Disusun oleh :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 3
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan .................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Novel .................................................................................... 6
2.2 Unsur-unsur Novel ................................................................................. 9
2.3 Nilai-nilai novel ........ ............................................................................. 12
2.4 Kaidah kebahasaan ................................................................................ 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 20
4.2 Saran....................................................................................................... 20
Daftar Pustaka............................................................................................
KATA PENGHANTAR
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
anugrah dari-Nya.
Kami dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Hasil Analisis Soekarno
Biografi Negarawan Sejati”, Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Ibu Sutrismi,M.Pd. Selaku guru Bahasa Indonesia yang
telah membimbing kami.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui isi novel Ir Soekarno karya
Anom Whani Wicaksana. Dalam menyusun makalah ini,kami menyadari
banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu,kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih
banyak lagi dan bermanfaat untuk banyak orang.
BAB I
PENDAHULUAN
Sikap tegas dan komitmen Soekarno dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia
itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal seperti halnya latar belakang kehidupan Soekarno
dan kondisi lingkungan sekitar Soekarno dari sejak kecil hingga dewasa yang tergambarkan
secara detail dalam buku “Soekarno” karya Anom Whani Wicaksana.
Makalah ini akan membatasi pengangkatan materi tentang Ir. Soekarno dalam 2 rumusan
masalah yang cukup menarik perhatian yaitu tentang :
1.3 Tujuan
a. Latar Belakang Pengarang, yaitu semua hal yang terkait dengan pemahaman dan
motivasi pengaran novel dalam membuat karyanya. Misalnya; biografi, kondisi
psikologis, aliran sastra.
b. Latar Belakang Masyarakat, yaitu segala hal di masyarakat yang mempengaruhi alur
cerita pada novel. Misalnya; kondisi sosial, politik, ekonomi, dan ideologi.
c. Nilai yang Terdapat Pada Novel, yaitu nilai-nilai yang terkandung pada sebuah novel
(nilai budaya, moral, sosial, agama).
Kaidah kebahasaan adalah kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang digunakan dalam bentuk
kata dan kalimat sebagai cirri ataupun pembedaan dengan jenis teks lainnya.
BAB III
HASIL ANALISIS NOVEL “Soekarno” karya Anom W
a. Tema : Perjuangan
b. Alur : Maju “karena novel tersebut menceritakan sejarah sukarno
dari kecil hingga wafat”
c. Latar :
1. Latar Waktu : “Setiap pagi dan petang, gadis singaraja,Bali, itu membersihkan
sebuah pura. Pada saat itu pula, lelaki muda yang bekerja sebagai guru sekolah
rendah gubernemen di singaraja sering mendatangi lubuk di depanGadis itu
bernama Idayu.” ( Hlm.1 )
2. Latar suasana : “Tiba-tiba, inspektur polisi yang menenteng tongkat memukulkan
tongkatnya samba berteriak,”Stop!!!Stop!!!’’’ empat inspektur polisi itu melompat
dari kursi dan bermaksud menyeret Sukarno.Massa sudah tegang dan siap
menyerang para polisi tersebut. Inspektur polisi memanjat panggung berlari
kebelakang sambil bersiul minta bantuan . 5 menit kemudian, munculah sebuah
bus yang membawa 40 polisi bersenjata lengkap. Sukarno ditarik ke belakang
panggung, turun tangga menuju jalan raya, dan diiringi ke kantor polisi.” (Hlm.70)
3. Latar ruang/tempat : “Kamar kos sukarnoberukuran kecil dan tidak ada udara
segar, sehingga menjadi sarang serangga. Lantaran tidak ada orang lain yang
bersedia tinggal dengannya di kamar yang gelap itu, maka ia memilikinya sendiri.”
(Hlm.22)
d. Tokoh / Penokohan :
1. Idayu (Percaya diri) :
“Tidak. Saya mencintainya dan melarikan diri atas
kemauan saya sendiri.” ( Hlm 3 )
2. Sukemi ( Tegas ) :
“kalau tidak salah, aku sudah mengatakan kepadamu supaya
menyayangi binatang!” ( Hlm 6 )
3. Pak Tjokro( Cemas ) :
“Di Surabaya, Pak Tjokro turut cemas memikirkan nasib
Soekarno. Ia pun melakukan perjalanan sehari penuh
menggunakan mobil untuk mengetahui keadaan Soekarno.”
( Hlm 27 )
4. Ali ( Lebih Mementingkan Orang Lain ) :
“Untuk memperoleh pakaian seragam, perlu biaya yang
besar, sedangkan kita tidak punya uang. Kita akan usahakan
pakaian yang paling murah. Cukup dengan baju lengan
pendek dan pantaloon. Supaya kita kelihatan gagahdan
tampan, tidak perlu biaya besar. Kita harus berpakaian yang
pantas dan dan kelihatan sebagai pemimpin.” ( Hlm 64 )
5. Gatot ( Pesimis ) :
“Kami terlalu kecil untuk dapat melakukan pekerjaan ini.
Lebih baik kami tunggu 4 bulan lagi sampai Bung Karno
keluar.”
