Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nyalah sehingga kita penulis dapat
menyelesaikan sebuah tugas makalah sederhana dengan judul Menganalisis Unsur Sastra dalam
Cerita Rakyat sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan nilai yang baik dan memuaskan.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantudalam
penyusunan makalah sederhana ini terutama bagi keluarga, dosen dan teman-teman.
Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan, penulis menyadari bahwa tugas
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya penulis. Amin..

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................... 3
B. Rumusan masalah................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Cerita Rakyat …...................................................................................... 4


B. Unsur-Unsur Cerita rakyat ...................................................................................... 4
1. Unsur intrinsik................................................................................................... 4
2. Unsur ekstrinsik ................................................................................................ 6
Contoh Cerita Asal Usul Nama Surabaya ............................................. 6
Unsur yang terkandung dalam cerita Asal Usul Nama Surabaya ......... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia tumbuh berbagai cerita rakyat daerah dengan corak dan budaya yang berbeda
beda. Cerita rakyat itu ada yang berupa cerita binatang (fabel), asal usul suatu tempat (legenda), dan
cerita tentang makhluk halus (mite). Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu daerah
dan dianggap sebagai karya kolektif (milik bersama) masyarakat daerah itu. Pasti kita perna
mendengar cerita Malin Kundang, Si Pahit Lidah, Roro Jonggrang, Jaka Tarub, semua cerita itu
termasuk dalam cerita rakyat.
Banyak manfaat yang kita akan dapatkan dengan mendengarkan cerita rakyat. Salah satunya,
kita akan memperoleh pengalaman berharga dari cerita tersebut, melalui peristiwa-peristiwayang
dialami tokoh-tokohnya. Di dalam cerita rakyat terkandung pesan moral yang berguna bagi
pembacanya. Pesan (amanat)dalam cerita kadang diungkapkan secara langsung, tetapi kadang
diungkapkan secara tidak langsung melalui tingkah laku tokoh-tokohnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari cerita rakyat ?
2. Unsur apa saja yang terdapat dalam cerita rakyat ?

C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan pengertian cerita rakyat.
2. Menjelaskan unsur-unsur apa saja yang terdapat di cerita rakyat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cerita Rakyat


Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau
legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam
masyarakat. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng. Ciri-ciri cerita rakyat, yaitu :
1. Cerita rakyat disampaikan secara lisan
2. Disampaikan secara turun-temurun
3. Tidak diketahiu siapa pertama kali membuatnya
4. Kaya nilai-nilai luhur
5. Bersifat tradisional
6. Memiliki banyak versi dan variasi
7. Mempunyai bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara
pengungkapannya.

B. Unsur-Unsur Cerita Rakyat


Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur pembangun/unsur sastra, begitu pula dengan cerita
rakyat. Unsur sastra dalam cerita rakyat adalah sebagai berikut :
1. Unsur Instrinsik

Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsurunsur instrinsik
cerita rakyat, yaitu :
a. Tema
Adalah pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang; pokok pikiran pengarang;
ide pokok permasalahan.
b. Alur
Adalah jalannya cerita; rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dengan dasar
hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur ada tiga macam, yaitu :
• Alur maju
Merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan dari peristiwa
pertama ke peristiwa selanjutnya.

4
• Alur mundur
Merupakan peristiwa yang diceritakan kembali.

• Alur gabungan/ zik-zak


Merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.

c. Latar
Keterangan tentang tempat, waktu dan suasana; tempat/waktu terjadinya peristiwa.
Latar ada tiga macam, yaitu :
• Latar tempat
Lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa
dalam cerita.
• Latar waktu
Waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi.

• Latar suasana
Salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul
dengan sendirinya bersamman dengan jalannya cerita. Suatu cerita menjadi menarik
karena berlangsung dalam suasana tertentu.

d. Tokoh dan Penokohan

Penokohan dalah lukisan watak pelaku; cara pengarang menggambarkan watak


tokoh. Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan
pekonokohan menunjukkan pada sikap kualitas pribadi tokoh.
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan atas dua,
yaitu :
• Protagonist adalah tokoh yang berfungsi memberikan simpati, empati, melibatkan
diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian
disebut tokoh protagonist.
• Antagonis adalah tokoh yang berfungsi menimbulkan konflik dan berposisi
dengan tokoh protagonist.
e. Sudut Pandang

Kedudukan pengarang dalam cerita; cara pandang pengarang. Setiap pengarang


memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda. Ada yang menggunakan sudut
pandang penceritaan orang pertama (aku atau saya); ada yang menggunakan sudut

5
pandang penceritaan orang kedua (kamu atau kau); dan ada juga yang menggunakan
sudut pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).

f. Amanat

Adalah amanat yang disampaikan pengarang.

2. Unsur Ekstrinsik

Adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan
bentuk dan isi suatu karya/cerita. Unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik,
moral, aliran pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.

