Anda di halaman 1dari 19

Resensi novel The Architecture of Love

Karangan Ika Natassa


Tugas Bahasa Indonesia
Indhira Sri Yudhawasti
XII MIPA 2
I. Sinopsis
New York mungkin berada di urutan teratas daftar kota yang paling banyak
dijadikan setting cerita atau film. Di beberapa film Hollywood, mulai dari Nora
Ephron's You've Got Mail hingga Martin Scorsese's Taxi Driver, New York
bahkan bukan sekadar setting namun tampil sebagai "karakter" yang
menghidupkan cerita. Ke kota itulah Raia, seorang penulis, mengejar inspirasi
setelah sekian lama tidak mampu menggoreskan satu kalimat pun. Raia
menjadikan setiap sudut New York "kantor"-nya. Berjalan kaki menyusuri
Brooklyn sampai Queens, dia mencari sepenggal cerita di tiap jengkalnya, pada
orang-orang yang berpapasan dengannya, dalam percakapan yang dia dengar,
dalam tatapan yang sedetik-dua detik bertaut deng an kedua matanya. Namun
bahkan setelah melakukan itu setiap hari, ditemani daun-daun menguning
berguguran hingga butiran salju yang memutihkan kota ini, layar laptop Raia
masih saja kosong tanpa cerita. Sampai akhirnya dia bertemu seseorang yang
mengajarinya melihat kota ini dengan cara berbeda. Orang yang juga menyimpan
rahasia yang tak pernah dia duga.
II. Unsur – Unsur Intrinsik
II.A Tema
Tema yang diangkat dalam buku ini adalah dua orang yang sama-sama terluka
akan masa lalu berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan kembali. Pasca
bercerai, Raia kehilangan sumber inspirasi dan hidupnya bagaikan tak berarti, pun
dengan River yang memiliki masa lalu tak terduga, luka yang dia alami sangat
membekas dan sangat susah dihilangkan.
II.B Penokohan
1. Raia Risjad
Raia, seorang perempuan yang berprofesi sebagai penulis bestseller Indonesia
yang kehilangan muse (inspirasi) setelah bercerai dari suaminya, dia pergi ke
New York dengan harapan bisa menulis lagi, menemukan muse yang baru, tapi
dua bulan di sana tak kunjung mengakhiri writer's block atau kebuntuannya. Raia
memiliki sifat yang teguh bisa dilihat dalam usahanya setiap hari untuk mencari
muse nya agar ia bias menulis lagi. Ia juga penuh dengan rasa ingin tau terutama
tentang laki laki bernama River. Ia memiliki pemikiran yang dalam tentang
banyak hal dank arena itulah karya – karyanya sukses.
2. River Jusuf
River, seorang laki laki misterius yang ditemui Raia dalam pesta tahun baru. Ia
memiliki kesan awal yang misterius dan dingin, tidak banyak bicara terkecuali
saat diajak berbincang atau sedang bebicara mengenai gedung-gedung dan hal hal
yang ia suka. Kegemarannya dalam menggambar membawanya dan Raia semakin
dekat. Ia adalah arsitek terkemuka di Jakarta namun “berlibur” di New York
akibat kecelakaan di masa lalu yang menyebabkan traumanya dan kematian
istrinya yang ia cintai juga karena itulah ia selalu mengenakan kaus kaki hijau.
3. Erin
Sahabat perempuan Raia yang tinggal dan memiliki apartemen di New York yang
Raia tumpangi. Memiliki rasa ingin tau yang tinggi gemar mengganggu Raia
namun sebenarnya sangat peduli dengan temannya, ia adalah orang yang sangat
periang.
4. Aga
Laki – laki yang awalnya dikenalkan Erin kepada Raia, bersifat ramah dan sopan
ternyata adalah adik River.
5. Alam
Mantan suami Raia yang memiliki sifat baik hati dan lemah lembut namun
sensitif dan sifat buruknya yagn membuat hubungan mereka hancur
6. Andara
Mantan istri River yang meninggal dalam kecelakaan, ia adalah sosok perempuan
yang lembut,sopan dan sangat perhatian.
II.C Alur
1) Konflik

