Oleh
Aurelia S. G. Bay
1606060083
JURUSAN FISIKA
KUPANG
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Seismologi berasal
dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos
yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-
kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Ilmu ini mengkaji tentang apa
yang terjadi pada permukaan bumi disaat gempa, bagaimana energi goncangan merambat dari
dalam perut bumi ke permukaan, dan bagaimana energi ini dapat menimbulkan kerusakan, serta
proses tumbukan antar lempeng pada sesar bumi yang menyebabkan terjadinya gempa. Dengan
demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena
getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi
merupakan bagian dari ilmu geofisika.
Gempa bumi adalah sebuah fenomena alam yang terjadi karena lapisan tanah di bawah
permukaan tanah bergeser secara mendadak. Ketika getaran itu sampai ke permukaan bumi kita
akan merasakan guncangan atau pergerakan tanah yang intensitasnya beragam mulai dari getaran
lunak, membuat kita limbung, bahkan hingga mengakibatkan hancurnya bangunan kokoh. Kuat
atau lemahnya getaran tergantung kekuatan sumber dan jarak titik fokus gempanya.
Guncangan itu sebenarnya berupa gelombang-gelombang yang menjalar menjauhi titik focus
gempa kesegala arah di bumi. Ada beberapa gelombang yang terbentuk saat gempa, yang utama
dibedakan menjadi gelombang badan dan gelombang permukaan. Gelombang badan terbagi dua
yaitu gelombang primer ( Wave-P ) dan gelombang sekunder ( Wave-S ). Sedangkan gelombang
permukaan ada dua jenis, yaitu gelombang Love dan gelombang Rayleigh.
B. Rumusan Masalah
Menurut latar belakang diatas, kita mendapatkan rumusan masalah :
2
3. Prinsip apa yang digunakan dalam Gelombang Seismik ?
4. Bagaimana cara penjalaran Gelombang Seismik ?
5. Apa saja Aplikasi dalam Gelombang Seismik
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Seismologi, sebagai pengganti nilai Ujian.
2. Untuk menegetahui apa itu Gelombang Seismik dan hal-hal yang berkaitan dengan
Gelombang Seismik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gelombang seismik adalah gelombang energi yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi
dan melalui permukaan bumi. Gelombang seismik dapat
ditimbulkan dengan dua metode yaitu metode aktif dan metode pasif. Metode aktif adalah
metode penimbulan gelombang seismik secara aktif atau disengaja menggunakan gangguan
yang dibuat oleh manusia, biasanya digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah
gangguan yang muncul terjadi secara alamiah, contohnya gempa. Gelombang seismik
termasuk dalam gelombang elastik karena medium yang dilalui yaitu bumi bersifat elastik.
Oleh karena itu sifat penjalaran gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan yang
dilewatinya. Teori lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana pergerakan dari lempeng
bumi. Pergerakan lempeng bumi menyebabkan batuan terdeformasi atau berubah bentuk dan
ukuran karena adanya pergerakan antar lempeng. Deformasi akibat bergerakan lempeng ini
berupa tegangan (stress) dan regangan (strain).
4
Gradien tegangan mengakibatkan terganggunya keseimbangan gaya-gaya di dalam medium
sehingga terjadi pergeseran titik materi yang menyebabkan deformasi yang menjalar dari satu
titik ke titik lain. Dimana deformasi ini dapat menyebabkan pemampatan atau peregangan
partikel-partikel medium yang berbentuk osilasi. Kurva osilasi yang bentuknya mirip
sinusoidal terpotong ini dinamakan sinyal seismik.
