Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
CERITA RAKYAT

DISUSUN OLEH :
Ahmad prasetyo

SMA PGRI 56 CIPUTAT


TAHU AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nyalah sehingga kita
penulis dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah sederhana dengan judul
Menganalisis Unsur Sastra dalam Cerita Rakyat sebagai salah satu persyaratan
untuk mendapatkan nilai yang baik dan memuaskan.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantudalam penyusunan makalah sederhana ini terutama bagi keluarga,
dosen dan teman-teman.
Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan, penulis menyadari
bahwa tugas makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
penulis. Amin..
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerita Rakyat .....................................................................
B. Unsur-Unsur Cerita rakyat ...................................................................
1. Unsur intrinsic ...............................................................................
2. Unsur ekstrinsik .............................................................................
Cerita Asal Usul Nama Surabaya ........................................................
Unsur yang terkandung dalam cerita Asal Usul Nama Surabaya ........

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia tumbuh berbagai cerita rakyat daerah dengan corak dan
budaya yang berbeda beda. Cerita rakyat itu ada yang berupa cerita binatang
(fabel), asal usul suatu tempat (legenda), dan cerita tentang makhluk halus (mite).
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu daerah dan dianggap sebagai
karya kolektif (milik bersama) masyarakat daerah itu. Pasti kita perna mendengar
cerita Malin Kundang, Si Pahit Lidah, Roro Jonggrang, Jaka Tarub, semua cerita
itu termasuk dalam cerita rakyat.
Banyak manfaat yang kita akan dapatkan dengan mendengarkan cerita
rakyat. Salah satunya, kita akan memperoleh pengalaman berharga dari cerita
tersebut, melalui peristiwa-peristiwayang dialami tokoh-tokohnya. Di dalam cerita
rakyat terkandung pesan moral yang berguna bagi pembacanya. Pesan
(amanat)dalam cerita kadang diungkapkan secara langsung, tetapi kadang
diungkapkan secara tidak langsung melalui tingkah laku tokoh-tokohnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari cerita rakyat ?
2. Unsur apa saja yang terdapat dalam cerita rakyat ?

C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan pengertian cerita rakyat.
2. Menjelaskan unsur-unsur apa saja yang terdapat di cerita rakyat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cerita Rakyat


Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan
menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang
berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat
merupakan bagian dari dongeng. Ciri-ciri cerita rakyat, yaitu :
1. Cerita rakyat disampaikan secara lisan
2. Disampaikan secara turun-temurun
3. Tidak diketahiu siapa pertama kali membuatnya
4. Kaya nilai-nilai luhur
5. Bersifat tradisional
6. Memiliki banyak versi dan variasi
7. Mempunyai bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara
pengungkapannya.

B. Unsur-Unsur Cerita Rakyat


Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur pembangun/unsur sastra, begitu pula
dengan cerita rakyat. Unsur sastra dalam cerita rakyat adalah sebagai berikut :
1. Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur-
unsur instrinsik cerita rakyat, yaitu :
a. Tema
Adalah pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang; pokok
pikiran pengarang; ide pokok permasalahan.
b. Alur
Adalah jalannya cerita; rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
dengan dasar hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur ada tiga
macam, yaitu :
 Alur maju
Merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan
dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya.
 Alur mundur
Merupakan peristiwa yang diceritakan kembali.
 Alur gabungan/ zik-zak
Merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.

c. Latar
Keterangan tentang tempat, waktu dan suasana; tempat/waktu
terjadinya peristiwa. Latar ada tiga macam, yaitu :
 Latar tempat
Lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa dalam cerita.
 Latar waktu
Waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi.
 Latar suasana
Salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan
psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamman dengan
jalannya cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung
dalam suasana tertentu.

d. Tokoh dan Penokohan


Penokohan dalah lukisan watak pelaku; cara pengarang
menggambarkan watak tokoh. Istilah tokoh menunjukkan pada
orangnya, pelaku cerita, sedangkan pekonokohan menunjukkan pada
sikap kualitas pribadi tokoh.
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh
dibedakan atas dua, yaitu :
 Protagonist adalah tokoh yang berfungsi memberikan simpati,
empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh
tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh
protagonist.
 Antagonis adalah tokoh yang berfungsi menimbulkan konflik
dan berposisi dengan tokoh protagonist.
e. Sudut Pandang
Kedudukan pengarang dalam cerita; cara pandang pengarang.
Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda.
Ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama
(aku atau saya); ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan
orang kedua (kamu atau kau); dan ada juga yang menggunakan sudut
pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).

f. Amanat
Adalah amanat yang disampaikan pengarang.

