Anda di halaman 1dari 7

A.

FISIOGRAFI
Lembar Komodo, Nusa Tenggara terdiri dari Pulau Sumbawa bagian timur, Pulau
Sangeang, Pulau Gilibanta, Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Flores bagian barat serta
lebih dari 20 pulau kecil yang terletak di sekitarnya.

Pulau Komodo, Rinca, dan Flores bagian barat

Pulau Komodo, Rinca dan Flores bagian barat morfologinya hampir sama, dapat dibedakan atas
daerah bagian utara dan daerah bagian selatan.

Daerah bagian utara berbentuk bukit – bukit yang berpuncak hampir datar. Batuannya terdiri dari
batuan gunung api dan sedimen berumur Tersier. Pola aliran sungainya mendaun. Lembah –
lembahnya lebar dan lerengnya landai. Tumbuhannya sebagian besar terdiri dari semak belukar
setempat terdapat bekas ladang dan kebun yang ditutupi oleh rumput – rumputan.

Daerah bagian selatan dibentuk oleh satu gunung kerucut, batuannya terdiri dari hasil gunung api
tua. Pola aliran sungainya memancar dan lembah – lembahnya berbentuk “V”. Daerahnya
sebagian besar ditutupi oleh hutan lebat setempat terdapat bekas ladang dan kebun yang ditutupi
oleh rumput – rumputan.

B. STRATIGRAFI

Berikut tatanan stratigrafi lembar Komodo, Nusatenggara

1) ALUVIUM DAN ENDAPAN PANTAI

Terdiri atas kerikil, pasir dan lumpur yang terbentuk di dalam lingkungan sungai,
delta dan pantai. Endapan pasir di sepanjang pantai utara dan selatan Pulau Sumbawa
setempat mengandung pasir magnetit.

2) BATUGAMPING KORAL
Disusun oleh batugamping koral yang sebagian kompak dan sebagian bersifat
breksi, bagian bawah mengandung konglomerat, batupasir yang berkonsolidasi lemah
dan lapisan tipis pasir magnetit. Komponen konglomeratnya terdiri dari andesit,
andesit piroksin dan andesit berongga; matriksnya adalah pasir.

3) HASIL GUNUNG API MUDA


Gunungapi yang masih aktif yaitu Gunung Sangeang Api di Pulau Sangeang
dan Gunung Wai Sano di Pulau Flores, keduanya berupa gunung api strato. Di puncak
Gunung Sangeang Api terdapat tiga kerucut utama dan beberapa kawah. Di bagian
tengah Gunung Wai Sano terdapat satu danau kawah yang berbentuk lingkaran
dengan diameter sekitar 2,5 km, di sekelilingnya ditemukan beberapa mata air panas
dan fumarole dengan endapan belerang. Qvsn merupakan hasil erupsi Gunung
Sangeang Api yang terdiri dari lahar, breksi, bomb dan lapilli. Batuannya bersusunan
andesit, andesit olivine, basal, gelas gunung api dan batuapung. Hadian dkk (1974)
melaporkan adanya aliran lava dan kubah lava yang berasal dari kawah Doro Api
sebagai hasil kegiatan tahun 1964 – 1065. Lava tersebut berupa andesit piroksin,
andesit dengan inklusi diorite dan granodiorite, andesit olivine, basal dan basal
olivine. Qvws merupakan hasil erupsi Gunung Wai Sano yang tediri dari tufa, tufa
pasiran dan tufa batuapung. Tufa berwarna putih dan mudah hancur. Di sekitar
gunung ini ditemukan pula beberapa singkapan kecil terdiri dari lava dan breksi,
berupa andesit piroksin, andesit berongga dan basal.

4) HASIL GUNUNG API TUA

Batuan gunung api yang terdiri dari perselingan breksi, lava dan tufa yang
berkomposisi andesit dan basal. Pemeriksaan petrografi menunjukkan bahwa
batuannya terdiri dari andesit piroksin, andesit berongga, basal gelas, basal dan basal
olivine (Subroto, DG, komunikasi tertulis, 1975). Topografi batuan gunung api
terseut membentuk beberapa kerucut dan setengah kerucut yang terpisahsatu sama
lain. Berdasarkan morfologinya para penulis menduga bahwa pusat – pusat erupsi
adalah Doro Lambuwu, Doro Maria,Doro Saboke, Gilibanta, Doro Otota , Doro
Orora,dan Gunung Beliling.

