Anda di halaman 1dari 16

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Menulis merupakan salah satu aspek berbahasa yang bersifat produktif. Hal ini sangat
bermanfaat bagi para penerus bangsa agar menjadi manusia yang produktif dan kreatif. Menulis
dikatakan sebagai sesuatu yang produktif sebab, dengan kegiatan menulis siswa dapat
menghasilkan suatu produk berbentuk karya yang dapat dibanggakan.Tetapi, pada
kenyataannya kegiatan menulis adalah salah satu kegiatan yang sangat sulit.
Karya tulis mempunyai banyak jenis, ada yang bersifat fiksi atau cerita rekaan dan juga
ada yang berbentuk faktual, yang termasuk ke dalam cerita rekaan yaitu cerpen, novel,
donegng, legenda, fabel, cerita rakyat sedangkan yang termasuk ke dalam karya tulis yang
berbentuk faktual salah satunya adalah teks eksplanasi kompleks.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari teks genre faktual dan teks genre fiksi?
2. Apa saja ciri, tipe, dan pembeda utama teks genre faktual dan teks genre fiksi?
3. Seperti apa contoh dari teks genre faktual dan teks genre fiksi?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari teks genre faktual dan teks genre fiksi
2. Mengidentifikasi ciri, tipe, dan pembeda utama teks genre faktual dan teks genre fiksi
3. Memberikan contoh dari teks genre faktual dan teks genre fiksi?

1
BAB II

Pembahasan

JENIS-JENIS TEKS

Genre sebagai jenis teks, dapat digolongkan menjadi genre faktual dan genre fiksi atau
rekaan. Genre faktual adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan kejadian, peristiwa, atau
keadaan nyata yang berada di sekitar lingkungan hidup. Genre fiksi adalah jenis teks yang
dibuat berdasarkan imajinasi, bukan pada kenyataan yang sesungguhnya.

Genre faktual meliputi: laporan, deskripsi, prosedur, rekon (recount), eksplanasi,


eksposisi, dan diskusi. Di pihak lain, genre fiksi mencakup: rekon, anekdot, cerita/narartif, dan
eksemplum.

1. Jenis Teks Faktual

Genre faktual adalah genre yang dihasilkan berdasarkan kenyataan, yang meliputi:
deskripsi, laporan, prosedur, penceritaan, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Sementara itu,
genre cerita adalah genre fiksi yang dihasilkan berdasarkan rekaan. Genre cerita meliputi
penceritaan, anekdot (anecdote), eksemplum (exemplum), dan naratif (narrative).

1.1 Laporan

Teks laporan mempunyai fungsi sosial untuk membuat klasifikasi mengenai sesuatu.
Dengan klasifikasi, hal yang dilaporkan itu dapat digolongkan ke dalam kelas atau subkelas
tertentu. Adapun struktur teks yang digunakan adalah “Pernyataan Umum atau Klasifikasi^
Anggota/Aspek yang Dilaporkan”.

Contoh :

Harimau

Pernyataan Umum atau Klasifikasi : Harimau (Panthera tigris) digolongkan ke dalam


mamalia, yaitu binatang yang menyusui. “Kucing besar” itu adalah hewan pemangsa dan
pemakan daging.

2
Anggota/Aspek yang Dilaporkan : Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang 3,3
meter, dan berat 300 kilogram. Bulunya berwarna putih dan cokelat keemas-emasan dengan
belang atau loreng berwarna hitam. Gigi taringnya kuat dan tajam untuk mengoyak daging.
Kakinya berjumlah empat dengan cakar yang kuat untuk menerkam mangsanya.

Harimau mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Harimau dapat hidup
di hutan, padang rumput, dan daerah payau atau hutan bakau. Di Indonesia harimau dapat
ditemukan di hutan dan hutan bakau di Pulau Sumatera dan Jawa.