5
dari gelombang P. Gelombang ini disebut juga gelombang S atau transversal yang memiliki
gerakan partikel yang berarah tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombang. Jika arah
gerakan partikel merupakan bidang horizontal, maka gelombang tersebut adalah gelombang
S Horizontal (SH) dan jika pergerakan partikelnya vertikal, maka gelombang tersebut adalah
gelombang S Vertikal (SV).
a)
b)
Ilustrasi
trayektori
gerakan partikel dari (a) gelombang pressure (gelombang longitudinal), (b) gelombang
transversal. (Sheriff, 1995)
Ilustrasi gelombang permukaan (a) gelombang Rayleigh, (b) gelombang Love. (Sheriff,
1995)
- Gelombang Rayleigh atau dikenal juga dengan nama Ground roll merupakan gelombang
permukaan yang gerakan partikelnya merupakan kombinasi gerakan partikel gelombang
P dan S, yaitu berbentuk ellips. Sumbu mayor elips tegak lurus dengan permukaan dan
6
sumbu minor sejajar dengan arah penjalaran gelombang. Kecepatan gelombang Rayleigh
bergantung pada konstanta elastik dekat permukaaan dan nilainya selalu lebih kecil dari
gelombang S (Vs). Gerakan partikelnya ke belakang (bawah maju atas mundur) dan
gelombang ini menjalar melalui permukaan media yang homogen. Gelombang Rayleigh
merambat dengan kecepatan sekitar 2 1/4 mil sehingga menimbulkan efek gerakan tanah
yang sirkuler dan hasilnya tanah akan bergerak naik turun seperti ombak di laut.
1. Prinsip Huygens
Prinsip Huygens merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan
penjalaran gelombang yang berada di bawah permukaan. Prinsip ini menyatakan bahwa
setiap titik pada muka gelombang bertindak sebagai sumber baru untuk muka gelombang
berikutnya. Jadi jika diketahui terdapat suatu muka gelombang x pada waktu t yang
dihasilkan dari suatu sumber S, maka untuk mendapatkan muka gelombang dengan waktu t +
∆t, dapat dilakukan dengan cara membuat lingkaran-lingkaran wavelet sekunder dengan jari-
jari v∆t yang dibuat dari setiap titik pada muka gelombang x dan kemudian membuat garis-
garis singgungnya sepanjang lintasan tersebut sehingga diperoleh muka gelombang baru
dengan waktu t+∆t.
7
Prinsip Huygens
2. Hukum Snellius
Hukum snellius menunjukkan hubungan antara sudut refleksi dan sudut refraksi muka
gelombang pada batas antar medium yang memiliki perbedaan kecepatan gelombang.
Gambar di atas memperlihatkan penjalaran secara periodik gelombang bidang yang melewati
permukaan datar perbatasan antara dua medium. Pada medium pertama panjang
gelombangnya adalah 𝜆1 = 𝑣1 /𝑓 sedangkan untuk medium kedua panjang gelombangnnya
adalah 𝜆2 = 𝑣2 /𝑓. Pada saat gelombang melewati daerah perbatasan antara dua medium
maka harus berlaku kontinuitas untuk gelombang refleksi dan gelombang transmisi. Jika
kontinuitas tidak berlaku maka muka gelombang di medium 1 akan mendahului atau justru
tertinggal dari muka gelombang di medium 2. Untuk menghindari hal ini dan
mempertahankan kontinuitas selama melewati daerah batas dengan panjang gelombang yang
berbeda maka gelombang refleksi dan gelombang transmisi haruslah memiliki besar sudut
yang berbeda terhadap garis normal bidang batas.
3. Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa gelombang yang menjalar dari satu titik ke titik yang lain
akan memilih lintasan dengan waktu tempuh tercepat. Prinsip Fermat dapat diaplikasikan
untuk menentukan lintasan sinar dari satu titik ke titik yang lainnya yaitu lintasan yang waktu
tempuhnya bernilai minimum. Dengan diketahuinya lintasan dengan waktu tempuh minimum
maka dapat dilakukan penelusuran jejak sinar yang telah merambat di dalam medium.
Penelusuran jejak sinar seismik ini akan sangat membantu dalam menentukan posisi reflektor
di bawah permukaan. Jejak sinar seismik yang tercepat ini tidaklah selalu berbentuk garis
lurus.
8
APLIKASI GELOMBANG DALAM SEISMIK
Gelombang seismik paada dasarnya merupakan gelombang elastik yang dijalarkan melalui
media bumi. Pembangkitan gelombang seismik dapat dilakukan dengan dua metode, yaiutu
metode aktif dan metode pasif. Metode aktif biasanya digunakan pada seismik eksplorasi,
yaitu dengan peledakan dinamit, pemukulan dengan palu, dan sebagainya. Metode pasif
memanfaatkan gejala-gejala alam yang sudah ada, seperti gempa bumi, baik yang
diakibatkan oleh letusan gunung berapi maupun gempa tektonik.