2. Unsur Ekstrinsik
Adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun
turut menetukan bentuk dan isi suatu karya/cerita. Unsur-unsur eksttrinsik
cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran pengarang, psikologi,
sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.
Contoh :

ASAL USUL NAMA SURABAYA


Pada zaman dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu yang
dikenal dengan nama Ikan Sura dan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena
berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuatnya, sama-sama tangkasnya, sama-
sama cerdiknya, sama-sama ganasnya, sama-sama rakusnya. Selama mereka
berkelahi, belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Oleh karena itu, mereka
kemudian jemu untuk terus berkelahi .
“Aku bosan terus-terusan berkelahi, Buaya,”
“Aku juga Sura.lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?”
tang Buaya. Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghenti
perkelahiannya dengan Buaya, memang telah memiliki satu cara.
“Untuk mancegah perkelaian di antara kita, sebaiknya kita membagidaerah
kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari
mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus
yang berada di daratan. Sebagai batasan antara daratan dan air, kita tentukan
batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh airlaut pada waktu pasang surut.
Bagaiman, Buaya?”
“Baiklah aku terima usulmu yang bagus itu!” jawab Buaya.
Pembagian daerah kekuasaan itu ternyata memang telah membuat perkelahian
antara Ikan Sura dan Buaya sudah tak terjadi lagi. Mereka menghormati daerah
kekuasaannya masing-masing. Selama mereka mematuhi kesepakatan yang telah
mereka buat bersama, keadaan aman dan damai.
Akan tetapi, pada suatu hari, Ikan Sura mencari mangsa di sungai. Hal itu
dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar buaya tidak mengetahui. Akan teapi,
Buaya memergoki perbuatan Ikan Sura itu. Tentu saja Buaya sangat marah
melihat Ikan Sura melanggar janjinya. Buaya segera menghampiri Ikan Sura yang
sedang menikmati mangsanya di sebuah sungai.
“Hai, Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua?
mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan bagian dari wilayah
kekuasaanku?” tanya Buaya. Ikan Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang
saja.
“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungau ini berair. Bukankah aku sudah
bilang bahwa aku adalah penguasa air? Nah ini, kan, ada airnya, jadi termasuk
juga daerah kekuasaanku,” kata Ikan Sura.
“Apa? Sungai itu, kan, tempatnya di darat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada di
laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaannku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa, aku, kan, tidak perna bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air
sungai,” jawab Ikan Sura.
“Kalau begitu kamu mau membohongiku lagi? Baiklah kita buktikan siapa yang
memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa
tunggal!” kata Buaya. Mereka berdua terus cekcok, masing masing berusaha
mengemukakan alasan-alasanny, masing-masing pun saling menolak dan saling
ngotot mempertahankan kebenaran-kebenaran dari alasan-alasannya sendiri.
Akhirnya mereka berkelahi lagi.
Pertarungan sengit antara Ikan Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini
makin seru dan dahsyat. Mereka saling menerjang dan menerkam, saling
menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah
oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Kedua binatang raksasa
itu tanpa istirahat terus bertarung mati-matian.
Dalam pertarungan sengit itu, Buaya mendapat gigitan Ika Sura di pangkal
ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke
kiri. Akan tetapi, Buaya puas karena telah dapat mempertahankan daerahnya. Ikan
Sura telah kembali lagi ke lautan.
Peristiwa pertarungan antara ikan Sura dan Buaya itu mendapat tempat tersendiri
di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan
dengan peristiwa itu. Lambang Ikan Sura dan Buaya bahkan dipakai sebagai
lambang Kota Madya Surabaya.
Unsur-unsur yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut :

UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut, yaitu :
a. Tema
Temanya adalah pertarungan antara Ikan Sura (ikan hiu) dengan Buaya.
b. Alur
Alur yang dipakai dalam cerita itu adalah alur zik-zak.
c. Latar
 Latar tempat di lautan luas dan di sungai
 Latar waktu zaman dahulu
 Latar suasana menegangkan
d. Tokoh dan penokohan
 Ikan Sura egois, melanggar perjanjian dan membohongi Buaya
 Buaya egois
e. Sudut pandang
Sudut pandang yang dipakai dalam cerita ini adalah sudut pandang orang
pertama (aku) dan sudut pandang orang kedua (kamu).
f. Amanat
Amanat yang dapat didapat dalam cerita itu adalaksh permusuhan tidak akan
bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, hendaklah menyelesaikan
masalah dengan kepala dingin.

UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut adalah unsur moral, unsur
budaya dan unsur sejarah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur
ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut
menentukan bentuk dan isi suatu karya/cerita.

B. Saran
Jangan bosan untuk membaca atau mendengarkan cerita rakyat, karena kita bisa
mendapat banyak manfaat dari cerita tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http.//118.98.173.102/web2008/_sma/Indonesia/bindo8/
pengertianunsurekstrinsik.php
Sulastri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Syamsuddin. 2007. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Tatang, Atep. 2008. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Tukan, paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: yudhistira.
www.scribd.com/doc/54052408/ceritarakyat.

Anda mungkin juga menyukai