Harimau termasuk hewan penyendiri, tetapi mempunyai wilayah yang amat luas untuk
berburu mangsa. Wilayahnya dapat mencapai kawasan perdesaan. Populasi harimau
cenderung menurun karena sering diburu manusia. Oleh karena itu, harimau saat ini termasuk
binatang yang dilindungi pemerintah agar tidak punah.

Harimau menjadi pusat perhatian dalam dunia sastra, seni, dan olahraga. Harimau
sering dijadikan tokoh dalam cerita rakyat, objek untuk foto atau gambar, dan maskot dalam
olahraga.

1.2 Deskripsi

Fungsi sosial teks deskripsi adalah untuk menguraikan sesuatu secara individual
menurut ciri-ciri fisiknya. Untuk itu, struktur teks yang digunakan untuk
mengorganisasikannya adalah “Pernyataan Benda yang Dideskripsikan / Bagian yang
Dideskripsikan”.

Contoh :

Harimau di Kebun Binatang A

Pernyataan benda yang dideskripsikan : Harimau yang ada di Kebun Binatang A berbeda
dengan harimau pada umumnya. Harimau yang diberi nama “Gagah” itu tidak tampak
gagah.

Bagian-bagian yang dideskripsikan : Badannya kurus, matanya tidak tajam, dan keadaannya
lemas seakan-akan empat kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya untuk berdiri tegak.
Rupanya Gagah tidak terawat. Binatang pemangsa itu tampak kurang makan. Kecuali itu,
Gagah tidak tampak buas. Ia juga tidak memperhatikan bahwa di sekitar kandangnya terdapat

3
banyak pengunjung yang melihatnya. Gagah tampak lesu dan malas bergerak. Gagah hanya
diam meskipun situasi di sekitarnya hiruk-pikuk.

Kandangnya pun tidak nyaman untuk Gagah. Lantainya kotor, dindingnya kusam,
atapnya bocor, dan pintunya yang terbuat dari besi itu juga tidak kukuh.

1.3 Prosedur

Teks yang tergolong ke dalam genre ini mempunyai fungsi sosial untuk memberikan
petunjuk mengenai cara mengerjakan sesuatu. Petunjuk itu merupakan langkah-langkah yang
harus ditempuh agar pekerjaan itu dapat diselesaikan. Pada petunjuk pengerjaan sesuatu atau
pengoperasian sebuah alat, langkah-langkah yang dimaksud merupakan langkah-langkah
bersyarat, yaitu langkah-langkah yang terdahulu menentukan langkah-langkah yang kemudian,
sehingga apabila langkah-langkah itu tidak ditempuh secara urut, barang yang dibuat itu tidak
jadi atau alat yang dioperasikan tersebut tidak dapat beroperasi. Teks prosedur mempunyai
struktur teks sebagai berikut: “Tujuan^Langkah-langkah”.

Contoh :

Tujuan : Kartu ATM adalah salah satu fasilitas penting bagi nasabah sebuah bank. Dengan
kartu ATM, seorang nasabah bisa dengan mudah melakukan transaksi penting. Transaksi
penting melalui ATM itu, antara lain, adalah

(1) Transfer uang antarbank, baik bank yang sama maupun yang berbeda;
(2) Penarikan uang tunai;
(3) Pembayaran tagihan, misalnya listrik atau telepon;
(4) Pengecekan saldo tabungan;
(5) Belanja atau pembayaran di kasir di tempat-tempat tertentu, misalnya

swalayan;

(6) Pengisian pulsa telepon seluler;


(7) Pembayaran tiket pesawat.

Langkah-langkah :

(1) Perhatikan panduan ini baik-baik agar tujuan menggunakan ATM tercapai.