Pada saat terjadi gempa bumi, sejumlah besar enegi dilepaskan dari sumber gempa
atau fokus. Energi ini akan dipancarkan kesegala arah melalui usikan (disturbance)
yang menjalar keseluruh bagian bumi karena adanya sifat elastisitas material bumi.
Usikan yang menjalar dalam medium elastis disebut gelombang elastik.
Dalam aplikasi bidang geofisik, pemanfaatan gelombang telah memberikan kontribusi yang
besar untuk keperluan investigasi permukaan bumi. Salah satunya adalah metode SASW
(Spectral Analysis of Surface Wave) yang dalam prinsipnya teknik ini mengukur sifat
perambatan gelombang permukaan seismik Rayleigh (gelombang R) yang bergerak secara
horizontal. Sumber mekanik buatan digunakan untuk menghasilkan energi gelombang
mekanik di atas permukaan suatu media maka akan dihasilkan beberapa jenis gelombang
yang merambat sesuai karakternya masing-masing.
9
juga dipengaruhi oleh panjang gelombang dan frekuensi. Panjang gelombang pendek
dengan frekuensi tinggi hanya merambat pada permukaan yang dangkal, sedangkan
gelombang yang lebih panjang dengan frekuensi rendah dapat merambat lebih dalam.
Perilaku ini dipelajari pertama kalinya oleh Lord Rayleigh pada 1885, selanjutnya secara
lebih terperinci oleh Lamb pada tahun 1904 yang menurunkan persamaan
matematik gelombang dari suatu titik sumber gelombang dalam media yang homogen dan
elastis.
Dalam studi Jones (1958) diusulkan suatu konsep pengujian dinamik bahan menggunakan
perangkat dinamik dengan sumber gelombang tetap atau disebut sebagai steady state
method. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis gelombang permukaan berpotensi
untuk mendeteksi perbedaan nilai material pada perkerasan ataupun profil tanah berlapis.
Prosedur ini selanjutnya digunakan oleh Woods dan Richart (1967) untuk
mengkaji pengaruh lubang dalam struktur dengan pemanfaatan gelombang
permukaan. Penggunaan analisis spektrum dalam pemanfaatan gelombang permukaan
juga digunakan oleh Williams (1981), yang menyimpulkan perlunya menggunakan
sumber gelombang yang berbeda untuk mendapatkan variasi nilai frekuensi yang berbeda
dalam analisis spektrum. Selanjutnya, penelitian mendalam dilakukan oleh Heisey
(1982) dengan menggunakan palu yang dijatuhkan untuk membangkitkan
gelombang sementara (transient) dalam proses untuk mendapatkan kurva penyebaran
10
kecepatan dan panjang gelombang. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa kedalaman
yang diperoleh untuk pengukuran analisis spektrum adalah sepertiga (1/3)
panjang gelombang Rayleigh. Selanjutnya pengembangan dari studi pemanfaatan karakter
perambatan gelombang permukaan ini didapatkan suatu metode yang lebih
automatik dengan menganalisis spektrum gelombang permukaan yang dikenal sebagai
metode Spectral Analysis of Surface Wave (SASW).
Salah satu metode NDT yang telah dikembangkan sejak tahun 1980 di University of Texas
at Austin, Amerika Serikat adalah metode analisis spektrum gelombang permukaan atau
Spectrum-Analysis-of-Surface-Waves (SASW). Prinsip metode SASW adalah
memanfaatkan karakteristik perambatan gelombang permukaan dari sumber mekanik
buatan untuk menilai kecepatan gelombang geser yang merupakan representasi dari nilai
kekakuan (stiffness) dinamik suatu bahan struktur. Keunggulan dari metode SASW ini
adalah sifat pengujiannya yang tidak memberikan sebarang kerusakan pada struktur,
metode ini murah dalam pelaksanaannya dan cepat untuk proses analisis hasilnya.