Batuan gunung api ini di pulau Sumbawa menempati jalur bagian utara sedangkan
di daerah timur mulai dari pulau Komodo sampai pulau Flores menempati jalur
bagian selatan. Di daerah puncak Doro Lambuwu, Doro Maria dan gunung Beliling
terdapat dinding kaldera dan dinding kawah lama. Pantai utara pulau Gilibanta
membentuk setengah lingkaran yang diduga merupakan sisa dinding kaldera tua.
Batuan gunung api yang mengandung leusit di sebelah timur laut Doro lambuwu
(Brouwer, 1917 dan Sudrajat, 1975).
5) BATU GAMPING TUFAAN

Terdiri atas batugamping tufaan, batugamping pasiran, tufa dan napal tufaan. Berlapis
baik, berwarna putih kekuningan. Foraminifera plangton dan cangkang moluka
melimpah. Fosil penunjuk yang dikenali adalah Globorotalia cf. merotumida (Blow &
Banner), Globigerinoides conglobatus (Brady), Globoquadrina altispira (Cushman &
Jarvis), Globorotalia plesiotumida (Blow & Banner), Globigerinoides extremus
(D’Orbigny), Globorotalia acostaensis (Blow) dan Sphaerodinella seminulina
(Schwager). Fosil – fosil ini menunjukkan umur Miosen Akhir hingga Pliosen Awal.

6) BATU GAMPING BERLAPIS

Batugamping berlapis berwarna kelabu, pejal, mengandung sisipan batugamping


tufaan, batupasir kuarsa, tufa dan konglomerat. Konglomerat terdapat di bagian
bawah, fragmen terdiri atas andesit terpropilitkan dan rijang merah. Batugamping
mengandung fosil foraminifera, koral dan moluska. Fosil yang dikenali adalah
Lepidocyclina ephipiodes (Jones & Chapman), Lepidocyclina omphalus (Tan),
Flosculinella bontangensis (Rutten), Operculina sp., Amphistegina sp. dan
Flosculinella sp. yang menunjukkan umur Miosen Tengah (Darwin Kadar, DG.
Komunikasi tertulis, 1974). Satuan ini ditutupi selaras oleh batugamping tufaan dan
dialasi tak selaras oleh batuan gunung api. Secara mendatar menjadi piroklastik kasar
dan piroklastik halus. Urat – urat kuarsa dengan galena setempat – setempat terdapat
di dalam satuan ini.

7) TUFA DASITAN

Berwarna kelabu, dicirikan oleh kuarsa berukuran 0,5 – 1 cm, pada umumnya
berlapis dan sebagian pejal. Mengandung sisipan – sisipan tufa hijau, tufa gampingan,
batugamping dan batupasir tufaan, setempat dengan sisipan breksi dan lava. Lavanya
sebagian berkonsolidasi dasit dan sebagian berkonsolidasi andesit. Sisipan batugamping
mengandung fosil Lepidocyclina sumatrensis (Brady), Cycloclypeus annulatus (Tan),
Cycloclypeus transiens (Tan), Operculina sp. dan Amphistegina sp. yang menunjukkan
umur Miosen Tengah (Darwin Kadar, DG. Komunikasi tertulis, 1974). Satuan ini
setempat – setempat diterobos oleh urat – urat kuarsa setebal 1 – 20 cm, sebagian
terkersikkan dan termineralisasikan, kerak – kerak besi terjadi di bagian yang
terkersikkan.

8) BATUAN GUNUNGAPI

Terdiri atas lava dan breksi yang bersifat dasit, umumnya berwarna kelabu tua,
pejal, dicirikan oleh kuarsa berukuran 0,5 – 20 cm; mengandung sisipan – sisipan tufa
dasit dan tufa gampingan. Pemeriksaan petrografi menunjukkan bahwa batuannya
terdiri dari dasit dan dasit porfiri. Setempat mengandung banyak urat kuarsa;
batuannya terkersikkan dan termineralisasikan. Kedudukan stratigrafi satuan ini sama
dengan batugamping berlapis.