4
(2) Setelah memasuki ruang mesin ATM, masukkan kartu ATM (lihat jangan sampai
terbalik, bagian sisi kiri yang harus dimasukkan terlebih dahulu). Pada kartu ATM
tertentu biasanya ada tanda panah. Tanda panah itulah sisi yang harus dimasukkan
terlebih dahulu. Setelah memasukkan kartu ATM, tunggu 54 Kelas X sampai layar
meminta pilih bahasa. Jika ingin menggunakan bahasa Indonesia, pilihlah bahasa
Indonesia.
(3) Kemudian, Anda masukkan nomor PIN (personal identification number) rahasia Anda
setelah di layar tertera masukkan nomor PIN Anda. Pastikan jangan sampai ada yang
mengintip, sebaiknya rapatkan tubuh Anda ke mesin ATM. Setelah memasukkan
nomor PIN dengan benar, pilihlah transaksi yang diinginkan dengan menekan tombol
yang ada di sisi layar lurus dengan menu transaksi yang ingin dipilih, misalnya
penarikan tunai atau transaksi lainnya untuk melihat layanan transaksi yang lain. Ikuti
perintah selanjutnya sesuai dengan yang tertera di layar. Masukkan jumlah uang yang
akan ditarik (kelipatan Rp50.000,00 atau Rp100.000,00) jika Anda ingin menarik uang.
Anda tidak bisa menarik uang dari ATM dengan jumlah, seperti Rp22.750. Berbeda
dengan saat Anda mentransfer uang, jumlah berapa saja dimungkinkan. Ambillah uang
yang keluar dari lubang uang yang ada di bagian bawah. Jika tidak diambil, mesin ATM
akan menunggu perintah Anda selanjutnya. Adakalanya di ATM bank yang berbeda
pada transaksi penarikan uang justru Anda diminta mengambil kartu ATM terlebih
dahulu. Perhatikan saja perintah yang ada di layar.

(4) Jika transaksi selesai, jawablah pertanyaan bahwa Anda selesai bertransaksi sesuai
dengan menu yang tertera di layar. Tunggu sampai keluar kertas bukti transaksi dan
ambil. Pada transaksi penarikan uang adakalanya mesin ATM tidak mengeluarkan
tanda bukti. Perhatikan saja keterangan yang tertera di layar. Setelah itu, kartu akan
keluar dengan sendirinya. Ambil kartu Anda dan transaksi berhasil.

1.4. Rekon
Fungsi sosial teks rekon adalah untuk mebangkitkan atau menghidupkan pengalaman
nyata di masa lampau agar tercipta semacam hiburan bagi pembaca atau pendengar. Dengan
teks penceritaan, pencipta teks dapat berbagi pengalaman dengan pembaca atau pendengar.
Teks penceritaan disusun dengan tata organisasi “Orientasi^ Urutan Peristiwa^Reorientasi”.
Pada struktur teks tersebut, “Reorientasi” merupakan tahap struktur yang bersifat pilihan.
Contoh :

5
GEMPA BUMI
Saya akan menceritakan pengalaman saya yang terjadi minggu kemarin yang
berhubungan dengan gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi, saya sedang mengendarai
mobil. Waktu itu saya berada dalam perjalanan pulang dari Bali.
Tiba-tiba saya merasakan adanya hentakan keras pada mobil saya. Saya pikir waktu
itu ban mobil saya meletus. Saya tidak sadar jika saat itu sedang terjadi gempa bumi. Saya
baru sadar ketika saya melihat tiang listrik dan telepon yang ada di kanan kiri saya ambruk,
berjatuhan seperti batang korek api yang ringan. Saya juga melihat batu-batu besar
berserakan di sepanjang jalan. Mobil saya terperangkap di tengah batu-batu yang berserakan
tersebut. Saya tidak bisa menggeser mobil saya ke depan maupun ke belakang karena batu-
batu tersebut merintangi jalan saya. Sepertinya tidak ada satupun yang dapat saya lakukan
untuk meneruskan perjalanan. Karena putus asa, saya tinggalkan mobil saya dan memilih
berjalan kaki menuju rumah.
Sesampainya di kampung halaman saya, saya terkejut karena tidak ada satupun yang
tersisa. Semuanya rata dengan tanah. Gempa bumi tersebut ternyata membuat kerusakan
yang demikian besar pada kampung saya. Meskipun demikian, saya bersyiukur karena tidak
ada satupun keluarga maupun warga kampung saya yang terluka serius.