Perkembangan metode SASW meliputi sejumlah pengujian dan riset yang telah dijalankan
untuk berbagai jenis infrastruktur dan penggunaan teknik analisis yang diautomasi
sepenuhnya. Aplikasinya yang pertama telah dilakukan oleh Nazarian (1984) dan Nazarian
& Stokoe (1984) yang menjelaskan penggunaan SASW kepada analisis kekakuan tanah
dan struktur timbunan jalan pada beberapa lokasi jalan di Texas, USA. Dalam studinya,
hasil pengukuran SASW telah dibandingkan dengan pengujian lubang silang (cross hole)
dan mendapati hasil pengujian SASW memiliki ketepatan yang tinggi. Meskipun demikian,
teknikk SASW yang dikembangkan masih menggunakan algoritma analisis yang sederhana
sehingga proses inversi profil kekakuan bahan masih sederhana yang belum
merepresentasikan profil kedalaman yang detail. Pengujian yang sama selanjutnya
dilakukan oleh Hiltunen & Woods (1988) yang menghasilkan korelasi yang memuaskan
dari kedua metode pengujian tersebut.
Penelitian lain mengenai penggunaan teknik SASW telah didapati berhasil untuk beberapa
pengujian empris lapangan, seperti studi karateristik berbagai fondasi bangunan yang
dilakukan oleh Madshus & Westerdhal (1990) dan Stokoe et al. (1994). Penelitian yang
dilakukan menghasilkan korelasi- korelasi empiris parameter dinamik gelombang dengan
berbagai variasi kekuatan fondasi.
11
PERSAMAAN GELOMBANG
Kita dapat menentukan kecepatan transversal sembarang partikel yang bergerak dalam
gelombang transversal dengan menggunakan fungsi gelombang.
y ( x, t )
v y ( x, t ) A cost kx.
t
Percepatan partikel dalam gelombang sinusoidal
2 y ( x, t )
a y ( x, t ) 2 A sin t kx 2 y ( x, t ).
t2
2 y ( x, t )
k 2 A sin t kx k 2 y ( x, t ).
x
2
Arah
vk kecepatan
transversal
dan
percepatan
transversal
pada
beberapa
titik dalam
dawai.
12
2 y( x, t ) / t 2 2 y( x, t ) 2
v 2
2 y( x, t ) / x 2 k 2 y( x, t ) k 2
2 y ( x, t ) 1 2 y ( x, t )
2 .
x 2
v t 2
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di
dalam kerak bumi, misalnya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke
seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer.
2. Gelombang badan adalah gelombang yang merambat disela-sela bebatuan dibawah
permukaan bumi.
3. Gelombang primer adalah salah satu dari dua jenis gelombang seismic, sering juga disebut
gelombang tanah ( dinamakan demikian karena merambat didalam tanah ), adalah
gelombang yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan terekam oleh seismometer.
4. Gelombang Sekunder adalah gelomgang transversal yang arah gerakannya tegak lurus
dengan arah perambatan gelombang.
5. Gelombang permukaan adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi, tidak
penetrasi ke dalam medium bumi.
6. Gelombang Reyleigh adalah gelombang yang menjalar di permukaan bumi dengan pergerakan
menyerupai ellip.
7. Gelombang Love adalah gelombang geser ( S wave ) yang terpolarisasi secara horizontal dan
tidak menghasilkan perpindahan vertical.
14
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, (1985), Penentuan Hyposenter dan Origin Time Gempa local dengan Metode Geiger,
Thesis, UGM.
McQuillin,R.,Bacon,M.,Barcklay,W.,(1984), An Introdauction to Seismic Interpretation, Graham
& Trotman, London.
Stacey,F.D.,(1977),Phtsics of the Earth, 2th, John-Wiley & Son’s, New York.
Telford,W.M.,(1976),Geldart,L.P., Sherrif,R.E., Keys,D.E.,Applied Geophysiscs, Cambridge
University Press.
Wahyu Triyoso, (1991), Konsep-Konsep Dasar Seismologi, ITB Bandung.
15