTEM INDONESIA), Surabaya :ITS.

[6] Soedjanto, Felicia., 2006., Perancangan dan Pembuatan Sistem Perencanaan


Produksi (Studi Kasus pada PT. Vonita Garment), Surabaya : Universitas Kristen
Petra.

15

Anda mungkin juga menyukai