1.5 Eksplanasi
Teks eksplanasi mempunyai fungsi sosial untuk menjelaskan proses terjadinya
sesuatu menurut prinsip-prinsip sebab-akibat. Untuk memenuhi fungsi tersebut, teks
eksplanasi disusun dengan struktur teks “Pernyataan Umum^Urutan alasan Logis”.
Contoh :
Tsunami
Pernyataan Umum :
Tsunami berasal dari bahasa jepang dan terdiri dari 2 suku kata yaitu “tsu”
(pelabuhan) dan “nami” (gelombang). Para ilmuwan biasa mengartikan dengan sebutan tidal
wave (gelombang pasang) atau seismic sea waves (gelombang laut akibat gempa).
Tsunami merupakan gelombang laut yang datang secara tiba-tiba dengan kecepatan
yang tinggi yang menuju kawasan pantai, disebabkan karena aktivitas gunung berapi atau
gempa dibawah laut.
Urutan Sebab-Akibat :

6
Saat gempa terjadi dan permukaan dasar laut naik turun di sepanjang patahan maka
saat itulah tsunami terbentuk. Patahan itu menyebabkan keseimbangan air laut terganggu.
Patahan yang besar akan menghasilkan gelombang yang besar juga.
Sesaat setelah gempa terjadi, air laut akan mengalami surut. Dan akan kembali ke
daratan dalam bentuk gelombang besar (tsunami). Tsunami juga terjadi karena letusan
gunung berapi di dasar laut yang mengakibatkan tingginya pergerakan air laut atau perairan
di dekatnya.
Tsunami memiliki kecepatan gelombang yang lebih besar daripada gelombang biasa.
Bahkan sampai 700km/jam dan hampir sama dengan kecepatan pesawat. Biasanya tinggi
gelombang tsunami 50 – 100 meter dan menyebar ke semua arah. Ketinggian tsunami juga
dipengaruhi oleh bentuk dan kedalaman pantai. Maka dari itu gempa bumi di dasar laut
sangat memungkinkan untuk terjadinya tsunami.

Simpulan/Penutup (interpretasi) :
Nyatanya, tsunami menjadi salah satu peristiwa alam yang sangat berbahaya bagi
manusia karena bisa menyebabkan kerusakan besar bahkan bisa merenggut ribuan jiwa
sekaligus apabila terjadi secara mendadak.
Maka dari itu kita wajib waspada setiap saat dan menyiapkan diri untuk menghadapi
bencana alam tsunami. Walau tidak semua gempa dan letusan gunung berapi di dasar laut
menyebabkan tsunami.

1.6 Eksposisi
Teks eksposisi adalah teks yang berisi gagasan pribadi atau usulan mengenai sesuatu.
Teks eksposisi juga sering disebut argumentasi satu sisi. Dikatakan demikian karena pencipta
teks ini mempertahankan gagasan atau usulannya berdasarkan argumentasi yang ia yakini
benar tanpa membandingkannya dengan argumentasi dari pihak lain.
Terdapat dua macam eksposisi, yaitu eksposisi analitis dan eksposisi hortatoris.
Sesuai dengan kedua jenis eksposisi tersebut, fungsi sosial teks eksposisi adalah untuk
mengajukan argumentasi bahwa sesuatu itu benar adanya (untuk eksposisi analitis) atau
bahwa sesuatu yang diusulkan itu harus dilakukan (untuk eksposisi hortatoris). Eksposisi
analitis berkenaan dengan konsep atau teori tentang sesuatu, sedangkan eksposisi hortatoris
berkenaan dengan tindakan yang perlu dilakukan atau kebijakan yang perlu dibuat. Diterima
atau tidaknya gagasan atau usulan tersebut oleh pihak lain bergantung kepada kuat atau