( Hlm 106 )
6. Sakaguchi ( Licik ) :
“ Kami menghadapi persoalan beras yang rumit,” kata
Sakaguchi.” Tampaknya, beras susah didapatkan di padang.
Sebenarnya hamper tidak ada. Saya ingatkan kepada Tuan,
kalau orang jepang tidak mendapat beras, maka orang
Indonesia tidak mendapat apapun. Kami tidak ingin
mengambil secara paksa dari orang-orang yang
mengendalikannya karena hanya akan menimbukan
kekacauan dan bertentangan dengan kerja sama yang kita
usahakan. Tuan tahu caranya. Saya ingin Tuan mendesak
rakyat agar berpikir sedikit.” ( Hlm 167 )
e. Gaya Bahasa : Menggunakan majas litotes “Kepala sekolah rendah belanda
berkata pada sukemi, anak tuan sangat pintar tapi bahasa belandanya belum cukup
baik untuk kelas 6 europeesche lagere school. Kami terpaksa mendudukannya satu
kelas lebih rendah”
f. Sudut Pandang : Sudut pandang orang ketiga “Ketika bersekolah di Surabaya,
Sukarno tertarik kepada anak-anak gadis belanda” (Hlm.37)
g. Amanat : Buku ini menceritakan sukarno yang menjadi sosok pemikir
dan perjuangan yang sangat layak menjadi inspirasi bagi kaum terjajah di seluruh
dunia. Ia adalah pejuang yang berbahaya karena mengancam kemapanan pihak
penjajah. Ia selalu berusaha membangkitkan kesadaran dan kecerdasan rakyat terjajah.
Ia tidak jera, walaupun harus menerima akibatnya; diadili, dihukum, dibui, diasingkan,
bahkan hendak dimatikan. Buku ini merangkum perjalan hidup sukarno mulai sejak
masih kecil hingga wafat dan berupaya menempatkan sukarno sebagai manusia yang
lengkap.”
A). Nilai Budaya : “Mereka juga tidak pernah bermain dengan anak Bumiputra. Mereka
memandang rendah Soekarno yang inlander. Pengalaman di klub sepak bola itu melukai
hatinya. Seringkali, Anak-anak Belanda menjaga kedua sisi dari pintu masuk stadion
sambil berteriak, Hei anak kulit cokelat goblok yang malang…! Bumiputra…! Inlander…!
Anak kampung, kau lupa memakai sepatu…!” (Hlm.15)
B). Nilai Sosial : “Pada suatu ketika, secara diam-diam Harsono yang berumur 7 tahun
memakai sepeda Soekarno dan menabrak pohon. Seluruh bagian depan sepeda itu patah.
Harsono ketakutan. Ia tidak berani mengatakannya kepada Soekarno. Ketika mendengar
berita itu, Soekarno menendang pantat Harsono dengan keras. Bocah itu pun menangis.”
(Hlm.21)
“O…,” kata Soekarno dengan gembira, “aku kira dia keluarga kita.”
“O…, mungkin keluarga yang sangat jauh, tapi tidak dekat seperti
kemenakan atau paman,” kata Soekarno.
E). Nilai Pendidikan : “Guru yang ditugasi untuk mewawancarai Soekarno bertanya,
“Ir. Soekarno,Tuan adalah insinyur berijasah. Tentu, Tuan ahli dalam ilmu pasti, bukankah
begitu?”
F). Nilai Etika : “Sarinah adalah orang yang mengajari Kusno mengenal cinta
kasih. Pada suatu ketika, Sarinah sedang memasak di dapur, sedangkan Kusno duduk
disampingnya. Sarinah berkata, “Kusno, hal paling utama ialah kau harus mencintai ibumu.
Kemudian, kau harus mencintai pula rakyat jelata. Kau harus mencintai manusia umumnya.”
(Hlm.8)
I). Nilai Psikologi : “Soekarno menempati sel nomor 233 yang berada ditingkat 2,
dibagian pojok. Seluruh blok itu dikosongkan untuknya. Tetangga terdekatnya adalah
tahanan yang dihukum karena membunuh perempuan dan 3 orang anaknya. Namun,
Kawan akrab Soekarno adalah orang Indonesia yang dihukum karena membunuh ayahnya
yang selalu menyiksa ibunya.” (Hlm.102)
J). Nilai Ekonomi : “Tanpa ijazah ini, kita tidak bisa masuk sekolah tinggi Belanda,”
jawab ayahnya. “Apakah aku bisa masuk kesana berdasarkan kepandaianku?” “Kau
masuk dengan hak istimewa. Pegawai gubernemen dan orang kelahiran bangsawan diberi
kesempatan untuk menikmati pendidikan Belanda, yang lain tidak.” “Gratis?” “Mana bisa.