Konflik yang ada dalam novel ini dipaparkan sedikit demi sedikit oleh penulis
sehingga membuat kita semakin penasaran dengan kelanjutan kisah para
tokoh yang ada. Seperti diawal dipaparkan konflik batin yang dimiliki oleh
Raia sehingga ia mengalami writer’s block lalu konflik berikutnya adalah
antara River dan masa lalunya dan konflik terakhir terjadi antara hubungan
dan latar belakang mereka atau bisa disimpulkan konfliknya berisi tentang
perasaan bersalah, tentang takut melangkah maju karena bayangan masa lalu.
II.D Latar
A. Latar Tempat
Dalam novel ini latar tempat adalah komponen penting karena tempat - tempat
yang dikunjungi Raia dan River membuat cerita novel ini lebih menarik. Dalam
novel ini pula setiap latar tempat pasti memiliki ceritanya masing masing yang
diceritakan oleh kedua tokoh utama. Berikut adalah daftar tempat – tempat yang
dikunjungi dalam novel ini :
 Apartemen Erin
 Wollman Skating Rink
 Toko kopi kecil
 Gedung Flatiron
 Jembatan Queensboro
 Shake Shack di Madison Square Park
 Grand Central
 Paley Park
 Harvest on Fort Pond
 Toko Buku
 Bioskop

B. Latar Suasana
Suasana dalam novel ini beragam – ragam ada suasana gembira ada juga suasana
sedihnya ada juga suasana yang terbawa oleh kita ketika tokoh sedang bimbang
atau gelisah, ketika semangat ataupun lelah.

C. Latar Waktu
Rata – rata latar waktu dalam novel ini terjadi saat pagi dan siang hari karena
pada waktu waktu ituah kisah mereka terjalin

II.E Sudut Pandang


Sudut pandang yang dipilih adalah orang ketiga. Dalam sudut pandang ini, kita
bisa menilik pemikiran Raia maupun River, lewat cara ini kita akan lebih
mengenal keduanya, khususnya River yang cukup misterius. Walau ketika River
berbicara, karakternya lebih kelihatan bahwa dia paling rapuh dari semua karakter
lelaki yang Ika Natassa ciptakan, cukup sesuai dengan beban berat masa lalu yang
dia tanggung. Berkebalikan dengan karakter Raia yang cukup kuat dan
berkeinginan untuk move on. Dibuktikan dengan kutipan, “Raia memilih
menyibukkan diri daripada menginterogassi River lagi seperti kemarin.”
II.F Amanat
Dalam novel ini ada banyak pelajaran yang bisa diambil, bisa dalam segi
percintaan dan juga kehidupan, bagaimana cara menghadapi masa lalu yang
masih menhantui kita dan caranya untuk melepaskan dan maju kedepan. Dalam
segi percintaan pelajaran yang dapat diambil adalah bagaimana dalam diri 2 orang
dapat menurunkan ego mereka sehingga hubungan yang mereka jalani bisa
mengalir dan bertemu dalam satu titik. Ada juga amanat tersurat yang disisipkan
penulis dalam bukunya ini seperti dalam kutipan berikut, “Kata orang, di saat
yang tidak kita duga-duga, terkadang muncul seseorang dalam hidup kita lewat
pertemuan acak, mungkin di jalan, di acara, di restoran, stasiun, kereta, dan
entah bagaimana, orang ini lantas menjadi orang yang kita rasakan paling dekat,
paling membuat kita nyaman, lebih dari orang-orang yang selama ini kita kenal
lebih lama dan lebih dalam.”
II.G Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang digunakan penulis novel ini adalah deskriptif dibuktikan
dengan salah satu paragraph dalam novel ini , “Ada sesuatu yang menenangkan
dari seluruh proses memasak mi instan bagi Raia, mulai dari mengambil panci,
mengisinya dengan air dan merebusnya di kompor, menyobek bungkus mi dan
mengeluarkan kemasan bumbu-bumbunya, meremas isi bungkusnya,
menjatuhkannya perlahan ke dalam panci berisi air yang sudah mendidih, lalu
membubuhkan bubuk bumbu dan meneteskan minyak bumbunya, mengaduknya,
mematikan kompor, sampai menuangkannya perlahan ke dalam mangkok.
Menatap asap yang mengepul, mengembus-embusnya untuk sedikit
mendinginkan, sampai akhirnya isi mangkuk itu bisa dia nikmati pelan-pelan.”
terkadang juga akan menyelipkan beberapa majas - majas contohnya
menggunakan majas asosiasidalam kutipan berikut : “Bagi seorang penulis, buku
yang dia hasilkan ibarat anak, yang akhirnya lahir setelah proses
"mengandung"-menulis-yang penuh perjuangan, tidak mudah, dan tidak sebentar.
Dan menyerahkan karya kepada produser untuk diadaptasi menjadi film ibarat
menyerahkan anak kepada orang lain untuk "diutak-atik". Butuh kepercayaan
dan mungkin sedikit kepasrahan, walaupun tetap digelayuti ekspektasi.” Dan
tentunya gaya bahasa yang akan paling disadari oleh pembaca adalah kerap sekali
ada selipan kalimat – kalimat menggunakan Bahasa Inggris maka novel ini
mungkin bias dibilang semi Bahasa Inggris salah satu contohnya adalah dalam
kalimat “Writing is one of the loneliest professions in the world. Ketika sedang
menulis, hanya ada sang penulis dengan kertas atau mesin ketik atau laptop di
depannya, hubungan yang tidak pernah menerima orang ketiga.” Namun untuk
keseluruhan, gaya Bahasa yang digunakan Ika Natassa sangat mudah dimengerti
bagi remaja maupun dewasa.
III. Nilai-Nilai Sastra
Dalam novel ini terdapat beberapa nilai sastra yang tersurat maupun tersirat Nilai -
nilai tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nilai moral
Dalam novel ini nilai – nilai moral muncul ketika kedua tokoh dihadapkan
dengan konflik nyata maupun batin salah satu contoh nilai moralnya adalah
dalam kutipan berikut, “ Belakangan setelah dendamnya mereda, Raia
menyadari yang dia lakukan itu egois dan kerdil. Dia bisa dengan mudah
menghapus nama Alam, tapi tidak akan pernah menihilkan peran Alam. Laki
laki itu, walaupun sudah menghilang dan tidak pernah dilihatnya lagi, pernah
menjadi muse-nya. Masa lalu itu bukan untuk dihilangkan namun cukup
diterima dan dilewati.”