7
tidaknya argumentasi yang diajukan. Teks eksposisi disusun dengan struktur teks
“Pernyataan Pendapat ^Argumentasi^Reiterasi”.
Contoh :
Lingkungan Hidup
Tesis :
Buang sampah asal-asalan waktu iini telah jadi makin kronis. Ditambah lagi sekarang
ini banyak manusia yang buang sampah asal-asalan.Itu tampak dari jumlahnya saluran sungai
yang terhalang yang setiap saat dapat mengakibatkan banjir.
Argumentasi :
Beberapa orang menyimpulkan jika jumlahnya manusia yang kurang sadar untuk
buang sampah serta apakah yang berlangsung bila beberapa hal yang bisa mengakibatkan
penyumbatan saluran sungai.
Manusia juga belum pernah kapok dengan seringkali terjadinya banjir yang menempa
mereka sebab tingkah mereka sendiri. Bencana itu banyak juga menelan korban jiwa. Tapi
manusia belumlah mempunyai kesadaran untuk buang sampah dengan benar.
Penegasan Ulang :
Semestinya,sesudah tahu peristiwa serta efek yang berlangsung,mereka mempunyai
kesadaran buang sampah serta tak akan membuangnya ke sungai supaya tidak merugikan
diri pribadi serta beberapa orang. Supaya saluran air sungai lancar serta tidak memunculkan
banjir.

1.7 Diskusi
Fungsi sosial teks diskusi adalah untuk menyatakan kontroversi sebuah isu dari dua
sudut pandang. Meskipun kedua sudut pandang itu dibeberkan secara seimbang, pencipta
teks dapat berdiri di salah satu sudut pandang atau bersikap netral terhadap isu yang
dimaksud. Apabila pencipta teks berada di salah satu sisi, pembaca atau pendengar
diharapkan mengikutinya, tetapi apabila ia bersikap netral, pembaca atau pendengar diberi
kebebasan untuk memilih sendiri sudut pandang yang dianggap benar.
Teks diskusi disusun dengan struktur teks “Isu^Argumentasi
Mendukung^Argumentasi Menentang^Simpulan/Rekomendasi”. Secara umum, ciri-ciri
linguistik teks diskusi hampir sama dengan teks eksposisi.
Contoh :

8
Kebiasaan minum teh baik atau buruk?

ISU
Tak jauh berbeda dengan kopi, kebiasaan minum teh sudah dilakukan dari dulu.
Bahkan menjadi bagian dari tradisi. Biasanya teh disajikan ketika ada kunjungan tamu,
pertemuan, atau bagian dari sarapan pagi dan bersantai di malam hari.
Teh diperkenalkan sejak 5000 tahun lalu bahwa minuman ini berkhasiat bisa
meningkatkan kekebalan tubuh. Tanaman teh berasal asli dari Asia Tenggara. Aroma dan
rasanya yang khas menjadikan minuman ini sangat digemari oleh semua golongan
masyarakat.
Meskipun banyak manfaat dari meminum teh, tetapi kebiasaan mengonsumsi teh
secara berlebihan bisa menimbulkan kerugian.

ARGUMEN MENDUKUNG
Terdapat beberapa kandungan aktif dalam teh sehingga menjadi bermanfaat bagi
kesehatan, seperti polyphenols (10-25%) yang berfungsi sebagai antioksidan untuk
mencegah berkembangnya sel kanker, vitamin C (150-250 mg%) dan vitamin E (25-70
mg%) yang dapat membantu untuk memperkuat daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan
jantung , ß-carotene (13-20%), caffein (45-50 mg%), dan fluor (0,1-4,2 mg/L) yang berfungsi
membantu dalam mencegah tumbuhnya karies pada gigi serta memperkuat gigi.