9) BATUGAMPING

Berwarna kelabu tua, berlapis baik, mengandung sisipan batugamping tufaan.


Fosil yang dikenali adalah Lepidocyclina sumatrensis (Brady), Lepidocyclina sp.,
Sphaerogypsina sp.Amphistegina sp.Operculina sp.dan Cycloclypeus sp. yang
menunjukkan umur Miosen Awal. Satuan ini berhubungan menjemari dengan batuan
gunungapi tua.

10) BATUAN GUNUNGAPI TUA


Terdiri atas lava dan breksi berfragmen andesit dan basal; mengandung sisipan
tufa bersifat andesit dan batugamping hablur; umumnya kelabu kehijauan, hijua dan
ungu pada sisipan tufanya; lavanya sebagian berstruktur bantal dan bersisipan rijang
merah; breksi di bagian utara pulau Komodo mengandung pecahan – pecahan batuan
metasedimen dan batu sabak. Pada umumnya terpropilitkan, termineralisasikan dan
terkersikkan; mengandung urat – urat kuarsa dan kalsit. Umur dan kedudukan
stratigrafinya diperkirakan sama dengan batugamping.
11) BATUAN TEROBOS

Terdiri dari granodiorite, diorite, sienit, tonalit-trakit, andesit dan dasit.


Diperkirakan menerobos sampai batuan yang berumur Miosen Tengah. Tubuh intrusi
yang besar ditemukan di bagian tengah sumbawa timur bersusunan antara tonalit dan
trakit dan dicirikan oleh feldspar yang berukuran kurang dari 2 cm. Batuan di
beberapa tempat sekitar batuan terobosan ini terlihat lebih kuat terpropilitkan,
terkersikkan dan mengandung urat kuarsa lebih banyak daripada daerah lain.

C. STRUKTUR DAN SEJARAH GEOLOGI


Daerah pemetaan terletak di dalam busur dalam kepulauan gunung api Banda.
Gunungapi yang masih giat adalah gunung Sangeang dan Wai Sano di pulau Flores.
Batuan gunungapi yang berumur antara Tersier dan Kuarter di pulau Sumbawa
menempati jalur bagian utara, sedangkan di daerah timur mulai dari pulau
Komodomsampai pulau Flores menempati jalur bagian selatan. Batuan gunungapi
yang berumur Tersier di pulau Sumbawa menempati jalur bagian selatan, sedangkan
di daerah timur mulai dari pulau Komodo sampai pulau Flores menempati jalur
bagian utara. Struktur geologi terdapat terutama di pulau Sumbawa; terdiri dari
beberapa sesar normal dan kelurusan yang umumnya berarah timurlaut – baratdaya
dan baratlaut – tenggara. Struktur tersebut umumnya terdapat pada batuan – batuan
gunungapi dan sedimen tersier. Struktur geologi daerah ini mungkin berhubungan
erat dengan struktur geologi regional dan pembentukan batuan beku dalam pada kala
Miosen.

Sejarah geologi daerah pemetaan mungkin dimulai pada kala Miosen Tua. Pada
kala tersebut daerah ini mungkin merupakan suatu cekungan. Kegiatan gunungapi
terjadi pada cekungan tersebut dan menghasilkan batuan gunungapi yang terutama
bersifat andesit dan basal. Setelah kala Miosen Awal terjadi suatu rumpang. Dari kala
Miosen Akhir sampai Pliosen Awal daerah ini kembali menjadi suatu sub-cekungan.
Keiatan gunungapi terjadi pada cekungan tersebut dan menghasilkan batuan
gunungapi yang terutama bersifat dasit. Batuan terobosan yang bersifat menengah
yang menghasilkan endapan bijih logam diduga terjadi pada kala Miosen Akhir.
Daerah ini mungkin telah merupakan daratan semenjak kala Miosen Akhir akan
teteapi kegiatan gunungapi berlangsung terus sampai sekarang dan menghasilkan
batuan gunungapi yang terutama bersifat andesit dan basal. Pertumbuhan
batugamping koral di sepanjang pantai utara pulau Sumbawa dan pulau Flores
membuktikan bahwa daerah ini masih mengalami pengangkatan.

Anda mungkin juga menyukai