b. Nilai Sosial
Hubungan sosial yang terjalin dalam novel ini beragam dan cukup banyak
maka dapat ditemukan nilai - nilai sosial yang berisi nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
buruk oleh masyarakat. seperti antara Raia dan Erin dimana Erin membantu
Raia dengan membiarkan Raia tinggal di tempatnya selama di New York dan
Raia akan membalas kebaikan Erin dengan selalu mengisi kulkas Erin.

c. Nilai Psikologis
Di dalam cerita novel ini kedua tokoh mengalami masa lalu yang pahit dan
melewati masa yang susah dan selama masa itu psikis/jiwa kedua tokoh sama
sama terluka sehingga nilai psikologis muncul. Dalam kisah Raia nilai
psikologis terdapat ketika dia mengalami kebuntuan setelah bercerai dan
untuk River adalah setelah kematian istrinya keadaan mental River sangat
terganggu dan menimbulkan trauma dalam dirinya. salah satu buktinya adalah
dalam kutipan “Suara suara yang memakinya bergantian itu tidak pernah diam
sejak Andara meninggal tiga tahun lalu. Tidak pernah. Kecuali beberapa
minggu terakhir setiap kali dia bersama Raia.

IV. Kesimpulan
Novel The Architecture of Love karya Ika Natassa adalah novel romansa yang
menurut saya memiliki cirikhas sendiri walaupun kisah cinta dalam novel ini sedikit
cliche namun konflik dan pencapaian pencapaian tokoh dan penyelesaian konflik –
konflik dalam cerita inilah yang membuat novel ini bermakna.
Tak hanya itu masih terasa ciri khas tulisan penulis, dengan bahasa yang campur aduk
serta narasi panjang, di dalamnya terselip berbagai informasi yang mendukung
jalannya cerita, bukannya bosan saya serasa mendapatkan pengetahuan baru.
Misalkan saja saat Ika Natassa mengawali bab dengan bercerita tentang Frank Warren
-pemilik PostSecret, bahwa separuh warga kota New York kebanyakan pendatang
atau pindahan negara lain, cara unik beberapa penulis terkenal dalam menghasilkan
karya, fakta-fakta tersebut dengan lihai penulis masukkan kedalam cerita sehingga
membuat semakin menarik. Belum lagi deskripsi tempat dan para tokohnya, membuat
cerita terasa nyata.
Salah satu keunikan buku ini juga tedapat dalam proses penulisannya dimana sang
penulis menyediakan wadah untuk para pembaca dan penggemarnya untuk
berpartisipasi dalam karyanya yaitu melalui #PollStory di akun media sosialnya yaitu
Twitter dimana dalam #PollStory pembaca akan memilih alur yang lebih menarik
untuk dimasukan dalam cerita ini, tentu ada tambahan dalam versi bukunya, hampir
setengah halaman akan ada lanjutan dari cerita bersambung #PollStory di Twitter.
Untuk kekurangan buku ini mungkin masih butuh banyak perkembangan dan
pendalaman karakter dalam tokoh – tokohnya namun dalam keseluruhan novel ini
sangat direkomendasikan atas keunikan dan banyaknya nilai nilai dan amanat yang
dapat diambil yang juga dapat membuka pikiran para pembaca mengenai kehidupan
dan cinta.

Anda mungkin juga menyukai