ARGUMEN MENOLAK
Tetapi dibalik manfaatnya yang banyak tersebut, kebiasaan minum teh yang tidak
wajar mempunyai pengaruh yang tidak baik untuk kesehatan. Karena caffein yang terdapat
di teh bisa menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat.
Selain itu caffein memiliki sifat ketergantungan sehingga tubuh akan terasa tidak fit
jika tidak mengkonsumsinya. Nah pada ibu menyusui, caffein mempengaruhi kelenjar ASI
sehingga menghambat kelancaran dan ketersediaan ASI.
Zat caffein pada bayi zat ini dapat mengakibatkan usus bayi menjadi kejang.
Kandungan mineral dalam teh juga mempunyai kecenderungan membantu terbentuknya batu
ginjal.

9
SIMPULAN
Jika kamu ingin mengkonsumsi teh yang sehat, disarankan untuk mengkonsumsi
sebanyak 5 cangkir ukuran 200 ml setiap hari. Karena jumlah tersebut masih batas normal
kadar kafein yang bisa dikonsumsi yaitu setara 750 mg/hari.
Usahakan juga seduh teh dengan air yang tidak terlalu banyak dan tidak ditambahkan
gula mencegah rusaknya zat-zat yang dikandung dan hilangnya manfaat teh.
Dalam kebiasaan sehari-hari, hindari minum teh saat perut kosong karena bisa
meningkatkan produksi asam lambung sehingga berpengaruh pada pencernaan.

2. Jenis Teks Fiksi


Seperti telah dinyatakan di atas bahwa genre cerita adalah genre rekaan. Isi teks tidak
didasarkan pada kenyataan yang sesungguhnya.

2.1 Rekon
Teks penceritaan pada genre cerita sama dengan teks penceritaan pada genre faktual.
Perbedaannya terletak pada isi yang dimuat. Di bawah genre faktual, teks penceritaan
didasarkan pada peristiwa nyata, tetapi di bawah genre cerita, teks penceritaan didasarkan
pada peristiwa dalam khayalan.
Karena pada dasarnya kedua genre penceritaan tersebut sama, struktur teks dan ciri-
ciri linguistiknya pun juga sama. Untuk itu, Anda dapat melihat kembali pembicaraan tentang
teks penceritaan pada genre faktual di atas.
Contoh :
Hiking ke Gunung Prau

Orientasi (Pengenalan)
Di bulan mei tahun 2015 aku dan teman satu organisasi OSIS pergi ke kawasan
pegunungan tinggi dieng untuk melakukan pendakian ke gunung prau, kami memang sengaja
melakukan pendakian dan menganggapnya sebagai refreshing setelah kegiatan sekolah yang
sangat padat.

Peristiwa (Events)
Berawal dari kota Purwokerto, aku dan teman-teman pergi dari terminal bis
Purwokerto dengan tujuan Wonosobo. Singkatnya, setelah 3 jam kami akhirnya

10
menginjakkan kaki di Wonosobo. Setelah itu kita beristirahat sekitar 1 jam, tidak lupa kami
makan dan minum serta melaksanakan kewajiban.
Waktu istirahat selesai dan kami melanjutkan perjalanan menuju ke Dieng
menggunakan bis. Perjalanan kami tempuh sekitar 30 menit dan akhirnya kami sampai di
Dieng menjelang maghrib.
Setelah waktu istirahat selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Dieng
dengan menggunakan Bus lagi. Akhirnya kami sampai ke Dieng menjelang maghrib.
Kami memutuskan untuk melakukan pendakian ke puncak saat malam hari. Kami
memulai pendakian gunung prau, tetapi ada satu masalah yaitu tidak ada satupun dari kami
yang membawa senter (alat penerangan), karena lupa.
Alhamdulillah, ada kakak-kakak dari Semarang yang tidak sengaja bertemu dengan
kami dan mengajak kami untuk melakukan pendakian secara bersama-sama. Akhirnya
setelah 2-3 jam kami sampai di puncak dan membangun tenda disana.