Contoh :

ASAL USUL NAMA SURABAYA

Pada zaman dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu yang dikenal dengan
nama Ikan Sura dan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama
kuatnya, sama-sama tangkasnya, samasama cerdiknya, sama-sama ganasnya, sama-sama rakusnya.
Selama mereka berkelahi, belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Oleh karena itu, mereka
kemudian jemu untuk terus berkelahi .

“Aku bosan terus-terusan berkelahi, Buaya,”

“Aku juga Sura.lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tang Buaya. Ikan Hiu
Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghenti perkelahiannya dengan Buaya, memang telah
memiliki satu cara.
“Untuk mancegah perkelaian di antara kita, sebaiknya kita membagidaerah kekuasaan menjadi dua.
Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu
berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batasan antara daratan
dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh airlaut pada waktu pasang surut.

Bagaiman, Buaya?”

“Baiklah aku terima usulmu yang bagus itu!” jawab Buaya.

Pembagian daerah kekuasaan itu ternyata memang telah membuat perkelahian antara Ikan Sura dan
Buaya sudah tak terjadi lagi. Mereka menghormati daerah kekuasaannya masing-masing. Selama
mereka mematuhi kesepakatan yang telah mereka buat bersama, keadaan aman dan damai.

6
Akan tetapi, pada suatu hari, Ikan Sura mencari mangsa di sungai. Hal itu dilakukan dengan
sembunyi-sembunyi agar buaya tidak mengetahui. Akan teapi, Buaya memergoki perbuatan Ikan Sura
itu. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Sura melanggar janjinya. Buaya segera menghampiri
Ikan Sura yang sedang menikmati mangsanya di sebuah sungai.
“Hai, Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? mengapa kamu
berani memasuki sungai yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya. Ikan Sura
yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja.

“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungau ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku
adalah penguasa air? Nah ini, kan, ada airnya, jadi termasuk juga daerah kekuasaanku,” kata Ikan
Sura.
“Apa? Sungai itu, kan, tempatnya di darat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai
itu adalah daerah kekuasaannku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa, aku, kan, tidak perna bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan
Sura.

“Kalau begitu kamu mau membohongiku lagi? Baiklah kita buktikan siapa yang memiliki kekuatan
yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya. Mereka berdua terus
cekcok, masing masing berusaha mengemukakan alasan-alasanny, masing-masing pun saling
menolak dan saling ngotot mempertahankan kebenaran-kebenaran dari alasan-alasannya sendiri.
Akhirnya mereka berkelahi lagi.
Pertarungan sengit antara Ikan Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini makin seru dan
dahsyat. Mereka saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu
sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu.
Kedua binatang raksasa itu tanpa istirahat terus bertarung mati-matian.
Dalam pertarungan sengit itu, Buaya mendapat gigitan Ika Sura di pangkal ekornya sebelah kanan.
Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri. Akan tetapi, Buaya puas karena telah
dapat mempertahankan daerahnya. Ikan Sura telah kembali lagi ke lautan.
Peristiwa pertarungan antara ikan Sura dan Buaya itu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat
Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa itu. Lambang Ikan
Sura dan Buaya bahkan dipakai sebagai lambang Kota Madya Surabaya.
Unsur-unsur yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut :

7
UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM CERITA ASAL USUL NAMA SURABAYA

UNSUR INTRINSIK

Unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut, yaitu :


a. Tema
Temanya adalah pertarungan antara Ikan Sura (ikan hiu) dengan Buaya.

b. Alur
Alur yang dipakai dalam cerita itu adalah alur zik-zak.

c. Latar
 Latar tempat di lautan luas dan di sungai
 Latar waktu zaman dahulu
 Latar suasana menegangkan
d. Tokoh dan penokohan
 Ikan Sura egois, melanggar perjanjian dan membohongi Buaya
 Buaya egois
e. Sudut pandang
Sudut pandang yang dipakai dalam cerita ini adalah sudut pandang orang pertama (aku) dan
sudut pandang orang kedua (kamu).
f. Amanat
Amanat yang dapat didapat dalam cerita itu adalaksh permusuhan tidak akan bisa
menyelesaikan permasalahan yang ada, hendaklah menyelesaikan masalah dengan kepala
dingin.

UNSUR EKSTRINSIK

Unsur ekstrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut adalah unsur moral, unsur budaya dan unsur
sejarah.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur ekstrinsik adalah
unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menentukan bentuk dan isi suatu
karya/cerita.

B. Saran
Jangan bosan untuk membaca atau mendengarkan cerita rakyat, karena kita bisa mendapat
banyak manfaat dari cerita tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

http.//118.98.173.102/web2008/_sma/Indonesia/bindo8/pengertianunsurekstrinsik.php

Sulastri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.

Syamsuddin. 2007. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.

Tatang, Atep. 2008. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Tukan, paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: yudhistira.


www.scribd.com/doc/54052408/ceritarakyat.
http://www.g-vanstudent.com/2013/02/kata-pengantar-puji-syukur-kehadirat.html

10

Anda mungkin juga menyukai