Kita harus membayar uang sekolah.” “Belanda juga?” “Tidak, mereka bebas. Tetapi, pada
masa penjajahan, tak seorang pun dapat mencapai suatu kedudukan tanpa pendidikan
Belanda.” (Hlm.16)
K). Nilai Historis : “Nama Karna dan Karno mempunyai arti yang sama. Dalam bahasa
jawa, huruf “A”menjadi “O”. Awalan “Su” pada sebagian besar nama orang jawa berarti
“baik” dan “paling baik”. Jadi, Soekarno berarti “pahlawan yang paling baik”. Sejak itu pula,
nama Kusnodiganti menjadi Soekarno. (Hlm.13)
L). Nilai Religius : “Menurut hukum Islam, pernikahan dapat dilangsungkan asal
ada pengantin perempuan dan sesuatu yang mewakili mempelajari laki-laki. (Hlm.200)
3.4 Sinopsis
Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901, ayahnya bernama Raden Sukemi
Sosrodihardjo dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Pada saat lahir beliau diberi nama
Kusno Sosrodiharjo. Namun, karena sakit-sakitan beliau berganti nama menjadi Soekarno
yang memiliki arti "akibat yang baik".
Awal masa pendidikannya adalah di sekolah dasar pribumi. Berkat kecerdasannya, beliau
melanjutkan pendidikan ke sekolah Belanda yakni Hogere Burger School (HBS). Setelah
menamatkan HBS, beliau melanjutkan pendidikan ke Technische Hogeschool di Bandung
atau yang sekarang disebut Institut Teknologi Bandung (ITB). Beliau pun lulus dengan
membawa gelar kesarjanaan yakni insinyur di bidang arsitektur.
Karir Soekarno sebagai nasionalis diawali dengan didirikannya Partai Nasional Indonesia
(PNI) yang juga dipimpin olehnya. Dalam persidangan PNI, beliau menyampaikan pidato
"Indonesia Menggoegat" berisi ungkapan kekecewaannya terhadap pemerintah Belanda yang
membuat masyarakat Indonesia hidup miskin bahkan pendidikannya terbelakang. Dengan
pidatonya tersebut, beliau harus mendekam di penjara Sukamiskin. Berkat rasa simpati
masyarakat Indonesia terhadap Soekarno, hingga menjadi tekanan bagi pemerintah Belanda,
akhirnya Soekarno pun dibebaskan. Belanda melarang pembentukan kembali PNI. Namun
Soekarno tidak menyerah, beliau membentuk partai baru bernama Partai Indonesia (Partindo).
Soekarno sangat aktif menulis. Secara rutin beliau menulis artikel yang diterbitkan oleh surat
kabar Fikiran Ra'jat. Dari hasil tulisannya tersebut beliau gunakan untuk membiayai
perjuangannya bersama partai yang dibentuknya. Artikel yang beliau buat berisi tentang
kemerdekaan Indonesia. Akibatnya, Soekarno pun kembali ditangkap. Soekarno dibuang ke
daerah terpencil yakni Ende, sebuah kota kecil dan terpencil di Flores. Selama di Ende,
Soekarno memanfaatkan keterbatasan kebebasannya dengan membentuk teater anak-anak.
Pada suatu saat, Flores diserang penyakit malaria sehingga Belanda memindahkan Soekarno
ke Bengkulu.
Tahun 1942, Belanda berhasil dikalahkan oleh Jepang. Lalu, Jepang pun mendatangi
Soekarno di pengasingan dan meminta kepada Soekarno untuk mengorganisir masyarakat
Indonesia sekaligus meyakinkan bahwa kedatangan Jepang bukan untuk menjajah, melainkan
sebagai saudara tua sebagai sesama Asia.
Soekarno belum yakin dengan niat tulus Jepang. Namun, beliau tetap mau bekerja sama
karena beliau berpikir Jepang bisa membantu membawa kemerdekaan bagi Indonesia.
Soekarno pun kembali ke Jakarta dengan bantuan Jepang. Beberapa bulan kemudian, Jepang
meminta bantuan kepada Indonesia untuk meminta dukungan dan bantuan rakyat Indonesia
dalam perang melawan Sekutu di Asia Pasifik. Soekarno pun setuju untuk bekerja sama
dengan syarat diberikan kebebasan untuk menyebarkan gagasan nasionalisme pada
masyarakat Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isi dari novel ini kita akan menemukan kisah kehidupan sosok wanita sunda yang sederhana,
yang menjadi pendamping Soekarno saat ia menimba ilmu di ITB di Bandung sambil merintis
jalannya di bidang Politik masa-masa sulit yang ketika Bung Karno dipenjara dan diasingkan,
hingga kepindahannya ke jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta beberapa bulan sebelum
Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Bung Karno.
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa materi yang kami buat ini masih
banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada saudara saudari semuanya untuk
memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada
yang lebih baik. agar manfaat dari makalah ini dapat diambil penyusun dan orang yang
membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-presiden-soekarno.html
http://info-biografi.blogspot.com/2010/02/ir-soekarno.html
https://brainly.co.id/tugas/17918565
http://contohmakalah4.blogspot.com/2013/02/biografi-soekarno.html
https://lalumakan.wordpress.com/2013/07/02/156/
https://brainly.co.id/tugas/173591
https://www.cakrawalaide.com/resensi-novel-soekarno-kuantar-kau-ke-gerbang/