Reorientasi (Pengulangan Pengenalan)


Kami menyaksikan hal yang sangat luar biasa yaitu indahnya langit ciptaan Allah
SWT. Kami pun senang dan sangat menikmati perjalanan itu. Bertambahlah rasa syukur
terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

2.2 Anekdot
Teks anekdot adalah teks rekaan yang berisi peristiwa yang membuat jengkel atau
konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Secara interpersonal, perasaan jengkel dan
konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara
aman/tidak aman, puas/frustrasi, dan tercapai/gagal. Struktur teks anekdot adalah
“Abstrak^Orientasi^Krisis^Reaksi^Koda”.
Contoh :
Terkena Setrika
Abstraksi : Di satu pagi yang cerah

Tujuan : keluar sesosok lelaki yang tengah ke rumah sakit karna ke-2 buah telinganya
sekali lagi terkena luka bakar.

Krisis : “begini dokter ceritanya, terlebih dulu saya sekali lagi menyetrika pakaian,
nah, saat saya sekali lagi menyetrika pakaian, dengan mendadak telpon saya bunyi serta

11
mendering. Sebab reflek, pada akhirnya saat waktu itu saya sekali lagi memegang setrika,
segera saja saya lekatkan ke telinga kiri saya dok”

Reaksi : “oh, demikian toh ceritanya, saya tahu yang dirasakan ayah, lalu untuk
telinga ayah yang samping kanan apa itu yang berlangsung? ”

Koda : “Nah inilah problemnya dokter, si bego itu kembali menelpon. ”

2.3 Eksemplum
Teks eksemplum adalah teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya
tidak perlu terjadi. Secara interpersonal, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi,
tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Struktur teksnya adalah “Abstrak^Orientasi^
Insiden^Interpretasi^Koda”.
Contoh :

TANGGA KOPI
Struktur Orientasi
Setelah pulang sekolah aku memutuskan untuk langsung menuju ke kos tanpa mampir ke
tempat seperti biasa. Rasanya badan sudah capek dikarenakan aktivitas seharian sekolah di
hari itu.

Saat melihat dispenser di kamar kos, aku berpikir bahwa sepertinya nikmat sebelum tubuh
berbaring minum kopi terlebih dahulu. Kebetulan saat itu persediaan kopi masih lumayan
banyak.

2.4 Naratif
Teks naratif adalah teks rekaan yang berisi komplikasi yang menimbulkan masalah
yang memerlukan waktu untuk melakukan evaluasi agar dapat memecahkan masalah
tersebut. Teks naratif pada umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat, cerita pendek, atau
novel. Struktur teksnya adalah “Abstrak^Orientasi^Komplikasi^
Evaluasi^Resolusi^Koda”.
Contoh :

12
CINDERELA
Jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis muda bernama Cinderella. Ia tinggal
bersama dengan ibu tiri serta dua orang saudari tirinya.
Ibu tiri dan dua saudari tiri Cinderela memiliki sifat mudah marah. Mereka
memperlakukan Cinderela dengan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela
melakukan pekerjaan rumah yang tersulit seperti menyikat lantai, membersihkan tempayan
dan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Berbeda dengan Cinderela, dua
saudari tiri Cinderela tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya sibuk bersantai sepanjang hari.
Ibu tiri merekapun memberikan pakaian yang bagus-bagus buat mereka.
Suatu hari, dua saudari tiri Cinderela mendapat sebuah undangan pesta dari istana
kerajaan. Pada undangan tersebut juga dijelaskan bahwa pangeran kerajaan akan mengajak
dansa wanita yang disukainya yang hadir pada pesta tersebut. Mendengar berita ini, dua
saudari tiri Cinderela merasa senang dan berdebar-debar. Mereka kemudian sibuk
menghabiskan waktu memilih-milih baju mana yang akan mereka kenakan. Mereka berharap
dapat menjadi wanita yang beruntung yang diajak dansa oleh sang pangeran. Saat berangkat
ke pestapun tiba. Ibu tiri dan saudari tiri Cinderela berangkat ke istana serta meninggalkan
Cinderela sendirian dirumah. Tanpa dapat dibendung, air mata Cinderelapun tumpah. Iapun
menangis sedih.
"Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah suara lembut bertanya. Dengan
terkejut Cinderela mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk dan melihat sesosok ibu
peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “karena saya ingin ke pesta, tapi saya
ditinggal sendiri di sini.” “Hmm, guman ibu peri. Meskipun kamu diberi pekerjaan yang
berat oleh ibumu, kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah
mengeluh dan selalu lapang dada. Oleh karena itu, saya juga ingin melihat kamu dapat pergi
ke pesta.”
Dengan ajaib, ibu peri merubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta.
Ia juga merubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang
sais kereta. Ibu peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tanganya dan baju lusuh itupun
berubah menjadi gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu kaca yang
sangat cantik. “Sekarang saatnya kamu pergi, Cinderela.” Ibu peri berkata. “Namun ingat,
kamu harus pulang sebelum tengah malam atau kamu akan kembali seperti semula.” Dengan
gembira, Cinderela berangkat ke pesta.
Malam itu benar-benar menjadi malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran
mengajaknya berdansa. Ia berdansa lagi-dan lagi dengan sang pangeran. Tiba-tiba, jam

13
dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderellapun teringat pesan ibu peri dan segera
berlari ke luar istana, secepat yang ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu
kacanya tertinggal.
Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi
gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca. Saudari tirinya yang pertama
mencobanya, tapi kakinya terlalu besar untuk sepatu itu. Meskipun ia berusaha dengan keras
memaksakan kakinya masuk, tapi tetap saja sepatu itu tidak muat. Demikian juga saudarinya
yang kedua. Ketika ia mencoba sepatu kaca tersebut, kakinya terlalu kecil. Iapun gagal
diboyong ke istana. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.
Akhirnya, Cinderelapun diboyong ke istana. Sang pangeran merasa sangat bahagia
melihat Cinderella lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia.

14
BAB III

Penutup

5.1. Kesimpulan

1. Teks genre faktual adalah genre yang dihasilkan berdasarkan kenyataan, yang meliputi:
deskripsi, laporan, prosedur, penceritaan, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Teks genre
cerita adalah genre fiksi yang dihasilkan berdasarkan rekaan. Genre cerita meliputi
penceritaan, anekdot (anecdote), eksemplum (exemplum), dan naratif (narrative).
2. Ciri teks genre faktual :
 Menggambarkan atau menjelaskan mengenai sesuatu.
 Penjelasan dilakukan dengan detail atau sejelas-jelasnya dengan melibatkan
pengalaman panca indera.
 Berusaha membuat pembaca atau pendengar merasakan seperti mengalami,
melihat dan mendengar suatu peristiwa atau adegan yang digambarkan dalam
teks.

Ciri teks genre fiksi :

 Fiksi sifatnya rekaan atau imajinasi dari pengarang


 Dalam fiksi terdapat kebenaran yang relatif atau tidak mutlak
 Umumnya fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif atau bukan
sebenarnya
 Karya fiksi tidak memiliki sistematika yang baku
 Umumnya karya fiksi menyasar emosi atau perasaan pembaca, bukan logika
 Dalam karya fiksi terdapat pesan moral atau amanat tertentu
3. Pembeda utama dari teks genre faktual dan teks genre fiksi adalah, hal yang
disampaikan dalam teks faktual adalah berdasarkan kenyataan yang terjadi, sedangkan
hal yang disampaikan dalam teks fiksi merupakan wujud dari suatu cerita yang bersifat
imajinatif.

15
Daftar Pustaka

Mulyati, Yeti, dkk. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Priyatno, Duwi. 2010. SPSS. Yogyakarta : Mediakom Resimi, Novi, dkk. (2006). Pembinaan
dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Bandung : UPI Press.

Resmini, Novi, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Bandung
: UPI Press

Tarigan, Henry Guntur.2000. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :


Angkasa

16

Anda mungkin juga menyukai